Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN 2

Jurusan Teknik Lingkungan – FALTL – Universitas Trisakti


Gasal 2017/2018

KELOMPOK
1. Astari Dewi Hutami (082001500009)
2. Ayu Widya Utami (082001500010)

Asisten Mahasiswa: Yuan Lucky Rindwiyanto

OKSIDAN (O3)

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Adanya pencemaran udara dapat menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara
dari keadaan normalnya. Keberadaan zat atau bahan asing di dalam udara dalam jumlah tertentu
serta berada di dalam udara dalam waktu yang cukup lama, akan dapat mengganggu kehidupan
manusia, hewan maupun tanaman.
Udara merupakan atmosfer yang berada di sekeliling bumi yang fungsinya sangat penting
bagi kehidupan di bumi. Dalam udara terdapat oksigen (O2 ) untuk bernafas, karbondioksida
untuk proses fotosintesis oleh klorofil daun dan ozon (O3 ) untuk menahan sinar ultraviolet.
Udara mengandung sejumlah oksigen, merupakan komponen esensial bagi kehidupan, baik
manusia maupun makhluk hidup lainnya.
Oksidan di udara meliputi ozon (lebih dari 90%), nitrogen dioksida, dan
peroksiasetilnitrat (PAN). Karena sebagian besar oksidan adalah ozon, maka monitoring udara
ambien dinyatakan sebagai kadar ozon. Ozon yang berada pada troposfer merupakan salah satu
senyawa yang menyebabkan gas rumah kaca dan menciptakan pemanasan global, karena panas
matahari yang dipantulkan oleh bumi akan dikembalikan lagi ke bumi sehingga menaikkan suhu
secara menyeluruh. Namun kadar O3 di udara ambien tersebar tidak merata, konsentrasinya
dipengaruhi oleh topografi, komposisi zat kimia pada lapisan troposfer dan stabilitas udara.

1
Oleh karena itu, praktikum kali ini dilakukan untuk menentukan konsentrasi oksidan total
di udara ambien. Konsentrasi oksidan di udara ambien dapat diukur dengan metode Neutral
Buffer Kalium Iodida (NBKI). Metode ini mengabsorbansikan larutan KI 1% dalam penyangga
fosfat, sehingga terbentuk I2 berwarna kuning muda yang diukur menggunakan spektrofotometer
pada panjang gelombang 352 nm.

1.2 Tujuan Percobaan


Tujuan dari praktikum ini adalah menentukan kadar Oksidan (O3 ) di udara ambien
dengan metode Neutral Buffer Kalium Iodida (NBKI) menggunakan spektofotometer.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Oksidan merupakan senyawa yang memiliki sifat mengoksidasi, pengaruhnya terhadap
kesehatan adalah mengganggu proses pernafasan dan dapat menyebabkan iritasi mata. Oksidan
di udara meliputi ozon (lebih dari 90%), nitrogen dioksida, dan peroksiasetilnitrat (PAN). Karena
sebagian besar oksidan adalah ozon, maka monitoring udara ambien dinyatakan sebagai kadar
ozon (Soedomo, 1999).
Oksidan (O3 ) merupakan senyawa di udara selain oksigen yang memiliki sifat sebagai
pengoksidasi. Oksidan adalah komponen atmosfer yang diproduksi oleh proses fotokimia, yaitu
suatu proses kimia yang membutuhkan sinar matahari mengoksidasi komponen-komponen yang
tak segera dioksidasi oleh oksigen. Senyawa yang terbentuk merupakan bahan pencemar
sekunder yang diproduksi karena interaksi antara bahan pencemar primer dengan sinar (Mukhlis,
2009).
Hidrokarbon merupakan komponen yang berperan dalam produksi oksidan fotokimia.
Reaksi ini juga melibatkan siklus fotolitik NO2 . Salah satu polutan sekunder yang dihasilkan dari
reaksi hidrokarbon dalam siklus ini adalah ozon (Mukhlis, 2009).
Ozon merupakan salah satu zat pengoksidasi yang sangat kuat setelah fluor, oksigen dan
oksigen fluoride (𝑂𝐹2 ). Meskipun di alam terdapat dalam jumlah kecil tetapi lapisan lain dengan
bahan pencemar udara ozon sangat berguna untuk nmelindungi bumi dari radiasi ultraviolet
(UV-B). Ozon terbentuk di udara pada ketinggian 30 km dimana radiasi UV matahari dengan
panjang gelombang 242 nm secara perlahan memecah molekul oksigen (O2 ) menjadi atom
oksigen tergantung dari jumlah molekul O2 atom-atom oksigen secara cepat membentuk ozon.

2
Ozon menyerap radiasi sinar matahari dengan kuat di daerah panjang gelombang 240-320 nm.
Absorpsi radiasi elektromagnetik oleh ozon di daerah ultraviolet dan inframerah digunakan
dalam metode-metode analitik (Wilson, 2013).
Oksidan dapat mengganggu integritas sel karena dapat bereaksi dengan komponen-
komponen yang penting untuk mempertahankan kehidupan sel, baik komponen struktural
(misalnya molekul-molekul penyusun membrane) maupun komponen-komponen fungsional
(misalnya enzim-enzim dan DNA). Oksidan yang dapat merusak sel berasal dari berbagai
sumber (Pine, 1988), yaitu :
1. Berasal dari tubuh sendiri, yaitu senyawa-senyawa yang sebenarnya berasal dari proses-
proses biologik normal (fisiologis), namun oleh suatu sebab terdapat dalam jumlah besar
2. Berasal dari proses-proses peradangan
3. Berasal dari luar tubuh, seperti misalnya obat-obatan dan senyawa pencemar (polutan)
4. Berasal dari akibat radiasi.
Yang dimaksud dengan oksidan fotokimia meliputi Ozon, Nitrogen dioksida, dan
peroksiasetilnitrat (PAN) karena lebih dari 90% total oksidan terdapat dalam bentuk ozon maka
hasil monitoring udara ambien dinyatakan sebagai kadar ozon. Karena pengaruh pencemaran
udara vjenis oksidan cukup akut dan ceparnya perubahan pola pencemaran selama sehari dan
dari suatu tempat ke tempat lain, maka waktu dimana kadar ozon paling tinggi secara umum
ditentukan dalam pemantauan. Mencatat jumlah per jam per hari, perminggu, per musim atau per
tahun selama kadar tertentu dilampaui juga merupakan cara yang berguna untuk melaporkan
sejauh mana ozon menjadi masalah (Mukhlis, 2009).
Kadar ozon alami yang berubah-ubah sesuai dengan musim pertahunnya berkisar antara
10-100 mg/m³ (0,005-0,05 ppm). Di wilayah pedesaan kadar ozon dapat menjadi tinggi karena
adanya kiriman jarak jauh O3 dari udara yang berasal dari perkotaan. Di daerah perkotaan yang
besar, tingkat ozon atau total oksidan maksimum 1 jam dapat berkisar dari 300-800 mg/m³ (0,15-
0,40 ppm) atau lebih. 5-30% hasil pemantauan di beberapa kota besar didapatkan kadar oksida
maksimum 1 jam yang melampaui 200 mg/m³ (0,1 ppm) (Wilson, 2013).
Efek oksidan (O3 ) yang ditimbulkan terhadap lingkungan adalah pemanasan global yang
dapat mengakibatkan perubahan iklim, perubahan habitat hidup liar, kegagalan panen pertanian,
kenaikan muka air laut, mencairnya daerah kutub (WWF Indonesia, 2007). Ozon merupakan
senyawa oksidan yang paling kuat dibandingkan NO2 dan bereaksi kuat dengan jaringan tubuh.

3
Evaluasi tentang dampak ozon dan oksidan lainnya terhadap kesehatan yang dilakukan oleh
WHO task group menyatakan pemajanan oksidan fotokimia pada kadar 200-500 μg/Nm³ dalam
waktu singkat dapat merusak fungsi paru-paru anak, meningkatkan frekuensi serangan asma dan
iritasi mata, serta menurunkan kinerja para olahragawan. Pada kadar 0,3 ppm mulai terjadi iritasi
pada hidung dan tenggorokan manusia (DepKes, 2004).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan Oksidan di udara adalah suhu,
kelembaban udara dan kecepatan angin. Menurut Junaidi (2002), beberapa keadaan cuaca yang
dapat mempengaruhi kualiatas udara yaitu:
1. Suhu udara
Suhu udara dapat mempengaruhi konsentrasi pencemar udara. Suhu udara yang tinggi
menyebabkan udara makin renggang sehingga konsentrasi pencemar menjadi makin
rendah. Sebaliknya pada suhu yang dingin keadaan udara makin padat sehingga
konsentrasi pencemar di udara tampaknya makin tinggi.
2. Kelembapan udara
Kelembapan udara dapat mempengaruhi konsentrasi pencemar di udara. Pada
kelembapan yang tinggi maka kadar uap air di udara dapat bereaksi dengan pencemar
udara, menjadi zat lain yang tak berbahaya atau menjadi pencemar sekunder.
3. Tekanan udara
Tekanan udara dapat mempercepat atau menghambat terjadinya suatu reaksi kimia
antara pencemar dengan zat pencemar diudara atau zat-zat yang ada di udara, sehingga
pencemar udara dapat bertambah maupun berkurang.
4. Angin
Angin adalah udara yang bergerak. Akibat pergerakan udara maka akan terjadi suatu
proses penyebaran sehingga dapat mengakibatkan pengenceran dari bahan pencemaran
udara, sehingga kadar suatu pencemar pada jarak tertentu sumber akan mempunyai kadar
yang berbeda. Demikian juga halnya dengan arah dan kecepatan angin dapat
mempengaruhi kadar bahan pencemar setempat.
5. Sinar matahari
Sinar matahari juga mempengaruhi kadar pencemar udara, karena dengan adanya
sinar matahari tersebut maka beberapa pencemar di udara dapat dipercepat atau
diperlambat reaksinya dengan zat-zat lain di udara sehingga sehingga kadarnya dapat

4
berbeda menurut banyaknya sinar matahari yang menyinari bumi. Demikian juga halnya
mengenai banyaknya panas matahari yang sampai ke bumi, yang dapat mempengaruhi
kadar pencemar udara
6. Curah hujan
Curah hujan yang merupakan suatu partikel air di udara yang bergerak dari atas jatuh
ke bumi, dapat menyerap pencemar gas tertentu kedalam partikel air, serta dapat
menangkap partikel debu baik yang inert maupun partikel debu yang lain, menempel
pada partikel air dan di bawa jatuh ke bumi. Dengan demikian pencemar dalam bentuk
partikel dapat berkurang konsentrasinya akibat jatuhnya hujan.

III. ALAT DAN BAHAN


3.1 Alat
Tabel 3.1 Alat-Alat
No Alat Ukuran Jumlah Gambar

1. Pompa Vakum - 1

2. Perangkap Uap - 1

5
No Alat Ukuran Jumlah Gambar

3. Botol Impinger - 3

Corong dan
3. - 1
Selang

4. Flowmeter - 1

5. Bulb - 1

6
No Alat Ukuran Jumlah Gambar

6. Labu Ukur 25 ml 1

7. Barometer - 1

8. Anemometer - 1

9. Hygrometer - 1

10. Pipet Ukur - 1

7
No Alat Ukuran Jumlah Gambar

Spektrofotomet
11. - 1
er

Alumunium
12. - -
Foil

3.2 Bahan-bahan

Tabel 3.2 Bahan-Bahan


No Bahan Konsentrasi Jumlah Gambar

Larutan Penjerap
1. - 50 ml
Oksidan

2. Air Suling - -

8
IV. CARA KERJA
4.1 Diagram Sampling

Masukkan 50 ml Lapisi midget Rangkai


larutan Neutral impinger peralatan
Buffer Kalium dengan sampling di
Iodida (NBKI) ke alumunium lokasi
dalam midget foil. sampling.
impinger.

Catat data-data Atur laju alir


meteorologi udara pada
dan catat data- flowmeter
data sampling sebsar 1
lainnya. L/menit dan
lakukan
sampling
selama 30
menit.

4.2 Diagram Analisis

Setelah Pindahkan 25 Ukur larutan


dilakukan ml larutan sampel ke dalam
pengujian, sampel ke spektrofotometer
diamkan dalam labu dengan panjang
larutan ukur. gelombang 352
sampel selama nm.
30 menit.

9
V. HASIL PENGAMATAN
5.1 Lokasi Penelitian
Tabel 5.1 Lokasi Penelitian
No. Gambar Keterangan

Lokasi sampling: belakang BNI Hukum


(belakang Gedung H), Kampus A
1. Universitas Trisakti.
Hari/Tanggal: Selasa, 10 Oktober 2017
Waktu sampling: 10.00 – 10.30 WIB

Titik koordinat: 6º10’7” SL dan


2. 106º47’24” EL

5.2 Data Meteorologi


Tabel 5.2 Data Meteorologi
No. Gambar Keterangan

1. Temperatur: 30ºC

10
No. Gambar Keterangan

2. Kelembaban: 34% RH

3. Tekanan: 757,5 mmHg

Kecepatan angin: 1,47 m/s


4.
Arah angin: Timur ke Barat

11
5.3 Data Sampling
Tabel 5.3 Data Sampling
No. Gambar Keterangan

F1: 1 L/s
1.
F2: 1 L/s

5.4 Data Laboratorium


Tabel 5.4 Data Laboratorium
No. Gambar Keterangan
1.

Warna: bening

2.

Absorbansi: 0

12
Tabel 5.5 Data Konsentrasi Tiap Kelompok
Volume C1 jam C8 jam C24 jam
Kel Abs 3 3 3
(L) μg/Nm Ppm μg/Nm Ppm μg/Nm ppm
1 0 29,74 0,264 1,345 x 10-4 0,179 9,118 x 10-5 0,147 7,488 x 10-5
-4 -4 -4
2 0,013 29,74 0,478 2,43 x 10 0,321 1,63 x 10 0,262 1,33 x 10
-4 -5 -5
3 0 29,74 0,263 1,33 x 10 0,179 9,11 x 10 0,146 7,43 x 10
-4 -5 -5
4 0,001 30,96 0,2691 1,3707 x 10 0,1832 9,3317 x 10 0,1495 7,6151 x 10
5 0,033 29,38 0,8233 4,1936 x 10-4 0,5604 2,8545 x 10-4 0,4573 2,3293 x 10-4
6 0,118 29,38 2.2598 1,143 x 10-3 15,381 7,8346 x 10-4 12,552 6,3936 x 10-4
-4 -5 -5
7 0 29,407 0,266 1,354 x 10 0,181 9,219 x 10 0,148 7,358 x 10
-4 -5 -5
8 0 29,52 0,265 1,349 x 10 0,180 9,168 x 10 0,147 7,487 x 10
9 0 29,83 0,263 1,339 x 10-4 0,179 9,117 x 10-5 0,146 7,436 x 10-5
-5 -5 -5
10 0 48,786 0,160 8,15 x 10 0,109 5,55 x 10 0,089 4,53 x 10
-4 -5 -5
11 0,001 38,13 0,207 1,05 x 10 0,141 7,1 x 10 0,115 5,8 x 10
-4 -4 -4
12 0,008 30,86 0,382 1,946 x 10 0,260 1,324 x 10 0,212 1,080 x 10

O₃
0.8
0.7 y = 1.7707x - 0.0158
R² = 0.9973
0.6
0.5
0.4
Abs

0.3
0.2
0.1
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45
-0.1
C (μg/Nm³)

Gambar 5.6 Grafik Pengukuran O3

13
VI. RUMUS DAN PERHITUNGAN
6.1 Rumus
6.1.1 Volume Contoh Uji Udara yang Diambil

𝐹1 +𝐹2 𝑃𝑎 298
V= 𝑥 𝑡 𝑥 𝑇𝑎 𝑥 760
2

Keterangan:
V = Volume udara yang dihisap dikoreksi pada kondisi normal (L)
F1 = Laju alir awal (L/ menit)
F2 = Laju alir akhir (L/ menit)
t = Durasi pengambilan contoh uji (menit)
Pa = Tekanan barometer rata-rata selama pengambilan contoh uji (mmHg)
Ta = Temperatur rata-rata selama pengambilan contoh uji (K)
298= Temperatur pada kondisi normal 25̊ C konversi dalam Kelvin
760= Tekanan udara pada kondisi normal 1atm (mmHg)

6.1.2 Konsentrasi O3 di Udara Ambien Selama 1 jam (C1 jam)


𝑥 50
C1 jam = x 1000 x
𝑉 50

Keterangan:
C = Konsentrasi O3 di udara ( µg/ Nm3)
a = Jumlah O3 dari contoh uji hasil perhitungan dari kurva kalibrasi (µg)
V = Volume udara yang dihisap dikoreksi pada kondisi normal
1000 = Konversi liter ke m3
6.1.3 Konsentrasi O3 di Udara Ambien Selama 24 jam (C24 jam)
𝑡1 𝑛
C24 jam = C1 jam x ( )
𝑡2

Keterangan:
C1 = Konsentrasi udara rata-rata dengan t pengambilan selama 1 jam

14
C2 = Konsentrasi udara rata-rata dengan t pengambilan selama 24 jam
t1 = Lama pengambilan sampel selama 1 jam
t2 = Lama pengambilan sampel selama 24 jam
n = faktor konversi dengan nilai 0.185
6.1.4 Konversi µg/ Nm3 ke ppm
µg/ Nm³ x 24,45
𝐵𝑀 𝑥 10³

µg/ Nm3 = Hasil konsentrasi Oksidan (µg/ Nm3)


BM = Berat molekul O3

6.2 Perhitungan
Dik:
C Abs
0 0
0,050 0,064
0,150 0,228
0,200 0,344
0,300 0,526
0,400 0,691

y = bx + a
a: -0,0158
b: 1,7707
r 2 : 0.997
y: 0
n: 0,185
Dit: x= ?
V= ?
C30 menit =?
C8 jam = ?

15
C24 jam = ?
Jwb:
 ∆y = (0,49 – 0,385) = 0,105
∆x = (0,295 – 0,235) = 0,06
y =0
∆Y Y
=
∆X X
(0,49 – 0,385) 0
=
(0,295 – 0,235) X
0,105 0
=
0,06 X

XO3 = 0 µg O3 Secara Manual


Persamaan Garis y = bx + a
y = bx + a
0 = 1,7707x − 0,0158
0,0158 = 1,7707x
XO3 = 8,923 x 10−3 µg O3 Secara Komputer

Dapat dilihat bahwa perhitungan secara manual dan secara komputer memiliki nilai
yang hampir sama, yaitu 0 µg ≈ 8,923 x 10-3 µg.

𝐹1 +𝐹2 𝑃𝑎 298
 V= 𝑥𝑡𝑥 𝑥
2 𝑇𝑎 760
1+1 757,5 298
V= 𝑥 30 𝑥 𝑥
2 303 760
V = 29,407 L
𝑥 25
 C30 menit = x 1000 x
𝑉 25
8,923 𝑥 10−3 25
C30 menit = x 1000 x
29,407 25

C30 menit = 0,303 μg/Nm3


Konversi ke ppm
μg/𝑁𝑚3 𝑥 24,45
C30 menit =
𝐵𝑀 𝑂3 𝑥 103

16
0,303 𝑥 24,45
C30 menit =
48𝑥 103
C30 menit = 1,543 x 10-4 ppm
𝑡 𝑛
 C1 jam = C30 menit x ( 1)
𝑡 2

30 0,185
C1 jam = 0,303 x ( )
60
C1 jam = 0,266 μg/Nm3
Konversi ke ppm
μg/𝑁𝑚3 𝑥 24,45
C1 jam =
𝐵𝑀 𝑂3 𝑥 103
0,266 𝑥 24,45
C1 jam =
48 𝑥 103
C1 jam = 1,354 x 10-4 ppm
𝑡1 𝑛
 C8 jam = C30 menit x ( )
𝑡 2

30 0,185
C8 jam = 0,303 x ( )
480
C8 jam = 0,181 μg/Nm3
Konversi ke ppm
μg/𝑁𝑚3 𝑥 24,45
C8 jam =
𝐵𝑀 𝑂3 𝑥 103
0,181 𝑥 24,45
C8 jam =
48 𝑥 103
C8 jam = 9,219 x 10-5 ppm
𝑡1 𝑛
 C24 jam = C30 menit x ( )
𝑡 2

30 0,185
C24 jam = 0,303 x ( )
1440
C24 jam = 0,148 μg/Nm3
Konversi ke ppm
μg/𝑁𝑚3 𝑥 24,45
C24 jam =
𝐵𝑀 𝑂3 𝑥 103
0,148 𝑥 24,45
C24 jam =
48 𝑥 103

17
C24 jam = 7,538 x 10-5 ppm

. VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum Laboratorium Lingkungan II kali ini, dilakukan percobaan pengujian
kadar O3 di udara ambien di Kampus A Universitas Trisakti. Lokasi sampling berada di
belakang BNI Hukum (belakang Gedung H), Kampus A Universtitas Trisakti dengan titik
koordinat 6º10’7” SL dan 106º47’24” EL. Suhu udara pada lokasi sampling adalah sebesar
30ºC. Tekanan udara pada lokasi sampling adalah sebesar 757,5 mmHg. Kelembaban udara pada
lokasi sampling adalah sebesar 34% RH. Kecepatan angin pada lokasi sampling adalah sebesar
1,47 m/s yang arah anginnya bergerak dari Timur ke Barat. Sampling dilakukan selama 30 menit
dan didapati laju alir udara pada 2 kali pengukuran adalah sebesar 1 L/menit.
Pada percobaan kali ini, pengujian kadar O3 dilakukan dengan menggunakan metode
Neutral Buffer Kalium Iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer. Berdasarkan pengukuran
menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 352 nm, didapati absorbansi O3
sebesar 0. Kemudian didapatkan nilai konsentrasi yang dihitung secara manual sebesar 0 µg/Nm3
dan didapatkan nilai konsentrasi yang dihitung secara komputer sebesar 8,923 x 10−3 µg/Nm3.
Tingkat ketelitian komputer lebih tinggi dibandingkan dengan perhitungan secara manual. Nilai
ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah waktu pengambilan sampel dan
kelembaban udara. Selain kelembaban, nilai kecepatan angin juga mempengaruhi volume udara
yang terambil sehingga nantinya akan mempengaruhi nilai konsentrasi O3. Semakin besar nilai
kecepatan angin maka semakin semakin besar volume udara yang terambil, begitu juga
sebaliknya.
Dari konsentrasi tersebut, dapat dilakukan perhitungan konsentrasi O3 untuk pengambilan
sampel selama 30 menit (C30 menit) di belakang BNI Hukum (belakang Gedung H), Kampus A
Universtitas Trisakti. Didapati nilai C30 menit untuk gas O3 sebesar 0,303 μg/Nm3 atau setara
dengan 1,543 x 10-4 ppm. Kemudian, dilakukan perhitungan konsentrasi O3, untuk pengambilan
sampel selama 1 jam (C1 jam), didapati nilai C1 jam untuk gas O3 sebesar 0,266 μg/Nm3 atau setara
dengan 1,354 x 10-4 ppm. Lalu, dilakukan perhitungan konsentrasi O3, untuk pengambilan sampel
selama 8 jam (C8 jam), didapati nilai C8 jam untuk gas O3 sebesar 0,181 μg/Nm3 atau setara dengan
9,219 x 10-5 ppm. Selanjutnya, dilakukan perhitungan konsentrasi O3, untuk pengambilan sampel

18
selama 24 jam (C24 jam), didapati nilai C24 jam untuk gas O3 sebesar 0,148 μg/Nm3 atau setara
dengan 7,538 x 10-5 ppm.
Menurut KEPGUB DKI Jakarta No. 551 Tahun 2001, baku mutu konsentrasi O3 untuk
pengambilan sampel selama 1 jam (C1 jam) adalah sebesar 200 μg/Nm3 dan baku mutu
konsentrasi O3 untuk pengambilan sampel selama 24 jam (C24 jam) adalah sebesar 30 μg/Nm3.
Maka dapat dikatakan konsentrasi O3 untuk pengambilan sampel selama 1 jam (C1 jam) dan
konsentrasi O3 untuk pengambilan sampel selama 24 jam (C24 jam) masih berada dibawah baku
mutu sehingga konsentrasi O3 di udara ambien di belakang BNI Hukum (belakang Gedung H),
Kampus A Universtitas Trisakti masih relatif rendah.
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 41 Tahun 1999, baku mutu konsentrasi O3 untuk
pengambilan sampel selama 1 jam (C1 jam) adalah sebesar 235 μg/Nm3 dan baku mutu
konsentrasi O3 untuk pengambilan sampel selama 24 jam (C24 jam) adalah sebesar 50 μg/Nm3.
Maka dapat dikatakan konsentrasi O3 untuk pengambilan sampel selama 1 jam (C1 jam) dan
konsentrasi O3 untuk pengambilan sampel selama 24 jam (C24 jam) masih berada dibawah baku
mutu sehingga konsentrasi O3 di udara ambien di belakang BNI Hukum (belakang Gedung H),
Kampus A Universtitas Trisakti masih relatif rendah.
Menurut World Health Organization (WHO), baku mutu konsentrasi O3 untuk
pengambilan sampel selama 8 jam (C8 jam) adalah sebesar 100 μg/m3. Maka dapat konsentrasi O3
untuk pengambilan sampel selama 8 jam (C8 jam) masih berada dibawah baku mutu sehingga
konsentrasi O3 di udara ambien di belakang BNI Hukum (belakang Gedung H), Kampus A
Universtitas Trisakti masih relatif rendah.
Dari Tabel 5.5 dapat diketahui bahwa konsentrasi O3 1 jam tertinggi adalah kelompok 6
yang berlokasi di belakang kantin Gedung L kampus A dengan nilai konsentrasi 1,143 x 10−3
ppm. Konsentrasi O3 1 jam terendah adalah kelompok 10 yang berlokasi di belakang kantin
FSRD kampus A dengan nilai konsentrasi 8,15 x 10−5 ppm. Konsentrasi O3 8 jam tertinggi
adalah kelompok 6 yang berlokasi di belakang kantin Gedung L kampus A dengan nilai
konsentrasi 7,8346 x 10−4 ppm. Konsentrasi O3 8 jam terendah adalah kelompok 10 yang
berlokasi di belakang kantin FSRD kampus A dengan nilai konsentrasi 5,55 x 10−5 ppm.
Konsentrasi O3 24 jam tertinggi adalah kelompok 6 yang berlokasi di belakang kantin Gedung L
kampus A dengan nilai konsentrasi 6,3936x 10−4 ppm. Konsentrasi O3 24 jam terendah adalah

19
kelompok 10 yang berlokasi di belakang kantin FSRD kampus A dengan nilai konsentrasi 4,53 x
10−5 ppm.

VIII. KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum Laboratorium Lingkungan II “Pengujiaan Kadar O3 di Udara


Ambien” adalah sebagai berikut:

1. Konsentrasi O3 di udara ambien di belakang BNI Hukum (belakang Gedung H), Kampus
A Universtitas Trisakti untuk pengambilan sampel selama 30 menit (C30 menit) adalah
sebesar 0,303 μg/Nm3 atau setara dengan 1,543 x 10-4 ppm.
2. Konsentrasi O3 di udara ambien di belakang BNI Hukum (belakang Gedung H), Kampus
A Universtitas Trisakti untuk pengambilan sampel selama 1 jam (C1 jam) adalah sebesar
0,266 μg/Nm3 atau setara dengan 1,354 x 10-4 ppm.
3. Konsentrasi O3 di udara ambien di belakang BNI Hukum (belakang Gedung H), Kampus
A Universtitas Trisakti untuk pengambilan sampel selama 8 jam (C8 jam) adalah sebesar
0,181 μg/Nm3 atau setara dengan 9,219 x 10-5 ppm.
4. Konsentrasi O3 di udara ambien di belakang BNI Hukum (belakang Gedung H), Kampus
A Universtitas Trisakti untuk pengambilan sampel selama 24 jam (C24 jam) adalah sebesar
0,148 μg/Nm3 atau setara dengan 7,538 x 10-5 ppm.
5. Berdasarkan perbandingan baku mutu menurut KEPGUB DKI Jakarta No. 551 Tahun
2001, Peraturan Pemerintah RI No. 41 Tahun 1999, dan World Health Organization
(WHO) dapat diketahui bahwa kadar 𝑂3 di udara ambien di belakang BNI Hukum
(belakang Gedung H), Kampus A Universtitas Trisakti tidak melebihi baku mutu yang
artinya kadar 𝑂3 tersebut masih dapat ditoleransi oleh manusia dan lingkungan sekitar.
6. Konsentrasi kadar O3 tertinggi berlokasi di belakang kantin Gedung L kampus A
Universitas Trisakti. Sedangkan konsentrasi kadar O3 terendah berlokasi di belakang
kantin FSRD kampus A Universitas Trisakti.

20
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Parameter Pencemar Udara dan Dampaknya
Terhadap Kesehatan. Available from : www.depkes.go.id (diakses pada 15 Oktober
2017).

Junaidi. Analisis Kwantitatif Kadar Debu PT. Semen Andalas Indonesia di Lingkungan AKL
DEPKES RI Banda Aceh. 2002. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara, Medan.

Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 551 Tahun 2001 Tentang Penetapan Baku Mutu Udara
Ambien dan Baku Tingkat Kebisingan Di Propinsi DKI Jakarta.
Mukhlis. 2009. Mengenali Dampak Lingkungan dalam Pemanfaatan Sumber-Sumber Energi.
Graha Ilmu: Yogyakarta.

Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara, Jakarta.

Pine, H.S. et.al. 1988. Radikal Bebas, dalam : Kimia Organik 2, ed 4. Bandung : Penerbit ITB
Bandung.

SNI 19-7119.8-2005 Tentang Cara Uji Kadar Oksidan dengan Metode Neutral Buffer Kalium
Iodida (NBKI) menggunakan Spektrofotometer.

Soedomo dan Moestikahadi. 1999. Pencemaran Udara. Bandung: Penerbit ITB.

WHO. 2005. Air Quality Guidelines for Particulate Matter, Ozone, Nitrogen Dioxide and Sulfur
Dioxide. Global Update.

Wilson. 2013. Perubahan Ozon Troposfer di Indonesia.


http://www.jurnal.lipi.go.id/publikasi.cgi?tampilpublikasi2&1074192018&Indonesia&
vol=23&0209222940 (diakses pada 15 Oktober 2017)

WWF Indonesia. 2007. Pemanasan Global. Perubahan Iklim: Lomik. Available from:
www.wwf.co.id , (diakses pada 15 Oktober 2017)

21

Anda mungkin juga menyukai