Nama Kelompok :
YOGYAKARTA
2018
I. Profil Perusahaan
Indonesia merupakan negara yang memiliki tingkat usaha kecil yang tinggi.
Menurut data (Departemen Perdagangan RI, 2008) industri kreatif di Indonesia
menyumbang 6,3% GDP (Gross Domestic Product) atau setara dengan 104,73 triliun
rupiah. Seiring dengan besarnya pengaruh industri kreatif ini besar kemungkinan
perkembangan industri kreatif di Indonesia akan terus meningkat. Salah satu kota yang
berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai kota kreatif adalah Yogyakarta. UNESCO
mengajukan empat kota sebagai kota kreatif yang salah satunya adalah Yogyakarta
bersama dengan tiga kota lainnya yaitu Solo, Bandung, Pekalongan (Kemenparekraf,
2013)
Yogyakarta dikenal sebagai kota kreatif karena kreatifitas warganya yang mampu
menghasilkan suatu barang ataupun menyediakan jasa yang memiliki nilai jual tinggi.
UKM pada penelitian ini adalah Anugerah Kaca. Dalam nama perusahaan perseorangan
dengan diberi nama Anugerah Kaca tersebut adanya filosofi pada awal pertama
berdirinya diberi kata “Anugerah” semoga suatu pemberian Allah SWT dapat menjadi
perusahaan yang barokah kedepannya. Dan kaca yaitu perusahaan tersebut artinya
menjual kaca atau dapat merangkai kaca menjadi produk maka perusahaan tersebut
dikatakan Anugerah Kaca. Dan dirancang nama Anugerah Kaca tersebut dapat
berkembang secara barokah dari produk kaca dan dapat menguntungkan masyarakat
Pengembangan UKM menjadi sangat strategis dalam menggerakkan perekonomian
nasional, mengingat kegiatan usahanya mencakup hampir semua lapangan usaha
sehingga kontribusi UKM menjadi sangat besar bagi peningkatan pendapatan bagi
kelompok masyarakat berpendapatan rendah.
Penataan layout suatu organisasi (perusahaan) akan mempengaruhi risiko dan
keuntungan perusahaan tersebut secara keseluruhan, mengingat penataan sangat
mempengaruhi biaya tetap maupun biaya variabel, baik dalam jangka menengah maupun
jangka panjang. Keputusan penataan fasilitas pabrik sering bergantung kepada tipe
bisnis.
ETALASE
KACA
5’ 5’ 5’ 5’
5’ Diukur 5’ Diukur Diukur Diukur Diukur Diukur
Meteran Meteran Meteran Meteran
Meteran Mistar
20’ Dirakit
Sekrup
20’ Dirakit
Sekrup
10’ Dibor
M.
Bor
20’ Dirakit
Lem Kaca
2’ Inspeksi
IV. Pengolahan Data
4.1 Penentuan Layout Usulan
V. Pembahasan
Dalam menentukan atau menghitung ongkos material handling, diperoleh dari
beberapa data, yaitu biaya tenaga kerja per bulan (karena dalam UKM tersebut material
handling dilakukan oleh manusia), frekuensi material handling, total pekerja, dan jarak
total material handling. Biaya tenaga kerja per bulan dari UKM Anugerah Kaca sebesar
Rp1.800.000. Dalam sehari atau 7 jam kerja (420 menit), aktivitas material handling
terjadi selama 2 menit, maka faktor ongkos material handling sebesar (2/420 = 0,00476).
Biaya material handling per bulan untuk seorang pekerja diperoleh dari gaji total pekerja
dikali dengan faktor ongkos material handling, sehingga nilainya sebesar Rp8.568.
UKM Anugerah Kaca memiliki 10 orang pekerja, maka dalam sebulan UKM tersebut
mengeluarkan biaya material handling sebesar Rp85.680 per bulan. Sedangkan ongkos
material handling per meter diperoleh dari total OMH dibagi dengan jarak total material
handling, sehingga nilainya sebesar Rp415,92. Lalu, pada perhitungan OMH pada layout
usulan didapatkan aktivitas material handling selama 1,5 menit, maka ongkos material
handling (1,5/420=0,00357), ongkos material handling sebesar Rp6.426. Sedangkan
ongkos material handling per meter diperoleh dari total OMH dibagi dengan jarak total
material handling, sehingga nilainya sebesar Rp462,60. Hasil perhitungan tersebut
menunjukkan bahwa layout usulan yang direkomendasikan memiliki ongkos material
handling lebih murah yaitu sebesar Rp64.240.
VI. Kesimpulan
Dari hasil penelitian pada UKM Anugerah Kaca dapat diambil kesimpulan bahwa
penataan ulang (rekomendasi layout usulan) menghasilkan ongkos material handling
yang lebih murah dibandingkan dengan layout awalan.