Tim Dosen :
MAHASISWA :
1805521023
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya.
Terima kasih juga diucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan...................................................................................................... 1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada BAB I akan membicarakan mengenai latar belakang tentang Arsitektur Bali yang
menjadi objek pada penyusunan makalah ini. Adapun hal lain yang akan tercakup pada BAB
I adalah mengenai rumusan masalah, tujuan penulisan, serta manfaat penulisan makalah.
Rumusan masalah bada BAB I selanjutnya akan menjadi dasar dari topik pembahasan
utama.
Arsitektur tradisional Bali dapat diartikan sebagai tata ruang yang mewadahi kehidupan
masyarakat Bali yang telah berkembang secara turun menurun dengan segala aturan-aturan
yang diwarisi dari zaman dahulu hingga sekarang. Arsitektur Bali adalah gaya arsitektur
vernacular yang didesain menggunakan bahan-bahan lokal untuk membangun bangunan,
struktur, dan rumah-rumah, serta mencerminkan tradisi lokal.
Arsitektur Bali sangat dipengaruhi oleh tradisi Hindu Bali, serta unsur Jawa kuno.
Bahan yang biasa digunakan di rumah-rumah dan bangunan Bali antara lain atap jerami,
kayu kelapa, bambu, kayu jati, batu, dan batu bata. Arsitektur Bali memiliki karakteristik
menggunakan budaya kuno dan kesenian di setiap elemen desain.
Salah satu elemen desain dari arsitektur bali yang menonjol adalh ukiran tradisional
bali. Berbagai macam jenis ukiran tradisional bali dapat dijumpai saat ini, mulai dari bentuk
tumbuhan, hewan, manusia dan kehidupan dewa dewa merupakan ragam bentuk ornament
ukiran bali saat ini
1
1.3 Tujuan Penulisan
2
BAB II
KAJIAN TEORI
3
2.2.2 Ornamen Patra Ulanda
Ornamen Patra Ulanda, adalah ornamen berasal dari Eropa (Belanda dengan
bentuk ornamen yang naturalis), kemudian distilir menjadi bentuk ornamen patra
ulanda, dengan ciri berdaun lebar, berbunga mekar,bunga kuncup, buah dan tangan-
tangan rambat sebagai alat untuk berpegangan pada dahan pohon yang lain. Cirinya
adalah beberapa daun besar, beberapa daun kecil, ada bunga, buah dan sulur-sulur
Gambar 2.2 Patra Ulanda pada batu(kiri) & patra ulanda desain digital
(kanan)
Sumber : http://gungjayack.blogspot.com/2013/10/ornamen-pepatran-2.html
2.2.3 Ornamen Patra Punggel
Ornamen Patra Punggel adalah gabungan dari beberapa keketusan yang terdiri
dari batu poh, jengger siap, kuping guling, patra wayah, ampas nangka/tunas muda, dan
distilir menjadi motif patra punggel
Gambar 2.3 Patra Punggel pada Batu(kiri) & Patra Punggel Pada ornament
Bade (kanan)
Sumber : http://gungjayack.blogspot.com/2013/10/ornamen-pepatran-2.html
4
2.2.4 Ornamen Patra Cina
Ornamen Patra Cina adalah ide/konsep dari tanaman bunga mawar yang berduri,
ornamen ini bentuknya naturalis yang dibawa oleh bangsa Cina dalam
pengembaraannya ke Bali, lukisan dan pahatannya masih tersimpat di Puri Karangasem,
kemudian distilir menjadi bentuk patra cina.
Gambar 2.4 Patra Cina pada Batu(kiri) & Patra Cina dalam bentuk 2D
(kanan)
Sumber : http://gungjayack.blogspot.com/2013/10/ornamen-pepatran-2.html
2.2.5 Ornamen Patra Sari
Ornamen Patra Sari, adalah ide/konsep dari patra punggel yang terdiri dari
punggel yang kecil dan besar dikombinasikan menjadi bentuk bunga, kemudian distilir
menjadi motif patra Sari.
Gambar 2.5 Patra Sari pada Batu(kiri) & Patra Sari dalam bentuk 2D (kanan)
Sumber : http://gungjayack.blogspot.com/2013/10/ornamen-pepatran-2.html
2.2.6 Ornamen Patra Banci
Ornamen Patra Banci, adalah ide/konsep dari beberapa gabungan patra,
kemudian distilir menjadi motif patra banci.
5
Gambar 2.6 Patra banci pada ukiran Batu
Sumber : http://gungjayack.blogspot.com/2013/10/ornamen-pepatran-2.html
2.2.7 Ornamen Tatah Kulit
Ornamen Tatah Kulit, adalah ornamen yang diambil dari patra punggel dan
lainnya, kemudian distilir menjadi bentuk ornamen tatah kulit. Cirinya tatah
menampilkan tatah postif, tatah postif adalah guratan pepatran kelihatan jelas dan yang
tidak berbentuk di hilangkan dengan pahatan, sehingga patranya lebih menonjol.
6
Gambar 2.8 Ragam Ornamen Patra Prancis
Sumber : http://gungjayack.blogspot.com/2013/10/ornamen-pepatran-2.html
7
Contohnya dapat dilihat pada ornamen pepatran jenis patra sari. Ciri dari patra sari
adalah adanya bunga yang dilengkapi dengan sari, sehingga objek ini menjadi utama.
Penyusunan kelengkapan lainnya dapat dibuat dengan dimensi lebih kecil.
1.4.2 Ritme
Prinsip ritme berhubungan dengan penyusunan kerapatan setiap elemen yang
terdapat pada ornamen pepatran. Setiap elemen harus memiliki ruang atau jarak, selain
untuk memperjelas objek, prinsip tersebut juga dapat menhasilkan visual yang
harmonis. Kesalahan dalam menentukan kerapatan setiap elemen pada ornamen
pepatran akan menyebabkan visual objek yang kacau. Prinsip ritme juga harus
diperhatikan pada saat menentukan arah pengembangan pepatran. Hal ini dimaksudkan
untuk mendapatkan keseimbangan secara visual. Prinsip ini dapat dilihat pada patra sari
dan cina. karakteristik dari patra ini adalah bentuknya yang mengalami
pengembangan dari pusat objek. Penyususnan ritme yang tepat akan menghasilkan
bentuk dan pola yang harmonis.
2.4.3 Penekanan
8
BAB III
METODE PENELITIAN
9
Gambar 3.1 Observasi jenis Ukiran pada Sanggah (kiri) & Observasi jenis
Mal pada rumah Narasumber (kanan)
Sumber : Dokumentasi Pribadi
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik tanya jawab yang dilakukan bersama
narasumber untuk memperoleh informasi mengenai obyek studi ukiran pelinggih
sanggah dalam hal ini wawancara dilakukan dengan I Nyoman Suba sebagai
pembuat dari ukiran dari objek studi
10
3. Kajian Pustaka
Teknik kajian pustaka merupakan suatu metode pengumpulan data dengan
mengumpulkan sumber-sumber tertulis mengenai teori teori pepatran yang ada di
bali
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 4.1 Ukiran Patra Cina pada pelinggih Gedong Bata (kiri) & Ukiran
patra Cina yang dikombinasikan dengan kombinasi bentuk lainnya (kanan)
Sumber : Dokumentasi Pribadi
4.1.2 Ornamen Patra Punggel
Pada area sanggah ini selain menggunakan motif patra Cina juga menggunakan
patra punggel, hal ini dapat dilihat dari gambar dibawah, pelinggih yang
menggunakan motif patra ini yaitu sebanyak 4 bangunan
12
Gambar 4.2 Ukiran Patra Punggel pada pelinggih Gedong Sari (kiri) &
Ukiran patra Punggel yang dikombinasikan dengan kawang gajah (kanan)
Sumber : Dokumentasi Pribadi
13
Pepatran/ Patra yang digunakan pada sanggah tersebut. Ketiga patra tersebut adalah Patra
Cina, Patra Punggel dan Patra Sari. Dari ketiga patra tersebut patra Cina yang paling
banyak digunakan yaitu pada 6 bangunan, sedangkan patra Punggel digunakan oleh 4
bangunan dan patra sari digunakan oleh 3 bangunan dan dapat dilihat pada tabel dibawah
Jenis Patra
Tabel 4.1 Klasifikasi Jenis Patra pada Sanggah keluarga besar I Nyoman Suwena
Gambar 4.4 Ukiran Pepatran tahun 1980 (kiri) & Ukiran Pepatran tahun
2000 an (kanan)
14
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Terlihat pada gambar diatas perkembangan ukiran pepatran megalami
perubahan pada bentuk yang lebih variativif. Pepatran pada tahun 1980 bentuk
canggah wang (siku kayu) nya masih polos dan lurus, sedangkan pada canggah wang
yang dibuat pada tahun 2000 an sudah berani mengambil bentuk bentuk yang lebih
berani seperti lengkungan dengan menguurangi beberapa bagian pinggir kayu
15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Dari Penjababaran materi diatas dihasilkan saran yaitu kita harus lebih peduli
terhadap kebudayaan kita sendiri salah satunya ukiran-ukiran tradisional bali, mulai dari
yang ada disekitar kita, agar nantinya warisan kebudayaan ini tidak punah termakan arus
modernisasi. Peran serta seluruh elemen masyarakat sangat dibutuhkan untuk melestarikan
warisan budaya kita ini dengan cara membuat peraturan yang mengatur jenis jenis ukiran
bali, membuat seminar tentang ukiran bali hingga pameran ukiran bali agar warisan ini bisa
diminati oleh kaum milenial jaman sekarang
16
DAFTAR PUSTAKA
• http://gungjayack.blogspot.com/2013/10/ornamen-pepatran-2.html (diakses
pada tanggal 16 Desember 2020)
• http://jambika-archi.blogspot.com/2017/11/ornamen-bali-pepatran.html
(diakses pada tanggal 16 Desember 2020)
17