Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
proposal percobaan ini dapat tersusun hingga selesai. Shalawat serta salam tidak lupa
pula kami sanjung sajikan kepangkuan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
kami ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini. Tidak lupa pula kami ucapkan
beribu terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Harapan kami semoga proposal ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman untuk kami dan para pembaca, dan harapan lainnya adanya kritik dan
saran yang dapat memperbaiki maupun menambah isi proposal kami agar menjadi
lebih baik lagi.

Hormat kami,

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Oksigen adalah unsur kimia dalam sistem tabel periodik yang mempunyai
lambang O dan nomor atom 8. Oksigen merupakan unsur golongan kalkogen dan dapat
dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya (utamanya menjadi
oksida). Pada Temperatur dan tekanan standar, dua atom unsur ini berikatan menjadi
dioksigen, yaitu senyawa gas diatomik dengan rumus O2 yang tidak berwarna, tidak
berasa, dan tidak berbau. Oksigen merupakan unsur paling melimpah ketiga di alam
semesta berdasarkan masse dan unsur paling melimpah di kerak Bumi. Gas oksigen
diatomik mengisi 20,9% volume atmosfer bumi.

Semua kelompok molekul struktural yang terdapat pada organisme hidup,


seperti protein, karbohidrat, dan lemak, mengandung oksigen. Demikian pula senyawa
anorganik yang terdapat pada cangkang, gigi, dan tulang hewan. Oksigen dalam
bentuk O2 dihasilkan dari air oleh sianobakteri, ganggang, dan tumbuhan selama
fotosintesis, dan digunakan pada respirasi sel oleh hampir semua makhluk hidup,
Oksigen beracun bagi organisme anaerob, yang merupakan bentuk kehidupan paling
dominan pada masa-masa awal evolusi kehidupan. O2 kemudian mulai berakumulasi
pada atmosfer sekitar 2,5 milyar tahun yang lalu.

Oksigen tidak hanya didapatkan dari hasil fotosintesis, oksigen juga bisa
didapatkan saat enzim katalase bereaksi dengan hidrogen peroksida. Hidrogen
peroksida yang bereaksi pada reaksi tersebut diperoleh dari hasil samping metabolisme
di dalam tubuh, saat enzim katalase bereaksi dengan hidrogen peroksida maka akan
dihasilkan gelebung-gelembung gas yang diprediksikan merupakan gas oksigen.
Untuk menguji apakah gas yang ditimbulkan adalah gas oksigen, maka dilakukan uji
dengan menggunakan bara api dengan menggunakan lidi. Apabila bara pada lidi
berubah menjadi api, gas yang ditimbulkan oleh reaksi antara enzim katalase dengan
hidrogen peroksida adalah gas oksigen. Jika bara api padam, gas yang ditimbulkan
bukanlah gas oksigen.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah gas oksigen dapat dihasilkan dari reaksi antara enzim katalase yang
berada di hati ayam dengan hidrogen peroksida?
2. Bagaimana cara membuktikan adanya gas oksigen yang dihasilkan dari crude
hati ayam?
1.3 Tujuan
1. Membuat gas oksigen dari crude hati ayam yang direaksikan dengan H2O2.
2. Membutikan adanya gas oksigen yang dihasilkan dari crude hati ayam.

1.4 Hipotesis

Karena gas oksigen merupakan gas yang dapat menyebabkan nyala api yang

besar saat bara api didekatkan, maka crude hati ayam yang dicampurkan dengan H2O2

sebagai penghasil oksigen melalui gelembung-gelembung yang timbul juga dapat

memberikan nyala api saat bara didekatkan pada gelembungnya.

.
BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1 Oksigen

Pembakaran adalah reaksi kimia yang cepat antara oksigen dan bahan yang
dapat terbakar. Disertai timbulnya cahaya dan menghasilkan kalor. Pembakaran dibagi
atas dua yaitu pembakaran sempurna yaitu pembakaran dimana semua konstituen
terbakar. Dan pembakaran tidak sempurna yang menghasilkan gas CO (Handoyo, dkk,
2013)

Kenaikan konsentrasi oksigen dalam gas menimbulkan laju pembakaran lebih


tinggi. Suhu pembakaran yang lebih tinggi dapat menaikan laju reaksi dan
menyebabkan waktu pembakaran menjadi lebih singkat. Demikian pula dengan
kecepatan gas yang tinggi pada permukaan padatan menaikan laju pembakaran bahan
bakar padat, terutama disebabkan oleh laju perpindahan massa oksigen ke permukaan
partikel yang lebih tinggi (Jamilatun, 2008).

Bakteri yang ada selama penyimpanan membentuk enzim katalase sehingga


proses reduksi hydrogen peroksida menjadi air semakin cepat dan membebaskan gas
oksigen selama penyimpanan (Saragih, dkk, 2013).

Keberadaan oksigen tidak hanya berperan secara biologis tetapi juga industri,
salah satunya sebagai bahan bakar roket. Penggunaan gas oksigen lainnya adalah untuk
keperluan medis di rumah sakit. Oksigen disimpan dalam sebuah tabung baja dimana
oksigen yang terkandung di dalamnya adalah oksigen murni yang kemudian disimpan
dalam ruang khusus dan tertutup. Tabung yang berisi oksigen merupakan tabung gas
bertekanan tinggi sehingga berbehaya apabila terjadi kebocoran seperti terbakar dan
meledak. Oksigen merupakan gas yang mudah terbakar karena sifatnya yang reaktif,
oksigen juga tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa sehingga sulit untuk
mengetahui bahwa telah terjadi kebocoran (Ramli, 2016).
Hidrogen peroksida mempunyai kemampuan untuk berdifusi ke dalam dan
menembus membran sel sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada sel yang
terletak jauh dari tempat H2O2 dibentuk. Hidrogen peroksida dalam tubuh dapat berasal
dari berbagai sumber antara lain, proses transpor elektron di mitokondria oleh sitokrom
oksidase yang mereduksi O2 dengan menerima dua elektron dan reaksi dismutasi O2
yang dikatalisis oleh superoksida dismutase (Anatriera, 2009).

2.2 Sifat Fisika dan Kimia Pereaksi


Nama
Bahan Sifat Fisika Sifat Kimia Penanggulangan
H2O2 1. Titik leleh : - 1. Sifat / Jika terkena kulit:
0,43 0C karakteristik bahan :
cuci daerah yang
2. Titi didih : Berupa cairan yang tak
152 0C berwarna dan tak berbau. terkena dengan
3. Tekanan uap : 2. Sifat – sifat bahaya
menggunakan
1 mmHg ( a. Kesehatan : Cairan
15,3 ) pekat amat berbahaya sabun dan air yang
4. Berat jenis untuk mata dan
mengalir. Jika
uap :1,2 g/cm³ kulit,dapat
5. Berat jenis menimbulkan warna terjadi iritasi,
cairan : 1,29 putih pada kulit atau
dapatkan bantuan
g/cm³ luka bakar.
6. Berat moekul : b. Kebakaran : Tidak medis. Jika terkena
34,02 terbakar, tetapi dpat
mata : cuci dengan
menimbulakan
kebakaran bila kontak air sekurang-
dengan bahan organik.
kurangnya 15
Reaktivitas : Biasanya tidak
menit, jika terhirup,
stabil bila kena panas sinar
bawa keudara segar.
matahari atau kontak dengan
bahan organik.
H2O 1. Massa atom : 1. Pelarut non polar yang -
18 sangat baik
2. Massa jenis : 2. H2O dapat hampir
1 gr/cm3 melarutkan banyak
3. Titik didih : senyawa kimia
100 0C 3. Air memiliki titik didih
4. Titik beku : yang tinggi karena adanya
0 0C ikatan hidrogen yang
5. Berbentuk cair menyebabkan ikatan antar
dalam suhu molekol lebih erat
ruangan sehingga titik didih
6. Air tidak meningkat
memiliki, rasa, 4. Dapat membentuk empat
warna dan bau ikatan hidrogen
BAB III

PROSEDUR KERJA

3.1 Uji secara kualitatif

Hati Ayam

Digeruskan di dalam

Lumpang porselin

Ditetesi aquades dan


di saring

Crude hati ayam

Tabung 1

Diambil 3 spatula
+ 2 mL H2O2

Hasil

Diuji
dengan
bara lidi

Hasil
3.1 Waktu dan Tempat Percobaan
Percobaan dilaksanakan hari selasa pukul 08.00-11.00 WIB selama seminggu,
percobaan ini dilakukan di Laboratorium Pendidikan Kimia.
3.2. Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

No Alat Fungsi

1 Lumpang dan Alu Menggeruskan hati ayam.

2 Tabung reaksi Mereaksikan crude hati ayam dan H2O2.

3 Gelas kimia Wadah peletakkan sampel.


4 Spatula Mengambil Crude Hati Ayam

5 Botol Reagen gelap Wadah peletakkan larutan H2O2.

(Sumber: https://www.google.co.id/search?q)

3.2.2. Bahan

No Nama Bahan Bentuk Warna

1 H2O Cair Tidak Berwarna

2 H2O2 Larutan Tidak Berwarna

3 Lidi Padat Coklat Muda

4 Kertas Saring Padat Putih

5 Crude Hati Ayam Padat Merah


3.3 Setelah Perlakuan.

No Perlakuan Hasil Pengamatan

1 Hati ayam digerus + Aquades dan Cruse Hati ayam berwarna merah

dilakukan penyaringan. muda

2 2 tetes Cruse Hati Ayam dicampurkan Menghasilkan gelembung oksigen

1 tetes larutan H2O2 dan cairan berwarna merah pudar

3 Campuran Cruse Hati ayam dan Bara api semakin membesar

larutan H2O2 dimasukkan bara api lidi menandakan adanya gas oksigen

yang mudah terbakar


BAB IV
PEMBAHASAN

Praktikum ini merupakan praktikum yang dilakukan dengan tujuan untuk


mendapatkan dan membuktikan adanya gas oksigen pada crude hati ayam yang
direaksikan dengan H2O2. Oksigen ini sangat berpengaruh dalam kehidupan, tanpa gas
oksigen makhluk hidup tidak dapat hidup, oksigen juga berperan penting dalam bumi.
Hal ini sesuai dengan Ramli (2016),”Keberadaan oksigen tidak hanya berperan secara
biologis tetapi juga industri, salah satunya sebagai bahan bakar roket. Penggunaan gas
oksigen lainnya adalah untuk keperluan medis di rumah sakit. Oksigen disimpan dalam
sebuah tabung baja dimana oksigen yang terkandung di dalamnya adalah oksigen
murni yang kemudian disimpan dalam ruang khusus dan tertutup. Tabung yang berisi
oksigen merupakan tabung gas bertekanan tinggi sehingga berbehaya apabila terjadi
kebocoran seperti terbakar dan meledak. Oksigen merupakan gas yang mudah terbakar
karena sifatnya yang reaktif, oksigen juga tidak berbau, tidak berwarna dan tidak
berasa sehingga sulit untuk mengetahui bahwa telah terjadi kebocoran”.

Percobaaan pembuatan gas oksigen ini, bahan-bahan yang digunakan yaitu H2O2
dan hati ayam, mengapa praktikan menggunakan bahan ini karena H2O2 dapat diurai
menjadi H2O dan gas O2 dengan bantuan enzim katalase, jadi hati ayam digunakan
karena mengandung enzim katalase yang berperan sebagai katalis untuk mengurai
H2O2 tersebut, hal ini sesuai dengan Anatriera (2009), “Katalase merupakan enzim
yang mengkatalisis reaksi penguraian hidrogen peroksida (H2O2)”. Untuk menguji ada
tidaknya oksigen menggunakan bara lidi, jika ada gas oksigen, maka pada bara api
akan menyala.

Di dalam tabung reaksi yang berisi crude hati ayam, ditambahkan H2O2 dan
selanjutnya terbentuklah gelembung-gelembung gas dalam jumlah yang banyak. Hal
ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam hati ayam
mengubah H2O2 menjadi H2O. Ketika dimasukkannya lidi ke dalam tabung reaksi,
bara berubah menjadi api. Hal ini membuktikan bahwa H2O2 juga diuraikan menjadi
oksigen (O2).
Saat uji bara lidi, jika suhu bara lebih tinggi maka dapat menaikan laju reaksi dan
menyebabkan waktu pembakaran menjadi lebih singkat, hal ini sesuai dengan
Jamilatun, (2008:38),”Kenaikan konsentrasi oksigen dalam gas menimbulkan laju
pembakaran lebih tinggi. Suhu pembakaran yang lebih tinggi dapat menaikan laju
reaksi dan menyebabkan waktu pembakaran menjadi lebih singkat. Demikian pula
dengan kecepatan gas yang tinggi pada permukaan padatan menaikan laju pembakaran
bahan bakar padat, terutama disebabkan oleh laju perpindahan massa oksigen ke
permukaan partikel yang lebih tinggi”. Oleh karena itu, saat lidi didekatkan kepada
gelembung-gelembung gas, maka nyala bara api yang semula kecil berubah menjadi
besar. Saat lidi dijauhkan dari gelembung tersebut, nyala api kembali meredup.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada percobaan ini adalah :

1. H2O2 dapat diurai menjadi H2O dan gas O2 dengan bantuan enzim katalase.
2. Gelembung-gelembung membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di
dalam hati ayam mengubah H2O2 menjadi H2O.
3. Suhu bara lebih tinggi maka dapat menaikan laju reaksi dan menyebabkan waktu
pembakaran menjadi lebih singkat.
4. Oksigen dapat diidentifikasi ditandai dengan membesarnya bara api saat
didekatkan dengan gelembung oksigen.
5. Oksigen terdapat didalam gelembung-gelembung yang dihasilkan dari
pencampuran antara crude hati ayam dan H2O2.

5.2 Saran

Adapun saran untuk prsktikum ini adalah:

1. Untuk dapat menghasilkan api yang lebih besar, seharusnya digunakan lidi yang
lebih banyak sehingga bara yang dihasilkan akan lebih banyak dan saat diuji, api
yang dihasilkan akan lebih besar
2. Untuk mengasilkan nyala api yang lebih maksimal, seharusnya saat H2O2
direaksikan dengan crude ayam, bara api langsung dimasukkan ke dalam tabung
reaksi, sehingga gas O2 yang dihasilkan tidak banyak yang terbuang dan nyala api
yang dihasilkan akan lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA

Handayo, Subroto, dan Akhlis, N. 2013. Pengaruh Variasi Kecepatan Udara Terhadap
Temperatur Pembakaran pada Tungku Gasifikasi Padi.

Jamilatun, Siti. 2008. Sifat-Sifat Penyalaan dan Pembakaran Briket Biomassa, Briket
Batubara dan Arang Kayu. Jurnal rekayasa proses. 2(2): 38

Ramli, Paradita. 2016. Detektor Gas Oksigen dari Bahan Semi Konduktor TiO2
Doping CuO. Jurnal Ilmu Fisika. 1(8): 8.
Saragih, C. I., Suada, I. K., dan Sampurna, I. P. 2013. Ketahanan Susu Kuda Sumbawa
dari waktu Reduktase, Angka Katalase, Berat Jenis, dan Uji Kekentalan.
Indonesia Medicus Vetarinus. 2(5).

Anda mungkin juga menyukai