DISUSUN OLEH:
HUKUM LINGKUNGAN
FAKULTAS HUKUM
BAB I
PENDAHULUAN
Aktivitas transfortasi di jalan raya terus meningkat dari tahun ke tahun, hal ini disebabkan karena
semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk, peningkatan pendapatan dan daya tarik kota yang
pesat. Angka kepemilikan kendaraan bermotor di Indonesia, terutama kota-kota besar menunjukkan
kecenderungan yang terus meningkat, sehingga menimbulkan permasalahan yang serius yakni
kemacetan, meningkatnya konsumsi bahan bakar dan semakin parahnya tingkat pencemaran udara.
Bertambahnya jumlah mobil penumpang ini akan berdampak pada segala aspek kehidupan
masyarakat. Di satu pihak menunjukkan peningkatan kualitas kehidupan masyarakat, tetapi disisi
lainnya memperparah terjadinya pencemaran udara. Hal ini disebabkan oleh gas buang yang
ditimbulkan kendaraan bermotor tersebut. Para pemilik kendaraan bermotor masih meyakini bahwa
penyempurnaan proses pencampuran bahan bakar ini dapat dilakukan dengan dengan cara
memasangkan alat ionisasi BBM. Saat ini di pasaran sudah beredar alat-alat ionisasi BBM dengan
berbagai merek dan prinsip kerja. Salah satu alat ionisasi yang akan dipakai pada penelitian ini
adalah merek X Power karena memiliki harga murah dibanding merek lain dan dapat dengan mudah
ditemukan dipasaran. X Power adalah sebuah alat ionizer bahan bakar minyak ataupun bahan bakar
gas. Pada prinsipnya, alat ini dapat mengubah molekul bahan bakar minyak maupun gas menjadi ion
bermuatan positif yang mampu menyerap oksigen bermuatan negatif dalam keseimbangan untuk
pembakaran dengan sempurna, sehingga dapat meningkatkan performance mesin dengan
pencapaian torsi maximum pada putaran rendah dan mengurangi kadar emisi gas buang serta dapat
menghemat bahan bakar hingga mencapai
Merujuk Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan di bagian kedua yang berisi tentang pencegahan dan penanggulangan dampak
lingkungan lalu lintas dan angkutan jalan pada pasal 210 dan 211, juga menyebutkan bahwa setiap
kendaraan bermotor yang beroperasi di jalan wajib memenuhi ambang batas emisi gas buang dan
tingkat kebisingan serta setiap pemilik dan/atau pengemudi kendaraan bermotor dan perusahaan
angkutan umum wajib mencegah terjadinya pencemaran udara dan kebisingan.
4 apakah tidak ada tindakana di kota Bengkulu pemerintah untuk menindak lanjuti
polusi udara tersebut?
7 berapa banyak orangkah yang sada di kota Bengkulu akan kejanggalan polusi
udara tersebut?
9 apakah anak anak di kota Bengkulu yang sedang bepergian ke sekolah saat jalan
kaki menjadi terganggu akan hall ini?
10 adakah tempat atau kota dengan polusi udara terparah ? dan kota apa yang
menduduki polusi udara paling sering
1.3 PEMBAHASAN
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi
di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan
tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia
Polusi udara atau juga dikenal dengan pencemaran udara adalah sebuah kondisi terdapatnya
ada satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di udara (atmosfer) yang jumlahnya
berada pada titik yang membahayakan.
Dalam hal ini, polusi udara bisa berdampak pada kesehatan manusia, tumbuhan, dan juga
hewan. Selain itu, percemaran pada udara juga menimbulkan dampak bahaya lain, karena
dapat merusak properti dan juga mengganggu estetika dan kenyamanan lingkungan.
Pencemaran udara adalah salah satu jenis pencemaran lingkungan hidup, di samping dan
pencemaran tanah.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1407 tahun 2002 tentang
Pedoman Pengendalian Dampak Pencemaran Udara, yang dimaksud dengan pencemaran
udara ialah penurunan mutu udara sampai pada tingkat tertentu sehingga menyebabkan udara
ambien tidak dapat memenuhi fungsi akibat masuknya atau dimasikkannya zat, energi, dari
komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia.
Definisi pencemaran udara juga dipaparkan oleh Chambers, yakni polusi udara adalah
bertambahnya substrat atau bahan kimia atau fisik ke dalam lingkungan udara dalam jumlah
tertent, sehingga dapat dirasakan oleh manusia atau diukur dan dihitung serta memberi
dampak bagi makhluk hidup.
Saat ini polusi udara menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan. Berdasarkan data WHO,
sekitar 98% kota dengan jumlah penduduk di atas 100.000 orang di negara berpenghasilan
rendah hingga menengah ternyata tidak memenuhi standar kualitas udara yang baik. Tentu
masalah ini menjadi masalah bersama yang
1. Sumber Polusi Udara Alami – Sumber alami pencemaran udara berasal dari aktivitas
alam. Beberapa contohnya, seperti kebakaran hutan yang terjadi karena faktor alam,
abu vulkanik dari letusan gunung berapi, atau nitrifikasi dan denitrifikasi biologi.
2. Sumber Polusi Udara Dari Manusia – ASumber polusi udara yang terjadi karena ulah
manusia bisa dikarenakan kegiatan transportasi atau produksi (industri) yang terjadi,
khususnya di perkotaan. Contohnya adalah gas emisi pabrik, kendaraan bermotor, dan
semisalnya. Kegiatan-kegiatan ini menyumbang beberapa zat kimia di udara yang
menjadi polusi, misalnya CO, SOx, NOx, HC, dan sebagainya
Sementara itu, data terbaru dari WHO menyebutkan bahwa jumlah kematian karena polusi
udara meningkat menjadi 7 juta orang per tahunnya. Hal ini dikarenakan ada lebih dari 90%
orang di bumi menghirup udara dengan tingkat polutan yang cukup tinggi. Kebanyakan kasus
kematian karena polusi udara ini terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
2. Dampak Ekonomi
Tidak hanya sektor kesehatan yang terdampak dari adanya polusi udara. Namun ekonomi di
suatu daerah pun juga akan terdampak. Hasil kajian Bank Dunia menyatakan bahwa dampak
ekonomi yang terjadi akibat adanya polusi udara di Indonesia menimbulkan kerugihan
sebesar 1,8 trilyun rupiah. Tentu angka ini tidak main-main untuk sebuah kerugian ekonomi,
apalagi di tahun 2015 yang lalu angka ini sempat meningkat menjadi 4,3 trilyun rupiah.
3. Dampak Sosial
Pencemaran udara juga akan berdampak pada bidang sosial. Karena udara yang kotor, orang-
orang tidak bisa lagi menghirup udara yang sehat. Apalagi jika sedang terjadi polusi udara
besar-besaran pada musim kemarau, dimana semua orang harus menggunakan masker untuk
melindungi diri. Tentu hal ini akan menghambat kehidupan sehari-hari dan berdampak pada
lingkungan sosialnya.
Jika polusi udara terjadi dalam jumlah yang membahayakan, hal ini dapat mengikis lapisan
ozon. Kerusakan lapisan ozon akan menyebabkan sinar ultraviolet B masuk ke bumi. Sinar
inilah yang dapat menyebabkan berbagai masalah di bumi, seperti penyakit tanaman, hingga
kanker kulit pada manusia.
Pi
xabay
Polusi udara dapat disebabkan oleh berbagai macam hal akibat kandunganz at polutan.
Berikut ini beberapa zat polutan di udara yang akan dijelaskan juga beserta bahayanya.
Tentunya beberapa kegiatan untuk penanggulangan polusi udara dan masalah lingkungan di
atas tidak mudah untuk dilakukan jika sebagian masyarakatnya sudah terlanjur memiliki
kebiasaan dan pola hidup yang kurang baik dari segi kesehatan lingkungan.
Pemerintah pusat maupun daerah juga dapat melakukan penyuluhan yang bermanfaat kepada
masyarakat tentang pentingnya kesehatan lingkungan. Pemerintah dapat memperkuatnya
dengan menegakkan kembali peraturan lingkungan atau hukum tentang lingkungan.
1.4 KESIMPULAN
Salah satu langkah untuk mengurangi polusi udara dapat dimulai dari mahasiswa sebagai
pemula pengguna kendaraan bermotor. Sebagai seorang yang intelek dan dalam masa
pembelajaran juga pendewasaan mahasiswa sangat tepat diberi pengarahan tentang perawatan
kendaraan dan cara mengatasi serta mengontrol emisi kotor yang dikeluarkan kendaraannya.
Sehingga sebagai orang dewasa nantinya dapat lebih bijak mengontrol kendaraannya demi
lingkungan yang lebih sehat. Kampanye sebagai salah satu pemecahan permasalahan melalui
solusi DKV memang diperlukan untuk mengatasi permasalahan polusi udara di Kota
Bandung ini. Kampanye dapat mengubah dan menggerakkan banyak mahasiswa melalui
pengorganisasian yang baik dan benar. Kampanye juga dilakukan secara berkelanjutan agar
para mahasiswa tidak lupa akan program mengurangi polusi udara yang dikhawatirkan akan
menjadi tidak efektif jika hanya dilakukan melalui metode pendekatan komunikasi langsung
1.5 DAFTAR PUSTAKA
Akil Mochtar, Bantuan Hukum Sebagai Konstitusional Warga Negara, Bina Cipta, Jakarta, 2009.
Ghalia Indonesia, Jakarta, 1997. Hyronimus Rhiti, Hukum Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup,
Universitas Atmajaya, Yogyakarta, 200
Valentinus Darsono, Pengantar Ilmu Lingkungan, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta,
1995