Anda di halaman 1dari 22

KELOMPOK H

ASNIDAR SAPUTRI MANSUR


SISTEM 90400118087

PENGENDALIAN IRMAWATI
90400118101

MANAJEMEN
NURLIANA
90400118105

DOSEN PENGAMPU MATA


KULIAH :
SUHARTONO S .E, M . Si AK
A. JUST-IN-TIME

Just in Time (JIT) adalah sistem manajemen produksi danpersediaan yg komprehensif/ menyeluruh, di
manapembelian atau pemprosesan bahan baku dan bagian-bagian lainnya hanya dilakukan ketika
dibutuhkandan tepat pada saat akan digunakan pada setiap tahapproses produksi. JIT Berfokus pada :
eliminasi pemborosan, mengurangipersediaan, dan mengembangkan hubungan yg kuatdgn pemasok . Untuk
mengontrol pengadaan persediaan, makadibutuhkan kanban yaitu seperangkat kartupengendalian yg
digunakan untuk memberikan tandaakan adanya kebutuhan bahan baku dan kebutuhandari produk agar
proses produksi dapat bergerak darisatu operasi ke operasi berikutnya dalam sebuah liniperakitan.
Ada empat konsep pokok yang harus dipenuhi dalam melaksanakan Just In Time (JIT):
a. Produksi Just In Time (JIT), adalah memproduksi apa yang dibutuhkan hanya pada saat
dibutuhkan dan dalam jumlah yang diperlukan.
b. Autonomasi merupakan suatu unit pengendalian cacat secara otomatis yang tidak
memungkinkan unit cacat mengalir ke proses berikutnya.
c. Tenaga kerja fleksibel, adalah mengubah-ubah jumlah pekerja sesuai dengan fluktuasi
permintaan.
d. Berpikir kreatif dan menampung saran-saran karyawan.
Guna mencapai empat konsep ini maka diterapkan sistem dan metode
sebagai berikut:

 Sistem kanban untuk mempertahankan produksi Just In Time (JIT).


 Metode pelancaran produksi untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan permintaan.
 Penyingkatan waktu penyiapan untuk mengurangi waktu pesanan
produksi.
 Tata letak proses dan pekerja fungsi ganda untuk konsep tenaga kerja
yang fleksibel.
 Aktifitas perbaikan lewat kelompok kecil dan sistem saran untuk
meningkatkan moril tenaga kerja.
 Sistem manajemen fungsional untuk mempromosikan pengendalian
mutu ke seluruh bagian perusahaan.
• Pengurangan waktu set up.
Pemilahan kegiatan set up dan kegiatannya bisa dipilah menjadi:
Elemen-  Kegiatan eksternal set up: persiapan cetakan & alat bantu,
elemen Just- pemindahan cetakan, dan lain-lain.
 Kegiatan internal set up: bongkar pasang pada mesin, penyetelan
In-Time mesin, dan lain-lain.
Aliran produksi lancar (layout).

Pemborosan yang berkaitan dengan process layout yang


mengakibatkan timbulnya pemborosan, yaitu:
 Kesulitan koordinasi dan jadwal produksi.
 Pemborosan transportasi dan material handling.
 Akumulasi persediaan dalam proses.
 Penanganan material berganda bahkan beberapa kali.
 Lead time produksi yang sangat panjang.
 Kesulitan mengenali penyebab cacat produksi.
 Arus material dan prosedur kerja sulit dibakukan.
 Sulitnya perbaikan kerja karena tidak ada standardisasi
 Kelebihan Sistem Produksi Just In Time (JIT)
Banyak kelebihan yang dapat dinikmati dalam menerapkan sistem produksi Just In Time,
diantaranya sebagai berikut :
• Tingkat Persediaan atau Stock Level yang rendah sehingga menghemat tempat
penyimpanan dan biaya-biaya terkait seperti biaya sewa tempat dan biaya asuransi.
• Bahan-bahan produksi hanya diperoleh saat diperlukan saja sehingga hanya memerlukan
modal kerja yang rendah.
• Dengan Tingkat persedian yang rendah, kemungkinan terjadinya pemborosan akibat produk
yang ketinggalan zaman, lewat kadaluarsa dan rusak atau usang akan menjadi semakin
rendah.
• Menghindari penumpukan produk jadi yang tidak terjual akibat perubahan mendadak
dalam permintaan.
• Memerlukan penekanan pada kualitas bahan-bahan produksi yang dipasok oleh Supplier
(Pemasok) sehingga dapat mengurangi waktu pemeriksaan dan pengerjaan ulang.
 Kelemahan sistem produksi Just In Time (JIT)
Meskipun banyak kelebihan yang bisa didapat, Sistem Produksi Just In Time ini masih memiliki
kelemahan, yaitu :
 
• Sistem Produksi Just In Time tidak memiliki toleransi terhadap kesalahan atau “Zero Tolerance for
mistakes” sehingga akan sangat sulit untuk melakukan perbaikan/pengerjaan ulang pada bahan-bahan
produksi ataupun produk jadi yang mengalami kecacatan. Hal ini dikarenakan tingkat persediaan
bahan-bahan produksi dan produk jadi yang sangat minimum.
• Ketergantungan yang sangat tinggi terhadap Pemasok baik dalam kualitas maupun ketepatan
pengiriman yang pada umumnya diluar lingkup perusahaan manufakturing yang bersangkutan.
Keterlambatan pengiriman oleh satu pemasok akan mengakibatkan terhambatnya semua jadwal
produksi yang telah direncanakan.
• Biaya Transaksi akan relatif tinggi akibat frekuensi Transaksi yang tinggi.
• Perusahaan Manufaktring yang bersangkutan akan sulit untuk memenuhi permintaan yang mendadak
tinggi karena pada kenyataannya tidak ada produk jadi yang lebih.
 Keunggulan kompetitif.
Suatu unit bisnis dapat memilih untuk bersaing baik
sebagai pemain
terdiferensiasi atau sebagai pemain biaya rendah. Strateginya
adalah;
1. Inovasi produk adalah penting bagi unit bisnis terdiferensiasi
karena
terfokus pada keunikan dan eksklusivitasnya yang memerlukan
inovasi
produk yang lebih besar.
2. Unit bisnis biaya rendah, biasanya memiliki lini produk yamg
sempit
guna meminimalkan biaya penyimpanan persediaan dan
memperoleh
manfaat dari skala ekonomi.
3. Unit bisnis biaya rendah biasanya menghasilkan produk
sederhana
yang bersifat komoditas dan produk-produk ini sukses semata-
mata karena
memiliki harga yang rendah dibandingkan dengan produk
saingan
B. TOTAL QUALITY
MANAGEMENT
Usaha yang dilakukan secaraterus menerus oleh setiap orangdalam organisasi
untukmemahami , memenuhi, danmelebihi harapan pelanggan
 Karakteristik TQM, yaitu :
 Berfokus pada kepuasan pelanggan.
 Berusaha keras untuk melakukan perbaikan yang berkelanjutan.

 Melibatkan seluruh pekerja.

 Memperoleh dukungan dan keterlibatanmanajemen puncak secara aktif.

 Menggunakan pengukuran yg tdk bias dan obyektif.

 Mengakui pencapaian mutu pada waktu yg tepat.

 Memberikan pelatihan TQM secara berkelanjutan.


C. Computer Integrated
Manufacturing

Perancangan berbantuan computer (computer-aided design-CAD) adalah penggunaan komputer


dlmmengembangkan, menganalisis, dan memodifikasi rancangan untuk memperbaiki mutu dan
kinerjaproduk.
CAM digunakan untuk :
1. Merencanakan
2. Mengimplementasikan.
3. Mengendalikan produksi.
D. DECISION
SUPPORT SYSTEMS

Keputusan yang didukung oleh Sistem : Adalah keputusan yg


diambil dari sistem yang ada di dalam perusahaan. Sistem yangada di
dalam perusahaan, harus mendukungkegiatan atau sejalan dengan
kegiatanperusahaan.
Apapun sistem pengelolaan di dalamperusahaan, haruslah sistem
tersebutsejalan dengan keputusan yg diambil,sehingga pengendalian
bisa ditingkatkan
Strategi adalah kacamata yang bermanfaat unutk memonitor apa
yang dikerjakan dan terjadi di dalam perusahaan, dapat memberikan
sumbangan terhadap kesuksesan perusahaan atau malahan mengarah
kepada kegagalan. Memberikan informasi kepada manajmen puncak
di dalam merumuskan tujuan akhir dari  perusahaan dengan
memperhatikan etika masyarakat dan lingkungannya. Strategi dapat
memberikan tujuan dan arah  perusahaan di masa depan dengan jelas
kepada semua karyawan.
F. STRATEGI UNIT BISNIS

1. Definisi strategi unit bisnis


Strategi bisnis adalah kebijakan-kebijakan dan garis-garis
 pedoman yang menentukan cara sebuah perusahaan bersaing dalam
sebuah industri dan khususnya cara perusahaan untuk membentuk
keunggulan bersaing (Grant, 2002).
2. Perumusan strategi bisnis
Ada tiga tahap dalam perumusan strategi ini yaitu:
a. Menetapkan sasaran strategi
Sasaran strategis merupakan sasaran jangka panjang yang
langsung berasal dari pernyataan misi perusahaan.

b. Analisis SWOT
Setelah tujuan strategis ditetapkan, organisasi biasanya
menempuh proses yang disebut analisis SWOT. Proses ini
mencakup  penilaian kekuatan ( strength), dan kelemahan
(weakness) organisasi serta peluang (opportunity) dan ancaman
(threat ) lingkungan.
3. Strategi Korporat
• Organisasi yang berbeda umumnya beroperasi dalam
konteks strategi yang berbeda.
• Strategi yag berbeda memerlukan prioritas tugas,
faktor kunci keberhasilan,keterampilan, perspektif, dan
perilakuan yang berbeda untuk pelaksanaan yangefektif.
• Sistem pengendalian adalah sistem pengukuran yang
mempengaruhi perilaku dariorang-orang yang aktivitasnya
sedang diukur.Dengan demikian, keprihatinan yang selalu
ada dalam meramcang
• sistem pengendalian sebaiknya adalah apakah perilaku yang 
dipengaruhi oleh sistemtersebut tetap konsisten dengan
strategi.
c. Mencocokkan Organisasi dan Lingkungannya
• Menganalisis Organisasi dan Lingkungannya
Analisis lingkungan mencakup pengamatan dan penilaian lingkungan terhadap segala
ancaman dan peluang. Perubaan selera konsumen dan perlawanan usaha pencaplokkan
oleh  perusahaan pesaing merupakan ancaman, seperti itu juga  peraturan pemerintah
yang baru. Ancaman yang lebih penting adalah produk dan kompetitor baru. Sementara itu
peluang mencakup bidang-bidang yang berpotensi untuk diperluas, dikembangkan, atau
dimanfaatkan perusahaan dengan kekuatan yang ada.Analisis organisasi merupakan proses
menganalisis kekuatan dan kelemahan perusahaan. Tujuan analisis organisasi adalah untuk
lebih memahami kekuatan dan kelemahan perusahaan. Faktor-faktor kekuatan meliputi
surplus uang tunai, angkatan kerja yang berdedikasi, cukup tersedianya bakat manajerial,
keahlian teknis, atau sedikitnya  persaingan. Di lain pihak, kurangnya uang tunai, pabrik
yang sudah tua, serikat kerja yang kuat, dan citra yang buruk, dapat menjadi kelemahan
penting.
• Menyesuaikan Orrganisasi dan Lingkungannya
Langkah terakhir dalam perumusan strategi adalah menyesuaikan ancaman dan peluang
dari lingkungan terhadap kekuatan dan kelemahan perusahaan. Proses  penyesuaian
adalah jantung dari perumusan strategi. Dalam jangka waktu lama, proses itu menentukan
apakah suatu perusahaan biasanya mengambil resiko atau berperilaku lebih konservatif.
G. Implikasi Gaya Manajemen
Puncak Terhadap Pengendalian
Manajemen

1. Gaya Manajemen Puncak


Fungsi pengendalian manajemen dalam organisasi
dipengaruhi oleh gaya manajemen senior. Secara serupa,
gaya manajer unit bisnis memengaruhi proses
pengendalian manajemen dari unit bisnis tersebut, dan
gaya dari manajer departemen fungsional memengaruhi
 proses pengendalian manajemen di bidang fungsional
mereka. Para  perancang sebaiknya mempertimbangkan
gaya manajemen dalam merancang sistem pengendalian
operasi.
Strategi perusahaan yang berbeda mengimplikasikan perbedaan-perbedaan
berikut;
 Ketika perusahaan menjadi lebih terdiversifikasi, para manajer
tingkat korporat mungkin tidak memiliki pengetahuan yang signifikan
mengenai pangalaman dalam, aktivitas dari berbagai unit bisnis.
 Perusahaan-perusahaan industri tunggal dan terdiversifikasi yang
berhubungan memiliki kompetensi inti tingkat korporat.
 Karakteristik sistem penyusunan anggaran.
 Manajer unit bisnis memiliki pengaruh yang agak lebih besar dalam
mengembangkan anggaran mereka.
 Tekanan yang lebih besar sering kali diletakkan pada pencapaian
anggaran karena CEO tidak memiliki pengendalian informal yang tersedia
2. Implikasi Terhadap
Pengendalian Manajemen Gaya
manajemenmemengaruhi proses
pengendalian manajemen,
bagaimana CEO memilih untuk
menggunakan informasi,
 
Dengan demikian, CEO dari perusahaan industri
tunggal dapat mengendalikan operasi bawahannya melalui mekanisme
informal dan berorientasi pada pribadi, seperti interaksi antar pribadi yang
sering. Jika demikian, hal ini mengurangi kebutuhan untuk sangat
mengandalkan sistem penyusunan anggaran sebagai alat pengendalian.
Karakteristik sistem penyusunan anggaran berikut ini dalam suatu
perusahaan konglomerat:
· Manajer unit bisnis memiliki pengaruh yang agak lebih besar dalam
mengembangkan anggaran mereka karena merekalah, bukan kantor korporat,
yang memiliki hampir semua informasi mengenai produk/lingkungan pasarnya
masing-masing.
· Tekanan yang lebih besar sering kali diletakkan pada pencapaian anggaran
karena CEO tidak memiliki pengendalian informal lain yang tersedia.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai