Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
proposal percobaan ini dapat tersusun hingga selesai. Shalawat serta salam tidak lupa
pula kami sanjung sajikan kepangkuan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
kami ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini. Tidak lupa pula kami ucapkan
beribu terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Hormat kami,
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Oksigen adalah unsur kimia dalam sistem tabel periodik yang mempunyai
lambang O dan nomor atom 8. Oksigen merupakan unsur golongan kalkogen dan dapat
dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya (utamanya menjadi
oksida). Pada Temperatur dan tekanan standar, dua atom unsur ini berikatan menjadi
dioksigen, yaitu senyawa gas diatomik dengan rumus O2 yang tidak berwarna, tidak
berasa, dan tidak berbau. Oksigen merupakan unsur paling melimpah ketiga di alam
semesta berdasarkan masse dan unsur paling melimpah di kerak Bumi. Gas oksigen
diatomik mengisi 20,9% volume atmosfer bumi.
Oksigen tidak hanya didapatkan dari hasil fotosintesis, oksigen juga bisa
didapatkan saat enzim katalase bereaksi dengan hidrogen peroksida. Hidrogen
peroksida yang bereaksi pada reaksi tersebut diperoleh dari hasil samping metabolisme
di dalam tubuh, saat enzim katalase bereaksi dengan hidrogen peroksida maka akan
dihasilkan gelebung-gelembung gas yang diprediksikan merupakan gas oksigen.
Untuk menguji apakah gas yang ditimbulkan adalah gas oksigen, maka dilakukan uji
dengan menggunakan bara api dengan menggunakan lidi. Apabila bara pada lidi
berubah menjadi api, gas yang ditimbulkan oleh reaksi antara enzim katalase dengan
hidrogen peroksida adalah gas oksigen. Jika bara api padam, gas yang ditimbulkan
bukanlah gas oksigen.
1.4 Hipotesis
Karena gas oksigen merupakan gas yang dapat menyebabkan nyala api yang
besar saat bara api didekatkan, maka crude hati ayam yang dicampurkan dengan H2O2
.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1 Oksigen
Pembakaran adalah reaksi kimia yang cepat antara oksigen dan bahan yang
dapat terbakar. Disertai timbulnya cahaya dan menghasilkan kalor. Pembakaran dibagi
atas dua yaitu pembakaran sempurna yaitu pembakaran dimana semua konstituen
terbakar. Dan pembakaran tidak sempurna yang menghasilkan gas CO (Handoyo, dkk,
2013)
Keberadaan oksigen tidak hanya berperan secara biologis tetapi juga industri,
salah satunya sebagai bahan bakar roket. Penggunaan gas oksigen lainnya adalah untuk
keperluan medis di rumah sakit. Oksigen disimpan dalam sebuah tabung baja dimana
oksigen yang terkandung di dalamnya adalah oksigen murni yang kemudian disimpan
dalam ruang khusus dan tertutup. Tabung yang berisi oksigen merupakan tabung gas
bertekanan tinggi sehingga berbehaya apabila terjadi kebocoran seperti terbakar dan
meledak. Oksigen merupakan gas yang mudah terbakar karena sifatnya yang reaktif,
oksigen juga tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa sehingga sulit untuk
mengetahui bahwa telah terjadi kebocoran (Ramli, 2016).
Hidrogen peroksida mempunyai kemampuan untuk berdifusi ke dalam dan
menembus membran sel sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada sel yang
terletak jauh dari tempat H2O2 dibentuk. Hidrogen peroksida dalam tubuh dapat berasal
dari berbagai sumber antara lain, proses transpor elektron di mitokondria oleh sitokrom
oksidase yang mereduksi O2 dengan menerima dua elektron dan reaksi dismutasi O2
yang dikatalisis oleh superoksida dismutase (Anatriera, 2009).
PROSEDUR KERJA
Hati Ayam
Digeruskan di dalam
Lumpang porselin
Tabung 1
Diambil 3 spatula
+ 2 mL H2O2
Hasil
Diuji
dengan
bara lidi
Hasil
3.1 Waktu dan Tempat Percobaan
Percobaan dilaksanakan hari selasa pukul 08.00-11.00 WIB selama seminggu,
percobaan ini dilakukan di Laboratorium Pendidikan Kimia.
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
No Alat Fungsi
(Sumber: https://www.google.co.id/search?q)
3.2.2. Bahan
1 Hati ayam digerus + Aquades dan Cruse Hati ayam berwarna merah
larutan H2O2 dimasukkan bara api lidi menandakan adanya gas oksigen
Percobaaan pembuatan gas oksigen ini, bahan-bahan yang digunakan yaitu H2O2
dan hati ayam, mengapa praktikan menggunakan bahan ini karena H2O2 dapat diurai
menjadi H2O dan gas O2 dengan bantuan enzim katalase, jadi hati ayam digunakan
karena mengandung enzim katalase yang berperan sebagai katalis untuk mengurai
H2O2 tersebut, hal ini sesuai dengan Anatriera (2009), “Katalase merupakan enzim
yang mengkatalisis reaksi penguraian hidrogen peroksida (H2O2)”. Untuk menguji ada
tidaknya oksigen menggunakan bara lidi, jika ada gas oksigen, maka pada bara api
akan menyala.
Di dalam tabung reaksi yang berisi crude hati ayam, ditambahkan H2O2 dan
selanjutnya terbentuklah gelembung-gelembung gas dalam jumlah yang banyak. Hal
ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam hati ayam
mengubah H2O2 menjadi H2O. Ketika dimasukkannya lidi ke dalam tabung reaksi,
bara berubah menjadi api. Hal ini membuktikan bahwa H2O2 juga diuraikan menjadi
oksigen (O2).
Saat uji bara lidi, jika suhu bara lebih tinggi maka dapat menaikan laju reaksi dan
menyebabkan waktu pembakaran menjadi lebih singkat, hal ini sesuai dengan
Jamilatun, (2008:38),”Kenaikan konsentrasi oksigen dalam gas menimbulkan laju
pembakaran lebih tinggi. Suhu pembakaran yang lebih tinggi dapat menaikan laju
reaksi dan menyebabkan waktu pembakaran menjadi lebih singkat. Demikian pula
dengan kecepatan gas yang tinggi pada permukaan padatan menaikan laju pembakaran
bahan bakar padat, terutama disebabkan oleh laju perpindahan massa oksigen ke
permukaan partikel yang lebih tinggi”. Oleh karena itu, saat lidi didekatkan kepada
gelembung-gelembung gas, maka nyala bara api yang semula kecil berubah menjadi
besar. Saat lidi dijauhkan dari gelembung tersebut, nyala api kembali meredup.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. H2O2 dapat diurai menjadi H2O dan gas O2 dengan bantuan enzim katalase.
2. Gelembung-gelembung membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di
dalam hati ayam mengubah H2O2 menjadi H2O.
3. Suhu bara lebih tinggi maka dapat menaikan laju reaksi dan menyebabkan waktu
pembakaran menjadi lebih singkat.
4. Oksigen dapat diidentifikasi ditandai dengan membesarnya bara api saat
didekatkan dengan gelembung oksigen.
5. Oksigen terdapat didalam gelembung-gelembung yang dihasilkan dari
pencampuran antara crude hati ayam dan H2O2.
5.2 Saran
1. Untuk dapat menghasilkan api yang lebih besar, seharusnya digunakan lidi yang
lebih banyak sehingga bara yang dihasilkan akan lebih banyak dan saat diuji, api
yang dihasilkan akan lebih besar
2. Untuk mengasilkan nyala api yang lebih maksimal, seharusnya saat H2O2
direaksikan dengan crude ayam, bara api langsung dimasukkan ke dalam tabung
reaksi, sehingga gas O2 yang dihasilkan tidak banyak yang terbuang dan nyala api
yang dihasilkan akan lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
Handayo, Subroto, dan Akhlis, N. 2013. Pengaruh Variasi Kecepatan Udara Terhadap
Temperatur Pembakaran pada Tungku Gasifikasi Padi.
Jamilatun, Siti. 2008. Sifat-Sifat Penyalaan dan Pembakaran Briket Biomassa, Briket
Batubara dan Arang Kayu. Jurnal rekayasa proses. 2(2): 38
Ramli, Paradita. 2016. Detektor Gas Oksigen dari Bahan Semi Konduktor TiO2
Doping CuO. Jurnal Ilmu Fisika. 1(8): 8.
Saragih, C. I., Suada, I. K., dan Sampurna, I. P. 2013. Ketahanan Susu Kuda Sumbawa
dari waktu Reduktase, Angka Katalase, Berat Jenis, dan Uji Kekentalan.
Indonesia Medicus Vetarinus. 2(5).