1.2 Tujuan
a. Mahasiswa mampu memahami metode pengambilan sampel udara ambient
SO2 dan NO2
b. Mahasiswa mampu sampling udara ambien menggunakan alat Impinger.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.5 Impinger
2.5.1 Definisi
Impinger merupakan alat sampling cemaran untuk udara ambien.
Komponen inti dari impinger adalah tabung impinger, pompa pengisap, flow
meter, dan tabung pengaman. Menurut Koesmawati dan Suryapranata
(2017), alat Impinger ini mampu menangkap lima jenis gas sekaligus, yaitu
NOx, SO2, NH3, H2S, dan Oksidan. Prinsip kerja alat ini dengan memasukkan
larutan penyerap yang sesuai dengan jenis gas yang akan disampling ke
tabung impenger.
Impinger air sampler yang ada saat ini sebagian sudah dilengkapi
dengan sensor suhu dan kelembapan. Namun, alat tersebut belum
dilengkapi dengan pengaturan waktu durasi pengambilan sampel udara.
Oleh karena itu, mengharuskan pengguna untuk mengoperasikan alat
tersebut pada perangkatnya secara langsung. Hal tersebut, dapat
mempengaruhi faktor koreksi perhitungan dari sampel udara yang sudah
diambil. Berlandaskan dari segi cara kerja alat impinger yang ada saat ini,
bahwa akan lebih efisien bila ditambahkannya mikrokontroler yang berfungsi
sebagai pemroses data-data. Mikrokontroler bertujuan untuk mengatur waktu
mulai dan berhentinya sesuai dengan yang ditentukan, dapat menampilkan
dan mencetak data pengambilan sampel udara (Maulana, 2020).
Botol Penjerap
Masukkan larutan penjerap
SO2 sebanyak 10 mL ke
masing-masing botol
penjerap
Lindungi botol dari sinar
matahri langsung dengan
aluminium foil
Pompa hisap dinyalakan
Atur kecepatan alir 0,5
L/menit
Setelah stabil catat laju alir
awal dan pantau laju alir
udara sekurang-kurangnya
15 menit sekali
Pengambilan sampel
Ambil selama 1 jam
Catat temperatur serta
tekanan udara
Matikan pompa setelah 1 jam
Diamkan selama 20 menit
setelah pengambilan
sampel untuk
menghilangkan
pengganggu
Hasil
Botol Penjerap
Masukkan larutan penjerap
Griess-Saltzman sebanyak
10 mL ke dalam botol
penjerap
Atur botol penjerap agar
terlindung dari hujan dan
sinar matahari langsung
Pompa hisap dinyalakan
Atur kecepatan alir 0,4
L/menit
Setelah stabil catat laju alir
awal dan pantau laju alir
udara sekurang-kurangnya
15 menit sekali
Pengambilan sampel
Ambil selama 1 jam
Catat temperatur serta
tekanan udara
Matikan pompa setelah 1 jam
Diamkan selama 20 menit
setelah pengambilan
sampel untuk
menghilangkan
pengganggu
Botol penejerap
Tepatkan volume larutan
hingga volume tertentu (Vl)
Sampel
Analisis sampel maksimum
1 jam setelah pengambilan
sampel
Hasil
4.4 Hubungan Kecepatan dan Arah Angin dengan cuaca pada wilayah yang
dipilih
Angin adalah udara yang bergerak karena efek dari rotasi bumi. Angin
memiliki besaran fisis kecepatan dan arah yang diakibatkan oleh adanya
perbedaan tekanan udara disuatu daerah. Kecepatan angin merupakan
kecepatan udara yang bergerak secara horizontal dan dipengaruhi oleh gradien
barometris letak tempat, tinggi tempat, dan keadaan topografi suatu tempat.
Sementara itu, Arah Angin adalah arah dari mana angin berhembus dan
dinyatakan dalam derajat arah (Direction Degree) yang diukur searah dengan
arah jarum jam mulai dari titik utara Bumi atau secara sederhana sesuai dengan
skala sudut pada Kompas. Dengan demikian, kecepatan dan arah angin
merupakan kesatuan dalam membentuk angin. Angin sendiri sangat
mempengaruhi sebuah cuaca. Menurut Fadholi (2013), menganalisis variasi arah
dan kecepatan angin permukaan agar dapat diketahui seberapa besar tingkat
keseringan arah dan kecepatan angin permukaan, sehingga dapat menambah
pengetahuan pengamat cuaca di lapangan.
Angin bertiup kencang pada daerah yang reliefnya rata dan tidak ada
rintangan. Sebaliknya bila bertiup pada daerah yang reliefnya besar dan
rintangannya banyak, maka angin akan berkurang kecepatannya. Selain itu,
Angin yang bertiup dekat dengan permukaan bumi akan mendapatkan hambatan
karena bergesekan dengan muka bumi, sedangkan angin yang bertiup jauh di
atas permukaan bumi bebas dari hambatan-hambatan. Pada belahan utara
bumi, udara/angin berkelok ke kanan dan di belahan selatan berkelok ke kiri.
Pembelokan arah angin terjadi karena adanya rotasi bumi dari barat ke timur dan
karena bumi bulat. Dalam mempelajari cuaca, arah angin merupakan salah satu
aspek yang harus dipahami. Kecepatan angin merupakan salah satu indikator
dalam mengukur cuaca di suatu tempat. Perbedaan tekanan udara antara asal
dan tujuan angin merupakan faktor yang menentukan kecepatan angin (Ningsih,
2016).
5.1 Kesimpulan
Pencemar udara merupakan penambahan satu atau lebih substansi fisik,
kimia, atau biologi di atmosfer dalam junlah yang dapat membahayakan
kesehatan makhluk hidup, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak
properti. Udara memiliki kuantitas cukup besar dan bersebaran di alam bebas
sehingga dibutuhkan sampel udara yang dapat mewakilkan kondisi udara di
suatu wilayah. Mekanisme pengambilan partikel udara ini menggunakan bantuan
pompa penghisap udara. Partikulat yang masuk ke penjerap akan menempel
pada filter yang telah dipasang. Pada pengambilan sampel udara, terdapat
berbagi macam metode dan alat yang dapat digunakan. Metode pengukuran
kualitas udara ambien yang digunakan tergantung parameter yang akan diuji.
Pada praktikum ini parameter yang diuji adalah SO 2 dan NO2 dengan
menggunakan alat impinger. Terdapat 2 larutan penjerap yang digunakan untuk
masing-masing parameter uji. Larutan penjerap Tetrakloromerkurat untuk SO 2
dan larutan penjerap Griess-Saltzman untuk NO2. Dalam penempatan lokasi alat
sampling sangat penting sekali agar mendapatkan sampel yang sesuai.
Berdasarkan SNI 19-7119.6-2005 Bagian 6: Penentuan lokasi pengambilan
contoh uji pemantauan kualitas udara ambien, penempatan alat sample harus
menghindari tempat yang dapat merubah konsentrasi akibat adanya absorpsi
atau adsorbsi serta tempat dimana zat kimia mengganggu konsentrasi terhadap
pencemar, seperti kendaraan bermotor yang dapat mengotori pada saat
mengukur gas-gas. Selain itu, hindari juag tempat dimana pengganggu fisika
yang dapat menghasilkan suatu hasil yang mengganggu pada saat mengukur
debu (partikulat matter) sehingga tidak boleh dekat dengan incinerator baik
domestik maupun komersial, gangguan listrik terhadap peralatan pengambil
contoh uji dari jaringan listrik tegangan tinggi. Alat sampling haru diletakkan di
daerah dengan gedung/bangunan yang rendah dan saling berjauhan. Apabila
pemantauan bersifat kontinyu, maka pemilihan lokasi harus mempertimbangkan
perubahan kondisi peruntukan pada masa datang.
5.2 Saran
Praktikum yang dilaksanakam tersebut telah berjalan dengan lancer.
Praktikan juga sudah mengikuti dengan baik. Namun, hal yang disayangkan
praktikan tidak bisa langsung menguji langsung saat pengambilan sampel
meskipun begitu praktikan sebelumnya telah mempelajari hal tersebut saat kuliah
tamu. Selain itu, praktikan tidak bisa membuat larutan penjerap secara langsung
sehingga untuk kedepannya mungkin untuk praktikan dapat berkontribusi dalam
pembuatan larutan penjerap saat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, WC. 2020. Analisis Keluhan Infeksi Saluran Pernapasan Bagian Atas pada
Pedagang Unggas di Pasar Burung 16 Kota Palembang. Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sriwijaya
Dwirahmawati F, Nasrullah N, dan Sulistyantara B. 2018. Analisis Perubahan
Konsentrasi Nitrogen Dioksida (NO2) pada Area Bervegetasi dan Tidak
Bervegetasi di Jalan Simpang Susun. Jurnal Lanskap Indonesia, 10(1): 13-
18
Fevria R. 2016. Analisis Kualitas Udara di Daerah Penambangan Batu Kapur
Bukit Tui Kota Kota Padang Panjang. EKSAKTA, 2(17): 31-37
Koesmawati TA dan Suryapranata AG. 2017. Impinger Sebagai Alat Sampling
Cemaran Udara Ambien. In Seminar Nasional Teknologi Industri Hijau,
1(1): 307-312
Maharani J. 2019. Perbandingan Tingkat Pencemaran Karbon Monoksida (CO)
di Ruas Jalan Ring Road Utara Gejayan Yogyakarta Menggunakan
Pemodelan Dispersi Gauss dan Pengukuran Langsung. Skripsi. Fakultas
Teknik Sipil Dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia.
Maulana ID. 2020. Pemantau dan Pewaktu Alat Impinger Air Sampler Berbasis
Arduino dan Android. Skirpsi. Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer.
Universitas Komputer Indonesia
Rohmah I, Rita, Salim C, Hindratmo B, Lestari RP, dan Ricky Nelson. 2020.
Perbandingan Metode Sampling Kualitas Udara: High Volume Air Sampler
(HVAS) dan Low Volume Air Sampler (LVAS). Ecolab, 12(2): 53 - 102
Sodikin D. 2020. Kualitas Udara Ambien di Kawasan Puspiptek Serpong. Skripsi.
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Sopian AM. 2017. Pengaruh Lokasi dan Promosi Terhadap Keputusan
Pembelian (Studi Kasus Pada Konsumen Kedai Kopi Euy Kota Bandung).
Skripsi(S1) Thesis. Progam Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Pasundan.
Sumargo B. 2020. Teknik Sampling. UNJ Press, Jakarta
Tampa GM, Maddusa SS, dan Pinontoan OR. 2020. Analisis Kadar Sulfur
Dioksida (SO2) Udara di Terminal Malalayang Kota Manado Tahun 2019.
Indonesian Journal of Public Health and Community Medicine, 1(3): 87-92.
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN