Anda di halaman 1dari 15

AGROINDUSTRY FOR EDUCATION, SCIENCE, AND TECHNOLOGY 12th

KETAHANAN PANGAN

JUDUL ESAI

BUNGA CHAMOMILE (Matricaria chamomilla) SEBAGAI OBAT


ALTERNATIF UNTUK PENDERITA INSOMNIA DI KALANGAN
MAHASISWA

Diusulkan oleh:

Essa (1904311000/2010)

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

BANGKALAN

2020
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Insomnia adalah suatu keadaan dimana seseorang sulit untuk memulai
tidur, mempertahankan tidur, dan tidur yang kurang menyegarkan dalam 1 bulan
atau lebih (Jurnal Majority,2017). Insomnia sendiri menjadi salah satu penyakit
yang dapat membebani penderita dari segi kualitas maupun kuantitas hidup
hampir pada semua kalangan, termasuk mahasiswa.
Di antara penyakit yang diderita mahasiswa, insomnia adalah salah satu di
antara beberapa penyakit yang sangat merugikan bagi para penderitanya. Perilaku
dalam belajar pada mahasiswa yang menderita insomnia akan membuat aktivitas
belajarnya berantakan, tidak mampu berkonsentrasi, tidak fokus, mengantuk, dan
penjelasan yang diberikan dosen tidak dapat dipahami dengan baik (Jurnal Riset
Mahasiswa Bimbingan Dan Konseling,2017). Menurut National Sleep Foundation
di Amerika Serikat terdapat lebih dari 30% dewasa dan pemuda dilaporkan
mengalami kesulitan untuk bangun di pagi hari dibandingkan dengan 20% pada
usia 30-64 tahun dan 9% pada usia diatas usia 65 tahun (Universitas
Muhammadiyah Surakarta,2016). Prevalensi insomnia di Indonesia dilaporkan
berjumlah 10% dari jumlah keseluruhan atau sekitar 28 juta orang (Jurnal
Kesehatan,2019).
Stres yang tidak bisa dikendalikan dan diatasi oleh seseorang dapat
memunculkan dampak negatif. bagi mahasiswa, dampak negatif secara kognitif
antara lain sulit untuk berkonsentrasi, sulit mengingat pelajaran yang disampaikan
dan kesusahan dalam memahami suatu pelajaran. Dampak negatif secara
emosional yaitu sulit untuk memotivasi diri, timbulnya perasaan cemas, frustasi,
mudah marah dan efek negatif lainnya. Selanjutnya yaitu dampak negatif secara
fisiologis diantaranya gangguan kesehatan, menurunnya daya tahan tubuh
terhadap penyakit, sering terasa pusing, badan terasa lesu dan insomnia. Serta
dampak perilaku yang muncul antara lain menunda-nunda tugas kuliah, malas
kuliah terlibat pada kegiatan mencari kesenangan yang berlebih serta berisiko
tinggi (Spagenberg &Theron,1998:78).
Tingginya angka penderita serta dampak negatif yang ditimbulkan oleh
insomnia pada kalangan mahasiswa. Maka dari itu, perlu adanya tindakan
pencegahan sejak dini. Pada masa sekarang, penderita insomnia khususnya
dikalangan mahasiswa semakin kritis dalam menggunakan obat modern.
Mayoritas mahasiswa awam meyakini bahwa obat modern mengandung zat
kimiawi yang memiliki banyak sekali efek samping apabila dikonsumsi secara
terus-menerus. Di Indonesia, ada kelompok mahasiswa tertentu yang lebih suka
mengonsumsi obat-obatan tradisional dibanding obat-obatan yang biasa dijual di
pasaran. Mereka meyakini bahwa obat tradisional tersebut lebih aman dan lebih
murah. Banyak dari mereka juga menganggap obat tradisional lebih aman
dibanding obat modern karena tidak terdapat kandungan zat kimia sehingga tidak
ada efek samping yang ditimbulkan. Persepsi kaum awam yang salah ini juga
harus dibenarkan. Pada kenyataannya, dalam kehidupan kita sehari-hari pasti
berhubungan dengan zat kimia. Sebagai contoh yaitu, oksigen (0₂) yang biasa kita
hirup setiap hari dan garam dapur (NaCl) yang dipakai untuk memasak. Dapat
disimpulkan bahwa baik obat modern maupun obat tradisional sama-sama
mengandung zat kimia.
Akan tetapi, terdapat permasalahan lain yang harus diperhatikan mengenai
obat tradisional ini. Misalnya, kandungan aktif apa saja yang terkandung pada
obat tradisional tersebut ,serta berapa dosis maksimum dan efek toksisitasnya
pada overdosis. Beberapa permasalahan tersebut tentunya akan menjadi sebuah
tantangan tersendiri sehingga perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut terhadap
obat tradisional ini. Dalam pemanfaatan tanaman herbal sebagai alternatif
pengobatan, pemerintah Indonesia terus memberikan dorongan. Salah satunya
melalui Undang-Undang No.36 tahun 2009 yang menyebutkan bahwasannya
pelayanan kesehatan tradisional termasuk dalam 17 jenis layanan upaya kesehatan
yang wajib disiapkan.
Salah satu tanaman yang sering digunakan oleh masyarakat sebagai obat
tradisional yaitu bunga chamomile (matricaria chamomilla). Chamomile telah
digunakan sejak dulu sebagai obat tradisional. Bunga chamomile yang sering
digunakan adalah Chamomile Jerman (Matricaria recucita) dan Chamomile
Roma (Chamaemelum nobile) yang dimanfaatkan untuk mengobati insomnia,
meredahkan nyeri saat haid, meningkatkan kekebalan tubuh, menurunkan kadar
gula darah, meningkatkan kesehatan jantung, menurunkan risiko kanker,
meredahkan stres, mencerahkan kulit dan menghilangkan jerawat, menurunkan
sakit gigi, dan sebagai antiaging (Fimela,2017).
Akhir-akhir ini, bunga chamomile di Indonesia yang digunakan sebagai
obat insomnia marak diperbincangkan. Walau masih minimnya penelitian klinis
tentang penggunaan bunga chamomile pada manusia, penulis ingin memaparkan
efektivitas bunga chamomile (Matricaria chamomilla) sebagai obat alternatif
untuk penderita insomnia di kalangan pelajar. Dengan harapan agar di masa yang
akan mendatang dapat dilakukan penelitian mengenai kegunaan bunga chamomile
pada manusia.

Tujuan
1. Menentukan bahan-bahan aktif dari bunga chamomile (Matricaria
chamomilla) sebagai obat alternaif penderita insomnia.
2. Mengetahui farmakodinamik (cara kerja) dan farmakokinetik bunga
chamomile (Matricaria chamomilla).
3. Mendapatkan data yang lebih ilmiah mengenai bunga chamomile
(Matricaria chamomilla) sehingga bisa diterima sebagai obat alternatif
yang bisa digunakan oleh kalangan medis secara luas khususnya
mahasiswa.
BAB II
ISI
Pemaparan Masalah
Tidak dapat dipungkiri bahwa kandungan aktif yang terkandung dalam
tanaman dapat dimanfaatkan sebagai pengobatan suatu penyakit. Sebagian
mahasiswa berpendapat bahwa obat herbal lebih aman dibanding obat yang
diresepkan oleh dokter. Paradigma seperti ini juga perlu diluruskan dan
dibuktikan secara ilmiah misalnya, mengenai kandungan aktif yang terkandung
didalam bunga chamomile, cara kerja, dosis maksimum, serta efek toksisitas
bunga chamomile (Matricia chamomilla) pada overdosis.

Tinjauan Pustaka
Insomnia
Insomnia adalah kesulitan dalam memulai dan mempertahankan tidur yang
mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan tidur yang kuat, baik dari segi
kuantitas maupun kualitas (Jurnal Keperawatan,2018).
Insomnia yang berkepanjangan dikaitkan dengan adanya peningkatan risiko
depresi berat dan dapat menjadi faktor risiko independen bagi penyakit jantung,
hipertensi, dan diabetes, terutama jika dikombinasikan dengan waktu tidur yang
kurang dari 6 jam per malam (New England Jurnal Of Medicine,2015). Sistem
GRADE yang digunakan untuk menilai sebuah bukti dan membimbing
rekomendasi. Prosedur diagnostik insomnia, dan kormobilitasnya, harus
mencakup wawancara yang terdiri dari riwayat tidur (lingkungan tidur, kebiasaan
tidur, jadwal kerja, faktor sirkadian), pada penggunaan kuesioner tidur dan catatan
tidur harian, pertanyaan tentang kesehatan somatik dan mental, serta pemeriksaan
fisik dan tindakan tambahan apabila diindikasikan (yaitu tes darah,
elektrokardiogram, elektroensefalogram) (Jurnal Penelitian Tidur,2017).
Insomnia kronis dapat menjadi suatu gejala dari banyaknya gangguan
medis, neurologis, dan mental (The Lancet Neurology,2015). Insomnia persisten
sendiri telah dikaitkan dengan data hasil kesehatan jangka panjang yang sangat
merugikan, termasuk juga penurunan kualitas hidup serta morbilitas fisik dan
psikologis (Ulasan Alam,2015).

Bunga Chamomile (Matricaria chamomilla)


Chamomile (Matricaria
Chamomilla) adalah spesies
tanaman obat yang terkenal dari
keluarga asteraceae yang seringkali
disebut-sebut sebagai “bintang di
antara spesies obat” (Ulasan
Farmakognosi,2016).

Gambar 1 Bunga Chamomile


(Matricaria chamomilla)
Chamomile merupakan salah satu anggota dari keluarga asteraceae yang
diwakili dua varietas umum, jerman chamomile (Chamomilla recutita) dan juga
roma chamomile (Chamaemelum nobile). Bunga-bunga chamomile yang kering
mengandung banyak terpenoid dan flavonoid yang dapat berkontribusi pada sifat
obatnya. Chamomile umumnya digunakan sebagai obat penyakit manusia antara
lain, peradangan, demam, kejang otot, gangguan menstruasi, bisul, luka, wasir,
gangguan pencernaan, sakit rematik dan insomnia (Kedokteran Molekuler,2010).
Adapun senyawa yang terkandung pada ekstrak Matricaria chamomilla
adalah sebagai berikut:
1. Chamomile memiliki banyak senyawa alpha-pinene sehingga dapat
berinteraksi dengan neutransmitter yang dipengaruhi oleh obat anti
kecemasan, menjadikannya sebagai senyawa yang dapat menghilangkan
stres (Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur,2019).
2. Senyawa-senyawa seperti terpenoid, flavonoid, dan senyawa fenolik yang
terkandung pada bunga chamomile yang dianggap memiliki efek sedatif
(Kaewseejan,2015).
3. Farmakologis relaksasi dapat memberi efek relaksasi untuk mengatasi
masalah mahasiswa yang sering mengalami insomnia (Buletin Media
Informasi,2016).
4. salah satu komponen flavonoid pada chamomile adalah apigenin yang
telah menunjukkan kualitas penenang. Bukti menyatakan flavonoid yang
terkandung pada chamomile, yaitu chameameloside dan glucoside, dapat
menghasilkan hipoglikemik (Novita joseph,2018).

Gagasan Penulis
Berdasarkan penelitian-penelitian para ahli tentang Matricaria chamomilla,
hipotesisnya adalah sebagai berikut:
Chamomile adalah tanaman bunga yang sering digunakan sebagai obat
penenang ringan dan untuk mengobati sakit pada perut. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa bunga chamomile dapat membantu gejala lainnya, seperti
insomnia, cemas, diare pada anak-anak, dan wasir. Beberapa penelitian juga
membuktikan jika chamomile efektif digunakan sebagai krim hidrokortison bagi
penderita eksim.
Belum ada penelitian valid yang bisa dijadikan patokan mengenai cara kerja
chamomile ini. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa salah satu
komponen yang mengandung flavonoid pada chamomile, senyawa apigenin telah
menunjukkan kualitas sebagai penenang. Bukti menyatakan flavonoid pada
chamomile, yaitu chameameloside dan glucoside, dapat menghasilkan
hipoglikemik.
Apigenin sering dijumpai pada banyak tanaman, produk alami miliknya
tepatnya kelas flavon yaitu aglikon yang terbentuk secara alami dari beberapa
glikosida. Apigenin adalah suatu ligan sebagai reseptor benzodiazepine pusat yang
dapat menghambat pengikatan flunitrazepam, yang berfungsi mengerahkan efek-
efek anxiolytic dan sebagai penenang ringan.
Bunga chamomile telah melalui uji preklinik. Selanjutnya, kita dapat maju
ke uji klinik dimana para peneliti merancang suatu protokol kemudian
menentukan beberapa poin seperti, jumlah sampel, lama penelitian, kelompok
kontrol, kriteria seleksi atau cara lainnya untuk dapat meminimalkan bias
penelitian, jenis data dan waktu pengumpulan, cara pemberian obat dan dosisnya,
cara data dikaji serta dianalisa (U.S.FDA,2017).
Terdapat empat tahap yang harus dilalui untuk dapat melakukan uji klinik
terhadap bunga chamomile (Matricaria chamomilla). Setiap fase memiliki tujuan
yang berbeda dalam membantu peneliti untuk menjawab sebuah pertanyaan yang
berbeda (lihat table 1)(U.S.FDA,2017).
Table 1. Rancangan Tahap Uji Klinik Bunga Chamomile (Maritcaria
chamomilla)
Fase I Jumlah Sampel 20-100 sampel sehat atau
pasien insomnia
Lama Studi Beberapa bulan
Tujuan Menentukan keamanan
dan dosis
Sekitar 70% obat akan masuk ke fase II
Fase II Jumlah Sampel Beberapa ratus pasien
insomnia
Lama Studi Beberapa hingga 2 tahun
Tujuan Menentukan efektivitas
dan monitor efek
samping
Sekitar 33% persen obat akan amsuk ke fase III
Fase III Jumlah Sampel 300-3.000 pasien
insomnia
Lama Studi 1 hingga 4 tahun
Tujuan Menentukan efektivitas
dan monitor efek
samping
Sekitar 25-30% obat akan masuk ke fase IV
Fase IV Jumlah Sampel Beberapa ribu pasien
insomnia
Tujuan Menentukan keamanan
dan efektivitas
Sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
(PKBPOM) no.21 tahun 2015, informasi mengenai sumber perolehan bahan baku,
produk uji yang menggunakan tumbuhan, wajib menyertakan nama tumbuhan
yang disertai, nama ilmiah, dan kandungannya, bentuk simplisia atau ekstrak,
bagian tumbuhan yang digunakan, bukti penggunaan tradisional dan berdasarkan
jurnal penelitian, dan juga standarisasi yang dilakukan.
Jika penelitian tersebut berhasil dilakukan serta menunjukkan hasil yang
sesuai, Matricaria chamomilla dapat ditingkatkan statusnya sebagai obat alternatif
bagi para penderita insomnia khusunya mahasiswa, sebagai suatu fitofarmaka
yang bisa dipakai kalangan medis secara luas,. Dengan demikian, jenis obat
insomnia bisa lebih bervariasi dan pemberiannya sendiri dapat disesuaikan dengan
kondisi masing-masing penderita insomnia. Tujuan akhir kita adalah mengurangi
penderita insomnia yang berdampak buruk bagi masyarakat. Khususnya,
dikalangan mahasiswa yang dapat mengganggu proses perkuliahan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kandungan aktif dalam bunga chamomile (Matricaria chamomilla) yang
berguna bagi penderita insomnia yaitu kandungan senyawa flavonoid, dosis
efektif penggunaan bunga chamomile adalah 2-4 cangkir dalam sehari. Akan
tetapi belum ada data mengenai dosis maksimumnya. Namun, efek samping yang
ditimbulkan jika mengonsumsi chamomile antara lain: mengantuk, dan pada saat
dosis yang lebih tinggi menyebabkan muntah-muntah.
Rekomendasi
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut berupa uji klinik agar bunga
chamomile dapat digunakan sebagai obat di kalangan masyarakat luas khususnya
bagi para mahasiswa yang menderita insomnia. Selain itu, perlu adanya kerja
sama dari berbagai pihak seperti, pemerintah dan para peneliti untuk
merealisasikan penelitian. Untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut, dukungan
pemerintah khususnya dalam bidang sarana dan prasarana pastinya sangat
dibutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
Hartono, dkk. 2019. Hipnosis Lima Jari dengan Pendekatan Spiritual Menurunkan
Insomnia pada Lansia. Jurnal Kesehatan. Vol. 10(2), 187-192.

Kusniawati, Nuzulul dan Wibowo, Thomas Ari. 2019. Analisis raktek Klinik
Keperawatan dengan Intervensi Inovasi Pemberian Chamomile Essential
Oil terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan ada Pasien Asma di Ruang
Instalasi Gawat. Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur.

Olii, Nindhy dkk. Hubungan Kejadian Insomnia dengan Konsentrasi Belajar pada
Mahasiswa Semester V Program Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi. Jurnal Keperawatan. Vol.6(1).

Putri, Kartika. 2017. Perilaku Belajar pada Mahasiswa yang Mengalami Insomnia.
Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling. Vol. 3 (2), 201-212.

Rahmarwati, dkk. 2016. Hubungan Senam Yoga dengan Kualitas Tidur Malam
Hari pada Anggota yang Mengalami Insomnia Di Sanggar Senam RM7
Karanganyar. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ramadhian, M Ricky dan Zettira, Ocsi Zara. 2017. Aromaterapi Bunga Lavender
(Lavandula Angustifolia) dalam Menurunkan Risiko Insomnia. Jurnal
Majority. Vol. 6(2), 61-64.

Riemann, Dieter dkk. Neurobiologi, Investigasi, dan Pengobatan Insomnia


Kronis. The Lancet Neurology. Vol.14 (5), 547-558.

Riemann, Dieter dkk. Pedoman Eropa untuk Diagnosis dan Pengobatan Insomnia.
Jurnal Penelitian Tidur. Vol. 26(6), 675-700.

Srivastava, Janmejai K. 2010. Chamomile: Obat Herbal dari Masa Lalu dengan
Masa Depan yang Cerah. Kedokteran Molekuler Melaporkan. Vol. 3(6),
895-901.

Winkelmal, John W. 2015. Gangguan Insomnia. New England Journal of


Medicine. Vol.373(15), 1437-1444.
U.S Food and Drug Administration. 2017. The Drug Development Process.
(https://WWW.fda.gov/ForPatients/Approvals/Drugs/ucm40622.htm
diakses pada 13 oktober 2019 pukul 00.47 WIB).
m.fimela.com. (2017, 22 januari) Hobi Minum The Chamomile, 11 Manfaat Ini
Harus Kamu Tahu, diakses pada 13 oktober 2019, dari
https://m.fimela.com/beauty-health/read/3766821
Lampiran 1 Format Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama Lengkap Elly Novemberia Saputri


Tempat dan Tanggal Lamongan, 26 November 2000
Lahir
Program Studi S1 Teknik Elektro
Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik
Perguruan Tinggi Universitas Trunojoyo Madura
No. Telp./Handphone 081554033554
E-mail siranefendi@gmail.com

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA/SMK
Nama Instansi SDN BABAT SMPN 1 MAN 2
1 BABAT LAMONGAN
Jurusan IPA
Tahun 2006-2012 2013-2016 2016-2019

Masuk–Lulus

C. Karya Tulis yang Pernah Dibuat

No. Institusi Judul Tahun


Penyelenggara
1. KEMENRISTEK BRIKET KULIT KACANG 2019
DIKTI DAN ECENG GONDOK
SEBAGAI PENGGANTI
BAHAN BAKAR INDUSTRI
2.
3.

D. Penghargaan Ilmiah dalam 10 Tahun Terakhir

Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1.
2.
3.

Anda mungkin juga menyukai