Anda di halaman 1dari 58

METODA DAN TEKNIK

SAMPLING KUALITAS
FISIK & KIMIAWI UDARA
OLEH :
YASNANI,S.Si.,M.Kes
 Udara dimana di dalamnya terkandung sejumlah
oksigen, merupakan komponen esensial bagi
kehidupan, baik manusia maupun makhluk
hidup lainnya.
 Udara merupakan campuran dari gas, yang
terdiri dari sekitar 78 % Nitrogen, 20 % Oksigen;
0,93 % Argon; 0,03 % Karbon Dioksida (CO2) dan
sisanya terdiri dari Neon (Ne), Helium (He),
Metan (CH4) dan Hidrogen (H2).
 Udara dikatakan "Normal" dan dapat mendukung
kehidupan manusia apabila komposisinya
seperti tersebut diatas. Sedangkan apabila
terjadi penambahan gas-gas lain yang
menimbulkan gangguan serta perubahan
komposisi tersebut, maka dikatakan udara
sudah tercemar/terpolusi.
Defenisi Pencemaran Udara
 Udara adalah suatu campuran gas
yang terdapat pada lapisan yang
mengelilingi bumi.
 Komponen yang kosentrasinya

paling bervariasi adalah air dalam


bentuk uap H2O dan karbon
dioksida.
 Jumlah uap air yang terdapat

dalam udara bervariasi tergantung


dari cuaca dan iklim.
 Pencemaran udara adalah suatu kondisi di
mana kualitas udara menjadi rusak dan
terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak
berbahaya maupun yang membahayakan
kesehatan tubuh manusia.
 Pencemaran udara biasanya terjadi di kota-
kota besar dan juga daerah padat industri yang
menghasilkan gas-gas yang mengandung zat
di atas batas kewajaran.
 Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau
lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di
atmosfer dalam jumlah yang dapat
membahayakan kesehatan manusia, hewan,
dan tumbuhan, mengganggu estetika dan
kenyamanan.
 Menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 41
tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
Udara, pencemaran udara adalah masuknya
atau dimasukkannya zat, energi, dari
komponen lain ke dalam udara ambien oleh
kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
udara ambien tidak dapat memenuhi
fungsinya.

 Pencemaran udara adalah masuknya, atau


tercampurnya unsur-unsur berbahaya kedalam
atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya
kerusakan lingkungan, gangguan pada
kesehatam manusia secara umum menurunkan
kualitas lingkungan
Jenis pencemaran udara menurut tempat dan
sumbernya dibedakan menjadi dua, yaitu:

 * Pencemaran udara bebas meliputi secara


alamiah (letusan gunung berapi,
pembusukan, dan lain-lain) dan bersumber
kegiatan manusia, misalnya berasal dari
kegiatan industri, rumah tangga, asap
kendaraan bermotor.

 * Pencemaran udara ruangan meliputi dari


asap rokok, bau tidak sedap di ruangan.
Jenis parameter pencemar udara didasarkan
pada baku mutu udara ambien menurut
Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999,
meliputi:
 * Sulfur dioksida (SO2)
 * Karbon monoksida (CO)
 * Nitrogen dioksida (NO2)
 * Ozon (O3)
 * Hidro karbon (HC)
 * PM 10, Partikel debu ( PM 2,5 )
 * TSP(Total Suspended Particulate) (debu)
 * Pb (Timah Hitam)
 Proses penurunan kualitas lingkungan udara
pada umumnya disebabkan oleh masuknya
zat pencemar ke dalam lingkungan udara
tersebut.
 Secara alami (seperti: kebakaran hutan oleh

teriknya matahari, debu vulkanik, debu


meteorit, pancaran garam dari laut dan
sebagainya).
 Akibat aktivitas manusia (seperti pancaran

gas beracun dari pemupukan pembasmian


hama, asap rumah tangga, transportasi,
produk sampingan dari industri dan
sebagainya).
Metoda Sampling pencemaran udara
 Jenis pengambilan contoh udara dpt dibedakan
pula antara pengambilan contoh
atmosferik/ambien dan pengambilan contoh
emisi sumber.
 1. Atmosferik

Pengukuran/pengambilan contoh udara dilakukan


berdasarkan :
 Pengukuran kualitas udara ambien
 Waktu mingguan,harian,per jam atau terus

menerus dengan interval tertentu, durasi dan


frekwensi berdasarkan efek terhadap kesehatan
 Dilaksanakan oleh ahli kimia dan
teknik, pegawai pemerintah.

2. Emisi sumber.
 Pengukuran kualitas sumber
pencemar dari sumber tertentu.
 Sistem monitoring kontinyu
 Dilaksanakan oleh insiyur atau ahli

teknik dan dianalisis oleh ahli


kimia.
Maksud dan tujuan sampling
pencemaran udara.

Sampling emisi sumber bertujuan


utk :

 Mengetahui besaran emisi pencemar


sesuai dengan peraturan yg berlaku.
 Mengetahui tingkat emisi dan laju
produksi/operasi industri
 Melakukan monitoring perlengkapan
pencegahan pencemaran.
Sedangkan Sampling pencemar
atmosferik/ambien bertujuan utk :

 Memenuhi dan mematuhi baku mutu


udara ambien
 Penyediaan data dasar untuk evaluasi
 Observasi kecenderungan pencemaran
 Menentukan prosedur kontrol darurat
 Monitoring sumber spesifik
 Monitoring pencemaran alami
 Penerapan pada fasilitas pengemisi.
Kriteria penempatan stasiun
pemantauan
Penempatan lokasi stasiun pemantauan perlu
dilakukan pada titik-titik yg mewakili :

 Pusat kota
 Pinggir kota
 Pedesaan
 Daerah sekitarnya (remote area)
 Daerah industri
 Daerah pemukiman
 Daerah komersial (perdagangan)
Kriteria yg penting sebagai pedoman
dalam penempatan stasiun pemantauan
menurut EPA :
 Area dgn konsentrasi pencemaran
tinggi
 Area dgn kepadatan penduduk tinggi
 Di daerah sekitar lokasi
 Di daerah proyeksi
 Sesuai dengan strategi pengendalian

pencemaran
 Mewakili seluruh wilayah studi
Metoda pengambilan dan analisa
contoh udara
 Perencanaan penggunaan alat pengambilan
contoh udara ditentukan oleh ukuran sampel
yg diinginkan oleh analizer dan waktu tunda
sampel sebelum di analisis.
 Waktu tunda sampel sangat dipengaruhi oleh

reaktivitas pencemar yg diukur


 Untuk pencemar reaktif seperti nitrogen oksida

dan oksigen harus dilakukan analisis sesegra


mungkin dgn waktu tunda yg singkat, karbon
monoksida yg lebih stabil dpt disimpan dalam
kantung sampel utk beberapa jam sebelum
dianalisa.
Ada 3 metode pengambilan contoh
yaitu :
 Sampling kontinyu (terus
menerus), intermiten dan
sampling sesaat (Grab sampling).
 Sampling udara secara kontinyu,

memungkinkan pengukuran
kualitas udara secara konstan
selama periode pengambilan,
sehingga diperoleh fluktuasi data
selama pengukuran
 Sampling udara secara
intermiten, Adalah satu alat
pengukur (sampler) digunakan
utk beberapa titik pengukuran
dgn interval waktu pengukuran
yg konstan.
 Sampling udara secara grab,

adalah pengukuran satu atau


dua kali yg tidak kontinyu dan
tidak secara periodik
 Dalam melakukan sampling udara, kita dapat
membagi daerah monitoring (pemantauan) atas
tiga daerah dengan keperluan dan cara sampling
yang berbeda-beda satu sama lainnya, yaitu :

1. Daerah ambient
 Daerah ambient merupakan daerah tempat

tinggal penduduk (pemukiman) dimana


diperkirakan seseorang mengalami keterpaan
terhadap zat pencemar yang berlangsung
selama 24 jam. Sehingga, konsentrasi zat
pencemar udara harus sekecil mungkin dan
memenuhi baku mutu udara yang
dipersyaratkan.
2. Daerah tempat kerja (work place)
 Daerah tempat kerja (work place) merupakan

daerah dimana seseorang bekerja selama periode


waktu tertentu. Biasanya seseorang bekerja di
industri/pabrik selama 8 jam per hari, sehingga
keterpaan zat pencemar terhadap seseorang yang
bekerja diharapkan tidak mengganggu
kesehatannya.

3. Daerah/sumber pencemar udara


 Daerah/sumber pencemar udara, yang berasal dari

cerobong asap pabrik perlu dilakukan monitoring


terhadap jenis dan konsentrasi zat pencemar,
minimal setiap penggantian teknologi proses dan
penggunaan bahan baku yang berbeda.
Pengertian sampling disini
adalah pengambilan suatu
contoh udara pada tempat-
tempat tertentu, dimana
diharapkan konsentrasi zat
pencemar yang didapat dari
hasil pengukuran dapat
mewakili konsentrasi contoh
secara keseluruhan.
Dalam melakukan sampling udara ini,
ada beberapa faktor yang menentukan
hasil analisisnya, diantaranya :

 Arah angin
 Kecepatan angin (m/s)
 Waktu dan lama pengambilan contoh

(jam)
 Tekanan udara (mmHg)
 Temperatur udara (oC)
 Kelembapan udara (%)
 Pola terdifusinya zat pencemar
 Dalam melakukan sampling kualitas
udara ketujuh hal diatas haruslah
dicatat saat pelaporan kualitas
udara sebagai faktor yang
mempengaruhi kualitas udara.

 Termasuk juga, dekat atau jauhnya


industri dari lokasi sampling, jarak
dan ramainya kendaraan bermotor
serta aktivitas penduduk.
 Peralatan yang lazim
digunakan dalam sampling
kualitas udara adalah
peralatan impinger untuk
sampling gas-gas dan HVAS
untuk sampling partikulat
diudara.
 Ada juga CO meter portable

yang berguna untuk mengukur


kadar CO diudara
Gambar : Tabung dan peralatan impinger
Gambar : HVAS
 Hasil kegiatan pemantauan kualitas
lingkungan udara ditujukan untuk
mengetahui kehadiran jenis-jenis zat
tertentu dan kadarnya yang dapat
mengganggu atau membahayakan
kehidupan di suatu lokasi, sebagai akibat
pembuangannya ke atmosfer, menelaah
sumber-sumbernya dan memberikan
umpan balik bagi perusahaan sehingga
secara cepat dapat segera dilakukan
tindakan perbaikan sistem pengelolaannya
jika diketahui telah menyebabkan
gangguan di lokasi tersebut.
 Seperti diketahui, dalam suatu industri
akan terjadi proses produksi yang
mengolah bahan baku primer, dibantu
dengan bahan baku sekunder ( energi,
air, dll) untuk menghasilkan suatu
produk akan selalu menghasilkan
bahan buangan ( limbah).
 Bahan buangan yang dihasilkan
tersebut dapat berbentuk cair, padat,
gas dan partikulat serta bahan-bahan
ini mempunyai potensi sebagai sumber
pencemar terhadap lingkungan.
 Upaya pengendalian pencemaran sejak proses dalam
industri merupakan usaha terbaik yang dapat
diharapkan akan menghasilkan bahan buangan
sesedikit/seminimal mungkin.

 Pengolahan limbah terutama ditujukan untuk


mengolah limbah tersebut agar memenuhi persyaratan
baku mutu limbah terutama dari industri yang
bersangkutan sebelum dilepas ke lingkungan.

 Tujuan pengumpulan data di dalam proses sampling


adalah untuk menggambarkan sebagian informasi dari
populasi.
 Biasanya sampel representatif adalah sampel yang
dapat mewakili gambaran keadaan populasinya
 Oleh karena itu, perencanaan untuk proses sampling
merupakan bagian yang penting di dalam kegiatan
sampling.
 Biasanya, taraf kepercayaan akan kualitas data hasil
sampling sangat ditentukan oleh jumlah sampel, lokasi
dan waktu sampling.

  1.1. Cheklist perencanaan sampling


Untuk memudahkan kegiatan sampling, kita harus
melakukan persiapan dengan baik.
Salah satunya adalah dengan melakukan proses cheklist
perencanaan berikut ini :
 Tentukan tujuan studi sampai tahap mana yang akan

dicapai ?
 a). Tahap eksplorasi ?
 b). Pemantauan / Monitoring ?
 c). Kedua tujuan di atas ?
 Rencanakan titik-titik sampling, lakukan
perencanaan titik-titik sampling alternatif jika
target tak dapat disampling
 Chek peralatan khusus untuk sampling yang akan
dibawa dan apakah telah tersedia atau belum
 Chek tenaga untuk sampling , apakah tersedia
sesuai dengan sifat-sifat sampling yang akan
dikerjakan
 Chek semua keperluan untuk analisis hasil
sampling. Taraf sensitivitas alat, kalibrasi alat,
metode-metode atau rumus-rumus yang relevan,
jumlah sampel yang diperlukan
 Chek protokol(Tata Urutan) sampling yang telah
ditetapkan oleh keputusan-keputusan instansi
terkait ( BAPEDAL, BAPEDALDA, Keputusan Instansi
terkait)
Jenis sampling apa yang akan dipergunakan
 a). Random sampling
 b). Systematic sampling
 c). Judgment atau kombinasi

Kita harus memilih metode sampling yang paling cocok.


 Tentukan rencana proses teknik analisis yang akan

dipergunakan
 a). Geostatistika, kartu kendali, uji hipotesis, dll
 b). Pilih metode yang relevan
 c). Chek kesesuaian antara metode sampling dengan

metode analisis yang akan dikerjakan


  
Bagaimana sample diambil
 a). Berapa jumlah titik sampling
 b). Bagaimana metodenya
 c). Bagaimana sampel dianalisis
 d). Adakah lokasi

pembanding/kontrol
 e). Bagaimana mobilisasi

peralatan sampling ke lokasi


 Jika sensus terhadap populasi tidak dapat
dilakukan karena faktor biaya yang sangat
besar, proses sampling dengan
pertimbangan ( judgment sampling)
merupakan salah satu cara pendekatan.
Ada tiga faktor yang mempengaruhi biaya
sampling yakni :
 a). Lokasi dan aksesibilitasnya ke lokasi

sampling
 b). Jumlah, jenis, kerumitan dan ukuran

sample yang akan diambil


 c). Frekuensi sampling
1.2. Cheklist protokol sampling

 Setelah dilakukan persiapan, langkah


berikutnya adalah menyusun tata urutan
( protokol) sampling.
Tahap-tahapan sampling yang harus
dikerjakan adalah :
 Parameter apa di lokasi sampling yang akan

diukur
 Periksa informasi-informasi yang berkaitan

dengan metode sampling yang representatif,


metode analisis, dll
 Siapkan petunjuk untuk memodifikasi prosedur
baku, jika dijumpai problem-problem khusus
 Buatkan daftar semua peralatan sampling yang

telah disiapkan :
 Siapkan semua peralatan yang berkaitan

 Siapkan kontainer untuk sampling ( jenis dan

jumlahnya)
 Bahan-bahan pengawet/ reagen untuk analisis

in situ
 Bahan-bahan untuk mencuci peralatan

 Siapkan label, isolasi, spidol tahan air, pensil 2

B dan packing
 Apakah perlu persiapan pakaian dan sepatu

khusus untuk proteksi atau peralatan


keselamatan kerja lainnya.
 Siapkan petunjuk untuk mencuci peralatan sebelum
dan sesudah sampling
 Lakukan proses kalibrasi peralatan sebelum
dipergunakan
 Siapkan prosedur untuk mencuci atau proses
penanganan kontainer sampel.
 Persiapkan petunjuk untuk proses koleksi sampel.
 Jumlah dan ukuran sampel yang akan diambil
 Frekuensi, waktu dan keadaan sampling
 Prosedur pengukuran in situ atau preparasi di
lapangan untuk di bawa ke laboratorium
 Cek label
 Cek bahan pengawet sampel
 Prosedur pengepakan, proses transportasi dan
penyimpanan di laboratorium
 Perencanaan pengamanan sampel
II. METODE SAMPLING

 Pengukuran zat pencemar udara, baik udara ambien


maupun di sumber emisi memerlukan dua tahap
utama pekerjaan yakni sampling dan analisis sampel
tersebut.
 Proses sampling akan mempengaruhi tahap analisis.

Kesalahan sampling udara akan mempengaruhi


kesalahan yang mungkin terjadi pada tahap
berikutnya, oleh sebab itu ketelitian dan ketepatan
metode yang diterapkan akan sangat mempengaruhi
hasil yang dicapai.
 Untuk memperoleh sampel yang representatif harus

memperhatikan sifat-sifat fisika senyawa yang akan


disampling, lokasi, sifat sumber polutan dan waktu
sampling.
 Dengan memperhatikan faktor-faktor sumber
pencemar, jenis pencemar dan medium
pencemaran, kegiatan pemantauan kualitas
udara dapat dibedakan atas pemantauan
sumber emisi dan pemantauan kualitas udara
ambien.
 Pemantauan sumber emisi ditujukan untuk
mengetahui tingkat emisi dan unsur pencemar
spesifik, sedangkan pemantauan udara ambien
dilakukan untuk mengetahui tingkat
pencemaran udara berdasarkan atas
pencemaran indikatif yang umum.
 Adanya pengelompokkan sistem pemantauan
ini akan membedakan pula metode sampling
udara yang harus dikerjakan.
2.1. Sampling Udara Ambien
Tujuan analisis kualitas udara ambien
dimaksudkan untuk tujuan khusus
mengetahui tingkat pencemaran udara yang
ada di suatu lokasi dengan
memperbandingkannya terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku,
kecenderungan tingkat pencemaran udara,
memberikan bahan masukan bagi penentu
kebijakan untuk mengaktifkan dan
menentukan prosedur pengendalian darurat
untuk mencegah timbulnya episode
pencemaran udara.
Ada beberapa cara proses sampling
udara ambien, yakni :

 a). Sampling terus menerus


( kontinyu) pada interval yang
bersifat reguler
 b). Sampling setengah kontinyu

( semicontinues) ( mingguan, bulanan


atau semesteran)
 c). Sampling sesaat/ tidak kontinyu,

pada saat-saat yang diperlukan saja


 Frekuensi sampling udara ambien harus
dilakukan relevansinya atas efek merugikan
kesehatan yang mungkin timbul bagi manusia
yang terpapar.
 Idealnya memang dilakukan sampling kontinyu,

namun berdasarkan beberapa pertimbang-an


biaya dan teknik diterapkan sampling setengah
kontinyu dan sesaat.
 Untuk daerah-daerah yang diduga tercemar

berat harus dilakukan sampling kontinyu,


dengan tujuan mengetahui dan mengawasi
fluktuasi tingkat pencemaran dan episodenya.
 Sampling setengah kontinyu dapat diterapkan di

lokasi-lokasi yang agak tercemar dan tidak


ditandai oleh fluktuasi episodik yang tinggi.
 Sampling sesaat biasanya merupakan
suatu metode yang hanya dilakukan
untuk maksud-maksud tertentu,
misalnya menguji keabsahan data
yang diperoleh dari sampling kontinyu
maupun setengah kontinyu, atau
suatu langkah awal penentuan titik-
titik sampling yang diperlukan di
dalam program pemantauan dan
pengawasan kualitas udara.
 Sampling sesaat bukanlah merupakan

metode sampling permanen.


 2.2. Sampling Udara Emisi

 Sampling dan analisis udara dari suatu


sumber emisi ditujukan untuk
mengevaluasi kepatuhan suatu sumber
stationer tertentu
( cerobong pabrik ) atau dari sumber
bergerak
( kendaraan bermotor) terhadap peraturan
baku mutu gas emisi pencemar udara yang
ada .
Selain itu dapat dipergunakan untuk
mengevaluasi tingkat emisi berdasarkan
laju produksi industri yang ada.
 Kesetimbangan proses dan emisi, sehingga
dapat dipergunakan sebagai data untuk
mengevaluasi jalannya proses industri. Selain
itu dapat dipergunakan untuk memantau
efektivitas metode pengendalian dan
peralatan pengendalian pencemaran yang
telah dipergunakan.

 Sampling gas emisi dilakukan langsung di


titik-titik sumber emisi, baik berupa sumber
emisi titik ( point source), sumber area ( area
source) maupun sumber garis ( line source).
3. Teknik dan Peralatan Sampling Udara
Ambien
 Untuk mengumpulkan gas dari udara ambien

diperlukan suatu teknik pengumpulan dan


peralatan tertentu.
 Teknik pengumpulan gas yang umum

digunakan untuk menangkap gas di udara


ambien adalah :
 Teknik Absorpsi
 Teknik Adsorpsi
 Teknik Pendinginan dan
 Teknik Pengumpulan udara pada kantong

udara ( bag sampler atau tube sampler) yang


terbuat dari plastik jenis tertentu
 2.3.1. Teknik Absorpsi
 Teknik absorpsi adalah teknik
pengumpulan gas berdasarkan kemampuan
gas pencemar bereaksi dengan pereaksi
kimia ( absorber). Pereaksi kimia yang
digunakan harus spesifik artinya hanya dapat
bereaksi dengan gas pencemar tertentu yang
akan dianalisis. Untuk beberapa jenis gas
pencemar yang dianalisis dengan metode
colorimeteri, selalu menggunakan teknik
absorpsi untuk mengumpulkan contoh gas,
misalnya pengukuran gas S02 dengan
metode pararosaniline.
 Teknik Adsorpsi
 Teknik ini berdasarkan atas kemampuan gas
teradsorpsi pada permukaan padat adsorbent
( karbon aktif atau alumunium oksida), terutama
untuk gas-gas hidrokarbon yang mampu terserap
dalam permukaan karbon aktif.
 2.3.3. Teknik Pendinginan
 Teknik ini dilakukan dengan cara membekukan
gas pada titik bekunya.
 2.3.4. Teknik Pengumpulan gas dengan kantong
udara
 Teknik ini sering dipergunakan untuk gas
pencemar yang tidak memerlukan pemekatan
contoh udara
 Untuk pengumpulan udara contoh diperlukan
peralatan pengambilan contoh udara yang
pada umumnya terdiri atas collector,
flowmeter dan pompa vacuum.
 Collector berfungsi untuk mengumpulkan gas

yang tertangkap, dapat berupa impinger,


fritted bubbler atau tube adsorber.
 Untuk mengetahui volume udara ambien

yang terkumpul digunakan flowmeter baik


berupa dry gas meter, wet gas meter atau
rotameter.
 Pompa vacuum digunakan untuk menghisap

udara ke dalam collector.


 Kesalahan yang harus dihindari adalah
kebocoran dari sistem pengambilan contoh.
 Susunan peralatan sampling udara ambien

adalah sebagai berikut :

 COLLECTOR
 FLOWMETER
 VACUUM PUMP
 III. METODE ANALISIS

 Berbagai jenis metode pengukuran analitik


dapat dipergunakan untuk analisis zat
pencemar udara, dari mulai metode analitik
sederhana dengan waktu pengukuran yang
lama seperti titrasi atau gravimetri sampai
dengan metode analitik yang paling
mutakhir, menggunakan prinsif fisikokimia
yang mampu mengukur zat pencemar secara
automatis dengan waktu pengukuran sangat
cepat dalam skala detik, serta tidak
memerlukan larutan pereaksi.
  
 3.1. Analisis Suspended Particulate Matter
 ( SPM)

 Metode High Volume Sampling ( HVS). Udara


dihisap dengan flowrate 40-60 cfm, maka
suspended particulate matter ( debu) dengan
ukuran < 100 mikron akan terhisap pada
permukaan filter microfiber dengan porositas <
0,3 mikron. SPM yang tertahap dipermukaan
filter ditimbang secara gravimetrik, sedangkan
volume udara dihitung berdasarkan waktu
sampling dan flowrate. Metode lainnya adalah
tape sampling, cascade impactor, electro
presipitator, dll.
Sulfur dioksida ( S02)
 Metode pararosaniline-spectrofotometri. S02 di
udara diserap oleh larutan kalium tetra
kloromercurate ( absorbent) dengan laju flowrate 1
liter/menit. S02 bereaksi dengan kalium tetra
kloromercurate membentuk kompleks
diklorosulfimercurate.
 Dengan penambahan pararosaniline dan

formaldehide akan membentuk senyawa


pararosaniline metil sulfonat yang berwarna ungu ke
merah-merahan. Intensitas warna diukur dengan
spectrofotometer pada panjang gelombang 548 nm.
 Metode lain yang dapat dipergunakan untuk

pengukuran S02 adalah metode UV-


Spectrofotometri.
Oksida-Oksida Nitrogen

 Metode Griess-Saltman. N02 di udara direaksikan


dengan pereaksi Griess Saltman ( absorbent)
membentuk senyawa berwarna ungu. Intensitas
warna yang terjadi diukur dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 520
nm.
 Metode lainnya adalah metode chemiluminescence.

NO di udara direaksikan dengan ozon membentuk


nitrogen dioksida tereksitasi yang akan
menghasilkan cahaya pada panjang gelombang
600-875 nm. Intensitas vahaya yang dihasilkan
sebanding dengan konsentrasi NO di udara.
Karbonmonoksida

 Metode Nondispersive infrared ( NDIR).


Pengukuran ini berdasarkan kemampuan CO
menyerap sinar infra merah pada panjang 4,6
mikrometer. Banyaknya intensitas sinar yang
diserap sebanding dengan konsentrasi CO di
udara. Analyzer ini terdiri atas sumber cahaya
inframerah, tabung sampel, detektor dan
rekorder.
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

WASSALAM

Anda mungkin juga menyukai