Anda di halaman 1dari 5

NAMA : MUHAMAD FEBRI

NIM : 040122319

SESI ke-8

Menurut anda program apa perlu dilakukan di Indonesia untuk mengelola lingkungan?

JAWABAN :

Sumber-sumber alam yang ada merupakan unsur dari lingkungan hidup yang mendukung
kehidupan di muka bumi dan tanah air Indonesia. Jumlah sumber alam yang terbatas
merupakan suatu kendala terhadap pembangunan nasional. Hal ini terlebih-lebih perlu
diperhatikan karena sumber-sumber alam yang ada, terutama lahan, hutan, perairan dan ruang, sudah
berada dalam keadaan yang kritis.

UU No.23 Tahun 1997 Pasal 1 ayat (2) menyatakan bahwa pengelolaan lingkungan hidup adalah
upaya terpadu untuk melestraikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan,
pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan
hidup.

Pasal 3 UU Pengelolaan Lingkungan Hidup No.23 Tahun 1997, bahwa pengelolaan lingkungan
hidup yang diselenggarakan dengan asas tanggung jawab, asas keberlanjutan, dan asas manfaat
bertujuan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup
dalam rangka pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan yang maha Esa

Adapun yang menjadi sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah (pasal 4 UUPLH

No.23 Tahun 1997)

1. Tercapainya keselarasan dan keseimbangan antara manusia dengan lingkungan

hidupnya.

2. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap

dan tindak melindungi dan membina lingkungan hidup.

3. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan

4. Tercapainyakelestaria
n fungsi lingkungan hidup

5. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana

6. Terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap dampak usaha dan/atau


kegiatan di luar wilayah Negara yang menyebabkan pencemaran dan/atau perusak
lingkungan hidup. (dalam Neolaka, 2008).

Pemerintah dalam hal ini Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) telah merancang tujuan dari
pengelolaan lingkungan hidup yaitu:

1. Penurunan beban pencemaran lingkungan meliputi air, udara, atmosfer, laut dan tanah.

2. Penurunan laju kerusakan lingkungan hidup yang meliputi sumber daya air, hutan dan lahan,
keanekaragaman hayati, energy dan atmosfir, serta ekosistem pesisir laut..

3. Terintegrasinya dan diterapkannya pertimbangan pelestraian fungsi lingkungan dalam


perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pengawasan pemanfaatan ruang dan
lingkungan.

Sesuai dengan hal-hal yang diuraikan tersebut Garis-garis Besar Haluan Negara selanjutnya
menggariskan pokok-pokok pengarahan kebijaksanaan di bidang Sumber Alam dan Lingkungan
Hidup sebagai berikut:
a. Inventarisasi dan evaluasi sumber alam perlu terus ditingkatkan dengan tujuan untuk lebih
mengetahui dan dapat memanfaatkan potensi sumber alam baik di darat, laut mau pun
udara berupa tanah, air, energi, flora, fauna dan lain-lain yang sangat diperlukan bagi
pembangunan.

b. Dalam penelitian, penggalian dan pemanfaatan sumber-sum- ber alam serta dalam pembinaan
lingkungan hidup perlu digunakan teknologi yang sesuai dan pengelolaan yang tepat sehingga
mutu dan kelestarian sumber alam dan lingkungan hidup dapat dipertahankan, untuk
menunjang pembangunan yang berkesinambungan.

c. Dalam pelaksanaan pembangunan perlu selalu diadakan penilaian yang saksama terhadap
pengaruhnya bagi lingkungan hidup, agar pengamanan terhadap pelaksanaan
pembangunan dan lingkungan hidupnya dapat dilakukan sebaik-baiknya. Penilaian tersebut
perlu dilakukan secara terpadu, baik sektoral maupun regional, dan untuk itu perlu dikembang-
kan kriteria baku mutu lingkungan hidup.

d. Rehabilitasi sumber alam berupa hutan, tanah dan air yang rusak perlu lebih ditingkatkan lagi
melalui pendekatan terpadu daerah aliran sungai dan wilayah. Dalam hubungan ini
program penyelamatan hutan, tanah dan air perlu dilanjutkan dan makin disempurnakan,

e. Pendayagunaan daerah pantai, wilayah laut dan kawasan udara perlu dilanjutkan dan
makin ditingkatkan tanpa merusak mutu dan kelestarian lingkungan hidup.
Institusi Pengelola Lingkungan dan Kegiatan Teknis Pengelolaan Lingkungan ataupun

program apa perlu dilakukan di Indonesia untuk mengelola lingkungan :

1. Partisipasi Masyarakat : Partisipasi, sebagai suatu konsep dalam pengembangan


masyarakat, digunakan secara umum dan luas. Partisipasi adalah konsep sentral, dan
prinsip dasar dari pengembangan masyarakat karena, di antara banyak hal, partisipasi
terkait erat dengan gagasan HAM. Dalam pengertian ini, partisipasi adalah suatu tujuan
dalam dirinya sendiri; artinya, partisipasi mengaktifkan ide HAM  (Hak Asasi Manusia),
hak untuk berpartisipasi dalam demokrasi dan untuk memperkuat
demokratif deliberative. Sebagai suatu proses dalam pengembangan masyarakat,
partisipasi berkaitan dengan HAM dengan cara lainnya. Jika HAM lebih dari sekadar
pernyataan dalam deklarasi yaitu jika partisipasi berakibat membangun secara aktif
kultur HAM sehingga menjamin berjalannya proses-proses dalam pengembangan
masyarakat secara partisipatif adalah suatu konstribusi signifikan bagi pembangunan
kultur HAM, suatu kebudayaan yang partisipasi warga negaranya merupakan proses
yang diharapkan dan normal dalam suatu upaya pembuatan keputusan. Dalam hal ini,
partisipasi adalah alat dan juga tujuan karena membentuk bagian dari dasar kultur yang
membuka terbukanya jalan bagi tercapainya HAM. Paul berpendapat bahwa dalam
partisipasi harus mencapkup kemampuan rakyat untuk memengaruhi kegiatan-kegiatan
sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan kesejahteraanya. Arti partisipasi sering
disangkut pautkan dengan banyak kepentingan dan agenda yang berbeda yang
berlangsung dalam kehidupan masyarakat dan pembuatan keputusan secara politis.
Dalam lain hal, Partisipasi masyarakat merupakan hak dan kewajiban warga Negara
untuk memberikan konstribusinya kepada pencapaian tujuan kelompok, sehingga
mereka diberi kesempatan untuk ikut serta dalam pembangunan dengan
menyumbangkan inisiatif dan kreatifitasnya.

2. Program 3 R (reduce, reuse,recycle)

3. Program Green City

Kriteria konsep Green City: :

Pembangunan kota harus sesuai peraturan UU yang berlaku, seperti

UU 24/2007: Penanggulangan Bencana ( Kota hijau harus menjadi kota waspada


bencana), UU 26/2007: Penataan Ruang , UU 32/2009: Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan lainnya. Konsep Zero Waste (Pengelolaan sampah terpadu,
tidak ada yang terbuang). Konsep Zero Run-off (Semua air harus bias diresapkan
kembali ke dalam tanah, konsep ekodrainase). Infra struktur Hijau (tersedia jalur
pejalan kaki dan jalur sepeda). Transportasi Hijau (penggunaan transportasi massal,
ramah lingkungan, berbahan bakar terbarukan, mendorong penggunaan
transportasibukan kendaraan bermotor – berjalan kaki, bersepeda,
delman/dokar/andong, becak. Ruang Terbuka Hijau seluas 30 % dari luas kota( RTH
Publik 20 %, RTH Private 10 %), Bangunan Hijau , Partisipasi Masyarakat
(Komunitas Hijau)

4. Program Langit Biru

Program Langit Biru adalah program pengendalian pencemaran udara dari kegiatan
sumber bergerak dan sumber tidak bergerak.

Tujuan Program Langit Biru :

Terciptanya mekanisme kerja dalam pengendalian pencemaran udara yang berdaya


guna dan berhasil guna. Terkendalinya pencemaran udara, Tercapainya kualitas udara
ambient yng diperlukan untuk kesehatan manusia dan makhluk hidup
lainnya.Terwujudnya perilaku manusia sadar lingkungan.

5. Program Green Building

Program Bangunan Hijau adalah konsep tentang merencanakan suatu bangunan yang
ramah terhadap lingkungan.

Konsep green building ini berupa pemaksimalan fungsi bangunan dalam beberapa

aspek yaitu :

Life Cycle Assessment(Uji AMDAL), Efisiensi Desain Struktur

6. Penataan Lingkungan Pemukiman Berbasis Komunitas(PLPBK)

PLPBK adalah suatu kegiatan untuk mencapai kondisi permukiman yang ideal di masa
datang yang dicita-citakan oleha masyarakat dari suatu kelurahan/desa dalam kurun
waktu 3-5 tahu kedepan dengan memanfaatkan semaksimal mungkin kondisi yang ada
dan meminimalkan dampak negative terhadap lingkungan fisik dan sosial

Anda mungkin juga menyukai