Anda di halaman 1dari 20

METODOLOGI PENELITIAN

KLASIFIKASI JENIS ORNAMEN PEPATRAN PADA PELINGGIH


SANGGAH DI DESA JUNJUNGAN UBUD, GIANYAR

Objek Studi : Sanggah Keluarga Besar I Nyoman Suwena

Tim Dosen :

Prof. Ir. Ngakan Putu Sueca, MT., PhD

Dr. Eng. I Wayan Kastawan, ST., MA.

Prof. Dr. Ir. Syamsul Alam Paturusi, MSP.

Ir. Ciptadi Trimarianto, M.Phil., Ph.D

MAHASISWA :

I NYOMAN ANGGARA BAYU

1805521023

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya.

Terima kasih juga diucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Ubud, 14 Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................................. i

Daftar isi ........................................................................................................................ ii

BAB I Pendahuluan...................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ................................................................................................... 2

BAB II Kajian Teori..................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Ornamen Pepatran ................................................................................. 3


2.2 Jenis jenis Ornamen Pepatran.................................................................................. 3
2.3 Perbendaharaan Desain Ornamen Bali Pepatran ..................................................... 7
2.4 Prinsip-prinsip desain Ornamen Bali Pepatran ....................................................... 7

BAB III Metode Penelitian .......................................................................................... 9

3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................................ 9


3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................................ 9
3.3 Variabel Penelitian .................................................................................................. 9
3.4 Langkah Kerja Penelitian ........................................................................................ 9
3.5 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................................... 9
3.6 Teknik Analisis Data ............................................................................................. 11

BAB IV Hasil dan Pembahasan ................................................................................ 12

4.1 Ragam Jenis Pepatran ............................................................................................ 12


4.2 Pembahasan Penelitian .......................................................................................... 13

BAB V Penutup .......................................................................................................... 16

5.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 16

5.2 Saran ....................................................................................................................... 16

Daftar Pustaka ............................................................................................................ 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Pada BAB I akan membicarakan mengenai latar belakang tentang Arsitektur Bali yang
menjadi objek pada penyusunan makalah ini. Adapun hal lain yang akan tercakup pada BAB
I adalah mengenai rumusan masalah, tujuan penulisan, serta manfaat penulisan makalah.
Rumusan masalah bada BAB I selanjutnya akan menjadi dasar dari topik pembahasan
utama.

1.1 Latar Belakang

Arsitektur tradisional Bali dapat diartikan sebagai tata ruang yang mewadahi kehidupan
masyarakat Bali yang telah berkembang secara turun menurun dengan segala aturan-aturan
yang diwarisi dari zaman dahulu hingga sekarang. Arsitektur Bali adalah gaya arsitektur
vernacular yang didesain menggunakan bahan-bahan lokal untuk membangun bangunan,
struktur, dan rumah-rumah, serta mencerminkan tradisi lokal.

Arsitektur Bali sangat dipengaruhi oleh tradisi Hindu Bali, serta unsur Jawa kuno.
Bahan yang biasa digunakan di rumah-rumah dan bangunan Bali antara lain atap jerami,
kayu kelapa, bambu, kayu jati, batu, dan batu bata. Arsitektur Bali memiliki karakteristik
menggunakan budaya kuno dan kesenian di setiap elemen desain.

Salah satu elemen desain dari arsitektur bali yang menonjol adalh ukiran tradisional
bali. Berbagai macam jenis ukiran tradisional bali dapat dijumpai saat ini, mulai dari bentuk
tumbuhan, hewan, manusia dan kehidupan dewa dewa merupakan ragam bentuk ornament
ukiran bali saat ini

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini adalah :
1. Bagaimana jenis jenis ukiran pepatran yang ada di Bali?
2. Jenis ukiran Pepatran apa saja yang terdapat pada Sanggah keluarga besar I Nyoman
Suwena?
3. Bagaimana perkembangan ukiran pepatran pada sanggah keluarga besar I Nyoman
Suwena?

1
1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari disusunnya makalah ini adalah :

1. Mengetahui jenis jenis ukiran pepatran yang ada di Bali


2. Mengetahui Jenis ukiran Pepatran apa saja yang terdapat pada Sanggah keluarga besar
I Nyoman Suwena
3. Mengetahui perkembangan ukiran pepatran pada sanggah keluarga besar I Nyoman
Suwena

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat dari disusunnya makalah ini adalah :
3.1 Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai arsitektur Bali
3.2 Melatih kemampuan mahasiswa dalam penyusunan makalah.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Ornamen Pepatran


Ornamen pepatran adalah ornamen yang ide/konsep di ambil dari tamanan yang
merambat, seperti: tanaman labu, pare, timun, dan tanaman merambat liar, yang biasanya
numpang pada pohon-pohon besar sebagai pagar rumah. Tanaman ini oleh senimannya
dirubah/dideformasi/distilir menjadi sebuah karya seni berupa pengulangan, baik secara
melingkar/lurus dikenal dengan nama pepatran. Tujuan pepatran ini adalah untuk menghias
rumah pribadi/adat/tempat suci yang khusus berkembang di Bali. Pepatran ini menghiasi
bagian-bagian yang lebar dan memanjang, baik berupa segi empat, segi empat panjang, baik
tempatnya ditengah, dipinggir/bidang bidang yang lebar, juga sebagai pelengkap dari
ornament kekarangan.
Makna yang terkandung pada pepatran adalah memberikan perlindungan kepada
kehidupan manusia dari rasa takut, panas, haus dan yang lainnya. Sehingga memberikan
kenyamanan bagi manusia yang tinggal dilingkungan bangunan yang dihiasi oleh pepatran.
diBerikut ini akan ditampilkan pepatra yang diterapkan pada bangunan rumah pribadi/adat
dan tempat suci.
2.2 Jenis Jenis Ornamen Pepatran
2.2.1 Ornamen Patra Samblung
Oranmen Patra Samblung, adalah ide/konsep dari tanaman merambat seperti
pohon samblung, yang mana terdiri dari daun, bunga dan buah, yang distilir menjadi
motif patra samblung. Cirinya adalah banyak pola daun, pola bunga buah pada ujung
sulurnya.

Gambar 2.1 Pohon Samblung(kiri) & Ornamen Patra Samblung(kanan)


Sumber : http://gungjayack.blogspot.com/2013/10/ornamen-pepatran-2.html

3
2.2.2 Ornamen Patra Ulanda
Ornamen Patra Ulanda, adalah ornamen berasal dari Eropa (Belanda dengan
bentuk ornamen yang naturalis), kemudian distilir menjadi bentuk ornamen patra
ulanda, dengan ciri berdaun lebar, berbunga mekar,bunga kuncup, buah dan tangan-
tangan rambat sebagai alat untuk berpegangan pada dahan pohon yang lain. Cirinya
adalah beberapa daun besar, beberapa daun kecil, ada bunga, buah dan sulur-sulur

Gambar 2.2 Patra Ulanda pada batu(kiri) & patra ulanda desain digital
(kanan)
Sumber : http://gungjayack.blogspot.com/2013/10/ornamen-pepatran-2.html
2.2.3 Ornamen Patra Punggel
Ornamen Patra Punggel adalah gabungan dari beberapa keketusan yang terdiri
dari batu poh, jengger siap, kuping guling, patra wayah, ampas nangka/tunas muda, dan
distilir menjadi motif patra punggel

Gambar 2.3 Patra Punggel pada Batu(kiri) & Patra Punggel Pada ornament
Bade (kanan)
Sumber : http://gungjayack.blogspot.com/2013/10/ornamen-pepatran-2.html

4
2.2.4 Ornamen Patra Cina
Ornamen Patra Cina adalah ide/konsep dari tanaman bunga mawar yang berduri,
ornamen ini bentuknya naturalis yang dibawa oleh bangsa Cina dalam
pengembaraannya ke Bali, lukisan dan pahatannya masih tersimpat di Puri Karangasem,
kemudian distilir menjadi bentuk patra cina.

Gambar 2.4 Patra Cina pada Batu(kiri) & Patra Cina dalam bentuk 2D
(kanan)
Sumber : http://gungjayack.blogspot.com/2013/10/ornamen-pepatran-2.html
2.2.5 Ornamen Patra Sari
Ornamen Patra Sari, adalah ide/konsep dari patra punggel yang terdiri dari
punggel yang kecil dan besar dikombinasikan menjadi bentuk bunga, kemudian distilir
menjadi motif patra Sari.

Gambar 2.5 Patra Sari pada Batu(kiri) & Patra Sari dalam bentuk 2D (kanan)
Sumber : http://gungjayack.blogspot.com/2013/10/ornamen-pepatran-2.html
2.2.6 Ornamen Patra Banci
Ornamen Patra Banci, adalah ide/konsep dari beberapa gabungan patra,
kemudian distilir menjadi motif patra banci.

5
Gambar 2.6 Patra banci pada ukiran Batu
Sumber : http://gungjayack.blogspot.com/2013/10/ornamen-pepatran-2.html
2.2.7 Ornamen Tatah Kulit
Ornamen Tatah Kulit, adalah ornamen yang diambil dari patra punggel dan
lainnya, kemudian distilir menjadi bentuk ornamen tatah kulit. Cirinya tatah
menampilkan tatah postif, tatah postif adalah guratan pepatran kelihatan jelas dan yang
tidak berbentuk di hilangkan dengan pahatan, sehingga patranya lebih menonjol.

Gambar 2.7 Ornamen Tatah Kulit


Sumber : http://gungjayack.blogspot.com/2013/10/ornamen-pepatran-2.html
2.2.8 Ornamen Patra Prancis
Ornamen patra Prancis adalah ornamen yang berasal dari prancis yang
menampilkan bentuk natural dengan geometris, kemudian distilir menjadi bentuk
ornamen patra prancis, dengan ciri banyaknya bentuk-bentuk giometris pada setiap
bentuk patra yang akan di pranciskan.

6
Gambar 2.8 Ragam Ornamen Patra Prancis
Sumber : http://gungjayack.blogspot.com/2013/10/ornamen-pepatran-2.html

2.3 Perbendaharaan Desain Ornamen Bali Pepatran


2.3.1 Garis
Garis lengkung merupakan elemen dasar dalam ornamen pepatran. Garis
lengkung atau organik sesuai menggambarkan wujud dari imajinasi alam berupa
tumbuh-tumbuhan. Garis lengkung memberikan kesan luwes pada ornamen pepatran.
2.3.2 Pola
Pola yang terdapat pada ornamen pepatran hampir sama dengan pola pada
keketusan yaitu pengulangan objek. Perbedaan pola yang terdapat pada ornamen
pepatran adalah pengulangan objek yang diikuti oleh bagian-bagian lainnya. Pola ini
dapat dilihat pada ornamen patra samblung, ulanda dan punggel.
2.3.4 Bidang
Bidang yang paling mendominasi ornamen pepatran adalah bidang
geometris seperti persegi, persegi panjang, segitiga bahkan segi enam.
Penyusunan ornamen pepatran pada bidang tertentu bersifat lentur. Maksudnya
disini adalah, berbagai bidang geometri dapat diisi dengan berbagai jenis ornament
pepatran. hal yang penting dalam penyusunan bidang adalah kemampuan desainer
dalam menentukan dimensi setiap elemennya.

2.4 Prinsip-prinsip desain Ornamen Bali Pepatran


2.4.1 Proporsi
Prinsip proporsi pada ornamen pepatran mengarah pada beberapa hal
seperti dimensi dan bentuk elemen. Dimensi dalam penyusunan setiap elemen ornamen
pepatran sangat perlu diperhatikan. Hal yang perlu diperhatikan adalah menentukan
elemen utama dan pelengkap sehingga bentuk objek dapat terlihat dengan jelas.

7
Contohnya dapat dilihat pada ornamen pepatran jenis patra sari. Ciri dari patra sari
adalah adanya bunga yang dilengkapi dengan sari, sehingga objek ini menjadi utama.
Penyusunan kelengkapan lainnya dapat dibuat dengan dimensi lebih kecil.

1.4.2 Ritme
Prinsip ritme berhubungan dengan penyusunan kerapatan setiap elemen yang
terdapat pada ornamen pepatran. Setiap elemen harus memiliki ruang atau jarak, selain
untuk memperjelas objek, prinsip tersebut juga dapat menhasilkan visual yang
harmonis. Kesalahan dalam menentukan kerapatan setiap elemen pada ornamen
pepatran akan menyebabkan visual objek yang kacau. Prinsip ritme juga harus
diperhatikan pada saat menentukan arah pengembangan pepatran. Hal ini dimaksudkan
untuk mendapatkan keseimbangan secara visual. Prinsip ini dapat dilihat pada patra sari
dan cina. karakteristik dari patra ini adalah bentuknya yang mengalami
pengembangan dari pusat objek. Penyususnan ritme yang tepat akan menghasilkan
bentuk dan pola yang harmonis.

2.4.3 Penekanan

Prinsip penekanan memiliki kemiripan dengan proporsi. Penekanan


mengarah pada objek utama atau ciri khas yang dimiliki dari setiap ornamen
pepatran seperti halnya patra sari yang memiliki ciri khas bunga yang dilengkapi
dengan sari. Bagian ini harus diberikan penekanan dimensi sehingga ciri yang
dimiliki oleh ornamen pepatran menjadi objek utama.

8
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk
mendeskripsikan motif ornament ukiran yang terdapat pad sanggah di Desa Junjungan Ubud

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan selama seminggu dari tanggal 9 – 16 Desember 2020 yang
dilaksanakan pada Sanggah Keluarga besar I Nyoman Suwena dan rumah I Nyoman Suba
sebagai Narasumber yang berlokasi di Jalan Tirta Tawar, No 2. Banjar Junjungan, Desa Adat
Junjungan Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali

3.3 Variabel Penelitian


Variable dalam penelitian ini adalah ragam ornament ukiran dan intensitas penggunaan
setiap jenis ornament pada bangunan Pelinggih sanggah Di Desa Junjungan Ubud

3.4 Langkah Kerja Penelitian


Langkah Kerja Penelitian yaitu :
• Melakukan studi mengenai Motif ornament pepatran pada area Desa Junjungan;
• Melakukan survei langsung menuju lokasi Sanggah;
• Melakukan wawancara dengan narasumber;
• Menganalisis jenis jens pepatran yang terdapat pada Objek Studi
• Mengolah data yang telah dikumpukan.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Observasi
Observasi merupakan kegiatan yang secara langsung mengamati motif-motif
ornament pepatran bangunan pelinggih Sanggah keluarga besar I Nyoman Suwena
dan juga mengamati motif-motif mal dari ukiran pepatran tersebut dari rumah
narasumber yang sekaligus merupakan pembuat ukiran tersebut

9
Gambar 3.1 Observasi jenis Ukiran pada Sanggah (kiri) & Observasi jenis
Mal pada rumah Narasumber (kanan)
Sumber : Dokumentasi Pribadi

2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik tanya jawab yang dilakukan bersama
narasumber untuk memperoleh informasi mengenai obyek studi ukiran pelinggih
sanggah dalam hal ini wawancara dilakukan dengan I Nyoman Suba sebagai
pembuat dari ukiran dari objek studi

Gambar 3.2 Wawancara dengan Narasumber sekaligus pembuat ukiran


Sumber : Dokumentasi Pribadi

10
3. Kajian Pustaka
Teknik kajian pustaka merupakan suatu metode pengumpulan data dengan
mengumpulkan sumber-sumber tertulis mengenai teori teori pepatran yang ada di
bali

3.6 Teknik Analisis Data


Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif. Analisis diawali
dengan mengidentifikasi jenis-jenis ornamen yang ada pada Sanggah keluarga besar I
Nyoman Suwena

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Ragam Jenis Pepatran


4.1.1 Ornamen Patra Cina
Ornamen Patra Cina pada ukiran pelinggih sanggah tempat observasi
teridentifikasi sebanyak 6 pelinggih menggunakan Patra jenis ini

Gambar 4.1 Ukiran Patra Cina pada pelinggih Gedong Bata (kiri) & Ukiran
patra Cina yang dikombinasikan dengan kombinasi bentuk lainnya (kanan)
Sumber : Dokumentasi Pribadi
4.1.2 Ornamen Patra Punggel
Pada area sanggah ini selain menggunakan motif patra Cina juga menggunakan
patra punggel, hal ini dapat dilihat dari gambar dibawah, pelinggih yang
menggunakan motif patra ini yaitu sebanyak 4 bangunan

12
Gambar 4.2 Ukiran Patra Punggel pada pelinggih Gedong Sari (kiri) &
Ukiran patra Punggel yang dikombinasikan dengan kawang gajah (kanan)
Sumber : Dokumentasi Pribadi

4.1.3 Ornamen Patra Sari


Ornamen Patra Sari pada wilayah Sanggah ini dapat dilihat dari ukiran yang
bentuk nya kecil seperti pada ikut lasan pada area Sake. Bangunan yang
menggunakan motif ini yaitu sebanyak 3 bangunan

Gambar 4.3 Pengaplikasian Patra Sari Dalam Ukiran


Sumber : Dokumentasi Pribadi
4.2 Pembahasan Penelitian
Dari hasil survey yang telah dipaparkan diatas, diperoleh hasil bahwa pada tempat
observasi yaitu Sanggah keluarga besar I Nyoman Suwena terdapat 3 jenis ornamen ukiran

13
Pepatran/ Patra yang digunakan pada sanggah tersebut. Ketiga patra tersebut adalah Patra
Cina, Patra Punggel dan Patra Sari. Dari ketiga patra tersebut patra Cina yang paling
banyak digunakan yaitu pada 6 bangunan, sedangkan patra Punggel digunakan oleh 4
bangunan dan patra sari digunakan oleh 3 bangunan dan dapat dilihat pada tabel dibawah

Klasifikasi Jenis Patra


7
6
5
4
3
2
1
0
Patra Cina Patra Punggel Patra Sari

Jenis Patra

Tabel 4.1 Klasifikasi Jenis Patra pada Sanggah keluarga besar I Nyoman Suwena

4.2.1 Perkembangan Motif Pepatran


Selain itu terdapat pula perbedaan bentuk motif ukiran patra dari ukiran yang
dibuat pada tahun 1980 dan tahun 2000 an

Gambar 4.4 Ukiran Pepatran tahun 1980 (kiri) & Ukiran Pepatran tahun
2000 an (kanan)

14
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Terlihat pada gambar diatas perkembangan ukiran pepatran megalami
perubahan pada bentuk yang lebih variativif. Pepatran pada tahun 1980 bentuk
canggah wang (siku kayu) nya masih polos dan lurus, sedangkan pada canggah wang
yang dibuat pada tahun 2000 an sudah berani mengambil bentuk bentuk yang lebih
berani seperti lengkungan dengan menguurangi beberapa bagian pinggir kayu

15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan Pembahasan diatas maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada sanggah keluarga besar I Nyoman Suwena menggunakan 3 jenis motif


ornament ukiran pepatran, yaitu Patra Cina, Patra Punggel dan Patra Sari, dari ketiga
jenis pepatran tersebut, patra Cina lah yang paling banyak digunakan pada masing-
masing bangunan lalu setelah itu patra Punggel kemusian Patra Sari
2. Bentuk Pepatran mengalami perkembangan sesuai berjalannya waktu, pepatran yang
dibuat pada jaman dulu bingkai ukirannya masih lurus sedangkan yang dibuat pada
masa kini sudah memiliki bentuk yang lebih dinamis

5.2 Saran

Dari Penjababaran materi diatas dihasilkan saran yaitu kita harus lebih peduli
terhadap kebudayaan kita sendiri salah satunya ukiran-ukiran tradisional bali, mulai dari
yang ada disekitar kita, agar nantinya warisan kebudayaan ini tidak punah termakan arus
modernisasi. Peran serta seluruh elemen masyarakat sangat dibutuhkan untuk melestarikan
warisan budaya kita ini dengan cara membuat peraturan yang mengatur jenis jenis ukiran
bali, membuat seminar tentang ukiran bali hingga pameran ukiran bali agar warisan ini bisa
diminati oleh kaum milenial jaman sekarang

16
DAFTAR PUSTAKA

• http://gungjayack.blogspot.com/2013/10/ornamen-pepatran-2.html (diakses
pada tanggal 16 Desember 2020)
• http://jambika-archi.blogspot.com/2017/11/ornamen-bali-pepatran.html
(diakses pada tanggal 16 Desember 2020)

17

Anda mungkin juga menyukai