Anda di halaman 1dari 2

Pemantauan Kualitas Udara Ambien

Dalam Keputusan Gubernur DIY Nomor 153 Tahun 2002 tentang Baku Mutu Udara Ambien,
Udara Ambien diartikan sebagai udara bebas di permukaan bumi pada lapisan troposfer yang
dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, makhuk hidup dan unsur lingkungan
hidup lainnya. Udara merupakan salah satu sumberdaya alam non hayati yang di dalam
ekosistem mempunyai hubungan timbal balik dengan makhluk hidup, baik itu manusia,
hewan, tumbuhan maupun mikroba. Seluruh makhluk hidup termasuk manusia memerlukan
udara yang bersih dan sehat, dan tidak terganggu oleh pencemaran yang tidak membuat
nyaman.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara, Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya
zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga
mutu udara ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak
dapat memenuhi fungsinya.
Sumber Pencemar Udara
Sumber pencemaran udara secara umum terdiri atas sumber bergerak dan sumber tidak
bergerak. Sumber bergerak terkait dengan kegiatan transportasi yang menggunakan bahan
bakar minyak. Sementara, sumber tidak bergerak terkait dengan pembakaran bahan bakar
industri untuk proses industri. Sumber pencemaran udara lainnya berasal dari sektor
domestik, seperti pembakaran sampah rumah tangga dan asap rokok.
Apa yang dipantau?
Parameter zat pencemar yang dipantau adalah zat pencemar yang tertuang dalam Keputusan
Gubernur Nomor 153 Tahun 2002 tentang Baku Mutu Udara Ambien yaitu NO2, SO2,
Karbon Monoksida (CO), Oxidant (Ox), Timah hitam (Pb),  Hidrokarbon (HC) dan PM10.
Lokasi Pemantauan Kualitas Udara Ambien
Semakin bertambahnya jumlah kendaraan yang beroperasi di kawasan perkotaan hingga
perdesaan, dan pertumbuhan industri di DIY menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya
penurunan kualitas udara beserta dampak negatifnya bagi makhluk hidup serta bangunan-
bangunan fisik. Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Dinas Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah setiap tahun melakukan pemantauan kualitas udara ambien di 30 titik lokasi
pemantauan yang tersebar di wilayah Kota Yogyakarta dan sekitarnya. Lokasi pemantauan
kualitas udara berada di 3 area yaitu sekitar jalan raya, sekitar pemukiman, dan sekitar
industri.
Pemantauan Kualitas Udara Ambien dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Daerah Istimewa Yogyakarta bekerja sama dengan Laboratorium Balai Hiperkes
dan Keselamatan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Hasil Pemantauan Kualitas Udara Ambien
Data hasil pemantauan kualitas udara ambien yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan
Baku Mutu Udara Ambien yang berlaku yaitu Keputusan Gubernur Nomor 153 Tahun
2002. Kemudian data hasil pemantauan kualitas udara dianalisa menggunakan  metode
analisa perhitungan ISPU (Indeks Standar Pencemar Udara)  sesuai dengan Keputusan
Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Nomor:
KEP-107/KABAPEDAL/11/1997 tentang pedoman teknis perhitungan dan pelaporan serta
informasi teknis standar pencemar udara. Dalam peraturan tersebut terdapat penetapan
parameter-parameter dasar untuk indeks standar pencemar udara (ISPU), yaitu NO2, SO2,
Karbon Monoksida (CO), Ozon (O3),  dan PM10.   Adapun Angka dan Kategori Indeks
Standar Pencemar Udara (ISPU) tdapat dilihat pada tabel berikut:
 
Indeks Kategori
1-50 Baik
50-100 Sedang
101-199 Tidak sehat
200-299 Sangat tidak sehat
300-lebih Berbahaya
     
Dari hasil pemantauan kualitas udara tersebut dapat digunakan untuk bahan masukan
pengambilan kebijakan di waktu mendatang terutama yang berhubungan dengan
pengendalian pencemaran udara. Data hasil pemantauan kualitas udara ambien selengkapnya
dapat dilihat dalam Sistem Informasi Database Kualitas Lingkungan Hidup (SINTAKLH).

Sumber :

(P2KLH DLHK DIY – Nuzulia Qurniasih)


 

Anda mungkin juga menyukai