Anda di halaman 1dari 5

OTOMASI INDUSTRI

Anna Gustika Efendi, 11950224793


6C
Tugas Jenis Teknologi Terbaru yang Mendukung
Otomasi Industri
Senin, 22 Maret 2021

Fakultas Sains dan Teknologi Teknik Industri

Pendahuluan
Seiring perkembangan teknologi yang sangat pesat mendorong perusahaan manufaktur
untuk dapat menerapkan teknologi ke dalam proses produksinya, salah satu teknologi tersebut
yaitu otomasi. Penggunaan teknologi otomasi di sebuah perusahaan terutama perusahaan
manufaktur dapat meningkatkan produktivitas. Otomasi sendiri diimplementasikan
menggunakan instruksi program yang dikombinasikan dengan system control mengendalikan
instruksi tersebut. Mengotomatiskan suatu proses, tenaga dibutuhkan untuk menjalankan
proses itu sendiri dan mengoperasikan program maupun system control.

 Jenis Teknologi Terbaru yang Mendukung Otomatisasi di Bidang Industri


Adapun jenis-jenis teknologi terbaru yang mendukung otomatisasi dibidang industri
adalah sebagai berikut:
a. Teknologi Sensor
Teknologi Sensor adalah jenis perangkat yang dapat mendeteksi dan bereaksi terhadap
semua jenis input dari lingkungan fisik. Sensor bereaksi terhadap input seperti panas,
cahaya, kelembaban, gerakan, atau tekanan dll. Output dari sensor ini adalah sejenis
informasi yang dapat dipahami manusia. Ada berbagai jenis sensor seperti sensor gerak,
sensor jarak, sensor sentuh, dan sensor foto. Teknologi sensor ini digunakan untuk
berbagai tujuan. Berikut beberapa jenis teknologi sensor yang ada yaitu:
1. Proximity Sensor, Sensor jarak atau Proximity Sensor digunakan untuk mendeteksi
objek di dekat sensor. Jenis sensor ini bekerja dengan cara memancarkan medan
elektromagnetik atau sinar radiasi seperti inframerah. Sensor ini dapat pula mendeteksi
gerakan yang dihasilkan obyek maupun subyek ketika mendekat ke titik sensor.
Adapun penerapannya saat ini yaitu pada kepentingan keamanan, sistem parkir pada
kendaraan secara otomatis, kendali pintu otomatis, wastafel otomatis, toilet flusher
otomatis, pengering tangan, sistem manajemen energi, dll.
2. Pressure Sensor, Sensor tekanan atau Pressure Sensor digunakan dalam sistem IoT
untuk memantau sistem dan perangkat yang digerakkan akibat tekanan. Ketika kisaran
tekanan berada di luar batas ambang, perangkat akan memperingatkan operator
mengenai anomali yang harus diperbaiki. Dalam lingkup komersil, sensor tekanan
digunakan pada kendaraan yang menerapkan Tyre Pressure Monitoring
System sebagai indikasi pengukur tekanan ban, serta pesawat terbang untuk
menentukan ketinggian (altitude) melalui perubahan tekanan udara. Sedangkan pada
lingkup industri, umumnya aplikasi sensor tekanan terkait dengan kebutuhan data
mengenai perubahan tekanan gas dan cairan.
3. Temperature Sensor, Sensor suhu atau Temperature Sensor digunakan untuk
mengukur sejumlah energi panas yang dihasilkan dari suatu objek maupun area sekitar.
Di masyarakat sendiri, jenis sensor ini dapat ditemukan dalam penyejuk udara (air
conditioners), kulkas, dan beberapa alat elektronik lainnya yang berfungsi untuk
mengendalikan temperatur lingkungan.
4. Rotary Encoder, Sensor putaran digunakan mengukur laju dan kecepatan putar dari
suatu objek, operator dapat mengukur tingkat kecepatan yang diperlukan agar mesin
bekerja optimal sesuai kebutuhan dan kondisi. Contoh penggunaan di bidang otomotif
adalah speedometer, yang mengukur kecepatan putaran roda, serta sistem kontrol
stabilitas elektronik. Di lingkup industri, penggunaan sensor ini umumnya berkaitan
dengan mesin yang menghasilkan energi dengan cara berputar. Contohnya seperti
pusat listrik tenaga air, perputaran gerigi besi pada alat pemotongan, maupun mesin
pompa industri.

b. Internet of Thing (IoT)


Internet of thing (IoT) merupakan suatu konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat
dari konektivitas internet yang tersambung secara terus menerus. Internet of thing (IoT)
bisa dimanfaatkan pada gedung untuk mengendalikan peralatan elektronik seperti lampu
ruangan yang dapat dioperasikan dari jarak jauh melalui jaringan komputer. Konsep IoT
ini sebetulnya cukup sederhana dengan cara kerja mengacu pada 3 elemen utama pada
arsitektur IoT, yakni: Barang Fisik yang dilengkapi modul IoT, Perangkat Koneksi ke
Internet seperti Modem dan Router Wireless Speedy seperti di rumah anda, dan Cloud
Data Center tempat untuk menyimpan aplikasi beserta data base. enerapan teknologi
internet memang tidak dapat dihindari karena internet yang hampir menjangkau semua
wilayah di dunia termasuk di Indonesia. Jika ada perusahaan yang tidak menggunakan
teknologi internet maka perusahaan tersebut akan tertinggal dan akan kehilangan sebagian
konsumen. Begitu juga dalam dunia usaha industri manufaktur, IoT bisa menjadi teknologi
manufaktur yang bisa membuat kinerja perusahaan meningkat. Bukan hanya dari sisi
produksi dan penjualan tapi dari pengelolahan keuangan seperti pembuatan laporan
keuangan perusahaan industri juga harus menggunakan teknologi internet. Dengan
teknologi internet yaitu cloud based maka laporan seperti neraca, cash flow dan laba rugi
perusahaan manufaktur bisa dikerjakan secara cepat.

c. Artificial Intellegence (AI)


Artificial Intellegence adalah simulasi kecerdasan manusia dalam program mesin agar
mesin tersebut dapat berpikir dan bertindak selayaknya manusia. Contoh
penerapan artificial intelligence sebetulnya dapat ditemukan banyak dalam keseharian
industri saat ini. Berikut beberapa teknologi AI yang dapat diterapkan untuk mengoptimasi
proses industri manufaktur, yaitu sebagai berikut:
1. Algoritma Genetik (AG) adalah teknik optimasi AI yang berprosedur dengan
mengadaptasi proses seleksi alam atau dikenal dengan “siapa kuat, maka dia yang
bertahan (survive)”. Cara bekerja algoritma ini yaitu membentuk sebuah populasi
yang terdiri dari individu-individu, lalu masing-masing individu tersebut
mempresentasikan sebuah solusi yang mungkin bagi setiap permasalahan industri yang
ada. Individu tersebut akhirnya menunjukkan penyelesaian terhadap permasalahan jika
solusinya kuat dan peluangnya tinggi. Cara algoritma genetik ini telah terbukti sebagai
optimalisasi efektif dan dapat menyelesaikan masalah industri manufaktur hampir
optimal. Penerapan artificial intelligence dengan teknik AG pada industri manufaktur
telah digunakan sebagai optimasi fasilitas dan tata letak industri.
2. Simulated Annealing (SA) adalah salah satu algoritma untuk optimasi yang bersifat
generik. Hal ini berarti optimasi yang didasarkan atas probabilitas dan mekanika
statistik. Biasanya, masalah yang diselesaikan dengan cara ini yaitu masalah yang
memiliki ruang pencarian solusi yang terlalu besar. Contohnya, dalam proses
pembentukan kristal dalam bidang metalurgi. Pemanasan sampai tingkat tertentu
diperlukan agar mendapat hasil kristal yang sempurna. Kemudian dilakukan
pendinginan secara perlahan dan terkendali. Atau persoalan penjadwalan continuous
flow-shop yang mempersoalkan mencari permutasi urutan jobs yang akan diproses
pada sejumlah mesin yang dibatasi proses pada setiap job yang harus kontinyu sesuai
dengan tujuan minimasi total waktu proses (flow-time).
3. Tabu Search (TS) adalah teknik optimasi dengan melakukan penyelesaian masalah
industri untuk menghindari pengulangan. Proses pencarian masalah dilakukan demi
menemukan solusi satu ke solusi lainnya, hal ini dilakukan dengan tidak melakukan
pencarian ulang pada ruang solusi yang telah ditelusuri. Berbagai masalah dari
penjadwalan produksi hingga telekomunikasi dapat diselesaikan dengan optimal
dengan menggunakan teknik ini. Proses industri manufaktur juga dapat menggunakan
teknik ini sebagai optimasi buffer dan ukuran penyimpanan dalam sistem manufaktur,
selain itu juga digunakan sebagai optimasi batch pada lini perakitan.
4. Algoritma immune System (AIS) adalah salah satu algoritma optimasi yang dapat
digunakan untuk pengambilan keputusan. Seperti ketiga aplikasi artificial
intelligence sebelumnya, pengaplikasian algoritma immune juga populer sebagai alat
optimasi dalam sistem manufaktur. Sistem ini dibuat sebagai salah satu sistem dengan
cara peniruan tingkah laku dari sistem kekebalan tubuh
manusia. Pengaplikasian algoritma immune dalam optimasi proses industri
manufaktur yaitu dengan menghitung optimasi pada penjadwalan flow shop. Hasil
yang dicapai terbukti lebih baik daripada menggunakan algoritma genetik.
Penggunaan algoritma immune juga menyatakan bahwa pengaplikasiannya
memperlihatkan hasil yang lebih masuk akal, beralasan dan berlogika.

d. Human Machine Interface (HMI)


Human Machine Interface adalah suatu sistem yang menghubungkan antara manusia dan
teknologi mesin. Sistem HMI sebenarnya sudah cukup popular di kalangan industri. Pada
umumnya HMI berupa komputer dengan display di Monitor CRT/LCD dimana kita bisa
melihat keseluruhan sistem dari layar tersebut. Layaknya sebuah komputer, HMI biasanya
dilengkapi dengan keyboard dan mouse dan juga bisa berupa touch screen. Tujuan dari
HMI adalah untuk meningkatkan interaksi antara mesin dan operator melalui tampilan
layar komputer serta memenuhi kebutuhan pengguna terhadap informasi sistem yang
sedang berlangsung. Pada bidang industri, HMI (Human Machine Interface) digunakan
sebagai perantara antara pengguna dengan mesin otomasi. Pengguna dapat menjalankan,
memonitor dan mengendalikan peralatan otomasi melalui layar sentuh (touchscreen)
secara realtime. Selain pada bidang industri, HMI dapat digunakan pada perantara lainnya,
seperti layar sentuh pada HP. HMI dapat memberikan kemudahan kepada pengguna
karena pengguna dapat memanfaatkan fitur-fitur yang terdapat pada HMI untuk
menjalankan / mengoperasikan mesin tersebut.
e. Teknologi Robotik
Bidang teknologi berkaitan dengan merancang, membangun, dan memelihara robot atau
mesin serupa lainnya. Robot bekerja pada teknologi kecerdasan buatan. Mereka adalah
mesin pintar yang sangat berkembang, melakukan berbagai tugas yang dirancang untuk
dan mengurangi pekerjaan manusia. Orang yang bekerja di industri robotik dibagi menjadi
dua kategori. Pertama, insinyur robot yang merancang dan membuat robot dan lainnya
adalah teknisi robot yang tugasnya memelihara robot dan menanganinya. Dalam bidang
industri teknologi robotik digunakan dalam bidang produksi untuk meminimalisir
kegagalan dari produk yang dihasilkan serta membantu agar produk diproduksi secara
efektif dan efesien sehingga dapat memenuhi permintaan pasar dengan segera, selain itu
robotik pada bidang industri juga dapat digunakan sebagai sistem kontrol mesin dan para
pekerja apakah kinerja para pekerja itu sesuai dengan target atau tidak. Dan juga robot
biasanya digunakan untuk tugas yang berat, berbahaya, pekerjaan yang berulang dan kotor.
Biasanya kebanyakan robot industri digunakan dalam bidang produksi. Penggunaan robot
lainnya termasuk untuk pembersihan limbah beracun, penjelajahan bawah air dan luar
angkasa, pertambangan, pekerjaan "cari dan tolong" (search and rescue), dan untuk
pencarian tambang. Belakangan ini robot mulai memasuki pasaran konsumen di bidang
hiburan, dan alat pembantu rumah tangga, seperti penyedot debu, dan pemotong rumput.

Referensi
Al Amin, Imam Husni. 2009 . Artificial Intelligence dalam Proses Industri Manufaktur. Jurnal Teknologi
Informasi DINAMIK Volume XIV, No.2, 98-104
Kristianti, Novera. Pengaruh Internet of Thing (IoT) Pada Education Business Model : Studi Kasus
Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Jurnal Teknologi Informasi. Vol 13, No.2.
Hakim, Abdul Lukman., dan Rino Andrias Nugraha. 2017. PERANCANGAN SISTEM OTOMASI PROSES
PELUBANGAN KARTU TEKSTIL JACQUARD PADA MESIN PUNCHING DI PT. BUANA INTAN
GEMILANG. Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Vol 4, No. 1, 68-75

Anda mungkin juga menyukai