KARBOHIDRAT
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Biokimia
Oleh:
Alifah (2010303026)
UNIVERSITAS TIDAR
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga laporan ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
dapat pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami penyusun masih merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
PERCOBAAN 1 ........................................................................................................1
KARBOHIDRAT ......................................................................................................1
I. TUJUAN ................................................................................................1
II. LANDASAN TEORI .............................................................................1
III. RUMUSAN MASALAH .......................................................................3
IV. HIPOTESIS ............................................................................................3
V. MENGUJI HIPOTESIS .........................................................................3
VI. PENGAMATAN ....................................................................................5
VII. PEMBAHASAN .....................................................................................11
VIII. PERTANYAAN .....................................................................................15
IX. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................16
X. PENERAPAN KONSEP KARBOHIDRAT DALAM KEHIDUPAN ...17
XI. LAMPIRAN ...........................................................................................18
ii
PERCOBAAN 1
KARBOHIDRAT
I. TUJUAN
1. Menguji adanya zat-zat yang mereduksi dalam suasana alkalis, terutama
untuk membedakan disakarida (gula) yang dapat mereduksi dan sakarida
yang tidak mereduksi.
2. Menunjukkan adanya polisakarida terutama amilum.
II. LANDASAN TEORI
Karbohidrat (glukosa) dibentuk dari metabolisme karbondioksida dan air
yang dibantu dengan sinar matahari dan klorofil dalam daun. Dalam akhir
proses fotosintesis dihasilkan glukosa yang diubah menjadi amilum
kemudian disimpan di bagian tubuh tumbuhan lain seperti umbi atau buah.
Molekul karbohidrat terdiri dari atom karbon, hydrogen, dan oksigen.
Senyawa karbohidrat terdapat gugus fungsi -OH, gugus aldehida atau gugus
keton.
Penggolongan karbohidrat yaitu terdiri daru monosakarida,
oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida merupakan golongan
karbohidrat yang sederhana. Terdiri dari beberapa arom karbon saja serta
tidak mampu diuraikan dengan cara hidrolisis dalam kondisi lunak menjadi
jenis karbohidrat lain. Contoh dari monosakarida yaitu glukosa, fruktosa,
galaktosa, dan pentose. Oligosakarida yaitu golongan karbohidrat yang
terdiri dari molekul yang terdiri atas beberapa molekul onosakarida.
Golongan oligosakarida masih dibedakan menjadi disakarida, trisakarida,
dan tetrasakarida. Contoh karbohidrat yang tergolong dalam oligosakarida
yaitu sukrosa, laktosa, maltose, rafinosa, dan stakinosa. Sementara
polisakarida merupakan golongan karbohidrat yang mempunyai molekul
besar dan lebih komplek daro pada monosakarida dan disakarida.
Polisakarida dibedakan menjadi homopolisakarida dan heteropolisakarida.
Contoh dari golongan polisakarida yaitu amilum, glikogen, dekstrin,
selulosa, dan mukopolisakarida.
1
Karbohidrat memiliki sifat fisika dan sifat kimia. Sifat fisika dari
karbohidrat yaitu rumus fischer, aktifitas optic, konfigurasi molekul, dan
rumus Haworth. Sementara sifat kimianya yaitu terdiri dari sifat mereduksi,
pembentukan furfural, pembentukan osazon, pembentukan ester, isomerisasi,
dan pembentukan glikosida. Dalam karbohidrat terdapat istilah gula
pereduksi dan gula invert. Gula pereduksi merupakan golongan gula yang
memiliki kemampuan dalam mereduksi senyawa-senyawa penerima
electron. Contoh gula pereduksi adalah semua golongan monosakarida
(glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida (laktosa, maltosa) kecuali
sukrosa. Sedangkan gula invert adalah gula yang berasal dari hidrolisis
sukrosa. Hasil hidrolisis ini berupa gula campuran dari glukosa dan fruktosa.
Sudah disinggung sebelumnya bahwa salah satu sifat kimia dari
karbohidrat yaitu dapat mereduksi atau sifat mereduksi. Beberapa gula yang
dapat mereduksi disebut gula pereduksi karena dapat mereduksi terutama
dalam suasana basa. Dengan sifat ini dapat dimanfaatkan pada identifikasi
karbohidrat atau analisis kuantitatif. Sifat mereduksi ini disebabkan karena
karena adanya gugus aldehida atau gugus keton yang bebas dalam molekul
karbohidrat. Misalnya pada reaksi reduksi ion-ion logam seperti ion Cu ++¿¿
dan ion Ag+¿¿ yang terdapat pada pereaksi tertentu. Pereaksi yang dapat
dilakukan seperti uji benedict, uji iodin, uji fehling, dan uji barfoed.
Uji benedict biasanya dilakukan dengan larutan yang mengandung
kuprisulfat, natriumkarbonat, dan natriumsitrat. Gula pereduksi dengan
larutan uji benedict akan terjadi reaksi reduksi oksidasi yang akan
menghasilkan endapan berwarna merah yang merupakan hasil endapan dari
kupro oksida. Tanpa adanya gula pereduksi maka larutan benedict akan tetap
jernih tanpa adanya reaksi. Maka apabila gula pereduksi banyak maka rekasi
dan warna yang dihasilkan akan semakin pekat. Yang perlu ditekankan
perubahan yang terjadi bukan focus pada perubahan warna larutan namun
perubahan reaksi yang berupa kekeruhannya. Warna yang akan dihasilkan
nantinya berupa warna hijau, kuning, atau merah bergantung dari halus
kasarnya endapan Cu 2 O .
2
Uji iodin biasaya memberikan hasil positif pada golongan karbohidrat
polisakarida. Hasil positif tersebut ditandahi dengan perubahan warna yang
spesifik bergantung dari jenis polisakarida yang bereaksi dengan larutan
iodin. Polisakarida merupakan golongan gula yang mempunyai molekul
lebih besar dan kompleks dibandingkan dengan monosakarida dan
disakarida. Pada umumnya polisakarida berupa senyawa putih dan tidak
berbentuk kristal, serta tidak mempunyai rasa manis. Senyawa polisakarida
yang larut dalam air akan membentuk koloid. Contoh dari polisakarida yaitu
amilum, glikogen, dekstrin, dan selulosa. Iodin dengan polisakarida akan
menghasilkan warna spesifik. Warna coklat dihasilkan dari glikogen + iodin
atau dekstrin + iodin. Warna merah violet dihasilkan dari amilopektin +
iodin. Sementara warna biru dihasilkan dari amylose + iodin.
III. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perubahan bahan makanan yang menunjukkan hasil positif
mengandung gula pereduksi ?
2. Bagaimana perubahan larutan yang menunjukkan hasil positif yang
mengandung polisakarida ?
IV. HIPOTESIS
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat ditentukan hipotesis yaitu:
1. Bahan makanan yang mengandung gula pereduksi akan menunjukkan
kekeruhan pada larutan benedict disertai dengan perubahan warna hijau,
kuning, atau merah.
2. Larutan yang menunjukkan hasil positif mengandung polisakarida yaitu
akan berubah warna. Warna coklat apabila mengandung glikogen atau
dekstrin, warna merah violet apabila mengandung amilopektin, dan
warna biru apabila mengandung amylose.
V. MENGUJI HIPOTESIS
1. Alat dan Bahan
Alat
a. Tabung reaksi
b. Pipet tetes
3
c. Rak tabung reaksi
d. Lumpang alu
e. Plate
f. Penjepit tabung
g. Gelas ukur
h. Penangas air
Bahan
a. Tepung
b. Nasi
c. Roti
d. Bubur kentang
e. Telur
f. Tahu
g. Gula pasir
h. Pisang
i. Apel
j. Betadine
k. Pereaksi benedict
2. Cara Kerja
a. Uji Benedict
1) Menyiapkan 5 tabung rekasi bersih dan kering
2) Menghaluskan nasi dalam mortal dan porselen dan
memasukkannya ke dalam tabung reaksi
3) Memasukkan 2 ml pereaksi benedict dalam tabung reaksi
4) Memanaskan dalam waterbath (penangas) selama 5 menit
5) Membiarkan mendingin dan membandingkan dengan perubahan
warna yang terjadi
6) Ulangi Langkah 1-5 untuk semua bahan makanan
b. Uji Iodin
1) menghaluskan semua bahan makanan menggunakan mortal dan
porselen
4
2) Meletakkan masing-masing bahan pada plate dan tetesi dengan
iodin kemudian mengamati perubahan yang terjadi
VI. PENGAMATAN
1. Data Uji Benedict
5
4. Kentang + pereaksi benedict
6
Gambar 8.Hasil Reaksi Pisang dan
Benedict, Sumber: Dokumen Pribadi
7
Gambar 11.Hasil Reaksi Roti dan Larutan Iodin,
Sumber: Dokumen Pribadi
8
Gambar 14.Hasil Reaksi Putih Telur dan Larutan
Iodin, Sumber : Dokumen Pribadi
9
Gambar 17.Hasil Reaksi Gula Pasir dan Larutan
Iodin, Sumber: Dokumen Pribadi
VII. PEMBAHASAN
10
1. Uji Benedict
Uji benedict ditemukan oleh seorang ahli Kimia asal Amerika
yang bernama Stanley Rossiter Benedict. Uji benedict dilakukan sebagai
metode untuk mengetahui kandungan karbohidrat yang terdapat dalam
sampel. Uji benedict hanya mampu menghasilkan hasil positif pada
sampel karbohidrat yang mengandung gula pereduksi yaitu semua
monosakarida, glukosa, fruktosa, galaktosa, dan disakarida (laktosa dan
maltosa), kecuali sukrosa dan pati (polisakarida). Pereaksi benedict
mengandung Cu 2+¿ ¿ atau ion tembaga. Ion tembaga ini akan bereaksi
dengan gula pereduksi. Hasil positif yang ditunjukkan yaitu perubahan
warna merah bata, kuning, atau hijau pada sampel. warna-warna tersebut
pengaruh dari halus kasarnya endapan yang tersebntuk. Warna merah
bata kandungan gula pereduksi banyak, warna kuning sedang, warna
hijau sedikit. Sementara sampel yang warna biru tidak terkandung gula
pereduksi. Warna tersebut dihasilkan dari senyawa tembaga (I) karena
bereaksi dengan gula pereduksi. Gula pereduksi dapat menghasilkan
endapan tersebut karena adanya gugus aldehid. Reaksinya yaitu:
H O HO O
C C
−¿¿
+ 2 Cu 2+¿ ¿
+ 5 OH + 2Cu2 + 3 H 2 O
R R
11
Gambar 20.Keterangan Perubahan Warna Pada Sampel.
Sumber: academia
https://www.academia.edu/35819045/Uji_Benedict
12
Berdasarkan pengujian hasil pengujian di atas maka, bahan yang
tidak mengandung gula pereduksi yaitu nasi, telur, dan tahu. Yang
banyak mengandung gula pereduksi yaitu roti, gula pasir, pisang dan
apel. Yang sedikit mengandung gula pereduksi yaitu kentang dan tepung.
Nasi merupakan sumber karbohidrat. Namun kandungan karbohidrat
dalam nasi yaitu amilum. Amilum bukan gula pereduksi karena senyawa
amilum tidak dapat mereduksi senyawa senyawa penerima electron
sebab tidak mengandung atom karbon anomer bebas. Hal tersebut
disebabkan karena komponen unit monosakaridanya saling berikatan
satu sama lain. Rumus kimia dari amilum yaitu ¿.
13
Amilum yang memberikan warna ungu kehitaman. Warna coklat
dihasilkan dari glikogen + iodin atau dekstrin + iodin. Warna merah
violet dihasilkan dari amilopektin + iodin. Sementara warna biru/biru
keunguan dihasilkan dari amylose + iodin.
14
Iod keunguan
8. Roti + larutan Coklat Biru Amylose
Iod keunguan
9. Kentang + Kuning Biru Amylose
larutan Iod keunguan
10. Gula + larutan Bening Merah Amilopektin
Iod
15
warna coklat tua. Sementara bahan yang mengandung amilopektin yaitu
gula pasirkarena menunjukkan warna merah. Analisis glikogen dan
amilopektin, praktikan menyesuaikan dengan hasil praktikum yang
dilaksanakan dan berpedoman dengan kajian pustaka. Kelebihan dari uji
iodin yaitu mudah dilakukan dan bahan yang mudah ditemukan.
Sementara kekurangan dari uji ini hasil yang ditemukan tidak akurat
karena metode yang digunakan bersifat subjektif (Musta,2018).
b. Sebutkan bahan yang mengandung polisakarida!
jawab:
a. Bahan makanan yang mengandung amylose yaitu kentang, roti, nasi,
dan tepung karena menunjukkan perubahan warna biru keunguan.
b. Bahan yang mengandung glikogen yaitu pisang, apel dan tahu karena
menunjukkan perubahan warna coklat tua.
c. Bahan yang mengandung amilopektin yaitu gula pasir karena
menunjukkan warna merah.
c. Mengapa penambahan betadine pada bahan yang mengandung
polisakarida dapat menimbulkan perubahan warna ? Jelaskan!
Jawab:
Dalam betadine mengandung iodin yang berperan dalam membunuh
bakteri, virus, protozoa, dan jamur penyebab infeksi. Sehingga betadine
dapat dimanfaatkan sebagai indicator uji iodine. Iodin dapat masuk
kedalam spiral polisakarida karena polisakarida terdapat unit-unit
glukosa yang membentuk rantai heliks disebabkan adanya ikatan dengan
konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Dengan hal tersebut reaksi
polisakarida akan memberikan perubahan warna spesifik. Molekul iodin
akan berikatan dengan molekul polisakarida (amilum) membentuk suatu
kompleks Iod-Amilum yang memberikan warna ungu kehitaman.
IX. DAFTAR PUSTAKA
16
Poedjiadi, A. (2009). Dasar - Dasar Biokimia . Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia (UI-Press).
Rahayu, D. S. (2022). Modul Praktikum Biokimia . Universitas Tidar.
Tahir, F. M. (2019). Analisis Kandungan Glikogen Pada Hati, Otot, dan
Otak Hewan . Candrea Journal, 75-80.
17
a. Mempertahankan dan memilihara kerja sel-sel otak, dan lensa mata
b. Mengatur dalam proses metabolisme tubuh
c. Membantu dalam menjaga keseimbangan asam dan basa
d. Membentuk struktur sel, jaringan, dan organ pada tubuh
e. Membantu dalam penyerapan kalsium khususnya karbohidrat jenis
laktosa
f. Membantu dalam melindungi protein agar tidak terbakar sebagai
sumber energi
g. Berperan dalam metabolisme lemak dan protein, sehingga dapat
mencegah terjadinya ketosis dan pemecahan protein yang berlebihan
h. Berperan dalam detoktifikasi zat-zat toksik tertentu dalam hepar
i. Ribosa berperan penting dalam asam nukleat
j. Karbohidrat yang sulit dicerna mengandung serat yang berfungsi
dalam pencernaa, misalnya selulosa, pektin, dan lignin
XI. LAMPIRAN
18