Pengetahuan
Lingkungan
Manusia Sebagai Masyarakat II
13
Teknik Teknik Industri 190571001 Annisa Maharani Suyono, S.T., M.M
Abstract Kompetensi
Modul ini membahas mengenai Mahasiswa mampu menejelaskan
peran pemerintah dalam peran pemerintah dalam menetapkan
menetapkan kebijakan lingkungan kebijakan lingkungan
Manusia sebagai Masyarakat : Politik dan Lingkungan
Masalah lingkungan hidup semakin lama semakin kompleks dan dilematis. Di satu sisi
pembangunan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja, di
sisi lain pembangunan tentu akan memanfaatkan sumber daya alam dan menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan.
Karena itu, seyogyanya keberhasilan pembangunan tidak hanya diukur dari besarnya
pertumbuhan ekonomi, namun tercapainya keadilan dan kelestariannya lingkungan di mana
pembangunan itu berlangsung. Jika keadilan tidak tercapai, maka ketimpangan social akan
menyebabkan konflik social sehingga lingkungan akan terancam keberadaannya. Dan jika
lingkungan rusak maka sumber daya untuk pembangunan akan semakin menipis dan langka.
Lingkungan sebagai tempat hidup akan terasa tidak nyaman dan bisa berbahaya bagi
kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.
Menurut Sudharto P. Hadi (1998) terdapat empat prisnsip untuk mewujudkan pembangunan
berkelanjutan yang meliputi: pemenuhan kebutuhan dasar (fulfillment of human needs),
pemeliharaan lingkungan (maintenance of ecological integrity), keadilan sosial (sosial equity)
yang berupa keadilan untuk generasi yang akan datang, dan kesempatan untuk menentukan
nasib sendiri (self determination) yang meliputi pula unsur partisipatori demokrasi
Di era industri 4.0, dimana informasi datang dari berbagai penjuru dan sangat cepat,
masyarakat mendapatkan pencerahan mengenai perlunya lingkungan yang baik. Masyarakat
semakin sadar tentang pentingnya memelihara fungsi lingkungan. Informasi mengenai
kerusakan lingkungan di suatu sudut kota dapat dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru
negeri. Kasus kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan, kerusakan terumbu karang di
Papua, kasus pembangunan semen di Rembang, lumpur lapindo, kerusakan tambang di Papua
dan Sumbawa dan sederet kasus lingkungan lainnya dengan cepat menyebar tidak hanya di
Indonesia namun juga seluruh dunia.
Partisipasi aktif masyarakat di bidang lingkungan hidup, dapat menjadi energi positif yang
akan membantu meringankan kerja pemerintah, seperti memperbaiki perumusan kebijakan,
memperluas alternatif perencanaan, pilihan investasi, dan keputusan manajemen. Peran
masyarakat dapat pula membantu tugas pemerintah dalam perencanaan dan pengawasan di
bidang pengelolaan lingkungan hidup.
Kebijakan lingkungan adalah setiap tindakan sengaja diambil [atau tidak diambil] untuk
mengelola kegiatan manusia dengan maksud untuk mencegah, mengurangi, atau mengurangi
efek yang merugikan pada sumber daya alam dan alam, dan memastikan bahwa buatan
manusia perubahan lingkungan tidak memiliki efek berbahaya pada manusia.
Isu lingkungan umumnya ditangani oleh kebijakan lingkungan termasuk (namun tidak
terbatas pada) udara dan pencemaran air, pengelolaan limbah, pengelolaan ekosistem,
perlindungan keanekaragaman hayati, dan perlindungan sumber daya alam, satwa liar dan
spesies yang terancam punah. SPI Lingkungan umumnya ditangani kebijakan Dibuat
Lingkungan termasuk pencemaran udara, pengelolaan limbah,kebijakan ekosistem,
keanekaragaman hayati perlindungan, perlindungan sumber daya alam dan, satwa dan
pembohong spesies terancam punah Yang. Relatif baru-baru ini, kebijakan lingkungan juga
telah mengikuti untuk komunikasi isu lingkungan. Lingkungan Juga telah mengikuti
kebijakan kepada Komunikasi Masalah Lingkungan.
Di samping itu, ketidaktahuan masyarakat dan institusi dapat pula menjadi penyebab
terjadinya dampak/efek lingkungan hidup itu, seperti; banyak petani yang belum memahami
bahaya penggunaan pestisida. Atau sistem institusi belum maksimal dapat menunjang
pencegahan perusakan lingkungan hidup walaupun pada dasarnya masyarakat sudah
menyadari dampak/efek kerusakan lingkungan tersebut. Selama ini pertumbuhan produk
domestik regional bruto (PDRB) menjadi ukuran keberhasilan suatu daerah dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kondisi yang demikian menyebabkan para ekonom
dan pembuat keputusan mencari hubungan yang lebih mendalam tentang ekonomi, siklus,
bisnis dan ketenagakerjaan. Mereka yang senang dengan tolok ukur ini umurnya tidak
mempedulikan tentang masalah lingkungan atau langkanya suatu sumberdaya alam.
Sehingga adanya penurunan sumberdaya alam, dan kerusakan lingkungan sama sekali tidak
tercermin dalam indikator tersebut