Anda di halaman 1dari 6

5S

merupakan suatu sistem untuk menciptakan housekeeping yang baik di lingkungan kerja. Awal mula 5S
berasal dari Japan dimana 5S itu merupakan singkatan dari Seiri, Seiton, Seisou, Seiketsu dan Shitsuke.
Lalu apa pengertian dari masing-masing kata tersebut?
Konsep 5S pada dasarnya merupakan proses perubahan sikap dengan menerapkan penataan, kebersihan
dan kedisiplinan di temapat kerja. Dengan menerapkan prinsip A place for everything, and everything in its place,
maka setiap anggota organisasi dibiasakan bekerja dalam lingkungan kerja dengan standar tempat yang jelas
(Hirano, 1992:9).
Konsep 5S yang merupakan bagian dari konsep kaizen , memiliki arti penyempurnaan yang
berkesinambungan baik dalam kehidupan pribadi, dalam keluarga, lingkungan sosial maupun di tempat kerja (Imai,
1992:VIII). Konsep 5S merupakan budaya tentang bagaimana seoseorang memperlakukan tempat kerjanya secara
benar. Bila tempat kerja tertata rapi, bersih, tertib maka kemudahan bekerja perorangan dapat diciptakan.

Apa yang dimaksud dengan Seiri ?

Memisahkan benda/barang yang diperlukan dan yang tidak diperlukan, lalu membuang benda yang tidak
diperlukan tersebut ke tempat sampah.
Dalam pelaksanaan Seiri ini kita harus mengidentifikasi barang dalam dua kategori yaitu
Barang tidak diperlukan : Untuk barang tidak diperlukan dipisahkan kemudian buang ke tempat sampah.
Barang diperlukan : Untuk barang yang masing diperlukan juga dilakukan identifikasi misalnya diletakkan di
tempat penyimpan yang telah ditetapkan atau untuk beberapa kasus barang yang selalu digunakan maka
diletakkan di tempat yang terdekat dengan lokasi kita bekerja namun harus di identifikasi tempat tersebut.

Contoh daftar periksa untuk menerapkan strategi label merah dapat dilihat seperti dibawah ini,

1. TAHAP PERMULAAN 2. MEMBEDAKAN BARANG


DENGAN LABEL MERAH

3. MENENTUKAN
4. PEMBUATAN LABEL MERAH
STANDARLABEL MERAH

6. MENANGANI BARANG
5. MENEMPELKAN LABEL DENGAN LABEL MERAH &
EVALUASI
Apa yang dimaksud dengan Seiton ?

Menetapkan cara penyimpanan, tempat penyimpanan dan bubuhkan indikasi penamaan supaya
benda/barang mudah diambil pada saat diperlukan.
Dalam pelaksanaan Seiton ini merupakan hasil dari pelaksanaan Seiri yang baik. Seperti yang telah disampaikan
pada bagian Seiri, barang yang diperlukan diletakkan ditempat penyimpanan yang telah di tentukan. Oleh karena itu,
pada bagian Seiton ini penting untuk melakukan identifikasi terhadap tempat-tempat suatu barang. Sehingga barang-
barang tersebut nantinya akan mudah untuk ditemukan. Siapa pun orangnya nanti akan dengan mudah mengenal
tempat tersebut untuk benda A, benda B atau Benda C. Identifikasi dalam hal ini adalah dengan memberikan nama
tempat tersebut sesuai dengan nama benda yang disimpan ditempat tersebut. Selain itu, juga bisa dilakukan dengan
memberikan floor marking.

Langkah-langkah menerapkan Seiton (


1. Penempatan barang.
Prinsip yang melandasi penentuan lokasi untuk tiap barang ialah menentukan barang yang sering digunakan
dan kemudian menempatkannya di sekitar pekerja yang menggunakannya. Barang lain yang jarang
digunakan ditempatkan lebih jauh. Disamping itu, barang harus diletakkan pada ketinggian antara pundak
dan pinggang pekerja. Metode ini mengurangi waktu dan energi yang digunakan untuk berjalan dari dan ke
tempat penyimpanan.
2. Menyimpan peti kemas.
Setelah memutuskan mengenai ruang, peti kemas, misalnya kotak, lemari, rak, palet dan lain-lain, harus
dipersiapkan. Tetapi pembelian peti kemas yang baru harus benar-benar dihindari karena sasaran terakhir
adalah mengurangi ruang serta maminimalkan ukuran dan jumlah sediaan.
3. Menunjukkan posisi untuk tiap barang.
Pelat penunjuk yang berisi kode tempat dibuat dan digantungakan di plafon. Kode tempat adalah alamat
tempat dan alamat letak. Selain pelat penunjuk ini, pelat letak yang lebih khusus ditempatkan pada tiap rak.
4. Menunjukkan kode barang dan jumlahnya.
Kode barang dan jumlahnya tertera pada barang itu sendiri melalui label kode barang dan melalui pelat kode
barang pada rak yang ditempati barang itu. Penggunaan pelat kode barang ini mirip dengan sistem untuk
menentukan ruang parkir. Dalam contoh ini, pelat nomor tiap mobil sesuai dengan label kode barang. Pelat
kode barang sesuai dengan yang ditempatkan pada ujung tiap tempat parkir yang menunjukkan nomor pelat
dan nama pemilik.
5. Menjadikan Seiton suatu kebiasaan.
Untuk menjaga tata tertib dalam pabrik, Seiri dan Seiton harus dilaksanakan
secukupnya. Tindakan itu adalah antara lain pemisahan bahan secara visual antara yang diperlukan dengan
yang tidak, pengaturan bahan yang sering digunakan di dekat tempat penggunaannya, dan penggunaan
pelat kode tempat, pelat kode barang, dan garis-garis penunjuk jumlah (Yasuhiro, 1995:255).

Apa yang dimaksud dengan Seisou ?

Membersihkan sampah dan kotoran supaya kondisinya bersih, dilakukan juga pemeriksaan secara rinci
terhadap hal tersebut.
Dalam pelaksanaan Seisou hal-hal yang dilaksanakan dengan membersihkannya dari debu atau kotoran lainnya.
Target utamanya antara lain semua lantai dan jalan tembus, meja kerja, semua mesin, area gudang, jendela dan
dinding dan tempat-tempat lain yang ditentukan.
Untuk melaksanakan seiso atau resik, terlebih dahulu tentukanlah langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Tentukan apa yang hendak dibersihkan.
2. Tentukan siapa bertanggung jawab untuk setiap tugas Resik
3. Tentukan metode Resik.
4. Siapkan peralatan kebersihan
5. Pelaksanaan Resik (Hiroyuki, 1992:45).
Menentukan prosedur Resik dan Pemeriksaan
1. Pokok permasalahan yang jelas
Yang pertama harus dilakukan adalah melihat keadaan sebenarnya di tempat kerja untuk mengetahui
berapa banyak kotoran yang ada, apakah ada kebocoran, kerusakan, dan lain-lain.
Hanya setelah itu dapat dibuat suatu daftar masalah dan pertimbangkan tindakan apa yang dapat diambil.

Apa yang dimaksud dengan Seiketsu ?

Melakukan Seiri, Seiton, Seiso secara seksama dan terus menjaga kondisi tersebut supaya tetap bersih dan
tidak ada kotoran.
Pelaksanaan Seiketsu merupakan implementasi dari 3S diatasnya. Dimana seluruh tim diminta untuk senantiasa
memastikan bahwa lingkungan kerjanya dalam kondisi yang rapi dan bersih. Untuk menjaga kondisi 3S diatasnya
dapat dilakukan dengan membuat standar kerja dan jadwal rutin untuk melakukan pengecekan. Hal ini dapat
dilakukan dengan membuat checklist yang harus di isi oleh karyawan terkait.
Antara seiso dengan seiketsu sangat berkaitan erat. Seiketsu atau pemeliharaan
kerapihan secara terus menerus dalam pabrik, bergantung kepada Seiso yang membakukan kegiatan
pembersihan sehingga tindakan ini spesifik dan mudah dikerjakan (Yasuhiro, 1995:265). Adapun standar untuk
membuang barang yang tak diperlukan adalah sebagai berikut:
1. Jangan sampai anda terbebani oleh berbagai barang di tempat kerja.
2. Sebaliknya tentukan standar untuk membuang barang-barang yang tidak diperlukan dari lingkungan anda.
Apa yang dimaksud dengan Shitsuke ?

Implementasikan aturan yg sudah ditetapkan sesuai ketetapannya dan jadikan kebiasaan.

Shitsuke yaitu metode yang digunakan untuk memotivasi pekerja agar terus menerus melakukan dan ikut

serta dalam kegiatan perawatan dan aktivitas perbaikan serta membuat pekerja terbiasa mentaati aturan (rajin). Hal
ini dianggap sebagai komponen yang paling sukar dari 5 S. Untuk aktivitas ini, pekerja Jepang diharapkan melatih
pengandalian diri sendiri, bukan dikendalikan manajemen (Yasuhiro, 1995:266).

Shitsuke atau rajin berkaitan dengan kebiasaan karyawan yang harus dibina agar dapat menjaga dan

meningkatkan apa yang sudah baik. Seperti, budaya antri, bersih, tepat waktu, tepat janji dan sebagainya harus dibina
(Kristianto, 1995:61).
Orang yang dapat memberikan kritik membangun dengan baik akan dapat melaksanakannya juga, karena mereka
mempunyai komitmen terhadap:
1. Tempat Kerja
Mereka memiliki komitmen terhadap pekerjaan mereka.
2. Produk
Mereka memiliki komitmen untuk mempertahankan mutu produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
3. Pelatihan
Mereka memiliki komitmen untuk melatih bawahan mereka.

Berikut ini adalah tiga aspek penting dalm penerapan konsep shitsuke

1. Sanksi
Sanksi diberikan kepada seluruh anggota perusahaan, jika melanggar atau tidak mematuhi peraturan yang
terdapat di dalam 5 S.
2. PDCA (plan, do, check, action)
Langkah pertama dari kaizenadalah menerapkan siklus PDCA (plan, do, check, action) sebagian
sarana yang menjamin terlaksananya kesinambungan dari kaizenguna mewujudkan kebijakan
untuk memelihara dan memperbaiki atau meningkatkan standar. Siklus ini merupakan konsep yang
terpenting dari proses kaizen(Imai, 1998 : 4).
3. Rencana (plan)
Berkaitan dengan penetapan target untuk perbaikan , karena kaizenadalah cara hidup, maka
harus selalu ada perbaikan untuk semua bidang, dan perumusan rencana guna mencapai target tersebut.
Periksa (check) merujuk pada penetapan apakah penerapan tersebut berada pada jalur yang sesuai rencana
dan memantau kemajuan perbaikan yang direncanakan. Tindak (action) berkaitan dengan standarisasi
prosedur baru guna menghindari terjadinya kembali masalah yang sama atau menetapkan sasaran baru bagi
perbaikan berikutnya (Imai, 1998 : 5).
4. Penghargaan
Penghargaan diberikan anggota perusahaan yang paling baik menerapkan 5 S pada kegiatan produksi
sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai