Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Udara merupakan unsur penting di muka bumi dan memiliki arti yang
sangat penting di dalam kehidupan makhluk baik hidup maupun benda mati. Oleh
karena itu, udara merupakan sumber daya alam yang harus dilindungi untuk hidup
dan kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya. Pemanfaatan udara harus
dilakukan secara bijaksana dengan memperhitungkan kepentingan generasi
sekarang dan generasi yang akan datang. Untuk mendapatkan udara sesuai dengan
tingkat kualitas yang diinginkan dan baik digunakan maka pengendalian
pencemaran udara menjadi sangat penting untuk dilakukan oleh seluruh pihak
terkait.
Upaya yang telah dilakukan pemerintah Indonesia adalah dengan
pembentukan Undang-undang Pengelolaan Lingkungan Hidup yang memiliki
sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah tercapainya keselarasan, keserasian
dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup dengan
memepertimbangkan generasi kini dan generasi yang akan datang serta
terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara efektif dan efisien.
Pengendalian pencemaran udara mengacu kepada faktor lingkungan sehingga
pelaksanaanya terarah dengan tetap memepertimbangkan hak, kewajiban, dan
peran serta masyarakat.
Pemerintah juga menegaskan bahwa hak dan kewajiban setiap anggota
masyarakat atas lingkungan hidup yang baik dan sehat tanpa terkecuali dan upaya
memelihara dan melestarikan fungsi lingkungan hidup. Setiap orang mempunyai
peran yang jelas di dalam hak dan kewajibannya mengelola lingkungan hidup.
Dalam peraturan pemerintah tentang lingkungan hidup dan pencemaran juga
diatur hak dan kewajiban setiap anggota masyarakat serta setiap pelaku usaha
dan/atau

2
kegiatan agar dalam setiap langkah kegiatannya tetap menjaga dan memelihara
kelestarian fungsi lingkungan hidup.
Pengendalian pencemaran udara berdasarkan peraturan undang-undang
tentang lingkungan hidup mencakup kegiatan-kegiatan antara lain :
1. inventarisasi kualitas udara daerah dengan mempertimbangkan berbagai
kriteria yang ada dalam pengendalian pencemaran udara;
2. penetapan baku mutu udara ambien dan baku mutu emisi yang digunakan
sebagai tolok ukur pengendalian pencemaran udara;
3. penetapan mutu kualitas udara di suatu daerah termasuk perencanaan
pengalokasian kagiatan yang berdampak mencemari udara;
4. pengawasan terhadap penaatan peraturan pengendalian pencemaran udara;

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah pengertian tentang Pencemaran Udara dan Jenis Karakteristiknya?
2. Apakah saja dampak buruk Pencemaran Udara bagi Kesehatan dan sosial?
3. Bagaimana dampak dari kebijakan Pemerintah jika menghapus BBM
berbasis premium?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui dan memahami pengertian Pencemaran Udara serta Jenis dan
Karakteristik pencemaran.
2. Mengetahui dan memahami dampak buruk Pencemaran Udara bagi Kesehatan
dan sosial.
3. Mengerti dampak dari kebijakan Pemerintah jika menghapus BBM berbasis
premium.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN, JENIS, DAN KARAKTERISTIK PENCEMARAN UDARA


Pencemaran udara diartikan sebagai penurunan kualitas udara sehingga
udara mengalami penurunan mutu dan kualitas dalam penggunaannya sehingga
tidak dapat digunakan lagi sesuai fungsi udara tersebut. Dalam pencemaran udara
selalu terkait dengan sumber yang menghasilkan pencemaran udara yaitu sumber
yang bergerak (umumnya kendaraan bermotor) dan sumber yang tidak bergerak
(umumnya kegiatan industri) sedangkan pengendaliannya selalu terkait dengan
serangkaian kegiatan pengendalian yang bermuara dari batasan baku mutu udara.
Dengan adanya tolok ukur baku mutu udara maka akan dapat dilakukan
penyusunan dan penetapan kegiatan pengendalian pencemaran udara.
Penjabaran tentang kegiatan pengendalian pencemaran udara nasional
merupakan arahan dan dapat menjadi acuan yang sangat penting dalam
pengendalian pencemaran udara di daerah. Disamping sumber bergerak dan
sumber tidak bergerak seperti tersebut di atas, terdapat emisi yang spesifik yang
penanganan upaya pengendaliannya masih belum ada acuan baik di tingkat
nasional maupun internasional. Sumber emisi ini adalah pesawat terbang, kapal
laut, kereta api, dan kendaraan bermesin berat lainnya.
Jenis pencemaran udara termasuk ke dalam emisi dan sumber pencemar
udara. Emisi pencemar umumnya dihasilkan dari berbagai aktifitas kehidupan
manusia jauh lebih besar daripada emisi pencemar dari sumber alami. Sumber
pencemar alami hanya memberikan kontribusi terhadap konsentrasi latar di
daerah perkotaan dan tidak memberikan dampak yang signifikan, sedangkan
kualitas udara ambien lebih dipengaruhi oleh aktivitas kehidupan manusia.
Menurut Soedomo (2001), jenis sumber-sumber pencemar dibedakan
berdasarkan perilakunya di atmosfer dalam dua kelompok antara lain :
1. Pencemar udara primer, komposisinya tidak akan mengalami perubahan di
atmosfer baik secara kimia maupun fisis dalam jangka waktu yang relatif

Mediantoro Eri Pratama – 19.B1.0065


Rekayasa Lingkungan 01 4
lama (harian sampai tahunan dan akan tetap seperti komposisinya seperti
waktu diemisikan oleh sumber). Pencemar ini misalnya CO, CO2, NO2 ,
N2O, TSP, SO2, metana, senyawa halogen, partikel logam dan lain -lain.
Pencemar ini memiliki waktu tinggal yang lama di atmosfer karena
sifatnya yang stabil terhadap rekasireaksi kimia fisik atmosfir.
2. Pencemar udara sekunder, terbentuk di atmosfer sebagai hasil rekasi –
rekasi atmosfir seperti hidrolisis, oksidasi dan reaksi fotokimia.

Menurut Suhedi (2005), jenis sumber-sumber pencemar dibedakan


berdasarkan proses yang dihasilkan yang digolongkan menjadi 2 (dua) golongan
antara lain :

1. Emisi langsung, emisi yang keluar langsung dari aktifitas atau sumber
dalam ruang batas yang ditetapkan. Contohnya emisi CO dari kendaraan
bermotor
2. Emisi tidak langsung, hasil dari aktifitas di dalam ruang batas yang
ditetapkan misalnya konsumsi energi listrik di rumah tangga, konsumsi
gas pada kompor.

Menurut Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang pengendalian


pencemaran udara, sumber pencemar udara dapat diklasifikasikan berdasarkan
beberapa aspek tertentu, yaitu :

1. Klasifikasi sumber pencemar udara berdasarkan letaknya, dibedakan


menjadi:
a. Sumber pencemar indoor, adalah kegiatan yang dilakukan di dalam
ruangan dan menghasilkan zat pencemar udara yang dapat mempengaruhi
kualitas udara di dalam ruangan tersebut, contohnya kegaitan sehari-hari
seperti memasak, fotokopi, cat rumah, bahan kimia pembersih, radiasi
microwave, dan lain sebagainya.
b. Sumber pencemar outdoor, adalah kegiatan yang dilakukan di luar
lapangan yang berpotensi menghasilkan zat pencemar udara yang dapat
mempengaruhi kualitas udara yang dapat mempengaruhi kualitas udara
ambien, contohnya adalah kegiatan transportasi, pembakaran sampah,
cerobong industri, dan lain-lain.
2. Klasifikasi sumber pencemar udara berdasarkan pergerakkannya, terdiri
dari :
a. Sumber bergerak, merupakan sumber emisi yang bergerak atau tidak
tetap pada suatu tempat berupa kendaraaan bermotor. Selain itu juga ada
yang disebut sebagai sumber bergerak spesifik, yaitu sumber emisi yang
bergerak atau tidak tetap pada suatu tempat yang berasal dari kreta api,
pesawat terbang, kapal laut, dan kendaraan berat lainnya.
b. Sumber tidak bergerak Merupakan sumber emisi yang tetap pada suatu
tempat, contohnya adalah emisi dari kegiatan insdustri, kebakaran hutan,
konstruksi jalan tanpa aspal atau pembakaran sampah.

2.2 DAMPAK PENCEMARAN UDARA BAGI KESEHATAN DAN SOSIAL


Pencemaran udara memiliki dampak terhadap kesehatan diantaranya
adalah
gangguan saluran pernafasan, penyakit jantung, kanker berbagai organ tubuh,
gangguan reproduksi dan hipertensi (tekanan darah tinggi). Beberapa jenis
pencemaran udara yang paling sering ditemukan adalah Karbon
Monoksida (CO), Nitrogen Oksida (NO2), Sulfur Oksida (SOx), Photochemical
Oksida dan Partikel.
Dampak Pencemaran udara dapat terjadi dimana-mana misalnya di dalam
rumah, sekolah dan kantor. Pencemaran ini disebut pencemaran dalam ruangan
(indoor pollution). Sementara itu pencemaran di luar ruangan (outdoor pollution)
berasal dari emisi kendaraan bermotor, industri, perkapalan dan proses alami oleh
makhluk hidup.
Tidak spesifik penyakit apa yang ditimbulkan dari pencemaran selain
ISPA ( Infeksi Saluran Pernafasan Akut ), penelitian menunjukkan hipertensi juga
akibat dari pencemaran udara. Gejala hipertensi sendiri sering tidak jelas dan
tidak diketahui pasiennya, sehingga sering ditemukan dan terdiagnosa pada
stadium lanjut, padahal hipertensi merupakan faktor risiko utama terjadinya
kerusakan organ ginjal, jantung dan otak bila tidak terdeteksi lebih dini dan
mendapat obat
yang memadai. Keberhasilan pengendalian hipertensi akan menurunkan pula
kejadian stroke, penyakit jantung dan ginjal. Hipertensi yang dikendalikan akan
mengurangi beban ekonomi dan sosial bagi keluarga, masyarakat dan pemerintah.

2.3 KEBIJAKAN PEMERINTAH PENGHAPUSAN BBM PREMIUM

Premium merupakan bahan bakar minyak jenis distilat berwarna kuning.


Warna tersebut dihasilkan oleh pemberian zat tambahan Premium merupakan
BBM untuk kendaraan bermotor yang paling populer di Indonesia. Salah satu
sebabnya karena harganya yang relatif rendah. Bilangan oktan dari premium
terendah di antara produk jenis bensin lainnya, yakni sebesar 88.

Angka oktan minimal 88 diproduksi sesuai dengan Keputusan Direktorat


Jenderal Minyak dan Gas Bumi Np.3674/K24/DJM/2006 tanggal 17 Maret
2006 tentang Spesifikasi Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin 88. Premium dapat
digunakan pada kendaraan bermotor bensin dengan risiko kompresi rendah
(dibawah 9:1). Sejak saat itu, Premium sudah tanpa timbal. Sebelum tahun
2014, premium dipasarkan oleh Pertamina dengan harga yang relatif murah
karena memperoleh subsidi dari APBN. Namun, sejak berlakunya Perpres No.
191 Tahun 2014, premium berstatus sebagai bahan bakar khusus penugasan
yang hanya dijual di wilayah penugasan dengan harga ditetapkan Menteri
ESDM tanpa menggunakan subsidi. Pada tahun 1980an, Premium hanya
memiliki RON sebanyak 83.

Tentunya dengan penghapusan BBM jenis premium ini menimbulkan


beberapa dampak di masyarakat, selain dari kondisi polusi udara yang bisa
mulai membaik karena efek penghapusan BBM jenis premium ini namun ada
sebagian masyarakat golongan menengah kebawah yang pastinya keberatan
dengan penghapusan BBM jenis premium ini karena BBM jenis premium ini
tergolong murah dan dapat dijangkau oleh semua kalangan, namun pemerintah
juga tidak hanya sekedar melakukan penghapusan tanpa memberikan solusi
untuk menyejahterakan masyarakatnya, salah satu solusi yang ditempuh
pemerintah
untuk membantu masyarakat yaitu dengan mengeluarkan BBM jenis baru yaitu
Pertalite dengan angka oktan sebesar 91 dengan harga yang tidak terlalu mahal
jika dibandingkan denga Pertamax.
BAB III

KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN
Menarik dicermati bahwa Indonesia merupakan satu dari sekian banyak
negara yang memiliki tingkat pencemaran udara tinggi. Oleh karena itu upaya
harus segera dilakukan agar penekanan angka pencemaran dapat terlaksana
dengan baik. Juga kesadaran seluruh pihak masyarakat akan bahaya dan dampak
pencemaran bagi Kesehatan serta social.
Dari rumusan masalah dan hasil dari pembahasan maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa polusi udara salah satunya disebabkan oleh hasil pembakaran
dari kendaraan bermotor karena sebagian besar kendaraan bermotor
menggunakan bahan bakar premium yang seperti dijelaskan diatas BBM premium
memiliki nilai oktan 88 yang menyebabkan pembakaran pada mesin kendaraan
tidak sempurna yang akhirnya menyebabkan pencemaran udara itu sendiri hal
tersebutlah yang menjadi alasan utama penghapusan BBM jenis premium ini.
Pemerintah juga mengambil langkah untuk menanggulangi dampak dari
penghapusan BBM jenis premium ini dengan menggantinya dengan BBM jenis
Pertalite dimana memiliki oktan sebesar 91 yang membuat pembakaran menjadi
lebih baik yang tentunya memiliki harga yang tidak jauh berbeda dari premium
yang diharapkan bisa dijangkau oleh semua kalangan masyarakat Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan Lampung “Dampak Pencemaran Udara”

http://www.p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/lampung/dampak-pencemaran-
udara-polusi-udara-terhadap-penyakit- hipertensi#:~:text=Pencemaran%20udara
%20memiliki%20dampak%20terhadap, hipertensi%20(tekanan%20darah
%20tinggi).

Diunduh pada tanggal 13 Desember 2020, pukul 11.45 WIB

Peraturan Pemerintah “Penjelasan Pencemaran”

http://www.cets-uii.org/BML/Udara/pp4199%20Penc%20udara/penjelasan.html

Diunduh pada tanggal 13 Desember 2020, pukul 12.18 WIB

Repository USU bab Tinjauan Pustaka “Dampak Penghapusan BBM Premium”

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/68068/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y

Diunduh pada tanggal 13 Desember 2020, pukul 12.30 WIB

Anda mungkin juga menyukai