PENDAHULUAN
hanya dialami atau menimpa bangsa Indonesia saja, melainkan hampir seluruh
bumi yang sangat tipis, untuk kemudian dipantulkan kembali ke luar angkasa
dalam bentuk sinar infra merah. Terjebaknya radiasi sinar infra merah kedalam
rata-rata temperatur udara dan air di dekat permukaan tanah di planet bumi dalam
lingkungan utama di dunia dan Indonesia. Dalam lingkungan dunia global ini,
sumber daya dan jumlah populasi adalah masalah utama. Lingkungan sangat
penting dengan dan perubahan iklim pada titik mana pun menyebabkan
untuk produk dan bahkan untuk sistem manajemen Lingkungan. Era utama adalah
1
untuk meminimalkan kerusakan lingkungan akibat industry (Paul, Bhole, &
Cao, & H. Zhang, 2002). Biaya energi dan sumber daya terus meningkat karena
meningkatnya permintaan dan terbatasnya pasokan. Lebih jauh, tren harga hampir
memproduksi dalam kisaran harga energi dan sumber daya yang besar. Salah satu
dilakukan pada produk. Atau, harga yang stabil dapat difasilitasi dengan
restoran. Dewasa ini wisatawan semakin cerdas dan selektif untuk memilih hotel
2
lingkungan dengan memanfaatkan sumber daya hemat energi dan berbasis produk
lokal atau yang tergabung dalam green industry (Ecogreen Hotel, Eco Suites,
bagi para pengelola usaha kuliner dalam menjalankan bisnisnya karena konsep
green memiliki nilai investasi jangka panjang yang mampu menciptakan loyalitas
Limbah cair rumah makan adalah limbah dalam bentuk cair yang dihasilkan oleh
kegiatan rumah makan yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan
rumah makan relatif sama dengan seperti pada pemukiman dan fasilitas tambahan
3
perusahaan akan mempunyai citra yang baik di mata pembeli, masyarakat dan
manusia, keuangan dan pemasaran. Green manufacturing tidak akan bisa berjalan
seperti apa adanya tanpa adanya intervensi dari manajemen berupa upaya
memiliki jumlah paling besar dan terbukti tahan terhadap berbagai macam
goncangan krisis ekonomi. Kriteria usaha yang termasuk dalam Usaha Mikro
Kecil dan Menengah telah diatur dalam payung hukum. Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
badan usaha sesuai dengan kriteria usaha mikro. Dan usaha yang termasuk kriteria
50.000.000,- dan tidak termasuk bangunan dan tanah tempat usaha. Mempunyai
4
UMKM di Indonesia memiliki peran yang sangat krusial dalam bidang
ekonomi nasional, baik dalam penyerapan tenaga kerja, penyedia berbagai produk
dan jasa yang dibutuhkan serta sebagai sumber pendapatan masyarakat. Meski
memiliki peran yang sangat besar dalam perekonomian, namun terkait dengan
limbah yang dihasilkan dalam berbagai bentuknya, proses produksi yang belum
efisien baik dalam penggunaan bahan baku, energi, serta penggunaan bahan
berbagai kementerian dan dinas terkait tengah berupaya mendorong agar UMKM
diharapkan dari perbankan berupa keberadaan ragam produk atau skim kredit
UMKM ramah lingkungan, serta rencana yang akan dilakukan pada waktu yang
lingkungan hidup. Dampak negatif yang disebabkan oleh UMKM terjadi mulai
5
dari upaya memperoleh bahan baku, proses produksi, dan limbah yang dihasilkan
baik pada saat produksi atau setelahnya. Upaya yang dilakukan oleh berbagai
Salah satu sumber penghasil air limbah di Kalimantan selatan adalah sumber
pencemar institusi yang terdiri dari kegiatan industri, perhotelan, rumah sakit,
rumah makan, mall, swalayan dan lainnya. Sampai sekarang besaran beban
menjadi salah satu permasalahan yang banyak ditemui pada daerah dengan
6
Dalam usaha kuliner dalam kategori mikro di Kalimantan Selatan banyak
membuang limbah seperti tissue ke dalam selokan atau trotoar, begitu juga dengan
minyak dan hasil sisa sisa makanan yang sering kali di temui di selokan dan
trotoar yang dimana air di selokan berwarna hitam dan mengeluarkan bau yang
tidak sedap dan trotoar meninggalan bekas berwarna hitam akibat tumpahan
minyak goreng bekas yang tidak terkontrol saat melakukan proses produksi
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada Pasal 163 tentang Kesehatan
lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang
lingkungan dalam hal ini pencemaran air sungai yang sebagian besar disebabkan
oleh limbah domesik yang berasal dari sisa-sisa pembuangan perhotelan, rumah
tangga dan restoran. Tercemarnya air sungai oleh limbah domestik ini tentu
7
menjadi permasalahan lingkungan yang serius mengingat visi pariwisata
Kalimantan Selatan yakni untuk menjadikan sungai Barito sebagai tujuan wisata
pengembangan fasilitas dan sarana pariwisata yang bebas dari limbah dan
pencemaran lingkungan.
masa depan, tekanan publik, tekanan dari rekanan, dan komitmen manajemen
puncak adalah faktor yang paling penting dari perspektif lingkungan; tekanan
publik dan komitmen manajemen puncak adalah faktor yang paling penting dari
perspektif sosial; dan dari perspektif ekonomi ada faktor insentif, penghematan
biaya, daya saing, permintaan pelanggan, teknologi, dan sumber daya organisasi.
terhadap tren ‘green’, akses terbatas pada literatur mengenai GM; kelangkaan
8
informasi yang memadai); resiko teknologi (ancaman menerapkan teknologi
yang lemah (tidak adanya undang-undang lingkungan yang lengkap dan hukum
yang tidak efektif); penegakan hukum yang rendah; dan ‘trade off”.
Mittal & Sangwan (2014b, 2014a) dalam artikel yang lain juga membahas
sebagian orang menganggap sebagai istilah lain dari Green Manufacturing. Yang
menjadi faktor penghambat dibagi menjadi tiga bagian yaitu dari kebijakan
(penegakan hukum dan peraturan yang lemah, ketidakpastian aturan di masa yang
teknologi), dan ekonomi (biaya jangka pendek yang tinggi, rendahnya permintaan
konsumen, ketidakpastian manfaat yang akan diperoleh dan trade off). Hasil
perusahaan kecil dan menengah (studi kasus IKM di Malaysia). Faktor yang
9
lingkungan yang terstruktur. Selain itu, pengetahuan pemilik perusahaan
penghambatan yang sangat sering terjadi berasal yang dihadapi oleh industri
hambatan internal dan eksternal, di mana hambatan internal termasuk biaya dan
pemasok yang buruk, dan hambatan spesifik industri itu sendiri. K. Lee (2009)
menemukan masalah bahwa usaha kecil dan menengah (UKM) terhambat oleh
10
manufacturing. Satu faktor lagi yang masuk ke kerangka kerja adalah persyaratan
11
pelatihan green manufacturing yang disediakan oleh pemerintah. Keuangan,
sumber daya keuangan terbatas dan biaya modal awal yang tinggi untuk
sebagai sumber pencemar air yang berasal pada kegiatan perhotelan, hanya 17
pengambilan sampel pada beberapa titik terpaksa harus dibatalkan. Dari 17 hotel,
pada beberapa parameter telah melebihi ataupun berada di bawah baku mutu yang
ditetapkan. Untuk parameter derajat keasaman (pH) ada tiga hotel yang tidak
memenuhi baku mutu yang ditetapkkan. Ketiga hotel tersebut adalah Hotel
Fortuna, Hotel Kuripan dan Hotel Nasa, dimana ketiganya memiliki pH yang agak
sedikit asam yaitu 5.95, 5.73 dan 5.81. Jika dibandingkan dengan baku mutunya
yang berkisar 6 – 9, maka nilai ketiganya tentu berada di bawah standar baku
mutu yang ditetapkan. Dari total 6 rumah makan yang diambil sampel limbah
parameter BOD dan COD yang melampaui ambang batas baku mutu yang
12
ditetapkan yaitu 25mg/l untuk BOD dan 50mg/l untuk COD. Tingginya kadar
BOD dan COD pada semua rumah makan ini tidak terlepas dari kandungan bahan
organik pada limbah cair dibuang setiap rumah makan. Kandungan bahan organik
yang sama juga terjadi pada penguraian bahan organik yang melalui reaksi kimia,
dimana nantinya akan meningkatkan kadar COD pada limbah cair tersebut.
Tingginya kadar BOD dan COD pada setiap rumah makan yang ada, disebabkan
belum adanya sistem pengolahan limbah cair (IPAL) pada setiap rumah makan
sistem trapping namun hal tersebut masih terlalu sederhana sehingga belum
mampu menurunkan kada BOD dan COD pada limbah cair buangnya. Kadar
tertinggi untuk BOD dan COD terdapat pada rumah makan cepat saji Pizza Hut
yaitu 1650mg/l untuk BOD dan 3638.4mg/l untuk COD (Rahman, 2015).
di Kalimantan Selatan”.
13
1.2. Rumusan Masalah
Kalimantan Selatan.
14
2. Untuk mengetahui apakah faktor biaya yang menyebabkan belum
Kalimantan Selatan
Kalimantan Selatan
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Tabel. 2.1
Penelitian terdahulu
Teori
Green Manufacturing
16
akademisi, peneliti, dan
Industri pengetahuan di
lingkungan kawasan
memiliki pengaruh
dominan terhadap
17
knowledge sharing pada
implementasi green
manufacturing di
organisasi, dukungan
organisasi.
green Malaysia.
manufacturing
practices in
Malaysian
SMEs: A
Preliminary
18
Findings
Manufacturing India.
Practic
A Survey of
Indian
Industries
19
Indian Hotel Konsentrasi selain dari faktor
dan kepedulian
lingkungan karyawan
menghijaukan proses
bisnis.
Economic lingkungan.
Perspectives
20
2.2 Landasan Teori
1. Pengertian
pada berbagai jenis bidang usaha seperti rumah sakit, perguruan tinggi, pabrik,
dan lain-lain, ini dikarenakan jenis usaha seperti yang disebutkan diatas
menghasilkan produk yang bisa berupa barang maupun jasa, yang mana untuk
ahli,antara lain:
aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan
21
proses pengubahan input menjadi output yang bernilai untuk memenuhi
kebutuhan konsumen.
Menurut Render dan Heizer (2016), diferensiasi, biaya rendah dan respons
yang cepat dapat dicapai saat manajer membuat keputusan efektif dalam sepuluh
tersebut.
dan modal ini akan menentukan struktur biaya dasar suatu perusahaan.
22
menentukan kesuksesan perusahaan.
e. Perancangan tata letak. Aliran bahan baku, kapasitas yang dibutuhkan, tingkat
letak.
yang integral dan mahal dari keseluruhan rancang sistem. Karenanya, kualitas
lingkungan kerja diberikan, bakat dan keahlian yang dibutuhan, dan upah yang
g. Manajemen rantai pasokan. Keputusan ini menjelaskan apa yang harus dibuat
dipertimbangkan.
dikembangkan.
yang diinginkan.
23
2.2.2 Definisi UMKM
berbeda pada setiap literatur menurut beberapa instansi atau lembaga bahkan
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha
Undang-Undang.
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, ataupun menjadi
bagian baik langsung maupun tidak. langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha
Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana
24
diatur dalam Undang- Undang.
juta rupiah).
1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus
juta rupiah).
1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
25
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima
Di Negara lain atau tingkat dunia, terdapat berbagai definisi yang berbeda
mengenai UKM yang sesuai menurut karateristik masing – masing Negara, yaitu
sebagai berikut:
1. World Bank: UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja ± 30 orang,
pendapatan per tahun US$ 3 juta dan jumlah aset tidak melebihi US$ 3 juta.
3. Di Eropa: UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja 10-40 orang dan
pendapatan per tahun 1-2 juta Euro, atau jika kurang dari 10 orang, dikategorikan
retail/service dengan jumlah tenaga kerja 54-300 orang dan modal ¥ 50 juta-300
juta.
26
5. Di Korea Selatan: UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja ≤ 300 orang
6. Di beberapa Asia Tenggara: UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja 10-
15 orang (Thailand), atau 5–10 orang (Malaysia), atau 10-99 orang (Singapura),
besar sebagaimana perusahaan besar sehingga pembentukan usaha ini tidak sesulit
usaha besar. Kedua, tenaga kerja yang diperlukan tidak menuntut pendidikan
terbukti memiliki ketahanan yang kuat ketika Indonesia dilanda krisis ekonomi.
dibidang ekonomi, sosial dan politik, maka saat ini perkembangan UMKM diberi
27
perhatian cukup besar diberbagai belahan dunia.
pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, UMKM juga berperan dalam
peranannya dalam penciptaan kesempatan kerja dan sebagai salah satu sumber
penting bagi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB). Usaha kecil juga
peranan cukup penting dalam penghasilan devisa negara melalui usaha pakaian
turis.
dan jasa bagi konsumen yang berdaya beli rendah, tetapi juga bagi konsumen
28
perkotaan lain yang berdaya beli lebih tinggi. Selain itu, usaha kecil juga
menyediakan bahan baku atau jasa bagi usaha menengah dan besar, termasuk
pemerintah lokal. Tujuan sosial dari UMKM adalah untuk mencapai tingkat
untuk meminimalisir sampah atau gas buang yang dihasilkan dari proses produksi
atau sering disebut “zero emission strategy”, yang memiliki konsep dasar “we
borrow the earth from our descendants”. Green manufacturing berkaitan erat
diperoleh dengan melakukan konsep green itu sendiri (Dornfeld, 2014). Menurut
(Dam & Petkova, 2014), green manufacturing merupakan kosep produksi yang
ekologis yang positif, seperti mendaur ulang dan menggunakan kembali produk.
produk, termasuk penjualan produk bekas, tidak terjual, atau produk kembali di
dampak lingkungan pada setiap tahap siklus hidup produk, dalam upaya
29
meminimalkan dampak lingkungan dari proses pembuatan, menghasilkan limbah
kegiatan operasional kuliner, membutuhkan energi dan sumber daya yang tidak
saat ini, rendah dan memberikan dampak lingkungan yang cukup besar. Dampak
negatif yang timbul lebih sering karena tingginya penggunaan sumberdaya yang
tidak terbaharui seperti air, bahan bakar minyak yang menimbulkan polusi bagi
udara, air dan tanah). Sementara itu wisatawan menginginkan banyak kemudahan
dan kepuasan dalam kegiatan wisatanya. Mereka memiliki ekspektasi yang tinggi
2014).
30
Namun saat ini, dengan adanya perubahan tren kepariwisataan, wisatawan
dapat memberikan manfaat bagi dirinya maupun daerah yang mereka kunjungi.
Sebagian dari wisatawan bahkan sudah mulai menjadikan parameter konsep dan
manajemen yang ramah lingkungan sebagai salah satu tolak ukur dalam memilih
Travel Agent) Annual Travel Market (2002) menyatakan bahwa sebagian besar
masyarakat lokal, 85% menyatakan bahwa wisata tidak boleh merusak lingkungan
31
Menurut Ruiz-Molina, Gil-Saura, & Moliner-Vela´zquez (2009), resto yang
berwawasan lingkungan
32
Undang-Undang telah mengatur secara khusus mengenai Industri Hijau (pasal
insentif.
Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah selama ini belum sesuai dengan metode dan teknik
secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat
secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta dapat
Ruang
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia
hidupnya. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
33
Peranan energi sangat penting artinya bagi peningkatan kegiatan ekonomi dan
Mittal & Sangwan (2014b, 2014a) dalam artikel yang lain juga membahas
orang menganggap sebagai istilah lain dari Green Manufacturing adalah Aspek
a. Kurangnya Pengetahuan.
untuk memulai suatu bisnis yang memberikan dampak positif bagi lingkungan
utama pelaku usaha dengan bebas membuka dan melakukan kegiatan usaha tanpa
34
Kesulitan dalam memperoleh informasi green manufacturing untuk potensi
perbaikan atau pemulihan lingkungan menjadi sebab utama dalam kategori ini
b. Teknologi
green manufacturing yang menjadi pilihan pelaku usaha dalam memulai bisnis
dengan basis ramah lingkungan. R&D, desain, dan pengujian yang tidak memadai
c. Keuangan
manufacturing menjadi masalah yang serius di hadapi oleh pelaku usaha, dengan
para pelaku usaha dalam melakukan program green manufacturing, yang menjadi
35
tolak ukurnya adalah tingginya harga alat dan bahan ramah lingkungan serta
organisasi.
Akan tetapi yang menjadi permasalahan bagi pelaku usaha untuk tidak melakukan
36
BAB III
METODE PENELITIAN
penelitian serta daerah ini memiliki jumlah usaha kuliner yang cukup banyak,
dinamis, cepat tanggap serta peka terhadap perubahan. Selain itu, informasi-
informasi baru dapat dengan cepat diakses dan diterima oleh industri kuliner
tersebut.
3.2.1 Populasi
dari penelitian ini adalah industri Kuliner mikro yang telah beroperasi lebih dari 2
3.2.2 Sampel
37
populasi, suatu sampel harus benar-benar dapat mewakili populasinya. Oleh
karena itu, diperlukan tata cara yang digunakan dalam memilih bagian sampel
populasinya.
Sampel yang diambil pada penelitian ini adalah 40 usaha Kuliner mikro
operasi bisnis ekologis yang positif, seperti mendaur ulang dan menggunakan
kembali produk.
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
manufacturing adalah :
38
a. Pengetahuan.
manufacturing.
b. Teknologi.
manufacturing.
green manufacturing.
39
4. Kurangnya fleksibilitas untuk beralih ke sistem berbasis ramah lingkungan.
c. Biaya.
manufacturing.
ramah lingkungan.
penulis menggunakan skala likert. Dalam hal ini penulis akan memberikan
pertanyaan dengan 4 alternatif jawaban yang harus dipilih salah satu jawaban saja.
setiap pilihan jawaban pertanyaan yaitu nilai 4 untuk jawaban yang positif dan
40
nilai 1 untuk jawaban yang sangat negatif. Maka bentuk penilaiannya sebagai
berikut:
Yaitu data atau informasi yang diperoleh secara langsung dari responden
atau obyek penelitian. Data primer yang diperoleh dengan Kuesioner. Kuesioner
variabel. Kuisioner yang akan digunakan dan disajikan kepada responden terdiri
manufacturing.
Yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung, yang di dapat dari
keadaan (naik turunya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel dependen
Y = α+b1x1+b2x2+b3x3+e
Keterangan:
Y = Kinerja Operasional
X1 = Inovasi Produk
X2 = Kualitas Informasi
X3 = Desain Produk
E = Standar error
42
3.5.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan agar model yang diperoleh benar – benar telah
memenuhi asumsi - asumsi yang mendasari regresi. Model regresi yang diperoleh
linier tidak bias yang terbaik. Kondisi ini akan terjadi jika dipenuhi beberapa
meliputi:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal ataukah tidak
(Ghozali, 2012). Model regrsi yang baik adalah memiliki distribusi data normal
atau mendekati normal (Ghozali, 2012). Uji normalitas dilakukan dengan melihat
kernomalan distribusi, jika nilai Asymp. Sig suatu variabel lebih besar dari Level
43
nilai Asymp. Sig dalam variabel itu lebih kecil dari Level of Significant 5% maka
2.Uji Multikolirieritas
Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) nilai variance inflation
factor (VIF) (Ghozali, 2012). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel
bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Dalam pengertian
sederhana setiap variabel bebas menjadi variabel terikat (dependent) dan diregres
yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai
tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance)
44
2. Menetapkan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis :
Perhitungan nilai VIF dan Tolerance berdasarkan pada alat analisis yang
4. Pengambilan keputusan
3.Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
heteroskedastisitas.
45
Daftar Pustaka
Kajian Literatur. In Seminar dan Konferensi Nasional IDEC 2017 (pp. 8–9).
Rineka Cipta.
Dam, L., & Petkova, B. N. (2014). The impact of environmental supply chain
https://doi.org/10.1108/IJOPM-10-2012-0482
Diaz-Elsayed, N., Jondral, A., Greinacher, S., Dornfeld, D., & Lanza, G. (2013).
46
Technology, 62(1), 475–478. https://doi.org/10.1016/j.cirp.2013.03.066
https://doi.org/10.1007/s40684-014-0010-7
Fukey, L. N., & Issac, S. S. (2014). Connect among Green , Sustainability and
U., & Musa, S. N. (2015). Drivers and barriers analysis for green
47
Giovanni, P. De. (2012). Do internal and external environmental management
Heizer, J., & Render, B. (2016). Operations Management (7th ed.). New Jersey:
Prentice-Hall.
Hoek, R. I. Van. (1999). From reversed logistics to green supply chains. Supply
https://daerah.sindonews.com/read/947272/21/restoran-dan-hotel-di-
pangandaran-masih-buang-limbah-ke-pantai-1420614583
48
https://doi.org/10.1080/00207543.2013.838649
(July). https://doi.org/10.13140/2.1.1975.6487
49
Olyvia, F. (2017). Hotel Pembuang Limbah Sembarangan di Jakarta Diberi
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20170316141930-12-200600/hotel-
pembuang-limbah-sembarangan-di-jakarta-diberi-sanksi
https://doi.org/10.1016/j.mspro.2014.07.149
50
Ruiz-Molina, M.-E., Gil-Saura, I., & Moliner-Vela´zquez, B. (2009). Good
Sinangjoyo, N. J. (2013). Green Hotel sebagai Daya Saing Suatu Destinasi. Green
Irwin.
https://doi.org/10.1142/s0219686708001516
51
Verma, V., & Chandra, B. (2017). Intention to Implement Green Hotel Practices:
52