DISUSUN OLEH :
UNIVERSITAS BAKRIE
2017
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini berjudul “Pengaruh Pemakaian Parfume Terhadap Minat
Mahasiswa/i Universitas Bakrie”
Akhir kata kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari
sempurna dan banyak kekurangannya, oleh karena itu kami mengharapkan saran,
kritik dan petunjuk dari berbagai pihak untuk pembuatan makalah ini menjadi
lebih baik dikemudian hari.
Semoga makalah yang telah kami buat ini dapat bermanfaat dan menjadi
bahan informasi pada masa yang akan datang, khususnya bagi mahasiswa
Universitas Bakrie. Terima Kasih.
ii
DAFTAR ISI
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Parfum adalah produk yang sudah tidak asing lagi dalam kehidupan sehari
hari. Apalagi saat ini aroma parfum yang ditawarkan sudah semakin beragam,
baik yang dikhusukan untuk pria, wanita, ataupun keduanya. Kata parfum sendiri
berasal dari bahasa lain “per fumum” yang berarti melalui asap. Riwayat parfum
telah ada sejak zaman Mesopotamia kuno sekitar lebih dari 4000 tahun yang lalu.
Pada zaman dahulu, orang-orang menggunakan tanaman herbal, rempah-rempah
dan bunga dan dicampurkan bersama untuk membuat wewangian. Selanjutnya
pada pertengahan abad ke-15 perfum mulai di campur alkohol. Meskipun
demikian, parfum baru mengalami kemajuan pesat pada abad ke-18 dengan
munculnya beragam aroma wewangian dan botol yang indah (Wikipedia,2011).
Dari hasil penelitian Borgave & Chaudari (2010), konsumen merasa lebih
baik dan merasa lebih percaya diri setelah menggunakan parfum. Hasil penelitian
lainnya dari Borgave & Chaudari (2010), adalah konsumen menilai wangi parfum
berada di urutan pertama yang dipertimbangkan pada saat akan membeli parfum.
Urutan selanjutnya adalah merek, harga, dan kemasan parfum itu sendiri. Perilaku
membeli merupakan salah satu contoh dari perilaku yang tampak (overt
behavior). Faktor penentu dari perilaku yang tampak adalah besarnya intensi
untuk menampilkan atau tidak menampilkan perilaku tersebut (Ajzen, 2005).
Menurut Schiffman (dalam Barata, 2007), intensi adalah hal yang berkaitan
dengan kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perilaku
tertentu. Ajzen (2005) mengemukakan bahwa intensi terdiri dari tiga aspek yaitu
sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan kontrol terhadap perilaku.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
Parfum sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu - kata "parfum" berasal
dari bahasa Latin per fume "melalui asap". Salah satu kegunaan parfum tertua
berupa bentuk pembakaran dupa dan herbal aromatik yang digunakan dalam
pelayanan keagamaan, seringkali untuk aromatic gums, kemenyan dan mur,
dikumpulkan dari pohon. Mesir adalah yang pertama memasukkan parfum ke
budaya mereka diikuti oleh Cina kuno, Hindu, Israel, Carthaginians, Arab,
4
Yunani, dan Romawi. Penggunaan awal dari botol parfum adalah di Mesir sekitar
1000 SM.
Seni membuat parfum pertama kali dimulai pada sejak era Mesopotamio
dan Mesir Kuno yang tentunya memakan proses pembuatan yang cukup lama
karena merupakan parfum original yang kemudian disempurnakan oleh bangsa
Romawi dan Persia. Meskipun parfum dan wewangian juga dapat ditemukan di
India pada saat itu, namun kebanyakan parfum dan wewangian tersebut berbentuk
dupa bukannya parfum cair. Tercatat pembuat parfum original pertama adalah
seorang wanita Mesopotamia yang bernama Tapputi pada SM milinium ke-2.
Parfum hasil ciptaannya disebut tablet runcing. Parfum ini adalah hasil
penyulingan dari bunga, minyak dan calamus dengan aromatic lain yang
dilakukan beberapa kali.
Dalam 20 tahun terakhir ini terdapat peningkatan yang pesat pada jumlah
produksi parfum (Albano, Goodelman, Kunes, & O’Rourke 2010). Bahkan
industri parfum diperkirakan dapat memperoleh hasil penjualan tahunan sebesar
25-30 juta dollar (NYtimes, 2009). Hal tersebut menunjukkan adanya kebutuhan
masyarakat akan parfum yang semakin hari semakin meningkat. Ada beberapa
alasan mengapa konsumen menggunakan parfum
5
Pada abad ke-16, semua seni pembuatan parfum original Italia dibawah ke
Perancis oleh pembuat parfum Catherine de’ Medici yang bernama Rene (Renato
il fiorentino). Rene kemudian meneliti dan membuat parfum untuk negara
Perancis berdasarkan bahan dan resep yang dibawa dari Italia. Dia kemudian
membangun jalan rahasia yang menghubungkan laboratorium dengan
apartemennya sehingga tidak ada resep yang bisa dicuri selama perjalanan pulang
pergi. Berkat Rene, Perancis dengan cepat menjadi pusat penghasil parfum dan
kosmetik.
Dikarena parfum original menjadi salah satu mata pencarian utama bagi
Perancis maka budidaya bunga sebagai esensi parfum pun dimulai pada abad ke-
14. Pembudidayaan ini dilakukan pada bagian selatan negara Perancis. Antara
abad 16-17, parfum original banyak digunakan oleh orang kaya untuk menutupi
bau badan akibat jarang mandi. Di negara Jerman, seorang tukang cukur
berkebangsaan italia yang bernama Giovanni Paolo Feminis berhasil menciptakan
parfum original cair yang dinamai “Aqua Admirabilis” pada tahun 1732.
Sekarang “Aqua Admirabilis” dikenal dengan nama “Eau de Cologne”.
Parfum original berarti parfum asli yang dibuat dengan proses yang lama.
Parfum berasal dari bahasa Latin, per fumus yang berarti melalui asap (through
smoke). Seni membuat parfum pertama kali dimulai pada sejak era Mesopotamio
dan Mesir kuno yang kemudian disempurnakan oleh bangsa Romawi dan Persia.
6
Persiapun tidak ketinggalan. Ahli kimia Persia yang bernama Ibnu Sina
memperkenalkan proses ekstraksi minyak dari bunga dengan distilasi atau
penyulingan yang digunakan hingga sekarang. Sebelum ada penemuan ini,
kebanyakan parfum original aroma bunga dibuat dengan memasukan kelopak
bunga yang sudah dihancurkan / ditumbuk.
Pada abad ke-16, semua seni pembuatan parfum original Italia dibawah ke
Perancis oleh pembuat parfum Catherine de’ Medici yang bernama Rene (Renato
7
Data yang digunakan dalam penulisan ilmiah ini adalah Data Primer yang
dilakukan dengan penelitian secara langsung kepada mahasiswa Universitas
Bakrie
(X1)
Y
8
2.4 Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan kajian pustaka yang dikemukakan maka dapat
disusun hipotesis penelitian sebagai berikut:
BAB III
METODE PENELITIAN
Jumlah sampel dalam penelitian ini merajuk pada teori eksplanatoris yaitu
merupakan sebuah penelitian yang bertujuan untuk memberikan jawaban atas
suatu permasalahan sosial dengan permasalaha sosial yang lainnya.
2) Pengguna parfum
tahu apa yang diharapkan dari responden. Selain itu kuesioner juga cocok
digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.
BAB IV
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas
t r
Item Pertanyaan hitung tabel Keterangan
1 0.154 0.227 Tidak Valid
2 0.95 0.227 Tidak Valid
3 0.95 0.227 Tidak Valid
4 -0,75 0.227 Tidak Valid
5 0,229 0.227 Tidak Valid
6 -0,136 0.227 Tidak Valid
13
Gambar 4.1
Dari gambar scatterplot yang telah ditunjukkan pada Gambar 4.2 dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat pola yang teratur serta titik titik menyebar
diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi gejala heteroskedasitas.
14
Jenis Kelamin
Laki-laki 15 orang
Perempuan 60 orang
Program Studi
Manajemen 36 orang
Akuntansi 16 orang
Ilmu Komunikasi 10 orang
Hubungan Internasional 7 orang
Informatika 3 orang
Teknik Sipil 2 orang
Teknik Lingkungan
Ilmu dan Teknologi Pangan 1 orang
Correlations
Descriptive Statistics
TM 1.8644 .37538 75
Correlations
TKB TM
N 75 75
N 75 75
Reliability Kebutuhan
Scale: RKB
N %
Excludeda 0 .0
Total 75 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.671 .535 4
Maximum /
Mean Minimum Maximum Range Minimum Variance N of Items
Scale Statistics
Hotelling's T-
Squared F df1 df2 Sig
Reliability Minat
Scale: RM
N %
Excludeda 0 .0
Total 75 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.099 .265 6
Maximum /
Mean Minimum Maximum Range Minimum Variance N of Items
Scale Statistics
Hotelling's T-
Squared F df1 df2 Sig
Regression
Descriptive Statistics
TM 1.8644 .37538 75
Correlations
TM TKB
TKB .000 .
N TM 75 75
TKB 75 75
Variables Entered/Removedb
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 TKBa . Enter
Variables Entered/Removedb
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 TKBa . Enter
b. Dependent Variable: TM
Model Summaryb
Change Statistics
Std. Error R
Adjusted R of the Square Sig. F
Model R R Square Square Estimate Change F Change df1 df2 Change Durbin-Watson
b. Dependent Variable: TM
ANOVAb
Total 10.427 74
b. Dependent Variable: TM
19
Coefficientsa
Standar
dized
Unstandardized Coeffici 95% Confidence Collinearity
Coefficients ents Interval for B Correlations Statistics
TKB .233 .055 .441 4.195 .000 .122 .343 .441 .441 .441 1.000 1.000
a. Dependent Variable: TM
Coefficient Correlationsa
Model TKB
a. Dependent Variable: TM
Collinearity Diagnosticsa
Variance Proportions
Dimensi
Model on Eigenvalue Condition Index (Constant) TKB
a. Dependent Variable: TM
20
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Hasil uji Validitas kami tidak Valid karena X dan Y tidak terbukti, Dan
Uji Reabilitas kebutuhan Reliabel karena Croncbach’s Alpha menunjukkan
angka diatas 0,6 dan Uji Reabilitas Minat tidak Reliabel karena kurang dari
0,6, dan tidak adanya regresi karena data kami tidak valid.
5.2 Saran
Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penulisan paper tentang
parfum ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu kami mengharapkan masukan
berupa kritik & saran yang membangun guna kesempurnaan penulisan paper ini
dan bermanfaat khususnya untuk kami dan umumnya untuk pembaca.
21
DAFTAR PUSTAKA
http://ciputrauceo.net/blog/2016/2/18/metode-pengumpulan-data-dalam-
penelitian
http://sains.me/sejarah-dan-perkembangan-parfum-dari-masa-ke-masa/
http://gudang-sejarah.blogspot.co.id/2011/12/sejarah-parfum.html