Oleh:
ANDRANANDINI 21080117140066
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan
terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang
membahayakan kesehatan tubuh manusia. Pencemaran udara biasanya terjadi di
kota-kota besar dan juga daerah padat industri yang menghasilkan gas-gas yang
mengandung zat di atas batas kewajaran. Rusaknya atau semakin sempitnya lahan
hijau atau pepohonan di suatu daerah juga dapat memperburuk kualitas udara di
tempat tersebut. Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan
pencemar sekunder. Sumber-sumber pencemaran udara dapat dibagi dalam dua
kelompok besar, sumber alamiah dan akibat perbuatan manusia Jenis polutan
dapat dibagi berdasarkan struktur kimia dan penampang partikelnya, seperti:
struktur kimia(partikulat, gas anorganik, dan gas organik ) dan penampang
partikel. Faktor-faktor yang memengaruhi pencemaran udara yang terjadi di
permukaan bumi yaitu meteorologi dan iklim (temperatur,arah cepat angin, dan
hujan) serta faktor topografi(dataran rendah, pegunungan, dan lembah).
PEMBAHASAN
Polusi atau pencemaran udara adalah masuknya komponen lain ke dalam udara,
baik oleh kegiatan manusia secara langsung atau tidak langsung maupun akibat
proses alam sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkatan tertentu yang
menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai
peruntukannya. Setiap substansi yang bukan merupakan bagian dari komposisi
udara normal disebut sebagai polutan.
Senyawa anorganik adalah senyawa yang tidak mengandung karbon, misalnya air
dan garam mineral. Satu pengecualian adalah karbon dioksida, karbon dioksida
adalah gas yang merupakan bagian dari atmosfer dan dilepaskan selama respirasi
seluler. Meskipun karbon dioksida mengandung karbon, tapi karbon dioksida
diklasifikasikan sebagai senyawa anorganik
b. Partikel
Partikel yang di atmosfer mempunyai karakteristik yang spesifik, dapat
berupa zat padat maupun suspense aerosol cair sulfur di atmosfer. Bahan
partikel tersebut dapat berasal dari proses kondensasi, proses
2. Polutan Sekunder
Polutan sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi
pencemar-pencemar primer di atmosfersekunder biasanya terjadi karena reaksi
dari dua atau lebih bahan kimia di udara, misalnya reaksi foto kimia. Sebagai
contoh adalah disosiasi NO2 yang menghasilkan NO dan O radikal.
Proses kecepatan dan arah reaksinya dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara
lain:
1.3.Sumber Pencemaran
Sumber-sumber pencemaran udara dapat dibagi dalam dua kelompok besar,
sumber alamiah dan akibat perbuatan manusia seperti berikut:
Dalam proses pencemaran ini terjadi proses sinergistik yaitu suatu keadaan
ketika polutan satu dengan polutan yang lain di dalam udara bereaksi menjadi
jenis polutan baru yang lebih berbahaya dari polutan semula. Contoh, dua
jenis komponen polutan yang berasal dari sisa pembakaran bahan bakar
minyak (yaitu nitrogen dioksida dan hidrokarbon) dengan bantuan sinar
ultraviolet akan membentuk jenis polutan baru (peroksiasetil nitrit dan ozon)
yang sangat berbahaya bagi kesehatan.
Reaksi kimia:
Sinar matahari
Polutan baru ini akan menimbulkan kabut di permukaan bumi dikenal sebagai
kabut fotokimia (photochemical smog) atau senyawa pembentuk kabut
pengiritasi (irritating smog forming compound). Kabut tersebut menyebabkan
mata menjadi berair dan distres pernapasan pada manusia serta menimbulkan
hill reaction dan mengganggu proses fotosintesis tumbuh-tumbuhan. Ozon
sendiri akan meningkatkan proses respirasi daun-daunan dan mengurangi
makanaannya sehingga tumbuhan menjadi layu dan mati.
1.4.Jenis-jenis Polutan
Jenis polutan dapat dibagi berdasarkan struktur kimia dan penampang partikelnya,
seperti berikut :
1. Struktur kimia:
a. Partikulat (partikel) adalah pencemaran udara yang dapat berada
bersamasama bahan / bentuk pencemaran lain, macam-macam partikulat:
• Aerosol : tersebarnya partikel halus zat padat atau cairan dalam gas atau
udara.
• Kabut (fog): aerosol yang berupa butiran air yang berada diudara.
• Asap (smoke): campuran antara butir padatan dan cairan terhembus melayang
diudara.
• Debu (dust): aerosol yang berupa butiran melayang diudara karena adanya
hembusan angin
• Sulfur Dioksida (SO2): dihasilkan oleh batu bara, bahan bakar minyak yang
mengandung sulfur, pembakaran limbah pertanah, dan proses dalam industri.
Dampak: efek iritasi pada saluran napas sehingga menimbulkan gejala batuk
dan sesak napas.
• Hidrogen Sulfida (H2S): dihasilkan dari kawah gunung yang masih aktif dan
dapat menimbulkan bau yang tidak sedap, dapat merusak indra penciuman.
• Nitrogen Oksida (N2O), Nitrogen Monoksida (NO), Nitrogen Dioksida
(NO2): gas-gas ini berasal dari berbagai jenis pembakaran, gas buang
kendaraan bermotor, peledak, pabrik pupuk. Efek: mengganggu sistem
pernapasan dan melemahkan sistem pernapasan paru dan saluran napas
sehingga paru-paru mudah terserang infeksi.
2. Penampang partikel
Partikel dalam udara dapat melekat pada saluran pernapasan manusia yang
tentunya menyebabkan bahaya bagi kesehatan manusia.
d.Pencemaran udara dapat merusak cat, karet, dan bersifat korosif terhadap
benda yang terbuat dari logam.
a.Dampak cepat
Hasil studi epidemiologi menunjukkan bahwa peningkatan mendadak kasus
pencemaran udara juga akan meningkatkan angka kasus kesakitan dan
kematian akibat penyakit saluran pernapasan. Beberapa gas yang
mempengaruhi kesehatan manusia:
a. Karbon monoksida (CO)
Mampu mengikat Hb (hemoglobin) sehingga pasokan O2 ke jaringan
tubuh terhambat. Hal tersebut menimbulkan gangguan kesehatan berupa;
rasa sakit pada dada, nafas pendek, sakit kepala, mual, menurunnya
pendengaran dan penglihatan menjadi kabur. Selain itu, fungsi dan
koordinasi motorik menjadi lemah. Bila keracunan berat (70 – 80 % Hb
dalam darah telah mengikat CO), dapat menyebabkan pingsan dan diikuti
dengan kematian.
1.1 Kesimpulan
Dari hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan saat tutorial, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa: