Anda di halaman 1dari 6

SISTEM LINGKUNGAN INDUSTRI

Anna Gustika Efendi 11950224793


2F
Resume Green Manufacturing dan Literature Review Jurnal Green
Manufacturing
Minggu, 17 Mei 2020

Fakultas Sains dan Teknologi Teknik Industri

Resume Green Manufacturing


Green manufacturing adalah suatu metode untuk meminimalkan limbah dan
atau polusi yang disebabkan oleh proses manufaktur. Green manufacturing mendasarkan pada
sistem produksi yang berkelanjutan (sustainable production system) dalam menghasilkan
sebuah produk. Produk industri tersebut memiliki siklus hidup, mulai dari perancangan,
pembuatan, distribusi, pemanfaatan dan sisa produk yang memiliki dampak
kerusakan terhadap lingkungan dan kesehatan, serta mengkonsumsi sumber daya
alam seminimal mungkin (material dan energi). Industri yang
menerapkan green manufacturing akan memiliki performa industri yang ramah lingkungan
serta efisien dari segi ekonomi.

Strategi penerapan GM , yaitu mengembangkan industri yang sudah ada menuju


industri hijau dan membangun industri baru dengan prinsip industri hijau, mempunyai arti
yang sangat luas karena didalamnya termasuk upaya pencegahan pencemaran dan perusakan
lingkungan melalui upaya pemilihan bahan baku yang ramah lingkungan, meningkatkan
efisiensi penggunaan sumber daya (bahan baku, energi dan air) pada setiap tahapan produksi,
pembaharuan penggunaan atau perbaikan teknologi produksi rendah karbon, pilihan jenis
proses yang efektif dan efisien, rancangan produk yang ramah lingkungan dan minimalisasi
limbah.

Prinsip green manufacturing selaras prinsip produksi bersih (cleaner production), dimana
dalam beberapa prinsip pokok dan strategi yang dilakukan sebagai berikut:
1. Meminimalkan penggunaan bahan baku, air, energi dan pemakaian bahan baku tidak
ramah lingkungan (beracun dan berbahaya), serta meminalisasi terbentuknya limbah
pada sumbernya sehingga mencegah dan atau mengurangi timbulnya pencemaran dan
kerusakan lingkungan serta risikonya tehadap manusia.
2. Perubahan dalam pola produksi dan konsumsi, berlaku baik pada proses maupun
produk yang dihasilkan, sehingga harus memahami secara baik analisis daur hidup
produk.
3. Perubahan dalam pola pikir, sikap dan tingkah laku dari semua pihak terkait baik
pemerintah, masyarakat maupun kalangan dunia usaha yang tentunya didukung oleh
komitmen secara bersama-sama dan terlebih dituangkan dalam kebijakan implementasi
industri hijau.
4. Mengaplikasikan teknologi ramah lingkungan, sistem manajemen yang meliputi
posedur standar operasi sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
5. Pelaksanaan program industri hijau harus didasarkan pada kesadaran (awareness)
sehingga diperlukan pengaturan sendiri (self regulation) yang tidak bergantung pada
peraturan atau ketentuan pemerintah.
Jika dilihat dari manfaat yang diperoleh dari implementasi industri hijau, pertama:
menimalisasi terbentuknya limbah sehingga dapat menjaga dam melindungi lingkungan dan
kedua: dapat mengurangi biaya produksi.
Secara umum kegiatan proses produksi di perusahaan industri masih menerapkan
sistem manufaktur konvensional, atau yang dikenal dengan Bussiness as Usual (BAU).
Namun, sudah saatnya dilakukan transformasi paradigma menuju sistem manufaktur industri
hijau, yaitu sistem manufaktur yang mengedepankan konsep efisiensi, penggunaan sumber
daya terbarukan, dan penggunaan teknologi rendah karbon. Selain itu, produksi hijau juga
dapat dilakukan dengan pemanfaatan kembali material dan sumber daya yang digunakan
melalui konsep 4R (Reduce, Reuse, Recycle, Recovery), menggunakan sumber daya manusia
yang kompeten, implementasi SOP, layout pabrik yang efisien dan efektif, dan modifikasi atau
penggantian mesin/peralatan.
Konsep green manufacturing meliputi proses pembuatan produk dengan pengunaan material
minimal dan prosesnya dapat meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan.
Implementasi green manufakturing banyak diterapkan pada perusahaan industri. Faktor
pendorong implementasi green manufacturing ialah undang-undang dimasa depan, tekanan
publik, tekanan dari rekan lainnya, dan juga komitmen manajemen puncak menjadi hal utama
sebagai faktor pendorong pengimplementasian green manufacturing. Tujuan Green
Manufacturing (GM) adalah integrasi berkesinambungan dari perbaikan lingkungan dari
proses industri dan produk untuk mengurangi atau mencegah polusi udara, air, dan tanah,
mengurangi limbah pada sumbernya, dan untuk meminimalkan resiko terhadap manusia dan
spesies lainnya.
Beberapa artikel menjelaskan implementasi GM dengan melakukan reduce, reuse dan
recycle pada jenis industri yang berbeda, seperti pada industri manufaktur secara umum (Bey,
Hauschild, dan Mcaloone, 2013; Luken dan Van Rompaey, 2008; Masoumik, Abdul-rashid,
dan Olugu, 2015); industri lantai/ubin keramik dengan melakukan perubahan pada penggunaan
bahan baku, efisiensi konsumsi energi dan air (Gabaldón-estevan, Criado, dan Monfort, 2014);
industri karet (Marimin dkk., 2014); industri otomotif dengan mengimplementasikan
pengolahan air yang digunakan dalam produksi, dan pengunaan material yang lebih ramah
lingkungan (Drohomeretski dkk., 2014); mengurangi limbah makanan pada perusahaan
produsen makanan dilakukan dengan remanufacture, repackaging, penjualan dengan diskon,
donasi pada lembaga-lembaga sosial, melakukan manajemen limbah (Garrone dkk., 2016); dan
industri pengecoran logam (Arulrajah dkk., 2017).
Aspek Implementasi Pembahasan Penulis
Green Design 1. Development-intensive green 1. (W. Zhu dan He, 2017)
product (DIGP) and 2. (Taib, Udin, dan Ghani,
margincost-intensive green 2015)
product (MIGP) 3. (Johansson dan Sundin,
2. Kolaborasi desain produk 2014)
dengan teknologi pada
industri
manufaktur
3. Membandingkan konsep Lean
Product Development (LPD)
dengan Green Product
Development (GPD)
Green Production Efisiensi penggunaan energi (Duflou dkk., 2012; Ingarao,
dan bahan baku 2017; Newman dkk, 2012;
Oncel, 2017; Park dkk., 2009)
Reduce 1. Pengurangan dan 1. (Pacelli dkk., 2015)
Reuse penggunaan kembali sekrap
Recycle industri dengan mendesain 2. (Rahim, Aziz, dan Raman,
produk berbahan dasar 2017)
sekrap industri 3. (Santos dkk., 2016)
2. Pengurangan emisi
karbondioksida pada pabrik
daur ulang plastik resin
3. Penggunaan kembali limbah
cat ubin keramik pada
produksi paving block

Sumber:

Amaranti, R., Irianto, D., Govindaraju, R., 2017. Green Manufacturing. Seminar dan Konferensi
Nasional IDEC. 171-181.
Literature Review Journal Green Manufacturing

Judul Artikel A review on Green Manufacturing: It’s


important, Methodology and its Application.
Penulis Jurnal I.D.Paula, G.P.Bholeb , J.R.Chaudhari
Judul Jurnal, Volume, Issue, Tahun International Research Journal of Engineering
Terbit and Technology (IRJET), 04(07). 2017
Halaman Jurnal 2667-2671
Tujuan Jurnal Tujuan dari jurnal ini untuk menyajikan hasil
temuan yang saling berkaitan antara masalah
yang dihadapi oleh lingkungan manufaktur dan
hubungannya dengan pabrik gula dan
pengecoran.
Pendahuluan Pada lingkungan global saat ini, sumber daya
alam dan manusia adalah masalah utama. Akibat
banyaknya permasalahan yang terjadi pada
lingkungan serta perubahan iklim yang tidak
menentu menyebabkan ketidakseimbangan
sistem lingkungan di bumi. ISO mengusulkan
untuk tiap perusahaan melakukan manajemen
lingkungan. Era utamanya ialah pada sektor
industri untuk meminimalisir tingkat kerusakan
lingkungan didaerah industri. Adanya sistem
green manufacturing ini sangat memiliki dampak
yang bagus dikarenakan kecocokan dengan
strategi pembangunan yang berkelanjutan.
Hasil dan Pembahasan GM adalah satu-satunya solusi pembangunan
berkelanjutan dan juga milik perusahaan
tanggung jawab untuk masyarakat. Green
manufacturing (GM) adalah istilah yang
digunakan untuk menggambarkan praktik
manufaktur yang tidak merusak lingkungan
selama ada bagian dari manufaktur proses. Ini
menekankan proses pembuatan yang dilakukan
tidak mencemari lingkungan atau
membahayakan konsumen, karyawan, atau
anggota komunitas lainnya. GM menekankan
pada pengurangan bagian, merasionalisasi bahan
dan mengurangi komponen, untuk membantu
membuat produk lebih efisien untuk dibangun.
GM menyoroti peta jalan industri untuk
mencapai peningkatan kinerja melalui
berkelanjutan pengembangan dan dampaknya
terhadap kompetitif organisasi hasil.
Pembangunan berkelanjutan adalah sebuah
konsep, yang melibatkan tujuan sosial, ekologis
dan ekonomi, dan mengharuskan
mempertahankan integritas eksploitasi sumber
daya, arahan investasi, orientasi pengembangan
teknologi dan perubahan kelembagaan. Beberapa
manfaat green manufacturing tercantum di
bawah ini:
1. Mengontrol dan mengurangi limbah
material disiklus manufaktur.
2. Memelihara modal dan menghemat uang.
3. Meningkatkan produktivitas dan
meningkatkan penghematan biaya.
4. Membantu mengarahkan dan
memengaruhi perilaku perusahaan
internal dan eksternal untuk memastikan
keberlanjutan.
5. Adaptasi mudah untuk mengubah aturan
dilingkungan.
Pada pabrik gula green manufacturing sangat
dibutuhkan dalam pengolahan limbah yang
berasal dari tebu sedangkan pada proses
pengecoran green manufacturing dibutuhkan
sebagai kontrol sistem, penghematan energi,
serta pengaturan sistem inti.
Kesimpulan Green Manufacturing terbukti menjadi konsep
yang sangat berharga untuk mengurangi limbah
industri dan emisi. Tujuan GM adalah untuk
memungkinkan penggunaan sumber daya secara
efisien dan meningkatkan kinerja lingkungan
pabrik tebu dan perusahaan pengecoran.
Produksi Uap dari energi matahari bisa dianggap
sebagai contoh ideal GM relatif terhadap
tantangan dalam GM. Manfaat menerapkan GM
di perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Mengurangi limbah melalui penggunaan
energi dan mentah secara efisien bahan.
2. Meningkatkan produktivitas dan
meningkatkan hasil produk melalui efisiensi
yang lebih besar.
3. Meningkatkan profitabilitas dan kualitas
produk.
4. Mengurangi risiko kecelakaan lingkungan
dan menghindari biaya kepatuhan regulasi
yang mengarah ke asuransi penghematan
e-ISSN, p- ISSN 2395-0056, 2395-0072

Sumber:
Belekar, A. M. (2017). Green Manufacturing. International Research Journal of Engineering
and Technology (IRJET), 04(07). 2667-2671.

Anda mungkin juga menyukai