Anda di halaman 1dari 15

PAPER KIMIA LINGKUNGAN KIMIA ATMOSFER

ASBUT FOTOKIMIA

Disusun oleh: TISSA PERMATASARI PUTRI 26020210120035 AIDA ASTUTI CAHYANINGWIDI RAHAYU SUTOPO 26020210120044

PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu kimia lingkungan merupakan studi terhadap sumber, reaksi, transpor, efek dan nasib zat kimia di lingkungan udara, tanah, dan air, serta efek aktivitas manusia terhadapnya. Dengan demikian, ilmu Kimia Lingkungan mencakup dan mempelajari kimia atmosfer, kimia tanah, dan kimia akuatik. Ilmu kimia lingkungan sangat bergantung pada kimia analitik, ilmu lingkungan, dan bidang-bidang ilmu lainnya. Kimia lingkungan pertama kali mempelajari bagaimana cara kerja lingkungan yang tak terkontaminasi, zat kimia apa dan berapa konsentrasi yang ada secara alami, dan apa efeknya. Tanpa hal ini, mustahil untuk mempelajari secara akurat efek manusia terhadap lingkungan dengan pelepasan zat kimia. Cabang ilmu kimia lingkungan yang menjadi fokus dalam paper ini adalah kimia atmosfer. Komposisi dan kimia atmosfer penting untuk dipelajar karena beberapa alasan, tapi terutama adalah karena interaksi antara atmosfer dan organisme hidup. Komposisi atmosfer bumi telah berubah karena aktivitas manusia dan beberapa perubahan ini berbahaya bagi kesehatan manusia, panen, dan ekosistem. Contoh masalah yang telah ditangani oleh kimia atmosfer termasuk hujan asam, asbut fotokimia, dan pemanasan global. Kimia atmosfer mencari pemahaman penyebab masalah-masalah ini, dan dengan memahami teori dibalik masalah-masalah tersebut akan mencari pemecahan yang memungkinkan untuk diuji dan sekaligus mengevaluasi perubahan pada kebijakan pemerintah. Masalah yang menjadi topik dalam paper ini adalah mengenai asbut fotokimia. Asbut fotokimia merupakan salah satu permasalahan yang sangat akrab dengan masyarakat, terutama masyarakat perkotaan, namun tidak banyak yang mengetahui penyebab serta dampak dari keberadaan asbut fotokimia. Oleh sebab itu, penyusun ingin mencari tahu lebih dalam mengenai

asbut melalui penulisan paper ini. Adapun paper ini ditulis sebagai pemenuhan syarat tugas mata kuliah Kimia Lingkungan.

1.2 Permasalahan

1. Apakah pengertian asbut? 2. Bagaimanakah reaksi pembentukan asbut? 3. Apakah dampak dari terdapatnya asbut? 4. Bagaimana cara penanggulangan asbut?

1.3 Tujuan

1. Memenuhi tugas mata kuliah Kimia Lingkungan 2. Mengetahui pengertian asbut 3. Mengetahui reaksi pembentukan asbut 4. Mengetahui dampak dari asbut 5. Mengetahui cara penanggulangan asbut

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kimia Lingkungan

2.1.1 Pengertian Kimia Lingkungan

Ilmu kimia lingkungan merupakan studi terhadap sumber, reaksi, transpor, efek dan nasib zat kimia di lingkungan udara, tanah, dan air, serta efek aktivitas manusia terhadapnya. Bidang ilmu ini dapat didefinisikan sebagai studi terhadap sumber, reaksi, transpor, efek, dan nasib zat kimia di lingkungan udara, tanah, dan air; serta efek aktivitas manusia terhadapnya (Anonim, 2013). Kimia lingkungan adalah ilmu antardisiplin yang memasukkan ilmu kimia atmosfer, akuatik, dan tanah, dan juga sangat bergantung dengan kimia analitik, ilmu lingkungan, dan bidang-bidang ilmu lainnya (Anonim, 2013). Kimia lingkungan pertama kali mempelajari bagaimana cara kerja lingkungan yang tak terkontaminasi, zat kimia apa dan berapa konsentrasi yang ada secara alami, dan apa efeknya. Tanpa hal ini, mustahil untuk mempelajari secara akurat efek manusia terhadap lingkungan dengan pelepasan zat kimia (Anonim, 2013). Kimiawan lingkungan menggunakan berbagai konsep kimia dan ilmu lingkungan berbagai untuk membantu studi mereka tentang apa yang terjadi pada spesies kimia dalam lingkungan. Konsep-konsep umum yang penting dari kimia termasuk memahami reaksi, persamaan, larutan, satuan, teknik pengambilan sampel, dan teknik analisis kimia (Anonim, 2013).

2.1.2 Bidang Cakupan Kimia Lingkungan

Kimia lingkungan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa cabang, yaitu kimia akuatik, kimia atmosfer, kimia tanah, pencemaran lingkungan, siklus biogeokimia, serta toksikologi kimia(Achmad, 2004). Kimia akuatik merupakan ilmu yang berhubungan dengan air sungai, danau, dan lautan, juga air tanah dan air permukaan, yang meliputi distribusi dan sirkulasi dari bahan-bahan kimia dalam perairan alami serta reaksi-reaksi kimia dalam air (Anonim, 2013). Kimia atmosfer adalah cabang ilmu atmosfer yang mempelajari kimia atmosfer bumi dan planet-planet lain. Contoh masalah yang telah ditangani oleh kimia atmosfer termasuk hujan asam, smog fotokimia, dan pemanasan global (Anonim, 2013). Kimia tanah adalah cabang ilmu kimia lingkungan yang menjelaskan tentang struktur tanah, kegunaan tanah, serta sifat-sifat tanah (Achmad, 2004). Siklus biogeokimia adalah cabang ilmu kimia lingkungan yang mempelajari perjalanan atau aliran bahan-bahan kimia dalam ekosistem global dalam bentuk siklus (Achmad, 2004).

2.2 Atmosfer

Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di Bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan Bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan, yang dinamai menurut fenomena yang terjadi di lapisan tersebut. Transisi antara lapisan yang satu dengan yang lain berlangsung bertahap. Studi tentang atmosfer mula-mula dilakukan untuk memecahkan masalah cuaca, fenomena pembiasan sinar matahari saat terbit dan tenggelam, serta kelap-kelipnya bintang (Anonim, 2013).

Atmosfer merupakan selimut pelindung yang memelihara kehidupan di bumi. Atmosfer merupakan sumber oksigen bagi pernafasan dan sumber karbondioksida bagi reaksi fotosintesis. Sebagai komponen dasar dari siklus hidrologi, atmosfer menjadi media transport air dari lautan ke daratan. Atmosfer mempunyai fungsi sebagai pelindung utama kehidupan di bumi karena dapat menyerap banyak sinar kosmik dari angkasa luar, selain itu dapat menyerap radiasi elektromagentik dari sinar matahari. Atmosfer penting dalam menjaga keseimbangan panas di bumi dengan kemampuannya untuk menyerap radiasi infra merah yang datang dari matahari yang kemudian dipancarkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah (Achmad, 2004). Di samping fungsi yang cukup banyak dari atmoser, di sisi lain atmosfer menampung berbagai bahan pencemar yang dihasilkan terutama oleh kegiatan manusia. Hal ini dapat menyebabkan kualitas atmosfer menurun yang akhirnya akan memberikan dampak negatif bagi keseluruhan makhluk hidup dan kemungkinan menyebabkan perubahan-perubahan sifat atmosfer itu sendiri (Achmad, 2004). Atmosfer merupakan campuran berbagai macam gas yang bersifat homogen. Susunan utama dari udara kering adalah 78.09% nitrogen, 20.95% oksigen, 0.93% gas-gas mulia, dan 0.03% karbon dioksida, serta beberapa gas lainnya dalam jumlah sangat kecil (renik). Kelimpahan gas renik yang paling banyak adalah metana (Achmad, 2004). Atmosfer tidak mempunyai batas mendadak, tetapi agak menipis lambat laun dengan menambah ketinggian, tidak ada batas pasti antara atmosfer dan angkasa luar (Anonim, 2013). Atmosfer bumi dibagi menjadi berbagai wilayah berbeda. Sistem pembagian wilayah atmosfer yang paling umum digunakan didasarkan pada perbedaan temperatur dengan ketinggian. Lapisan tersebut ialah troposfer (ketinggian 0-16 km), stratosfer (16-50km), mesosfer (50-85 km), termosfer (85-500 km), serta eksosfer (di atas 500 km) (Achmad, 2004).

Gambar 2.1 Lapisan-Lapisan Atmosfer

2.3 Reaksi Fotokimia

Reaksi-reaksi kimia membutuhkan energi dan radiasi cahaya matahari dapat menyediakannya. Dalam reaksi kimia, cahaya merupakan partikel-partikel yang disebut foton yang energinya tergantung pada panjang gelombangnya yang dinyatakan dengan persamaan, E = 1.196 x 105 kj/Einstein di mana Einstein adalah bilangan Avogadro (6.023 x 1023) dari foton (Achmad, 2004). Reaksi-reaksi fotokimia meskipun pada keadaan tanpa katalis dapat berlangsung pada suhu yang lebih rendah dibandingkan dengan reaksi lainnya. Beberapa reaksi fotokimia yang dipengaruhi radiasi matahari memegang peranan penting dalam menentukan sifat dan batas perjalanan zatzat kimia dalam atmosfer (Achmad, 2004). Nitrogen dioksida (NO2) merupakan jenis senyawa kimia yang secara fotokimia paling efektif dalam atmosfer tercemar, dan merupakan komponen utama dalam proses pembentukan asbut. Suatu spesi seperti NO2 dapat mengabsorbsi cahaya dari energi hv dalam suatu reaksi yang

menghasilkan suatu molekul dengan sebuah elektron tereksitasi yang dinyatakan dengan tanda * (Achmad, 2004). NO2 + hv NO2* Molekul-molekul dengan elektron tereksitasi adalah salah satu dari tiga jenis spesi yang relatif reaktif dan tidak stabil yang jumlahnya sangat banyak di atmosfer dan banyak berperan dalam proses-proses kimia atmosfer. Dua jenis lainnya adlaah atom-atom atau fragmen-fragmen molekuler dengan elektron tidak berpasangan, yang disebut radikal bebas, dan atom-atom terionisasi atau fragmen-fragmen molekuler (Achmad, 2004).

2.4 Asbut

2.4.1 Pengertian Asbut

Asbut, istilah adaptasi dari bahasa Inggris smog (smoke and fog), adalah kasus pencemaran udara berat yang bisa terjadi berhari-hari hingga hitungan bulan. Di bawah keadaan cuaca yang menghalang sirkulasi udara, asbut bisa menutupi suatu kawasan dalam waktu yang lama. Perkataan "asbut" adalah singkatan dari "asap" dan "kabut", walaupun pada perkembangan selanjutnya asbut tidak harus memiliki salah satu komponen kabut atau asap. Asbut juga sering dikaitkan dengan pencemaran udara. Asbut sendiri merupakan koloid jenis aerosol padat dan aerosol cair (Anonim, 2012). Asbut dapat mengurangi jarak pandang. Namun yang lebih penting dari itu adalah, asbut merupakan ancaman serius bagi kesehatan. Asbut terbentuk sebagai hasil dari tingginya konsentrasi polutan yang terperangkap di dekat permukaan oleh inversi suhu. Banyak dari komponen pembentuk asbuk yang tidak hanya

menyebabkan iritasi pernapasan, tetapi juga bersifat karsinogen (Anonim, 2013).

Gambar 2.2 Asbut di Perkotaan

Terdapat dua jenis utama asbut. Asbut fotokimia, seperti kasus di Los Angeles, dan asbut industri seperti di London. 1. Asap Kabut Fotokimia Asap kabut jenis ini pada umumnya disebabkan oleh beberapa jenis hasil pembakaran bahan kimia yang dikatalisasi oleh kehadiran cahaya matahari. Asbut ini mengandung: hasil oksidasi nitrogen, misalnya nitrogen dioksida ozon troposferik VOCs (volatile organic compounds) peroxyacyl nitrat (PAN)

Asbut fotokimia biasanya terjadi di daerah-daerah industri atau kota padat mobil yang menghasilkan emisi berat dan

terkonsentrasi. Tetapi asbut fotokimia tidak hanya menjadi masalah di kota-kota industri, sebab bisa menyebar ke daerah non industri. 2. Asap Kabut Industri Merupakan asbut yang terjadi di London setelah terjadinya revolusi industri yang menghasilkan pencemaran besar-besaran dari

pembakaran batu bara. Pembakaran ini menghasilkan campuran asap dan sulfur dioksida. (Anonim, 2012)

2.4.2

Proses Terbentuknya Asbut

Gambar 2.3 Diagram Pembentukan Asbut

Dari grafik tersebut, terlihat keterlibatan sistem NOx dan produksi ozon. Penjelasannya adalah sebagai berikut: Reaksi 1 : NO2 bereaksi dengan energi cahaya hv, membentuk NO dan atom oksigen tunggal. Reaksi 2 : oksigen tunggal bereaksi dengan molekul oksigen (O2), dipengarungi katalis M, membentuk ozon (O3) Reaksi 3 : ozon bereaksi dengan NO untuk membentuk lebih banyak NO2 dan O2, produk-produk itni kembali terlbiat

dalam reaksi 1 dan 2, sehingga produksi ozon tetap konstan Reaksi 4 : ozon terdegradasi oleh energi cahaya, membentuk oksigen tunggal dan molekul oksigen Reaksi 5 : oksigen-oksigen tersebut beraksi dengan katalis untuk kembali ke dalam bentuk oksigen tunggal Reaksi 6 : sebagian oksigen tersebut bereaksi dengan air di atmosfer, membentuk radikal hidroksil, OH Reaksi 7 : karbon monoksida di atmosfer, bereaksi secara kuat dengan radikal hidroksil membentuk karbon dioksida dan radikal HO2 Reaksi 8 : radikal HO2 bereaksi dengan NO dari atmosfer, membentuk lebih banyak NO2 dan radikal OH Reaksi 9 : radikal hidroksil bereaksi dengan NO2 membentuk asam nitrit yang akan membentuk hujan asam

(Anonim, 2013) Terdapat banyak kondisi yang mempengaruhi pembentukan asbut fotokimia, antara lain: 1. Sumber nitrogen oksida dan volatile organic compounds (VOC) 2. Waktu dalam sehari adalah faktor yang sangat penting dalam jumlah keberadaan asbut fotokimia.

a. Di pagi hari ketika lalu lintas padat, emisi nitrogen dioksida (NOx) dan Peroxyacetyl nitrat (PAN) meningkat b. Lama-kelamaan, lalu lintas berkurang kepadatannya dan nitrogen oksida serta VOC mulai berearksi membentuk nitrogen dioksida dan meningkatkan konsentrasinya. c. Selagi matahari bersinar makin terang, nitrogen dioksida terpecah dan produk sampingannya meningkatkan

konsentrasi ozon. d. Pada waktu yang sama, beberapa nitrogen dioksida dapat bereaksi dengan VOC membentuk bahan kimia berbahaya e. Selagi matahari mulai turun, produksi ozon berhenti. Ozon yang tersisa di atmosfer dikonsumsi oleh beberapa reaksi yang berbeda. 3. Beberapa faktor meterologi dapat mempengaruhi pembentukan asbut fotokimia a. Presipitasi (hujan) dapat menghilagnankan asbut fotokimia karena hujan dapat membasuh polusi di udara b. Angin dapat meniup pergi asbut fotokimia dan

menggantikannya dengan udara segar c. Inversi suhu dapat meningkatkan keparahan asbut

fotokimia. Normalnya, pada siang hari udara dekat permukaan panas dan bergerak naik ke atas, membawa polusi ke ketinggian yang lebih tinggi. Namun, jika terjadi inversi suhu, polutan dapat terperangkap dekat dengan permukaan bumi. 4. Topografi juga merupakan faktor penting dalam mempengaruhi tingkat keparahan asbut. Komunitas yang terletak di lembah lebih mungkin untuk mengalami asbut fotokimia yang parah karena perbukitan atau pegunungan yang mengelilinginya mengurangi aliran angin, dan membuat konsentrasi polutan memiliki kesempatan untuk meningkat (Anonim, 2013)

2.4.3

Dampak Asbut Toksisitas akut NO2 sangat membahayakan kesehatan manusia. Pengaruhnya terhadap kesehatan tergantung dari konsentrasi NO2. Untuk menyebabkan inflamasi jaringan paru-paru periode 6 sampai 8 minggu. Setelah itu subyek normal kembali. Pada konsentrasi 150-200 ppm NO2 menyebabkan bronchiolities fibrosa obliterons, dan keadaan fatal akan terjadi dalam waktu 3 samapi 5 minggu setelah kejadian. Kematian biasanya terjadi 2 sampai 10 hari setelah subyek terpapar 500 ppm NO2 atau lebih (Achmad, 2004). Mesktipun kerusakan yang ekstensif terhadap tanaman terjadi pada lahan yang terpapar NO2 cukup berat, kebanyakan dari kerusakan ini kemungkinan datang dari produk-produk seunder dari nitrogen oksida seperti PAN yang terbentuk dalam asbut. Pemaparan terhadap daun dengan beberapa ppm NO2 menyebabkan bintik-bintik pada tanaman dan merusak jaringan tanaman (Achmad, 2004).

2.4.4

Cara Penanggulangan Asbut

Solusi yang memungkinkan untuk masalah asbut fotokimia ini adalah dengan membuat hukum emisi yang ketat di seluruh dunia. Banyak negara yang telah mengesahkan hukum mengenai batas legal NOx, karbon dioksida, dan sulfur dioksida. Solusi lain yang memungkinkan adalah dengan membuat pembakaran yang lebih bersih untuk mobilmobil. Beberapa mobil telah dapat dioperasikan menggunakan hidrogen, listrik, tenaga matahari, dan bahkan air. Masalahnya adlah bahwa kendaraan-kendaraan ini tidak diproduksi secara massal sehingga dunia masih bergantuk pada bensin atau diesel sebagai sumber utama energi (Anonim, 2013).

BAB III PENUTUP

1. Asbut merupakan polusi udara yang terbentuk dari reaksi fotokimia nitrogen. 2. Asbut sangat berbahaya bagi kesehatan. 3. Tidak ada cara untuk mengurangi asbut di udara, namun terbentuknya asbut dapat dicegah dengan mengurangi emisi.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Rukaesih, Dr., Msi. 2004. Kimia Lingkungan. Yogjakarta : Penerbit ANDI.

http://annisanovilia.blogspot.com/2012/05/asap-kabut-pengertian-asap-kabutasbut.html http://id.wikipedia.org/wiki/Asbut http://id.wikipedia.org/wiki/Atmosfer http://id.wikipedia.org/wiki/Kimia_atmosfer http://id.wikipedia.org/wiki/Kimia_lingkungan http://schoolworkhelper.net/photochemical-smog-history-summary/ http://www.shodor.org/Master/environmental/air/photochem/smogapplication.htm l

Anda mungkin juga menyukai