DISUSUN OLEH:
1.2. Tujuan
Manfaat yang dapat diberikan pada praktikum ini adalah praktikan dapat
memahami pengukuran kualitas udara ambien dilakukan di ruangan outdoor
berdasarkan parameter NO2 dan SO2.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pencemaran udara adalah kondisi satu atau lebih substansi seperti fisik, kimia,
atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia,
hewan, dan tumbuhan, di mana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh
zat-zat baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan tubuh
manusia. Serta pencemaran udara bisa mengakibatkan rusaknya lapisan atmosfer dan
tercemarinya oksigen yang dibutuhkan oleh manusia (Pusparini, 2002).
Ada banyak jenis pencemar udara, tetapi yang penting ada 5 jenis yaitu: -
Ozone (O3) - Oksida karbon (CO, CO2) - Oksida belerang (SO2, SO3) - Oksida
nitrogen (NO, NO2, N2O) - Partikel (debu, asam, timbal, pestisida dsb.) Masing-
masing pencemar udara tersebut diklasifikasikan sebagai pencemar udara primer
(misalnya SO2) dan sekunder (misalnya H2SO2) (Indrayani and Asfati, 2015).
Nitrogen oksida adalah gas insulator panas yang sangat kuat. Ia dihasilkan
terutama dari pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahanpertanian. Ntrogen oksida
dapat menangkap panas 300 kali lebih besar dari karbondioksida. Gas Nitrogen
Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.
Gas NO yang mencemari udara secara visual sulit diamati, karena gas tersebut tidak
berwarna dan tidak berbau. Sedangkan gas NO2 bila mencemari udara mudah diamati
dari baunya yang sangat menyengat dan warnanya coklat kemerahan. Gas ini berasal
dari limbah-limbah industri, transportasi, pembangkit listrik, pembuangan sampah,
dan lain-lain. Pencemaran udara oleh gas NO, juga dapat menyebabkan terjadinya
Peroxy Acetil Nitrate yang menyebabkan iritasi pada mata, serta dapat menyebabkan
terjadinya kabut foto kimia atau Photo Chemistry Smog yang sangat mengganggu
lingkungan (Pohan, 2002).
Pencemaran udara oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua komponen
gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2) dan sulfur trioksida (SO3) dan
keduanya disebut sebagai SOx. Sulfur dioksida mempunyai karakteristik bau yang
tajam dan tidak terbakar di udara, sedangkan sulfur trioksida merupakan komponen
yang tidak reaktif. Pembakaran bahan-bahan yang mengandung sulfur akan
menghasilkan kedua bentuk sulfur dioksida, tetapi jumlah relatif masing-masing tidak
dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang tersedia. Meskipun udara tersedia dalam
jumlah cukup. Sulfur dioksida selalu terbentuk dalam jumlah terbesar. Jumlah SO3
yang terbentuk dipengaruhi oleh kondisi reaksi, terutama suhu yang bervariasi dari 1
sampai 10 % dari total SO2 (Abidin and Hasibuan, 2019).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
Cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
3.2.1. Prosedur pengukuran kecepatan udara menggunakan hot wire
anemometer:
1. Hubungkan probe sensing hot wire pada input socket dan nyalakan tombol
power
2. Pilih satuan temperatur yang akan digunakan (Co atau Fo)
3. Pilih satuan kecepatan udara ke m/s menggunakan tombol “unit”
4. Pengaturan kalibrasi (zero setting):
5. Pada bagian atas probe sensing head, geser penutup sensor ke arah atas
sehingga sensor dapat tertutup dari pengaruh lingkungan sekitar
6. Tekan tombol zero hingga hasil pembacaan
7. Setelah menunjukkan nilai 0 saat dikalibrasi, tutup sensor dapat
dipindah/digeser dan dibiarkan berkontak dengan udara di lingkungan sekitar
8. Probe sensing head dapat diatur panjang/pendeknya sesuai dengan penggunaan
Jangan menyentuh kabel tipis sensor pada probe sensing head, karena
akan menyebabkan kerusakan permanen
9. Saat pembacaan kecepatan angin, arahkan tanda pada probe sensing head
melawan arah angin. Hal ini bertujuan agar sensor dapat membaca kecepatan
angin dengan tepat.
10. Hasil pengukuran kecepatan angin kemudian muncul pada display bagian atas
11. Pengukuran data dapat dicatat secara manual dengan menekan “hold” atau
dengan menggunakan fungsi “data record” untuk pembacaan nilai maksimum
dan minimum (pengukuran data dengan menunjukkan angka stabil dan diulangi
min 2 kali).
12. Setelah selesai digunakan, harap probe sensing head, tutup sensor, dan
anemometer disimpan dengan baik seperti semula.
3.2.2. Prosedur pengukuran polutan NO2 dan SO2:
1. Nyalakan NO2 dan SO2 gas analyzer dengan menekan tombol power
2. Pastikan kabel probe telah terpasang dengan baik pada alat
3. Arahkan probe sensor pada udara ambien hingga pembacaan konsentrasi
menunjukkan angka stabil pada layar display
4. Lakukan pengukuran sesuai dengan waktu dan pengulangan
5. Catat hasil pengukuran yang terbaca pada NO2 dan SO2 gas analyzer
3.2.3. Langkah kerja praktikum
1. Tentukan titik lokasi pengambilan sampel untuk pengukuran NO2 dan SO2
(outdoor)
2. Lakukan observasi pada kondisi di sekitar titik sampling
3. Lakukan pengambilan data meterologis
4. Lakukan pengukuran NO2 dan SO2 secara periodik setiap 15 menit selama 30
menit (dua kali pengulangan dan dikonversi menjadi setara dengan 1 jam)*.
*Pengukuran aktual seharusnya dilakukan setiap satu pengulangan selama 1 jam.
5. Lakukan analisis dan pembahasan dari data hasil praktikum
BAB IV
PEMBAHASAN
NOx Menit
Sampel 10 20 30 40 50 60
P2 7 6 7 7 7 7
P3 7 8 7 7 7 7
AQI P2 6,6 5,7 6,6 6,6 6,6 6,6
AQI P3 6,6 7,5 6,6 6,6 6,6 6,6
SOx Menit
Sampel 10 20 30 40 50 60
P2 25,4 26,3 26,3 26,8 26,6 26,8
P3 29,2 28,1 28,2 21,1 21,2 22,2
AQI P2 36,29 37,57 37,57 38,29 38,00 38,29
AQI P3 41,71 40,14 40,29 30,14 30,29 31,71
5.1. Kesimpulan
1. Parameter SOx masih di bawah ambang batas standar mutu yaitu kurang
dari 150 µgr/m3. Sedangkan, untuk parameter NOx didapatkan hasil di
bawah ambang batas standar mutu NOx yaitu dibawah 200 µgr/m3.
2. Hasil yang didapatkan pada parameter NO 2 dan SO2 termasuk ke dalam
kategori good (0-50).
3. Kecepatan angin dan kelembaban berbanding terbalik terhadap
konsentrasi SO2, yaitu semakin tinggi kecepatan angin dan kelembaban
maka semakin rendah konsentrasi SO2 di udara. Berlaku juga untuk NO2.
4. SO2 berdampak buruk terhadap kesehatan manusia pernapasan dan
penurunan fungsi paru. Selain itu gas iritan lain seperti gas NO 2 dapat
menyebabkan efek kombinasi apabila terpapar pada saat bersamaan.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, J. and Hasibuan, F.A., 2019. Pengaruh dampak pencemaran udara terhadap
kesehatan untuk menambah pemahaman masyarakat awam tentang bahaya
dari polusi udara. Prosiding SNFUR-4, Pekanbaru, 7.
Indrayani, I. and Asfiati, S., 2018. Pencemaran Udara Akibat Kinerja Lalu-Lintas
Kendaraan Bermotor Di Kota Medan. Jurnal Permukiman, 13(1), pp.13-20.
Ismiyati, I., Marlita, D. and Saidah, D., 2014. Pencemaran udara akibat emisi gas
buang kendaraan bermotor. Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik
(JMTransLog), 1(3), pp.241-248.
Junika, E., 2021. Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan.
Kurniawati, I.D., 2017. Indikator Pencemaran Udara Berdasarkan Jumlah
Kendaraan dan Kondisi Iklim (Studi di Wilayah Terminal Mangkang dan
Terminal Penggaron Semarang) (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Semarang).
Pohan, N., 2002. Pencemaran udara dan hujan asam.
Pusparini, M., 2002. Evaluasi Tingkat Pencemaran Udara Berdasarkan Konsentrasi
Udara Ambien Di DKI Jakarta (Doctoral dissertation, IPB (Bogor
Agricultural University)).
RAHMAWATY, S.H., 2002. Dampak Pencemaran Udara Terhadap
Tumbuhan. gas, 20, p.95.
Steel, P.I.G.Y. and Jrakah, P., 2012. PENGARUH KELEMBABAN, SUHU, ARAH
DAN KECEPATAN ANGIN TERHADAP KONSENTRASI NITROGEN
DIOKSIDA (NO2) DENGAN MEMBANDINGKAN 2 VOLUME.
CONTOH PERHITUNGAN AQI