Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM TEKNIK SAMPLING

DESAIN SAMPLING UDARA

Disusun oleh:

1. Qayla Shadiqa Mulya 22231002

2. Leonita Putri Arta A 22231008

3. Ayu Safira Rahmawati F 22231009

4. Sahrul Adi Saputra 22231023

5. Hafshah Nasywa R 22231024

6. Akhmarin Rista Ashri 22231026

7. Khoirotun Hisani 22231041

8. Bagas Alviansyah 22231043

PROGRAM STUDI DIII ANALISIS KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA

1
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

2
DAFTAR GAMBAR

3
DESAIN SAMPLING UDARA

Qayla Shadiqa Mulya, Ayu Safira Rahmawati F, Sahrul Adi Saputra, Hafshah
Nasywa R, Akhmarin Rista Ashri, Khoirotun Hisani, Bagas Alviansyah*

Program Studi DIII Analisis Kimia FMIPA Universitas Islam Indonesia


Jl. Kaliurang Km 14,5 Yogyakarta
*Email: 22231043@students.uii.ac.id

INTISARI

Telah dilakukan pengambilan sampel udara di Jalan Kaliurang Km 13,5 – 16


untuk menguji kandungan oksidan, NO2, serta SO2 yang terdapat di sepanjang
jalan. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan alat pengambil
sampel udara dengan metode Roadside. Peralatan diletakkan pada 3 titik yang
dianggap representatif terhadap parameter yang akan di uji.

Kata kunci: Sampel udara, Roadside. Peralatan.

4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Udara adalah salah satu komponen yang sangat penting dan dibutuhkan oleh
makhluk hidup. Udara sangat dibutuhkan makhluk hidup terutama dalam proses
pernapasan. Oleh karenanya, untuk bernapas dengan baik dibutuhkan udara
dengan kualitas yang baik pula. Namun, tuntutan manusia dalam memenuhi
kebutuhannya menyebabkan terjadinya penurunan kualitas udara. Hal ini
disebabkan semakin meningkatnya jumlah kendaraan bermotor serta industri.
Pencemaran udara terjadi jika komposisi zat-zat yg ada di udara melampaui
ambang batas yang ditentukan. Adanya bahan-bahan kimia yang melampaui
batas dapat membahayakan kesehatan manusia, mengganggu kehidupan hewan
dan tumbuhan dan terganggunya iklim (cuaca) dengan aktivitas manusia serta
kemajuan teknologi terutama akibat proses pembakaran bahan bakar di industri
atau kendaraan bermotor, maka banyak gas-gas yang dihasilkan dan bercampur
dengan udara sebagai zat pencemar. Bahan kimia yang merupakan zat pencemar
udara adalah karbondioksida (CO2), karbonmonoksida (CO), sulfurdioksida
(SO2), Nitrogen Dioksida (NO2) senyawa hidrokarbon, dan partikulat logam
berat.
Udara merujuk kepada campuran gas yang terdapat pada permukaan bumi.
Udara bumi yang kering mengandung 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1%uap
air, karbon dioksida, dan gas-gas lain. Kandungan elemen senyawa gas dan
partikel dalam udara akan berubah-ubah dengan ketinggian dari permukaan
tanah. Demikian juga massanya, akan berkurang seiring dengan ketinggian.
Semakin dekat dengan lapisan troposfer, maka udara semakin tipis, sehingga
melewati batas gravitasi bumi, maka udara akan hampa sama sekali. Apabila
makhluk hidup bernapas, kandungan oksigen berkurang, sementara kandungan
karbon dioksida bertambah. Ketika tumbuhan menjalani system fotosintesa,
oksigen kembali dibebaskan. antara gas-gas yang membentuk udara adalah
seperti berikut:
1. Helium

1
2. oksigen
3. Karbon dioksida
4. Nitrogen

1.2 Rumusan Masalah


1) Bagaimana cara menentukan titik pengambilan sampel udara yang
representatif?
2) Bagaimana cara peletakan alat sampel udara yang benar?

1.3 Tujuan
Mahasiswa dapat membuat desain sampling sesuai dengan skenario yang
diberikan dengan memikirkan pengujian keabsahan titik titik pengambilan
sampel berdasarkan kondisi lapangan.

1.4 Manfaat
1) Bagi analis: dapat meningkatkan pengetahuan dalam memahami dan
membuat desain sampling udara sesuai dengan skenario yang ada beserta
keabsahan titik-titik yang ada di lapangan
2) Bagi instansi: dapat meningkatkan reputasi serta kualitas layanan dengan
memberikan hasil percobaan yang akurat dan dapat diandalkan
3) Bagi masyarakat: dapat meningkatkan kesehatan masyarakat dari kualitas
udara yang aman dan diharapkan meminimalisir sumber pencemaran
terhadap udara disekitar

2
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Udara
Udara adalah atmosfer yang ada disekeliling bumi yang fungsinya sangat
penting untuk kehidupan dimuka bumi ini. Udara merupakan campuran
beberapa gas yang perbandingannya tidak tetap, tergantung pada keadaaan dan
suhu udara, tekanan udara, dan lingkungan sekitarnya. Udara yang normal
merupakan gas - gas meliputi 78% N2, 20% O2, 0,93% Ar, 0,03% CO2 dan
sisanya terdiri dari Neon (Ne), Helium (He), metan, (CH4), dan hidrogen (H).
2.2 Udara Ambien
Udara ambien adalah udara bebas di permukaan bumi yang berada pada
lapisan troposfer yang dibutuhkan dan dapat mempengaruhi kesehatan manusia,
makhluk hidup serta unsur lingkungan hidup lainnya. Pengukuran kualitas udara
ambien bertujuan untuk mengetahui konsentrasi zat pencemar yang ada di udara.
Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang valid (representatif), maka dari
mulai pengambilan contoh udara (sampling) sampai dengan analisis di
laboratorium harus menggunakan peralatan, prosedur, dan operator (teknis,
laboran, analisis dan chemist) yang dapat dipertanggung jawabkan.
2.3 Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke udara oleh kegiatan manusia
atau proses alam, sehingga kualitas udara turun sampai ketingkat tertentu
yang menyebabkan udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi
sesuai peruntukannya. Secara fisik bahan pencemar udara dapat berupa partikel
(debu, aerosol, timah hitam), gas (CO, NOX, SOX, HC) dan energi (suhu dan
kebisingan). Selain itu terdapat juga polutan penyebab efek rumah kaca
antara lain seperti karbondioksida (CO2), Metan (CH4) dan Karbon Monoksida
(CO). Nitrogen Dioksida (NO2) Nitrogen Dioksida (NO2) adalah salah satu dari
kelompok polutan NOX bersama dengan NO, HNO2 dan HNO3.

3
2.4 NO2
Nitrogen dioksida adalah gas toksik, kelarutannya dalam air rendah, tetapi
mudah larut dalam kelarutan Alkali, Karbon disulfida dan kloroform. Gas ini
berwarna coklat kemerahan pada suhu dibawah 21,2 C akan berubah menjadi
cairan berwarna kuning. Baunya khas dan mengganggu bahkan dapat
mengiritasi saluran napas pada konsentrasi 1-3 ppm. Waktu tinggal NO di
atmosfer adalah 3 hari. Di atmosfer, gas ini akan mengalami siklus fotolitik NO2
bersama dengan NO dan O2 dengan bantuan sinar matahari. Siklus fotolitik ini
dapat terganggu jika terdapat hidrokarbon (HC). HC akan berinteraksi dengan
atom oksigen membentuk radikal bebas HC yang sangat reaktif. Radikal bebas
HC akan cepat bereaksi dengan NO sehingga konsentrasi NO2 semakin
meningkat rata/tahun 100/Nm2, rata-rata/ 24 jam 150 g/Nm2, rata-rata/ 1 jam
400 g/Nm2.
2.5 Dampak NO2
Adanya NO2 di atmosfer akan menyebabkan kerusakan bagi tanaman.
Berdasarkan percobaan dengan cara fumigasi tanaman-tanaman dengan NO2
menunjukkan adanya bintik-bintik pada daun jika digunakan konsentrasi 1 ppm,
sedangkan konsentrasi yang lebih tinggi akan menyebabkan nekrosis. Pada
tubuh manusia, kontaminasi NO2 dapat menyebabkan pembengkakan paru-paru
sehingga sulit bernapas yang dapat mengakibatkan kematian. NO2 juga
meningkatkan resiko gangguan kelahiran termasuk berat lahir rendah,
prematuritas, gangguan pertumbuhan intra-uterus, cacat lahir dan kelainan mati.
2.6 Faktor yang mempengaruhi kualitas udara
1. Suhu udara
Suhu udara dapat mempengaruhi konsentrasi pencemar udara. Suhu udara
yang tinggi menyebabkan udara semakin rendah sehingga konsentrasi
pencemar makin rendah. Sebaliknya jika suhu yang dingin, keadaan udara
makin padat sehingga konsentrasi pencemar di udara tampaknya semakin
tinggi.

4
2. Kelembapan
Pada kelembaban yang tinggi maka kadar uap air di udara dapat bereaksi
dengan pencemar udara, menjadi zat lain yang tidak berbahaya atau
menjadi sekunder.
3. Tekanan udara
Tekanan udara dapat mempercepat atau menghambat terjadinya suatu
reaksi kimia antara pencemar dengan zat pencemar di udara atau zat-zat
yang ada di udara, sehingga pencemar udara dapat bertambah maupun
berkurang.
4. Angin
Angin adalah udara yang bergerak. Akibat pergerakan udara maka akan
terjadi suatu proses penyebaran sehingga dapat mengakibatkan
pengenceran dari bahan pencemaran udara, sehingga kadar suatu pencemar
pada jarak tertentu sumber akan mempunyai kadar yang berbeda. Demikian
juga halnya dengan arah dan kecepatan angin dapat mempengaruhi kadar
bahan pencemar setempat.
5. Sinar Matahari
Sinar matahari juga mempengaruhi kadar pencemar udara karena dengan
adanya sinar matahari tersebut maka beberapa pencemar udara dapat
dipercepat/ diperlambat reaksinya dengan zat-zat lain di udara sehingga
kadarnya berbeda menurut banyaknya sinar matahari yang menyinari bumi.
6. Curah hujan
Curah hujan yang merupakan suatu partikel air di udara yang bergerak dari
atau jatuh ke bumi, dapat menyerap pencemar gas tertentu ke dalam
partikel ai, serta dapat menangkap partikel debu baik yang inert maupun
partikel debu yang lain, menempel pada partikel air dan dibawa jatuh ke
bumi. Dengan demikian pencemar dalam bentuk partikel dapat berkurang
konsentrasinya akibat jatuhnya hujan.

5
BAB III
METODOLOGI
3.1 Bahan
1) Data sekunder tentang lokasi sampling
2) Perbekalan

3.2 Alat
1) Alat tulis
2) Alat dokumentasi (kamera/ handycam)
3) P3K
4) Payung atau topi
5) Alat pengambil sampel udara (HVAS, Impinger, Gas Sampling Bulb)
6) Alat ukur parameter lapangan (Higrometer, Anemometer, Windsock,
Barometer)

3.3 Cara Kerja


Pertama dengan mengumpulkan dan mempelajari data hasil survey dari
tempat pengambilan sampel, kemudian dipelajari scenario atau cara untuk
pengambilan sampel dari lokasi setelah itu dibuat desain sampling untuk setiap
skenario dari data hasil survey yang telah dilakukan. Dan perlu diperhatikan
untuk pembuatan desain sampling harus memperhatikan beberapa faktor yaitu
lokasi pengambilan sampel,waktu pengambilan sampel,titik pengambilan
sampel,akses ke titik pengambilan sampel,parameter yang akan diuji,jumlah
sampel, dan peralatan yang dibutuhkan untuk pengambilan sampel.

6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum
4.1.1 Data pengamatan
Tabel 4.1 Informasi Kegiatan Sampling Udara
Lokasi Jl. Kaliurang Km 13,5 – 16
Waktu Rabu, 13 September 2023
Pukul 13:00 WIB
Tujuan penelitian Membuat desain sampling sesuai
dengan skenario yang diberikan
dengan memikirkan pengujian
keabsahan titik pengambilan sampel
sesuai prosedur
Metode sampling Sampel Cluster

Tabel 4.2 Parameter yang akan diuji


No Parameter Metode Pengujian
1 Oksidan Spektrofotometer Uv-Vis
2 NO2 Griess-Saltzman
3 SO2 Pararosanilin

Tabel 4.3 Parameter lapangan yang harus segera diuji


No Parameter Alat
1 Kecepatan Angin Anemometer
2 Arah Angin Anemometer/Windsock

7
Tabel 4.4 Peralatan Lain
No Peralatan Jumlah
1 Alat pengambilan sampling

- Impinger 4
2 Bahan kimia
- NaOH
- Tetrakloromerkurat (TCM)
- Asam Sulfanilat
- Asam Asetat Glasial
3 Wadah contoh
- Botol gelap bersegel 1
4 Alat tulis dokumentasi
- Kamera 1
5 Alat K3
-Topi/payung 1
-Masker 2
-Gloves 2 pasang
6 Logistik
-Makanan Secukupnya
-Minuman Secukupnya

8
4.1.2 Analisis data

Gambar 1 Desain Sampling Udara

Gambar 2 Desain Sampling Udara

9
4.2 Pembahasan
Penentuan titik pengambilan sampel udara gambar 1 digunakan metode
pengambilan sampel cluster dengan jumlah sebanyak 3 titik. Titik pertama yaitu
kawasan pegunungan merupakan udara alami yang belum tercemar, dimana
udara bersumber dari pegunungan. Tetapi kawasan tersebut dekat dengan
persawahan yang kemungkinan ada aktivitas warga saat menggunakan bahan-
bahan kimia seperti misalnya pestisida. Oleh karena itu, maka titik pertama ini
dijadikan pembanding untuk titik-titik yang lainnya. Selanjutnya titik kedua
merupakan sumber lokasi udara tercemar yang berasal dari polusi kendaraan
bermotor. Terakhir titik ketiga merupakan lokasi sumber udara tercemar yang
berasal dari polusi rumah tangga. Parameter yang akan kita uji pada studi kasus
gambar 1 terhadap zat-zat yang dapat menjadi polutan jika melebihi baku mutu
udara, yaitu Oksidan, NO2, dan SO2. Adapun parameter lapangan yang harus
segera diuji, yaitu kecepatan angin dan arah angin dengan menggunakan alat
anemometer. Salah satu analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui jenis
kawasan dan jenis polutan yang dapat mempengaruhi kualitas udara adalah
analisis sampel cluster dengan metode penarikan data sampel berkelompok
berdasarkan karakteristik yang dimiliki objek. Setiap kelompok memiliki
karakteristik yang sama dengan prinsip homogenitas grub, kemudian setiap
anggota di dalam kelompok dipilih sebagai anggota sampel (Kurniawati, 2015).
Alasan pengambilan sampel udara pada studi kasus gambar 1 dilakukan secara
cluster karena ketidakmungkinan untuk meneliti setiap individu yang menyusun
sebuah populasi tertentu dan daerah objek yang akan diteliti untuk menentukan
titik pengambilan sampel sangat luas. Sehingga pada studi kasus gambar 1 hanya
terdapat 3 titik yang dipilih sebagai anggota sampel untuk mengetahui jenis
kawasan dan jenis polutan yang dapat mempengaruhi kualitas udara di kawasan-
kawasan tersebut.
Penentuan titik pengambilan sampel udara pada studi kasus gambar 2, yaitu
menggunakan metode pengambilan sampel cluster dengan jumlah titik
pengambilan sebanyak 3 titik. Penentuan titik sampling udara dilakukan di Jalan
Kaliurang Km 13,5 - 16 yang merupakan kawasan padat lalu lintas, kawasan

10
daerah kampus, dan kawasan perumahan yang dekat dengan pegunungan.
Parameter yang diuji pada studi kasus gambar 2 terhadap zat-zat yang dapat
menjadi polutan jika melebihi baku mutu udara, yaitu Oksidan, NO2, dan SO2.
Adapun parameter lapangan yang harus segera diuji, yaitu kecepatan angin dan
arah angin menggunakan alat anemometer. Arah angin di studi kasus gambar 2
yaitu dari arah timur ke arah barat. Analisis cluster berguna untuk meringkas
data dengan cara mengelompokkan objek-objek berdasarkan kesamaan
karakteristik tertentu diantara objek-objek yang akan diteliti (Sitepu, 2021).
Alasan pengambilan sampel udara pada studi kasus gambar 2 ini sama seperti
studi kasus gambar 1 karena tidak memungkinkan untuk meneliti setiap individu
yang menyusun sebuah populasi tertentu dan daerah objek yang akan diteliti
untuk menentukan titik pengambilan sampel sangat luas. Sehingga pada studi
kasus gambar 2 terdapat jumlah titik yaitu sebanyak 3 titik. Titik pertama
terletak di kawasan daerah persawahan yang dekat dengan pegunungan, titik
kedua terletak di kawasan daerah kampus dengan lalu lintas yang padat, dan
terakhir titik ketiga terletak di pinggir jalan raya yang merupakan kawasan padat
lalu lintas.

11
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penentuan titik pengambilan sampel udara pada kedua desain
sampling, dapat disimpulkan bahwa penentuan titik pengambilan sampel harus
bersifat representatif. Parameter yang akan diuji pada kedua studi kasus tersebut
adalah oksidan, NO2, dan SO2, serta parameter lapangan yang segera diuji yaitu
kecepatan dan arah angin menggunakan alat anemometer. Jumlah titik
pengambilan sampel udara pada studi kasus gambar 1 sebanyak 3 titik
sedangkan jumlah titik pengambilan sampel udara pada studi kasus gambar 2
sebanyak 3 titik juga. Hal ini dipilih sebagai anggota sampel untuk mengetahui
jenis kawasan dan jenis polutan yang dapat mempengaruhi kualitas udara yang
mencakup dari kawasan kawasan pada studi kasus tersebut karena
ketidakmungkinan untuk meneliti setiap individu yang menyusun sebuah
populasi tertentu dan daerah objek yang akan diteliti sangat luas.

5.2 Saran
Pengambilan sampel harus bersifat representatif atau harus mewakili
keadaan populasi yang lainnya pada kawasan tersebut. Pada parameter tertentu
harus segera diuji dengan alat yang sudah terkalibrasi.

12
DAFTAR PUSTAKA

13
LAMPIRAN

14

Anda mungkin juga menyukai