BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkungan hidup di Indonesia merupakan sebuah karunia
dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang tidak ternilai harganya,
sehingga harus senantiasa dijaga, dikelola dan dilestarikan dengan
baik agar dapat menjadi sumber penghidupan bagi manusia dan
mahkluk hidup lainnya.Manusia dan lingkungan sekitar tentu sangat
berkaitan erat, karenamanusia berinteraksi dan saling
mempengaruhi dengan alam danlingkungannya dalam sebuah
hubungan timbal balik baik itu positif maupunnegatif.
Pemerintah terus mengupayakan adanya keseimbangan antara
pembangunan dengan kelestarian lingkungan hidup. Salah satu
upaya tersebut adalah dengan pembentukan kelembagaan.
Efektivitas kelembagaan lingkungan hidup dapat dilihat dari kinerja
instansi pemerintah, perangkat hukum dan peraturan perundang-
undangan, serta program yang dijalankan pemerintah dalam rangka
menjaga kelestarian lingkungan hidup dan melaksanakan
pembangunan berkelanjutan. Saat ini, banyak kegiatan atau usaha
yang berhadapan dengan masalah lingkungan karena tuntutan dari
masyarakat. Masalah lingkungan juga dapat mempengaruhi kinerja
suatu perusahaan dalam berbagai aktivitas bisnisnya
Pemerintah telah melakukan berbagai cara termasuk dengan
memperbaiki instrument-instrumen hukum terutama yang terkait
dengan lingkungan hidup. Salah satu produk hukum terbaru yang
disahkan oleh pemerintah adalah UU No 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-undang
2
boyolali-sawah-di-kuwiran-tercemar-limbah-tekstil-658936, diakses
pada Hari Minggu, 22 Mei 2016 pukul 19.30)
Dari data empiris tersebut mengindikasikan bahwa masih
banyak pelaku usaha yang melakukan pelanggaran dengan
mencemari lingkungan yaitu dengan membuang limbah-limbah dari
proses produksi perusahaan mereka di sungai Kabupaten Boyolali.
Maka untuk mencegah hal tersebut agar tidak terus berlanjut
diperlukan pelaksanaan tugas dan fungsioleh pemerintah dalam hal
ini adalah Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali dalam
pengendalian limbah industri.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian lebih mendalam terhadap kinerja pemerintah terkait
pengendalian limbah industri dalam hal ini kinerja dari Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali. Oleh sebab itu, sangat
penting untuk dilakukan kajian lebih jauh dalam sebuah bentuk
penulisan hukum (skripsi) dengan judul :PELAKSANAAN
TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN BOYOLALI DALAM PENGENDALIAN
LIMBAH INDUSTRI.
B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah dapat diartikan sebagai suatu
pernyataan yanglengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah
yang akanditelitiberdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah.
Perumusan masalahmerupakan hal yang sangat penting dalam setiap
tahapan penelitian.Perumusan masalah yang jelas akan menghindari
pengumpulan data yangtidak perlu, dapat menghemat biaya, waktu,
10
C. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian diperlukan untuk memberikan arah dalam
mencapai maksud dalam suatu penelitian. Adapun tujuan yang
hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Obyektif
Tujuan Obyektiof dari Penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui dan menganalisis
pelaksanaanpengendalian terhadap limbah industri oleh
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali.
b. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah fungsi
pengawasan dan pengendalian Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten Boyolali terhadap Lingkungan Industri sudah
efektif.
2. Tujuan Subyektif
Tujuan Subyektif dari Penelitian ini adalah :
a. Untuk memperoleh data dan informasi sebagai bahan
utamapenyusunan penulisan hukum untuk melengkapi
syarat akademis gunamemperoleh gelar sarjana dalam
11
D. Manfaat Penelitian
Dalam setiap penelitian diharapkan adanya suatu manfaat
dan kegunaan yang dapat diambil dari penelitian yang dilakukan,
sebab besar kecilnya manfaat penelitian ini akan menentukan
nilai-nilai dari penelitian tersebut. Adapun yang menjadi manfaat
dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Manfaat Teoretis dari Penelitian ini adalah :
a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan
ilmu hukumpada umumnya dan hukum adminstrasi negara
pada khususnya yangberkaitan dengan sejauh mana
pelaksanaan tugas dan fungsi BadanLingkungan Hidup
Kabupaten Boyolali terkait dengan pengendalian limbah
industri.
b. Memperkaya referensi dan literatur dalam kepustakaan
yang dapatdigunakan sebagai bahan acuan penelitian yang
akan datang.
12
E. Metode Penelitian
Kegiatan penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang
berkaitan dengan analisa atau konstruksi, yang dilakukan secara
metodologis, sistematis dan konsisten.”Metodologis berarti sesuai
dengan metode atau cara tertentu, sistematis adalah berdasarkan
suatu sistim, sedangkan konsisten berarti tidak adanya hal-hal
yang bertentangan dalam suatu kerangka tertentu (Soerjono
Soekanto, 2010:42).
Metode penelitian dapat diartikan, yaitu logika dari
penelitian ilmiah, studi terhadap prosedur dan teknik penelitian,
dan suatu sistem dari prosedur dan teknik penelitian (Soerjono
Soekanto, 2010:5-6).Secara lebih lanjut, kegiatan penelitian
dimulai apabila seorang ilmuwan melakukan usaha untuk bergerak
dari teori ke pemilihan metode. Pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa metodologi pada hakikatnya memberikan
pedoman, tentang cara-cara seorang ilmuwan mempelajari,
13
Pengumpulan Data
Penarikan Kesimpulan
BAB IV : PENUTUP
Bab ini akan berisi mengenai simpulan dan saran
berkaitan dengan permasalaha yang diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
24
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Tinjauan Umum tentang Lingkungan Hidup
a. Pengertian Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup pada dasarnya merupakan suatu
sistem yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya
sehingga pengertian lingkungan hidup hampir mencakup
semua unsur ciptaan Tuhan di bumi ini. Sebab itulah
lingkungan hidup termasuk manusia dan perilakunya
merupakan unsur lingkungan hidup yang sangat
menentukan. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa
lingkungan saat ini oleh sebagian kalangan dianggap tidak
bernilai,karena lingkungan hidup (alam) hanya sebuah
benda yang diperuntukkan bagi manusia. Dengan kata lain,
manusia merupakan penguasa lingkungan hidup, sehingga
lingkungan hidup hanya dipersepsikan sebagai obyek dan
bukan sebagai subyek (Supriadi, 2006:2)
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungandan Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam
Ketentuan Umum Pasal 1angka 1, yang dimaksud
lingkungan hidup adalah : “kesatuan ruangdengan semua
benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasukmanusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
alam itu sendiri,kelangsungan perikehidupan, dan
kesejahteraan manusia sertamakhluk hidup lain”.
25
c. Pemberian izin;
d. Penerapan;
e. Penegakan hukum.
Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 menyediakan tiga
macam penegakan hukum lingkungan yaitu penegakan hukum
administrasi, perdata dan pidana. Diantara ketiga bentuk
penegakan hukum yang tersedia, penegakan hukum
administrasi dianggap sebagai upaya penegakan hukum
terpenting. Hal ini karena penegakan hukum administrasi
lebih ditunjukan kepada upaya mencegah terjadinya
pencemaran dan perusakan lingkungan. Penegakan hukum
administrasi juga bertujuan untuk menghukum pelaku
pencemaran dan perusakan lingkungan.
Di atas sudah dijelaskan bahwa Penegakan hukum
disebut dalam bahasa Inggris law enforcement. Istilah
penegakan hukum dalam Bahasa Indonesia membawa kita
kepada pemikiran bahwa penegakan hukum selalu dengan
paksaan (force) sehingga ada yang berpendapat bahwa
penegakan hukum hanya bersangkutan dengan hukum pidana
saja. Penegakan hukum memiliki arti yang sangat luas
meliputi segi preventif dan represif, cocok dengan kondisi
Indonesia yang unsur pemerintahnya turut aktif dalam
meningkatkan kesadaran hukum masyarakat. Secara
konsepsional, maka inti dan arti penegakan hukum terletak
pada kegiatan menyerasikan hubungan nilai-nilai yang
terjabarkan di dalam kaidah-kaidah yang mantap dan sikap
tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir untuk
menciptakan(sebagaisocial engginerring), memelihara dan
47
B. Kerangka Pemikiran
Agar Penelitian ini lebih terarah maka dapat digambarkan alur
pemikiran
sebagai berikut:
61
Peraturan PemerintahNomor 27
Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
KEWENANGAN Badan
lingkungan Hidup
Boyolali
Keterangan :
Kerangka pemikiran diatas memberikan gambaran mengenai
alur berfikir dalam menggambarkan, menelaah, menjabarkan dan
menemukan jawaban atas Pelaksanaan tugas dan fungsi Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali dalam pengendalian limbah
industri. Hak setiap warga Negara untuk mendapatkan lingkungan
yang layaktertuang dalam Pasal 28 (H) Undang-Undang Dasar 1945
sehingga secara langsung masyarakat berhak untuk mendapatkan
lingkungan yang baik untuk ditinggali. Kebijkan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup juga dituangkan dalam Undang-
Undang Nomor 32 Tahuh 2009 yang merupakan Pedoman dalam
pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan kegiatan
usaha ataupun aktivitas kehidupan masyarakat dalam kaitannya dengan
lingkungan hidup disekitarnya.Berkaitan dengan pelaksanaan
penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan kegiatan usaha
ataupun aktivitas kehidupan masyarakat yang berkaitan dengan
lingkungan hidup, pemerintah daerah kabupaten boyolali telah
mengeluarkan peraturan yakni Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun
2015 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
Peraturan Bupati Boyolali Nomor 44 Tahun 2012 tentang Penjabaran
Tugas Pokok dan Fungsi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten
Boyolali. Peraturan Bupati Boyolali Nomor 44 Tahun 2012 mengatur
tentang kewenangan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten boyolali
dalam bidang pengelolaan lingkungan hidup, sehingga dengan adanya
peraturan tersebut Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali
diharapkan dapat mengatasi persoalan-persoalan mengenai
permasalahan di lingkungan industri. Peneliti dalam hal ini ingin
63
BAB III
1. Ketentuan teknis:
128
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pembahasan
pada BAB 3, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali
dalam pengendalian terhadap limbah industri
Dalam hal Pengendalian Limbah industri
diimplementasikan dengan Pemberian Izin Lingkungan.Di
Kabupaten Boyolali telah dilaksanakan seuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku mulai dari proses
kewajiban penyusunan dokumen lingkungan AMDAL atau
UKL-UPL, mekanisme penyusunan dan penilaian dokumen
lingkungan hidup sampai dengan pengajuan dan penerbitan izin
lingkungan dan dilengkapi dengan izin PPLH yang dibutuhkan
Kewenangan dalam penerbitan izin lingkungan dilakukan oleh
Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
(BPMPT) atas nama Bupati Boyolali yang berfungsi sebagai
dasar pengajuan izin usaha, sedangkan untuk izin PPLH
diterbitkan oleh Walikota atas rekomendasi Kepala BLH
Kabupaten Boyolali yang berfungsi sebagai legalitas untuk
pengolahan limbah pada tahap operasional.
B. Saran
Saran yang diajukan atas kesimpulan dari penulisan hukum ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali hendaknya
lebih menjalakan fungsi pengawasan dan penegakan hukum
secara optimal baik secara preventif maupun represif atas
ketidakpatuhan pemegang izin lingkungan dan izin PPLH
2. Bagi pemegang izin lingkungan maupun izin PPLH
heendaknya secara konsekuen memenuhi standar norma di
138
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Abdurahman .1983.Pengantar Hukum Lingkungan.Bandung:Alumni
Bandung
Helmi,2013,HukumPerizinanLingkunganHidup,Jakarta:SinarGrafika
: Granit.
Husin Sukanda. 2009. Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia.
Jakarta : Sinar Grafika.
Muhammad Erwin. 2008. Hukum Lingkungan dalam Sistem
Kebijaksanaan Pembangunan Lingkungan Hidup. Bandung :
Refika Aditama.
N.H.T Siahaan. 2004.Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan.
Jakarta : Erlangga.
N.M.Spelt dan J.B.J.M.Ten Berge, disunting Philipus M.Hadjon, 1993,
Pengantar Hukum Perizinan, , Surabaya: Penerbit Yuridika
140
Internet
http://www.solopos.com/2015/11/06/pencemaran-lingkungan-boyolali-
sawah-di-kuwiran-tercemar-limbah-tekstil-658936. Diakses
pada Hari Senin, 22 Agustus 2016 pukul 19.30
http://www.g-excess.com/id/pengertian-dan-macammacamlimbah-atau
sampah.html.
(http//id.wikipedia.org// wiki/Hukum_Lingkungan)
Jurnal
aches – The USA and Thailand) The Journal of Transdisciplinary
Environmental Studies vol. 8, no.1
LAMPIRAN