LANDASAN TEORITIS
II-6
Bab II Landasan Teori
Terdiri dari kegiatan penjadwalan perakitan produk akhir (FAS), perencanaan dan
pengendalian input-output, pengendalian kegiatan produksi, perencanaan dan
pengendalian pembelian material (purchasing), dan manajemen proyek.
Organization
Objetives Resource
Requirements
Business Product and Sales Planning
Forecasting Planning
Financial
Production Planning
Planning
Distribution
Requirement
Planning (DRP)
Material Capacity
Requirement Requirement
Planning (MRP) Planning (CRP)
Produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah bahan mentah, setengah jadi menjadi
produk yang lebih bernilai melalui serangkaian proses yang memerlukan energi dan terjadi
suatu perubahan pada karakteristik geometri, struktur ataupun kimia.
Dari penjelasan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa Proses Produksi adalah suatu
kegiatan untuk menciptakan nilai atau kegunaan dan benda-benda ekonomis dengan input
yang berupa faktor-faktor produksi menjadi bentuk outputberupa barang atau jasa yang
dalam pengubahannya menggti.iakan teknologi tertentu.
Proses produksi dapat dikiasifikasikan menjadi 2 bagian produksi yaitu:
a. Proses produksi yang terus-menerus (Continuous Process)
Proses produksi yang terus-menerus (Continuous Process) adalah proses produksi
dimana terdapat pola atau urutan yang tetap sejak dari bahan baku hingga menjadi
produk akhir. Pola ini selalu sama dari hari ke hari tanpa ada perubahan, maka variasi
dari produk akhir sangat kecil atau bahkan sangat sering atau tidak sama sekali.
A A
B B
C C
bahan baku masuk kedalam proses produksi hingga menjadi produk akhir. Urutan ini
selalu berubah-ubah sesuai dengan produk akhirnya.
Produk akhir pertama, mungkin akan melalui proses produksi dari semua departemen
atau bagian, sedangkan produk akhir jenis kedua belum tentu melalui semua
departemen yang sudah dilalui produk akhir jenis pertama demikian juga lama waktu
proses tidak sama untuk produk akhir masing-masing bagian.Sifat atau ciri-cirinya
adalah :
- Produk yang dihasilkan dalam jumlah yang sangat kecil dengan variasi yang sangat
besar dan didasarkan atas pesanan.
- Cara penyusunan peralatan berdasarkan atas fungsi dalam proses produksi atau
peralatan yang sama dikelompokkan pada tempat yang sama (Process Lay Out atau
Departementation by Equipment).
- Mesin-mesin yang digunakan adalah mesin-mesin yang bersifat umum, yang dapat
digunakan untuk menghasilkan bermacam-macam produk dengan variasi yang
hampir sama.
A B
B
suatu lingkungan guna menghasilkan nilai tambah bagi produk agar dapat dijual dengan
harga kompetitif di pasar. Suatu proses mengkonversi input terukur kedalam output
terukur melalui sejumlah langkah.
Definisi lain dari proses adalah suatu kumpulan tugas yang dikaitkan melalui suatu
aliran material dan informasi yang mentransformasikan berbagai input kedalam output
yang bermanfaat atau bernilai tambah tinggi. Suatu proses memiliki kapabilitas atau
kemampuan untuk menyimpan material (yang diubah menjadi barang setengah jadi) dan
informasi selama transformasi berlangsung.
7. Terdiri dari kegiatan penjadwalan perakitan produk akhir (FAS), perencanaan dan
pengendalian input-output, pengendalian kegiatan produksi, perencanaan dan
pengendalian pembelian material (purchasing), dan manajemen proyek.
LONG Organization Objectives
Resource Requirements
Panning
RANGE
Bussiness
Product and Sales Planning
Forecasting
Financial Planning
Production Planning
MEDIUM
RANGE
Distribution Requirement
Planning ( DRP )
Fimal Assembly
Production Activity Control ( PAC ) Purchase Planning & Control
Scheduling ( FAS )
perusahaan serta aman, nyaman dan sehat bagi pekerja. Tujuan perancangan yang demikian
itu disingkat EASNE.
Dalam berbagai aktifitas seperti perancangan tata letak fasilitas, penjadwalan produksi,
pengukuran kinerja pekerja atau penetapan imbal jasa dan tata hitung ongkos diperlukan
sistem kerja yang tertata dengan baik. Untuk dapat mencapai suatu tatanan sistem kerja
yang baik diperlukan penataan sistem kerja dari unsur-unsur yang membentuk sistem kerja
tersebut. Sehingga sistem kerja yang baik akan dapat mencapai sasarannya dengan cara
yang sebaik-baiknya.
Penataan suatu sistem kerja biasanya dilakukan berdasarkan beberapa alternatif yang
ada sehingga diperlukan adanya pemilihan untuk dapat menentukan sistem kerja yang
terbaik. Pemilihan ini ditentukan berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan terhadap
alternatif-alternatif tersebut. Penataan dan pengukuran sistem kerja akan menghasilkan
suatu rancangan sistem kerja yang baik, dimana selanjutnya penataan dan pengukuran
sistem kerja ini biasa disebut sebagai perancangan sistem kerja (I Z Sutalaksana 1993).
Tujuan yang ingin dicapai oleh suatu sistem kerja hendaknya dicapai dengan cara yang
sebaik-baiknya, yaitu dengan cara yang efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien.
Kenyamanan, keamanan, dan kesehatan biasanya dipandang sebagai kepedulian pihak
kerja dalam arti para pekerjalah yang memerlukan, hal-hal ini dapat terjadi didalam sistem
kerjanya. Sedangkan masalah efisiensi seringkali dipandang sebagai suatu hal yag menjadi
keperluan pemilik atau pemilih sistem kerja yang ada. Cara pandang ini kurang tepat,
karena sebetulnya semua faktor-faktor tersebut saling berkaitan dalam mencapai tujuan
sistem kerja. Kenyamanan, keamanan dan kesehatan yang buruk dapat mengakibatkan
terbuangnya jam kerja dan adanya pengeluaran tambahan. Sedangkan efisiensi yang rendah
akan merugikan perusahaan dan pada gilirannya akan merugikan pekerja sendiri.
Karenanya faktor manusia atau pekerja menjadi sangat penting untuk menjadi perhatian
dalam suatu perancangan sistem kerja.
Suatu bentuk interaksi antara manusia dengan lingkungan terdapat dalam suatu sistem
manusia-mesin. Ernest J Cormick dan Mark S Sanders mendefinisikan Sistem Manusia
mesin sebagai suatu kombinasi dari satu atau lebih faktor manusia dan satu atau lebih
komponen fisik yang berinteraksi untuk menghasilkan sejumlah output yang diharapkan
dari sejumlah input yang diberikan. Dalam kerangka ini, pengertian mesin tidak terbatas
pada pengertian mesin secara sempit tetapi sebenarnya termasuk didalamnya adalah jenis
obyek fisik, peralatan, perlengkapan, fasilitas, benda atau apapun yang digunakan manusia
dalam melakukan aktifitas untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Hal pokok dari keterlibatan manusia dalam suatu sistem adalah adanya peran aktif
dalam berinteraksi dengan sistem untuk memenuhi fungsi perancangan sistem tersebut.
Alat penyampai isyarat dan alat kendali diperlukan karena isyarat yang disampaikan
berada diluar batas-batas kemampuan manusia seperti suhu yang sulit dideteksi dengan
teliti oleh indera manusia. Juga karena alat-alat tersebut berguna sebagai pengalih bentuk
dan isyarat yang ada seperti penggunaan display untuk menyampaikan isyarat melalui
mata. Proses sistem kerja manusia mesin akan berlangsung terus menerus dan untuk itu
perlu adanya suatu perancangan sistem kerja yang baik sehingga interaksi antara unsur-
unsur sistem kerja tersebut berjalan dengan baik. Unsur-unsur utama dalam sistem kerja
adalah manusia, mesin, dan lingkungannya.
Perancangan sistem kerja dengan menjadikan manusia sebagai faktor utama dalam
perancangan dibahas dalam ilmu ergonomi atau human factors engineering.
Faktor yang mempengaruhi manusia dalam sistem kerja, yaitu :
Faktor diri (individual), baik itu jasmani (fisiologis) maupun rokhani (psikologis),
dengan segala sifat, kemampuan, dan keterbatasan sebagai manusia.
Faktor situasional, hampir sepenuhnya berada diluar diri pekerja, dan umumnya
dalam penguasaan pihak perusahaan.
Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis
dan jelas. Peta kerja merupakan suatu alat yang sistematik dan jelas untuk berkomunikasi
secara luas dan sekaligus melalui peta-peta kerja ini kita bias mendapatkan informasi-
informasi yang diperlukan untuk memperbaiki suatu metoda kerja.
Contoh informasi yang diperlukan untuk memperbaiki suatu metoda kerja, terutama
dalam suatu proses produksi, ialah sebagai berikut : jumlah benda kerja yang harus
dibuat, waktu operasi mesin, kapasitas mesin, bahan-bahan khusus yang harus
disediakan, alat-alat khusus yang harus disediakan, dan sebagainya.
Untuk menyusun dan membuat suatu Peta Proses Operasi (PPO) atau
Operation Process Chart (OPC) yang baik dan benar dibutuhkan langkah-langkah
sebagai berikut :
Tentukan komponen utama dari produk dan gambarkan urutan operasinya
disebelah kanan.
Gambarkan komponen lainnya pada sebelah kiri, dengan urutan operasi
mengalir menuju komponen utama.
Tulis identitas dari komponen (nomor, nama, ukuran).
Lengkapi identitas dari setiap operasi (nomor operasi, mesin/alat yang
digunakan, waktu pengerjaan dan scrap).
Penomoran diberikan secara berurutan sesuai dengan urutan operasi dan untuk
penomoran pada pemeriksaan diberikan secara tersendiri.
Agar memperoleh peta proses operasi yang baik, maka produk yang paling
banyak memerlukan operasi atau produk utama ditempatkan paling kanan
pada gambar dan dipetakan paling awal.
Setelah peta proses operasi digambarkan secara lengkap, pada akhir halaman
dicatat tentang ringkasan yang memuat informasi tentang jumlah operasi,
pemeriksaan dan jumlah waktu keseluruhan yang diperlukan untuk membuat
produk tersebut.
Secara lebih terperinci dapat diuraikan kegunaan umum dari suatu Peta Aliran
Proses, sebagai berikut
a. Bisa digunakan untuk mengetahui aliran bahan atau aktivitas orang mulai awal
masuk dalam suatu proses atau prosedur sampai aktivitas terakhir.
b. Peta ini bisa memberikan informasi mengenai waktu penyelesaian suatu proses
atau prosedur.
c. Bisa digunakan untuk mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan atau
dilakukan oleh orang selama proses atau prosedur berlangsung.
d. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan-perbaikan proses atau metoda kerja.
e. Khusus untuk peta yang hanya menggambarkan aliran yang dialami oleh suatu
komponen atau satu orang, secara lebih lengkap, maka peta ini merupakan
suatu alat yang akan mempermudah proses analisa untuk mengetahui tempat-
tempat dimana terjadi ketidakefisienan atau terjadi ketidaksempurnaan
pekerjaan, sehingga dengan sendirinya dapat digunakan untuk menghilangkan
ongkos-ongkos yang tersembunyi.
- Prinsip-Prinsip Pembuatan Peta Aliran Proses
Ada beberapa prinsip yang bisa digunakan untuk membuat suatu Peta Aliran Proses
yang lengkap, sebagai berikut :
a. Seperti pada Peta Proses Operasi, suatu Peta Aliran Proses pun mempunyai
judul, dimana pada bagian paling atas dari kertas ditulis kepalanya “PETA
ALIRAN PROSES”, yang kemudian diikuti dengan pencatatan beberapa
identifikasi seperti : nomor/atau nama komponen yang dipetakan, nomor
gambar, peta orang atau peta bahan, cara sekarag atau yang diusulkan, tanggal
pembuatan, dan nama pembuat peta. Semua informasi ini dicatat disebelah
kanan atas kertas.
b. Disebelah kiri atas kertas, berdampingan dengan informasi yang dicatat pada
titik a diatas, dicatat mengenai ringkasan yang memuat, jumlah total dan waktu
total dari setiap kegiatan yang terjadi dan juga mengenai total jarak
perpindahan yang dialami bahan atau orang selama proses atau prosedur
berlangsung.
c. Setelah bagian “kepala” selesai dengan lengkap, kemudian bagian “badan”
diuraikan proses yang terjadi lengkap beserta lambing-lambang dan informasi-
informasi mengenai jarak perpindahan, jumlah yang dilayani, waktu yang
dibutuhkan dan kecepatan produksi (jika mungkin) juga ditambahkan dengan
kolom analisa, catatan dan tindakan yang diambil berdasarkan analisa tersebut.
d. Ada suatu cara yang sederhana tetapi cukup efektif untuk menganalisa Peta
Aliran Proses, yaitu dengan mengajukan enam buah pertanyaan pada setiap
kejadian dari suatu Peta Aliran Proses. Cara tersebut disebut “Dot and Check
Technique”.
MENUNGGU
PENYIMPANAN 1 0,12
JARAK TOTAL 224806,68
ANALISA TINDAKAN
LAMBANG UBAH
Catatan
WAKTU (menit)
URAIAN KEGIATAN
BAGAIMANA
JARAK (m)
PERBAIKI
GABUNG
URUTAN
JUMLAH
DIMANA
TEMPAT
RUANG
ORANG
KAPAN
SIAPA
APA
Material dibawa dari rak penyimpanan bahan baku ke meja pemeriksaan 1,23 0,36
Pemeriksaan tinggi material Gambar 2.7 Contoh Peta Aliran Proses (PAP) 0,25
yang biasa dipakai, yaitu berupa suatu batang (bar) dimana panjangnya batang
ini sebanding dengan skala waktu (lamanya aktivitas tersebut).
PETA PEKERJA MESIN
OPERATOR Mesin
2.3.3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja
WAKTU
0 21,2
Menurut
MENGANGGURSuma’mur (1989) keselamatan kerja adalah suatu keadaan yang
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
5. Memberikan pertolongan pada kecelakaan.
6. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luaskan suhu, kelembaban,
debu, kotoran, asap, uap gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara, dan
getaran.
7. Memberi alat-alat perlindungan diri pada pekerja.
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun
psikis peracunan, infeksi dan penularan.
9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
10. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.
11. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
12. Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban.
13. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara, dan proses
kerjanya.
14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang maupun tumbuhan.
15. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
16. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat, perlakuan dan
penyimpangan barang.
17. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
Berdasarkan Undang-Undang tersebut, Kesehatan dan Keselamatan Kerja bertujuan agar
masyarakat dan lingkungan kerja menjadi aman, sehat dan sejahtera yang pada akhirnya
akan meningkatkan produktivitas dengan tingkat efisiensi yang tinggi.
2.3.4 Ergonomi
Istilah “ergonomi” berasal dari bahasa latin yaitu ERGON (Kerja) dan NOMOS
(Hukum Alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia
dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi,
engineering, manajemen dan desain / perancangan.
Definisi ergonomi berdasarkan focus, tujuan dan pendekatan [Comicks dan Sanders,
1987], sebagai berikut :
1. Secara fokus
Ergonomi menfokuskan diri pada manusia dan interaksinya dengan produk,
peralatan, fasilitas, prosedur dan lingkungan dimana sehari-hari manusia hidup dan
bekerja.
2. Secara tujuan
Tujuan ergonomi ada dua hal, yaitu peningkatan efektifitas dan efisiensi kerja serta
peningkatan nilai-nilai kemanusiaan, seperti peningkatan keselamatan kerja,
pengurangan rasa lelah dan sebagainya.
3. Secara pendekatan
Pendekatan ergonomi adalah aplikasi informasi mengenai keterbatasan-keterbatasan
manusia, kemampuan, karakteristik tingkah laku dan motivasi untuk merancang
prosedur dan lingkungan tempat aktivitas manusia tersebut sehari-hari.
Tujuan ergonomi berdasarkan sudut pandang faktor manusia (human factor) bertujuan :
1. Faal Kerja, yaitu bidang kajian ergonomic yang meneliti energy manusia yang
dikeluarkan dalam suatu pekerjaan. Tujuan dari bidang kajian ini adalah untuk
perancangan sistem kerja yang dapat meminimasi konsumsi energy yang
dikeluarkan saat bekerja.
2. Anthropometri, yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan
pengukuran dimensi tubuh manusia untuk digunakan dalam perancangan
peralatan dan fasilitas sehingga sesuai dengan pemakaiannya.
Ada tiga criteria dalam pembuatan display yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut
untuk penjelasannya :
1. Pendeteksian
Kemampuan dasar dari display untuk dapat diketaui keberadaannya atau fungsinya,
untuk visual display harus dapat dibaca, contohnya adlah petunjuk umum
penggunaan roda setir pada mobil dan untuk audiotory display harus bisa didengar,
contohnya adalah bel rumah.
2. Pengenalan
Setelah display dideteksi, pesan dari display tersebut harus bisa dibaca atau didengar
dan dapat dipahami bagi setiap pembacanya.
3. Pemahaman
Dalam pembuatan display tidaklah cukup apabila hanya memenuhi dua kriteria
diatas,display harus dapat dipahami sebaik mungkin sesuai degan pesan yang
disampaikan. Menurut Barrier pemahaman dapat dibagi menjadi dua level yaitu
sebagai berikut diantaranya :
a. Kata –kata atau symbol yang digunakan didalam display mungkin terlalu sulit untuk
dipahami oleh pengguna atau pekerja, contohnya adalah VELOCITY dan
COOLANT mungkin kurang cepat dipahami dari pada SPEED dan WATER.
b. Pemahaman mungkin menjadi lebih sulit apabila pengguna memiliki kesulitan
dalam memahami kata-kata kasar.
Tipe-Tipe Display
Berdasarkan tujuannya,display terdiri atas dua bagian,yaitu display umum dan
display khusus. Display umum disini adalah mengenai aturan kepentingan
umum,contohnya display tentang kebersihan dan kesehatan lingkungan “Jagalah
Kebersihan ” dan display khusus itu sendiri mengenai aturan keselamatan kerja khusus,
contohnya adalah “ Awas Tegangan Tinggi ”
Berdasarkan lingkungan display terbagi dalam dua macam yaitu display statis dan
display dinamis . Pengertian dari display statis itu sendiri adalah display yang
memberikan sesuatu informasi yang tidak tergantung terhadap waktu , contohnya adalah
peta(informasi yang menggambarkan suatu kota). Pengertian display dinamis adalah
display yang menggambarkan perubahan menurut waktu dengan variabel, contohnya
adalah jarum speedometer dan mikroskop.
Berdasarkan informasi menurut Nurmianto (1991),display terbagi tiga macam yaitu
diantaranya sebagai berikut :
1. Display kualitatif
Display merupakan penyederhanaan dari informasi yang semula berbentuk data
numeric dan untuk menunjukan informasi dari kondisi yang berbeda pada suatu
sistem ,contohnya adalah tanda On-Off pada generator ,DINGIN,NORMAL dan
PANAS pada pembacaan temperatur.
2. Display Kuantitatif
Display yang memperlihatkan informasi numerik (berupa angka nilai dari suatu
variabel) dan biasanya disajikan dalam bentuk digital maupun analog .
3. Display Representatif
Biasanya berupa sebuah Working Model atau Mimic Diagram dari suatu mesin, salah
satu contohnya adalah diagram sinyal lintasan kereta api.
2.3.6 Biomekanika
Biomekanika merupakan suatu bidang kajian dalam ergonomi yang menggunakan
konsep mekanika untuk menjelaskan gerakan pada bermacam-macam bagian tubuh dan
gaya yang bekerja pada bagian tubuh tersebut, pada saat manusia melakukan suatu
pekerjaan. Contoh pengaplikasian biomekanika ini adalah penetapan berat beban
angkatan yang direkomendasikan oleh NIOSH (National Institue Occupational Safety
and Health), pada pekerjaam penanganan material secara manual (manual material
handling-MMH), tujuan diterapkannya biomekanika ini adalah mengurangi terjadinya
cedera tulang belakang bagian bawah (lower back pain).
Berikut beberapa faktor-faktor yang biomekanika, yaitu sebagai berikut :
a. Faktor diri yaitu umur, jenis kelamin dan suku bangsa, ukuran anthropometri
tingkat kebugaran dan kekuatan otot sekitar tulang belakang
b. Sikap kerja
c. Jenis pekerjaan
Masalah biomekanika tergantung pada :
a. Faktor diri
b. Jenis pekerjaan
c. Sikap kerja
Faktor diri dipengaruhi oleh :
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Ukuran anthropometri
d. Masa kerja
Metode klasifikasi
Metode
dan Prediksi
Kinesiologi
Waktu
Biomekanika Kerja
2.4 Pengetahuan Mesin-mesin Produksi yang digunakan oleh CV. Kawani tekno
Nusantara
A. Mesin Bubut
Mesin Bubut adalah suatu mesin yang umumnya terbuat dari logam, gunanya
membentuk benda kerja dengan cara menyanyat, dengan gerakan utamanya
berputar. Proses bubut adalah proses pemakanan benda kerja yang sayatannya
dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang
digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. (Sumber:
Syamsudin, 1999).
Benda diikat atau dipegang dengan suatu alat pemegang atau pengikat yang
disebut cekam atau chuck. Cekam ditempatkan atau dipasang pada ujung poros
utama mesin bubut dengan sambungan pasak atau sambungan ulir, sehingga benda
kerja pada chuck ikut berputar pada saat mesin dijalankan. Pahat yang dipasang pada
pengikat pahat disebut juga tool-post.
Tool-post dapat bergerak sejsjar dengan garis hati benda kerja atau membujur.
Alat ini dipasang diatas asutan/eretan kecil yang diletakan diatas asutan melintang
(cross slide), dan keduanya dialetaklan diatas asutan membujur yang disebut pula
Support. Karena pahat beserta tool-post nya diletakan diatas asutan melintang, maka
pahat dapat bergerak melintang dan membujur. Jadi, tebal muka sayatan pahat dapat
ditambah.
Adapun pekerjaan-pekerjaan yang dikerjakan oleh mesin bubut antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Membubut rata atau membubut lurus.
2. Membubut muka atau meratakan ujung benda kerja (facing).
3. Membubut tirus luar atau dalam.
4. Membuat ulir kanan atau ulir kiri.
5. Eksentrik (batang atau lubang).
6. Membuat alur berkeliling dan memotong.
Secara umum prinsip kerja mesin bubut CNC sama dengan mesin bubut
konvensional. Gerakan dasarnya ke arah melintang dan horisontal dengan sistim
koordinat sumbu X dan Z, dan pada pemakannya benda kerja diletakkan dicekam
yang berputar dan dimakan oleh pahat yang diam. Arah gerakan pada mesin bubut
CNC diberikan lambang sumbu X untuk arah gerakan melintang tegak lurus
terhadap sumbu putar dan sumbu Z untuk arah gerakan memanjang yang sejajar
sumbu putar (Widarto, 2008).
dua macam yaitu horisontal dan vertikal. Sedangkan mesin frais dengan kendali
CNC hampir semuanya adalah mesin frais vertikal .
Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi
gerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan
diteruskan melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada spindel
mesin milling.
Spindel mesin milling adalah bagian dari sistem utama mesin milling yang
bertugas untuk memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau
gerakan pemotongan. Gerakan pemotongan pada i jika dikenakan pada benda kerja
yang telah dicekam maka akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga akan
menghasilkan pemotongan pada bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi karena
material penyusun cutter mempunyai kekerasan diatas kekerasan benda kerja.
D. Mesin SFG
Mesin Surface Grinding adalah mesin gerinda yang mengacu pada
pembuatan bentuk datar dan permukaan yang rata pada sebuah benda kerja yang
berada di bawah batu gerinda yang berputar. Mesin surface grinding bisa kita jumpai
di ATMI pada mesin Brand dan Magerle. Pada umumnya mesin gerinda digunakan