Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN

“Pencemaran Udara Akibat Senyawa Anorganik”

Oleh:

AFI DZAR AL GHIFFARI M 21080117140068

ANDRANANDINI 21080117140066

DITANIA AZIZAH 210801171300

FEBRIANI SAFITRI 21080117140061

ICAH AMRULLAH 210801171300

IGUH AGUNG K 210801171400

M.DJORGI NEIL H 210801171400

DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan
terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang
membahayakan kesehatan tubuh manusia. Pencemaran udara biasanya terjadi di
kota-kota besar dan juga daerah padat industri yang menghasilkan gas-gas yang
mengandung zat di atas batas kewajaran. Rusaknya atau semakin sempitnya lahan
hijau atau pepohonan di suatu daerah juga dapat memperburuk kualitas udara di
tempat tersebut. Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan
pencemar sekunder. Sumber-sumber pencemaran udara dapat dibagi dalam dua
kelompok besar, sumber alamiah dan akibat perbuatan manusia Jenis polutan
dapat dibagi berdasarkan struktur kimia dan penampang partikelnya, seperti:
struktur kimia(partikulat, gas anorganik, dan gas organik ) dan penampang
partikel. Faktor-faktor yang memengaruhi pencemaran udara yang terjadi di
permukaan bumi yaitu meteorologi dan iklim (temperatur,arah cepat angin, dan
hujan) serta faktor topografi(dataran rendah, pegunungan, dan lembah).

Dampak-dampak pencemaran udara pada kehidupan manusia dapat di bagi


menjadi dampak umum, dampak terhadap ekosistem, dampak terhadap kesehatan,
dampak terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan, dampak terhadap cuaca dan
iklim, dan dampak terhadap sosial-ekonomi. Pencegahan yang ditempuh terhadap
pencemaran udara tergantung dari sifat dan sumber polutannya. Pencegahan yang
paling sederhana dan mudah dilakukan yaitu menggunakan masker sebagai
pelindung untuk menghindari terjadinya gangguan kesehatan. Tindakan yang
dilakukan untuk mencegah pencemaran udara seperti mengurangi polutan, bahan
yang mengakibatkan polusi dengan peralatan, mengubah polutan, melarutkan
polutan, dan mendispersikan-menguraikan polutan. Upaya penanggulangan
dilakukan dengan tindakan pencegahan (preventif) yang dilakukan sebelum
terjadinya pencemaran seperti mengurangi atau menghentikan semua penggunaan
CFC dan CCl4 dan tindakan kuratif yang dilakukan sesudah terjadinya
pencemaran seperti: melokalisasi tempat pembuangan sampah akhir (TPA)
sebagai tempat/pabrik daur ulang.
BAB II

PEMBAHASAN

1.1. Definisi Pencemaran Udara dan Senyawa Anorganik

Polusi atau pencemaran udara adalah masuknya komponen lain ke dalam udara,
baik oleh kegiatan manusia secara langsung atau tidak langsung maupun akibat
proses alam sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkatan tertentu yang
menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai
peruntukannya. Setiap substansi yang bukan merupakan bagian dari komposisi
udara normal disebut sebagai polutan.

Senyawa anorganik adalah senyawa yang tidak mengandung karbon, misalnya air
dan garam mineral. Satu pengecualian adalah karbon dioksida, karbon dioksida
adalah gas yang merupakan bagian dari atmosfer dan dilepaskan selama respirasi
seluler. Meskipun karbon dioksida mengandung karbon, tapi karbon dioksida
diklasifikasikan sebagai senyawa anorganik

1.2.Klasifikasi Bahan Pencemar Udara Senyawa Anorganik


Banyak faktor yang dapat menyebabkan pencemaran udara, diantaranya
pencemaran yang ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan
manusia atau kombinasi keduanya. Pencemaran udara dapat mengakibatkan
dampak pencemaran udara bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global
atau tidak langsung dalam kurun waktu lama.

Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan pencemar sekunder :


1. Polutan primer
Polutan primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari
sumber pencemaran udara atau polutan yang dikeluarkan langsung dari sumber
tertentu, dan dapat berupa: a. Polutan Gas terdiri dari:
• Senyawa karbon, yaitu hidrokarbon, hidrokarbon teroksigenasi, dan
karbon oksida (CO atau CO2) karena ia merupakan hasil dari pembakaran
 Senyawa sulfur, yaitu oksida.

• Senyawa halogen, yaitu flour, klorin, hydrogen klorida,


hidrokarbon terklorinasi, dan bromin.

b. Partikel
Partikel yang di atmosfer mempunyai karakteristik yang spesifik, dapat
berupa zat padat maupun suspense aerosol cair sulfur di atmosfer. Bahan
partikel tersebut dapat berasal dari proses kondensasi, proses

(misalnya proses menyemprot/ spraying) maupun proses


erosi bahan tertentu.

2. Polutan Sekunder
Polutan sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi
pencemar-pencemar primer di atmosfersekunder biasanya terjadi karena reaksi
dari dua atau lebih bahan kimia di udara, misalnya reaksi foto kimia. Sebagai
contoh adalah disosiasi NO2 yang menghasilkan NO dan O radikal.

Proses kecepatan dan arah reaksinya dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara
lain:

a) Konsentrasi relative dari bahan reaktran


b) Derajat fotoaktivasi
c) Kondisi iklim
d) Topografi lokal dan adanya embun.

1.3.Sumber Pencemaran
Sumber-sumber pencemaran udara dapat dibagi dalam dua kelompok besar,
sumber alamiah dan akibat perbuatan manusia seperti berikut:

1. Sumber pencemaran yang berasal dari proses atau kegiatan alam.


Contoh : kebakaran hutan, kegiatan gunung berapi, dan lainnya.
2. Sumber pencemaran buatan manusia (berasaldari kegiatan manusia).
Contoh :
a. Sisa pembakaraan bahan bakar minyak oleh kendaraan bermotor berupa gas
CO, CO2, NO, hidrokarbon, aldehide, dan Pb.

b. Limbah industri : kimia, metalurgi, tambang, pupuk, dan minyak bumi.


c. Sisa pembakaran dari gas alam, batu bara, dan minyak seperti asap, debu,
dan sulfurdioksida.

d. Lain-lain, seperti pembakaran sisa pertanian, hutan, sampah, dan limbah


reaktor nuklir.

Dalam proses pencemaran ini terjadi proses sinergistik yaitu suatu keadaan
ketika polutan satu dengan polutan yang lain di dalam udara bereaksi menjadi
jenis polutan baru yang lebih berbahaya dari polutan semula. Contoh, dua
jenis komponen polutan yang berasal dari sisa pembakaran bahan bakar
minyak (yaitu nitrogen dioksida dan hidrokarbon) dengan bantuan sinar
ultraviolet akan membentuk jenis polutan baru (peroksiasetil nitrit dan ozon)
yang sangat berbahaya bagi kesehatan.

Reaksi kimia:

N2O + Hidrokarbon → Peroksiasetil nitrat + O3

Sinar matahari

Polutan baru ini akan menimbulkan kabut di permukaan bumi dikenal sebagai
kabut fotokimia (photochemical smog) atau senyawa pembentuk kabut
pengiritasi (irritating smog forming compound). Kabut tersebut menyebabkan
mata menjadi berair dan distres pernapasan pada manusia serta menimbulkan
hill reaction dan mengganggu proses fotosintesis tumbuh-tumbuhan. Ozon
sendiri akan meningkatkan proses respirasi daun-daunan dan mengurangi
makanaannya sehingga tumbuhan menjadi layu dan mati.

1.4.Jenis-jenis Polutan

Jenis polutan dapat dibagi berdasarkan struktur kimia dan penampang partikelnya,
seperti berikut :

1. Struktur kimia:
a. Partikulat (partikel) adalah pencemaran udara yang dapat berada
bersamasama bahan / bentuk pencemaran lain, macam-macam partikulat:

• Aerosol : tersebarnya partikel halus zat padat atau cairan dalam gas atau
udara.

• Kabut (fog): aerosol yang berupa butiran air yang berada diudara.
• Asap (smoke): campuran antara butir padatan dan cairan terhembus melayang
diudara.

• Debu (dust): aerosol yang berupa butiran melayang diudara karena adanya
hembusan angin

• Fume: aerosol yang berasal dari kondensasi uap logam.


• Plume: asap yang keluar dari cerobong asap suatu industri.
• Smoge: campuran dari smoke dan fog. b.Gas anorganik seperti:

• Sulfur Dioksida (SO2): dihasilkan oleh batu bara, bahan bakar minyak yang
mengandung sulfur, pembakaran limbah pertanah, dan proses dalam industri.
Dampak: efek iritasi pada saluran napas sehingga menimbulkan gejala batuk
dan sesak napas.
• Hidrogen Sulfida (H2S): dihasilkan dari kawah gunung yang masih aktif dan
dapat menimbulkan bau yang tidak sedap, dapat merusak indra penciuman.
• Nitrogen Oksida (N2O), Nitrogen Monoksida (NO), Nitrogen Dioksida
(NO2): gas-gas ini berasal dari berbagai jenis pembakaran, gas buang
kendaraan bermotor, peledak, pabrik pupuk. Efek: mengganggu sistem
pernapasan dan melemahkan sistem pernapasan paru dan saluran napas
sehingga paru-paru mudah terserang infeksi.

• Amoniak (NH3): berasal dari proses industri. Amoniak menimbulkan bau


yang tidak sedap menyengat. Dan dapat menyebabkan gangguan sistem
pernapasan, bronchitis, merusak indra penciuman.

• Karbon Dioksida (CO2), Karbon Monoksida (CO), Hidrokarbon: semua hasil


pembakaran menghasilkan gas ini, begitu juga proses industri. Gas ini
menimbulkan efek sistematik, karena meracuni tubuh dengan cara pengikatan
hemoglobin yang amat vital bagi oksigenasi jaringan tubuh akibatnya apabila
otak kekurangan oksigen dapat menimbulkan kematian. Dalam jumlah kecil
dapat menimbulkan gangguan berpikir, gerakan otot, gangguan jantung.

2. Penampang partikel
Partikel dalam udara dapat melekat pada saluran pernapasan manusia yang
tentunya menyebabkan bahaya bagi kesehatan manusia.

Ukuran Saluran Pernapasan


8-25 mikron Melekat di hidung dan tenggorokan
2-8 mikron Melekat di saluran bronkial
0,5-2 mikron Deposit pada alveoli
<0,5 mikron Babas keluar masuk melalui pernapasan

1.5.Dampak Pencemaran Udara


Dampak-dampak pencemaran udara pada kehidupan manusia dapat di bagi
menjadi dampak umum, dampak terhadap ekosistem, dampak terhadap
kesehatan, dampak terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan, dampak terhadap
cuaca dan iklim, dan dampak terhadap sosial-ekonomi.
1. Dampak Umum

Dampak umum pencemaran udara terhadap kegidupan manusia, antara lain:

a.Meningkatkan angka kesakitan dan kematian pada manusia, flora, dan


fauna.

b.Memengaruhi kuantitas dan kualitas sinar matahari yang sampai ke


permukaan bumi dan memengaruhi proses fotosintesis tumbuhan.

c. Memengaruhi dan mengubah iklim akibat terjadinya peningkatan kadar


CO2 di udara.kondisi ini cenderung menahan panas tetap berada di
lapisan bawah atmosfer sehingga terjadi efek rumah kaca.

d.Pencemaran udara dapat merusak cat, karet, dan bersifat korosif terhadap
benda yang terbuat dari logam.

e. Mengganggu penglihatan dan dapat meningkatkan angka kasus


kecelakaan lalu lintas di darat, sungai, maupun udara.

2. Dampak terhadap Kesehatan

Efek pencemaran udara terhadap kesehatan manusia dapat terlihat baik


secara cepat maupun lambat, seperti berikut:

a.Dampak cepat
Hasil studi epidemiologi menunjukkan bahwa peningkatan mendadak kasus
pencemaran udara juga akan meningkatkan angka kasus kesakitan dan
kematian akibat penyakit saluran pernapasan. Beberapa gas yang
mempengaruhi kesehatan manusia:
a. Karbon monoksida (CO)
Mampu mengikat Hb (hemoglobin) sehingga pasokan O2 ke jaringan
tubuh terhambat. Hal tersebut menimbulkan gangguan kesehatan berupa;
rasa sakit pada dada, nafas pendek, sakit kepala, mual, menurunnya
pendengaran dan penglihatan menjadi kabur. Selain itu, fungsi dan
koordinasi motorik menjadi lemah. Bila keracunan berat (70 – 80 % Hb
dalam darah telah mengikat CO), dapat menyebabkan pingsan dan diikuti
dengan kematian.

b.Nitrogen dioksida (SO2)


Dapat menyebabkan timbulnya serangan asma.
c.Ozon (O3)
Menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan terasa terbakar dan
memperkecil paru-paru.

1. 6.Pencegahan Pencemaran Udara

Pencegahan yang ditempuh terhadap pencemaran udara tergantung dari sifat


dan sumber polutannya. Pencegahan yang paling sederhana dan mudah
dilakukan yaitu menggunakan masker sebagai pelindung untuk menghindari
terjadinya gangguan kesehatan.

Tindakan yang dilakukan untuk mencegah pencemaran udara seperti


mengurangi polutan, bahan yang mengakibatkan polusi dengan peralatan,
mengubah polutan, melarutkan polutan, dan mendispersikan-menguraikan
polutan.
BAB III
KESIMPULAN

1.1 Kesimpulan
Dari hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan saat tutorial, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa:

a. Polusi atau pencemaran udara adalah masuknya komponen lain ke dalam


udara, baik oleh kegiatan manusia secara langsung atau tidak langsung
maupun akibat proses alam sehingga kualitas udara turun sampai ke
tingkatan tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau
tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya.

b. Dampak-dampak pencemaran udara pada kehidupan manusia dapat di bagi


menjadi dampak umum, dampak terhadap ekosistem, dampak terhadap
kesehatan, dampak terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan, dampak
terhadap cuaca dan iklim.

c. Pencegahan yang ditempuh terhadap pencemaran udara tergantung dari


sifat dan sumber polutannya. Pencegahan yang paling sederhana dan
mudah dilakukan yaitu menggunakan masker sebagai pelindung untuk
menghindari terjadinya gangguan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Andini. 2013. Makalah Pencemaran Udara.


(http://www.slideshare.net/vickaandini7/makalah-pencemaran-udara-
34421829). Diakses 02 Desember 2015

Chandra, Budiman. 2005. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : EGC.

Fardiaz, Srikandi. 1992. Polusi Air Dan Udara. Yogyakarta : Kanisius.

Susanta, G. dan S. Sutjaha. 2007. Akankah Indonesia tenggelam Akibat


Pemanasan Global. Jakarta : Penebar Plus.

Anda mungkin juga menyukai