Just In Time ( JIT ) adalah filosofi yang merupakan suatu paradigma baru
dari strategi bisnis bergeser dari manajemen persediaan tradisional ke manajemen
rantai pasokan berbasis web yang meningkatkan perputaran persediaan dan
mengurangi penumpukan persediaan. JIT merupakan suatu konsep yang dapat
diterapkan pada banyak aspek dari bisnis selain persediaan. Sistem pemanufakturan
tradisional mengatur jadwal produksinya berdasarkan pada peramalan kebutuhan
dimasa yang akan datang dengan pasti, walaupun ia memiliki pemahaman yang
sempurna tentang masa lalu dan memiliki insting yang tajam terhadap
kecenderungan yang terjadi di pasar. JIT tergantung pada logistik termasuk
transportasi, pergudangan dan beberapa strategi untuk menangani ketidak pastian
pasokan rantai potensial.
Menurut Heizer (2011:314), Just In Time (JIT) adalah pendekatan
berkelanjutan dan penyelesaian masalah secara paksa yang berfokus pada keluaran
dan pengurangan penggunaan persediaan. Dengan penekanan pada peningkatan
berkelanjutan, penghargaan terhadap orang lain, dan praktik kerja standar, Toyota
Production System (TPS) diperlukan dalam lini perakitan. Operasi ramping (lead
operations) memasok sesuai dengan keinginan pelanggan ketika pelanggan
menginginkannya, tanpa pemborosan, dan melalui perbaikan berkelanjutan”.
Sedangkan Vincent (2001:37) menyatakan bahwa,“Konsep dasar sistem
produksi tepat waktu (Just In Time = JIT) adalah memproduksi out-put yang
diperlukan, pada waktu dibutuhkan oleh pelanggan, dalam jumlah sesuai kebutuhan
pelanggan, pada setiap tahap proses dalam sistem produksi, dengan cara yang paling
ekonomis atau paling efisien. Pandangan Just In Time (JIT) adalah jangan
membuang- buang waktu dengan hanya menyortir bagian-bagian yang baik dari
yang jelek atau bagian- bagian yang memenuhi syarat dari yang tidak memenuhi
syarat, tetapi pergunakanlah waktu itu untuk mencegah memproduksi bagian-bagian
yang jelek atau tidak memenuhi syarat itu. Dengan kata lain, falsafah Just In Time
(JIT) adalah Kerjakanlah Secara Benar Sejak Awal (Do It Right The First Time)”.
Jadi intinya Just In Time adalah suatu sistem produksi yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan dengan tepat waktu sesuai dengan jumlah yang
dikehendaki oleh pelanggan tersebut dengan cara yang paling ekonomis atau paling
efisien. Tujuan sistem produksi Just In Time (JIT) adalah untuk menghindari
terjadinya kelebihan kuantitas/jumlah dalam produksi (overproduction), persediaan
yang berlebihan (excess Inventory) dan juga pemborosan dalam waktu penungguan
(waiting).
Konsep dasar dari sistem produksi JIT adalah memproduksi produk yang
diperlukan, pada waktu dibutuhkan oleh pelanggan, dalam jumlah sesuai kebutuhan
pelanggan, pada setiap tahap proses dalam sistem produksi dengan cara yang paling
ekonomis atau paling efisien melalui eliminasi pemborosan (waste elimination) dan
perbaikan terus – menerus (contionous process improvement). Filosofi JIT
digunakan pertama kali oleh Toyota dan kemudian diadopsi oleh banyak perusahaan
manufaktur dijepang. Tujuan utama dari diterapkannya sistem produksi just in time
ini adalah mengurangi ongkos produksi dan meningkatkan produktivitas total
industri secara keseluruhan dengan cara menghilangkan pemborosan (waste) secara
terus-menerus (john A. White : Production Hand Book, Georgia Institute of
Technology, 1987).
Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik
perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal
atau persediaan barang-barang yang masih dalam proses ataupun persediaan bahan
baku. Persediaan merupakan salah satu aset paling mahal dan harus ada
keseimbangan antara investasi persediaan dan tingkat pelayanan konsumen. Dari
itulah timbul yang namanya konsep just in time adalah suatu konsep di mana bahan
baku yang digunakan untuk aktifitas produksi didatangkan dari pemasok atau
supplier tepat pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses produksi, sehingga akan
sangat menghemat bahkan meniadakan biaya persediaan barang/penyimpanan
barang/ stocking cost. Tujuan utama just in time adalah untuk meningkatkan laba
dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha pengendalian biaya,
peningkatan kualitas, serta perbaikan kinerja pengiriman.
Perhitungan serta kerja sama yang baik antara penyalur, pemasok, dan
bagian produksi haruslah baik karena keterlambatan akibat salah perhitungan atau
kejadian lainnya dapat menghambat proses produksi sehingga dapat menimbulkan
kerugian bagi perusahaan. Just In Time merupakan filosofi pemanufakturan yang
memiliki implikasi penting dalam manajemen biaya sebab ide dasar Just In Time
sangat sederhana, yaitu berproduksi hanya apabila ada permintaan (full system) atau
dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta, pada saat diminta, dan
hanya sebesar kuantitas yang diminta karena tujuannya adalah untuk mengangkat
produktifitas dan mengurangi pemborosan. Just In Time didasarkan pada konsep
arus produksi yang berkelanjutan dan mensyaratkan setiap bagian proses produksi
bekerja sama dengan komponen- komponen lainnya.
Tenaga kerja langsung dalam lingkungan Just In Time dipertangguh dengan
perluasan tanggung jawab yang berkontribusi pada pemangkasan pemborosan biaya
tenaga kerja, ruang dan waktu produksi. Tujuan utama just in time adalah untuk
meningkatkan laba dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha
pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta perbaikan kinerja pengiriman.
D. Manfaat JIT.
JIT bukan hanya sekedar metode pengendalian persediaan tetapi juga
merupakan system produksi yang saling berkaitan dengan semua fungsidan
aktivitas. Manfaat JIT antara lain :
a) Mengurangi ruangan gudang untuk penyimpanan barang,
b) Mengurangi waktu setup dan penundaan jadwal produksi,
c) Mengurangi pemborosan barang rusak dan cacat,
d) Mendeteksi kesalahan pada sumbernya,
e) Penggunaan mesin dan fasilitas secara baik,
f) Menciptakan hubungan yang lebih baik dengan pemasok,
g) Layout pabrik yang lebih baik,
h) Pengendalian kualitas dalam proses.
3. Visibiltas/ pengendalian visual. Salah satu kekuatan JIT adalah sistemnya yang
merupakan sistem visual. Melacaknya apa yang terjadi dalam sistem
tradisional sulit dilakukan karena para karyawan mondar-mandir mengurus
kelebihan barang dalam prosess dan banyak rute produksi yang saling
bersilangan.
5. Ukuran Lot Kecil Dan Pengurangan Waktu Setup. Ukuran lot yang ideal bukan
ukuran yang terbesar, tetapi ukuran lot yang terkecil. Pendekatan ini sesuai bila
mesin-mesin digunakan untuk menghasilkan berbagai bagian atau komponen
yang berbeda yang digunakan proses berikutnya dalam tahap produksi.
N. Kanban
Di Jepang, Kanban berarti “kartu”. Para pekerja menggunakan seperangkat kartu
pengendali untuk memberi tanda saat bahan dan produk harus dipindahkan dari satu operasi
ke lini perakitan lainnya. Kanban digunakan dengan JIT untuk menurunkan “lead time”
secara signifikan, menurunkan persediaan dan meningkatkan produktivitas dengan
menghubungkan semua operasi produksi secara lancar tanpa terputus.
Dengan sistem Kanban, proses atau tahap sebelumnya tidak dapat mengirim suku
cadang atau komponen yang sedang diproses ke tahap berikutnya jika tidak diminta oleh
kartu kanban dari proses di bawahnya. Langkah berikutnya mengendalikan jumlah yang
diproduksi, Jadi tidak akan terjadi overproduksi, prioritas dalam produksi menjadi jelas dan
pengendalian persediaan menjadi lebih mudah.
O. Kesimpulan
Just In Time adalah suatu sistem produksi yang dirancang untuk mendapatkan
kualitas, menekankan biaya, dan mencapai waktu penyerahan seefisien mungkin dengan
menghapus seluruh jenis pemborosan yang terdapat dalam proses produksi sehingga
perusahaan mampu menyerahkan produknya (baik barang maupun jasa) sesuai kehendak
konsumen tepat waktu. Untuk mencapai sasaran dari sistem ini, perusahaan
memproduksinya hanya sebanyak jumlah yang dibutuhkan, sehingga dapat mengurangi
biaya pemeliharaan maupun menekan kemungkinan kerusakan atau kerugian akibat
menimbun barang. Tujuan utama dari JIT adalah menghilangkan pemborosan dan konsisten
dalam meningkatkan produktivitas. JIT pada dasarnya berusaha menghilangkan semua
biaya (pemborosan) yang tidak memberikan nilai tambah terhadap produk yang dihasilkan.
Sumber
Dania, W. A. (2015). Aplikasi Just In Time Pada Perencanaan & Pengendalian Persediaan
Kentang. Jurnal Industria Vol.1 No.1 , 22-30.
Mulla, B. M. (2009). Pengaruh Penerapan JIT (Just In Time) dan TQM (Total Quality
Management) Terhadap Delivery Performance Pada Industri Otomotif Di Indonesia. Jurnal
Manajemen Teori dan Terapan Tahun.2 No.2 , 115.
Santoso, H. F. (2001). Just In Time. Jurnal Akuntansi Krida Wacana Vol.1 No.1 , 5.
Sulastri, Putu. 2012. Sistem Just In Time ( JIT ) Penting Bagi Perusahaan Industri, No.36
Rosita, Rizka, M. Hufron, M. Khoirul ABS. 2018. Penerapan Metode Just In Time (JIT)
Untuk Meningkatkan Efisiensi Persediaan Bahan Baku Pada Home Industry “Mulya
Collection” Jombang.
Janson B, El Bethree Jeremya, I Nyoman Nurcaya. 2019. Penerapan Just In Time Untuk
Efisiensi Biaya Persediaan. 8 (3) 1755-1783.
Design & Build Bagian desain dan bangun berfungsi untuk mengembangkan
struktur SMM, prosesnya, dan rencana implementasi. Manajemen senior harus
mengelola kuota ini untuk memastikan kebutuhan organisasi dan kebutuhan
pelanggannya merupakan kekuatan pendorong di belakang pengembangan sistem.
Deploy & Deployment paling baik dilayani dalam pendekatan granular melalui
memecah setiap proses menjadi sub-proses, dan mendidik staf tentang dokumentasi,
pendidikan, alat pelatihan, dan metrik. Intranet perusahaan semakin banyak
digunakan untuk membantu dalam penyebaran sistem manajemen mutu.
Control & Measure Kontrol dan pengukuran adalah dua bidang mendirikan SMM
yang sebagian besar dicapai melalui rutin, audit yang sistematis dari sistem
manajemen mutu. Spesifiknya sangat berbeda dari organisasi ke organisasi
tergantung pada ukuran, risiko potensial, dan dampak lingkungan
Review and improvement menangani dengan tepat bagaimana hasil audit
ditangani. Tujuannya adalah untuk menentukan efektivitas dan efisiensi setiap
proses menuju tujuannya, untuk mengkomunikasikan temuan ini kepada karyawan,
dan untuk mengembangkan praktik dan proses terbaik baru berdasarkan data yang
dikumpulkan selama audit.
Menerapkan sistem manajemen mutu memengaruhi setiap aspek kinerja organisasi. Dua
manfaat menyeluruh untuk desain dan implementasi sistem manajemen kualitas yang
terdokumentasi termasuk Memenuhi persyaratan pelanggan, yang membantu menanamkan
kepercayaan pada organisasi, yang pada gilirannya mengarah pada lebih banyak pelanggan,
lebih banyak penjualan, dan lebih banyak bisnis yang berulang. Memenuhi persyaratan
organisasi, yang memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan penyediaan produk dan
layanan dengan cara yang paling hemat biaya dan sumber daya, menciptakan ruang untuk
ekspansi, pertumbuhan, dan laba Dalam manfaat menyeluruh ini adalah keuntungan seperti
membantu mengomunikasikan kesiapan untuk memproduksi hasil yang konsisten,
mencegah kesalahan, mengurangi biaya, memastikan bahwa proses didefinisikan dan
dikendalikan, dan terus meningkatkan penawaran organisasi.
Elements and requirements of a quality management System
Meskipun setiap sistem manajemen mutu harus dibuat untuk memenuhi kebutuhan unik
organisasi, ada beberapa elemen umum yang dimiliki semua sistem, termasuk: Kebijakan
mutu dan sasaran mutu organisasi, Prosedur manual mutu, instruksi, dan catatan
1. Manajemen data
2. Kepuasan pelanggan dari kualitas produk
3. Peluang peningkatan
4. Proses internal
5. Analisis kualitas
Setiap elemen dari sistem manajemen mutu melayani tujuan menuju sasaran keseluruhan
untuk memenuhi persyaratan pelanggan dan organisasi. Memastikan setiap elemen dari
SMM hadir memastikan pelaksanaan dan fungsi SMM yang tepat.
Mode kegagalan dan analisis efek juga mendokumentasikan pengetahuan dan tindakan
terkini tentang risiko kegagalan, untuk digunakan dalam peningkatan berkelanjutan. FMEA
digunakan selama desain untuk mencegah kegagalan. Kemudian digunakan untuk kontrol,
sebelum dan selama operasi proses yang sedang berlangsung. Tahap desain konseptual dan
berlanjut sepanjang masa pakai produk atau layanan. Dimulai pada 1940-an oleh militer
A.S., FMEA dikembangkan lebih lanjut oleh industri penerbangan dan otomotif. Beberapa
industri mempertahankan standar FMEA formal. Berikut ini adalah garis besar dan
referensi. Sebelum melakukan proses FMEA, pelajari lebih lanjut tentang standar dan
metode spesifik dalam organisasi dan industri Anda melalui referensi dan pelatihan lainnya.
Contoh FMEA: Bank melakukan proses FMEA pada sistem ATM mereka. Fungsi
"mengeluarkan uang tunai" dan beberapa mode kegagalan untuk fungsi itu. Kolom
"Klasifikasi" opsional tidak digunakan. Hanya judul yang ditampilkan untuk kolom
(tindakan) paling kanan. Perhatikan bahwa RPN dan memprioritaskan kekritisan
menyebabkan berbeda. Menurut RPN, "kemacetan mesin" dan "lalu lintas jaringan
komputer yang berat" adalah risiko tertinggi pertama dan kedua.
Satu nilai tinggi untuk tingkat keparahan atau kejadian kali peringkat deteksi 10
menghasilkan RPN tinggi. Criticality tidak termasuk peringkat deteksi, sehingga
memberikan peringkat tertinggi satu-satunya penyebab dengan nilai sedang hingga tinggi
untuk tingkat keparahan dan kejadian: "kehabisan uang tunai." Tim harus menggunakan
pengalaman dan penilaian mereka untuk menentukan prioritas yang tepat untuk tindakan.
Semua aspek praktik TQM harus dikelola secara efektif di perusahaan karena setiap faktor
dalam praktik TQM meningkatkan aspek kinerja perusahaan yang berbeda. Efek gabungan
di antara faktor-faktor TQM membawa perbaikan luar biasa atau penting dalam kinerja
perusahaan. Perusahaan harus meningkatkan keterlibatan / keterampilan karyawan dan
struktur perusahaan dan mengalokasikan sumber daya yang cukup untuk
mengimplementasikan TQM dengan sukses. Skala Pengukuran, Item Survei, dan
Sumbernya. Hanya item yang tetap merupakan tes reliabilitas dan EFA yang diberikan
dalam apendiks. Sumber dari setiap item dalam kuesioner diberikan dalam tanda kurung di
akhir item terkait. Penelitian terbaru tentang manajemen kualitas total telah meneliti
hubungan antara manajemen kualitas total dan kinerja organisasi. Banyak peneliti telah
meneliti hubungan antara manajemen kualitas total (TQM) dan kinerja keuangan. Para
peneliti seperti, memberikan bukti untuk menunjukkan bahwa implementasi TQM yang
efektif meningkatkan profitabilitas jangka panjang dan pengembalian saham.
F. TQM Implementation
Dari hasil pengujian model implementasi TQM dan kinerja bisnis secara keseluruhan, dapat
disimpulkan bahwa implementasi TQM memiliki efek positif pada kepuasan karyawan,
kualitas produk, kepuasan pelanggan, dan kinerja bisnis strategis. Karena itu, penelitian ini
mendukung banyak temuan dari peneliti lain. Tidak perlu untuk membahas lebih lanjut
dampak implementasi TQM pada kinerja bisnis secara keseluruhan. Mengenai efek dari 11
konstruk implementasi TQM pada kinerja bisnis secara keseluruhan, paragraf berikut
memberikan penjelasan rinci.
G. Leadership
Cina sekarang mencoba untuk membangun sistem perusahaan modern. Berbagai
perusahaan (termasuk milik negara) telah menerima lebih banyak otonomi pengambilan
keputusan daripada sebelumnya. Mengenai operasi sehari-hari, pemerintah tidak memiliki
otoritas administratif langsung. Secara resmi, perusahaan milik negara dimiliki oleh
"seluruh rakyat" sedangkan perusahaan kolektif dimiliki oleh "bagian dari rakyat".
Faktanya, manajer umum perusahaan adalah orang yang secara hukum bertanggung jawab
atas perusahaan di bawah Sistem Tanggung Jawab Manajer Perusahaan. Ini adalah peran
manajemen puncak untuk menentukan visi, strategi, kebijakan, tujuan jangka panjang
perusahaan, dan cara untuk mencapai tujuan ini. Manajemen puncak bertugas mengelola
karyawan, memotivasi mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan peningkatan kualitas,
mendorong mereka untuk berbagi dalam visi perusahaan, memberdayakan mereka untuk
memecahkan masalah kualitas, mengatur sumber daya untuk pendidikan dan pelatihan
mereka, dan memberi penghargaan kepada mereka untuk upaya peningkatan kualitas
mereka .
J. Customer focus
Perusahaan milik negara terbesar di wilayah Liaoning meninggalkan ekonomi terencana
dan melangkah ke ekonomi pasar. Kualitas produk, efisiensi, dan layanan menjadi prioritas
utamanya. Dalam studi ini, semua manajer kualitas yang diwawancarai mengakui bahwa
penerapan ekonomi pasar di Cina telah menyebabkan tekanan kompetitif meningkat.
Mereka harus lebih memperhatikan kualitas produk dan layanan. Situasi saat ini sangat
berbeda dari beberapa tahun yang lalu. melakukan penyelidikan pasar dan investigasi
kepuasan pelanggan untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan mereka. Semua dari
mereka membentuk sistem umpan balik formal untuk mengumpulkan informasi keluhan
pelanggan dan memberikan jaminan kualitas dan layanan purna jual untuk mengejar
kepuasan pelanggan. Beberapa bahkan memberikan jaminan jaminan kualitas. langkah-
langkah yang berorientasi pelanggan ini berkontribusi pada kepuasan pelanggan dalam satu
atau lain cara.
Ilham Dani 1161001130
Pekerja harus terus-menerus dilatih dengan alat dan teknik yang diperlukan untuk
meningkatkan kualitas perusahaan. Pekerja harus memahami filosofi kualitas manajemen
(QM) sebelum menjadi pengguna alat dan teknik.
N. Penggunaan alat kontrol proses statistik (SPC)
Salah satu tugas paling sulit di fase awal penerapan TQM adalah menentukan dari
mana harus memulai dan kapan memulai. Salah satu pendekatan awal ini adalah dengan
mengasumsikan bahwa 80 persen dari semua masalah perusahaan berasal dari 20 persen
proses perusahaan (Hukum Pareto). Dengan mengidentifikasi proses bermasalah yang jatuh
dalam 20 ini kategori persen, seseorang dapat mulai fokus pada apa yang perlu perhatian
terlebih dahulu. Fokus perhatian pada masalah-masalah ini pertama, organisasi akan
melakukannya hadiah yang lebih besar dan dapat membangun momentum untuk masa
depan.
Jika pendekatan tim harus dilakukan digunakan dan jika karyawan diharapkan
untuk terlibat dalam pengambilan keputusan proses, sangat penting bahwa informasi
dibagikan kepada semua orang. Dalam proses pengambilan keputusan strategis tingkat
dasar opini pekerja harus terlibat langsung atau tidak langsung.
Di banyak organisasi yang tidak mengikuti filosofi TQM, manajer sering mencari
seseorang untuk disalahkan atas masalah yang ditemukan. Jenis lingkungan seperti ini
menciptakan stres yang tidak sehat dan menghambat pemikiran dan praktik inovatif para
karyawan. Kombinasi pendekatan tim dan QM berarti berusaha memperbaiki sistem ketika
masalah muncul.
Dari awal hingga akhir, kepuasan pelanggan harus menjadi titik fokus manajemen
mutu sistem. Ini berarti bahwa tujuan dari kepuasan pelanggan haruslah dimasukkan dalam
proses perencanaan dan kemudian dipertahankan hari demi hari di luar.
S. Modifikasi sistem hadiah
Pencapaian kualitas produk perlu mengumpulkan bahan baku yang tepat pada
waktunya. Untuk ini, setiap organisasi perlu membangun hubungan jangka panjang
berbasis kepercayaan dengan persediaan dan terlibat upaya gabungan untuk memastikan
kualitas dan ketersediaan bahan baku.
U. Benchmarking
Adalah proses membandingkan proses bisnis seseorang dan metrik kinerja untuk
best industri atau praktik terbaik dari lainnya perusahaan. Dimensi yang biasanya diukur
adalah kualitas, waktu, dan biaya. Dalam proses pembandingan praktik terbaik, manajemen
mengidentifikasi perusahaan terbaik di industri mereka, atau di industri lain di mana proses
serupa ada, dan membandingkan hasil dan proses dari yang dipelajari ("target") dengan
hasil memiliki hasil dan proses sendiri. Dengan cara ini, mereka belajar seberapa baik
target melakukan dan, yang lebih penting, proses bisnis yang menjelaskan alasannya
perusahaan-perusahaan ini berhasil.
Proses dan produk harus terus ditingkatkan. Tidak ada akhir dari proses
perbaikan. Ini berlaku bahkan untuk perusahaan terbaik dan terbaik. Kualitas total
manajemen tidak pernah berakhir.
W. Biaya Kualitas
Dania, W. A. (2015). Aplikasi Just In Time Pada Perencanaan & Pengendalian Persediaan
Kentang. Jurnal Industria Vol.1 No.1 , 22-30.
Mulla, B. M. (2009). Pengaruh Penerapan JIT (Just In Time) dan TQM (Total Quality
Management) Terhadap Delivery Performance Pada Industri Otomotif Di Indonesia. Jurnal
Manajemen Teori dan Terapan Tahun.2 No.2 , 115.
Santoso, H. F. (2001). Just In Time. Jurnal Akuntansi Krida Wacana Vol.1 No.1 , 5.
Sulastri, Putu. 2012. Sistem Just In Time ( JIT ) Penting Bagi Perusahaan Industri, No.36
Rosita, Rizka, M. Hufron, M. Khoirul ABS. 2018. Penerapan Metode Just In Time (JIT)
Untuk Meningkatkan Efisiensi Persediaan Bahan Baku Pada Home Industry “Mulya
Collection” Jombang.
Janson B, El Bethree Jeremya, I Nyoman Nurcaya. 2019. Penerapan Just In Time Untuk
Efisiensi Biaya Persediaan. 8 (3) 1755-1783.
Syduzzaman Md, Md. Mahbubor Rahman, Md. Mazedul Islam, Md. Ahashan Habib, Sharif
Ahmed. (2014). IMPLEMENTING TOTAL QUALITY MANAGEMENT APPROACH IN
GARMENTS INDUSTRY