Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN SEMENTARA PERCOBAAN 1

KARBOHIDRAT
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Biokimia

Dosen Pengampu Dea Santika Rahayu, M.Pd

Oleh:

Alifah (2010303026)

PRODI PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TIDAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga laporan ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
dapat pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami penyusun masih merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Magelang, 13 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i

DAFTAR ISI .............................................................................................................ii

PERCOBAAN 1 ........................................................................................................1

KARBOHIDRAT ......................................................................................................1

I. TUJUAN ................................................................................................1
II. LANDASAN TEORI .............................................................................1
III. RUMUSAN MASALAH .......................................................................3
IV. HIPOTESIS ............................................................................................3
V. MENGUJI HIPOTESIS .........................................................................3
VI. PENGAMATAN ....................................................................................5
VII. PEMBAHASAN .....................................................................................11
VIII. PERTANYAAN .....................................................................................15
IX. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................16
X. PENERAPAN KONSEP KARBOHIDRAT DALAM KEHIDUPAN ...17
XI. LAMPIRAN ...........................................................................................18

ii
PERCOBAAN 1

KARBOHIDRAT

I. TUJUAN
1. Menguji adanya zat-zat yang mereduksi dalam suasana alkalis, terutama
untuk membedakan disakarida (gula) yang dapat mereduksi dan sakarida
yang tidak mereduksi.
2. Menunjukkan adanya polisakarida terutama amilum.
II. LANDASAN TEORI
Karbohidrat (glukosa) dibentuk dari metabolisme karbondioksida dan air
yang dibantu dengan sinar matahari dan klorofil dalam daun. Dalam akhir
proses fotosintesis dihasilkan glukosa yang diubah menjadi amilum
kemudian disimpan di bagian tubuh tumbuhan lain seperti umbi atau buah.
Molekul karbohidrat terdiri dari atom karbon, hydrogen, dan oksigen.
Senyawa karbohidrat terdapat gugus fungsi -OH, gugus aldehida atau gugus
keton.
Penggolongan karbohidrat yaitu terdiri daru monosakarida,
oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida merupakan golongan
karbohidrat yang sederhana. Terdiri dari beberapa arom karbon saja serta
tidak mampu diuraikan dengan cara hidrolisis dalam kondisi lunak menjadi
jenis karbohidrat lain. Contoh dari monosakarida yaitu glukosa, fruktosa,
galaktosa, dan pentose. Oligosakarida yaitu golongan karbohidrat yang
terdiri dari molekul yang terdiri atas beberapa molekul onosakarida.
Golongan oligosakarida masih dibedakan menjadi disakarida, trisakarida,
dan tetrasakarida. Contoh karbohidrat yang tergolong dalam oligosakarida
yaitu sukrosa, laktosa, maltose, rafinosa, dan stakinosa. Sementara
polisakarida merupakan golongan karbohidrat yang mempunyai molekul
besar dan lebih komplek daro pada monosakarida dan disakarida.
Polisakarida dibedakan menjadi homopolisakarida dan heteropolisakarida.
Contoh dari golongan polisakarida yaitu amilum, glikogen, dekstrin,
selulosa, dan mukopolisakarida.

1
Karbohidrat memiliki sifat fisika dan sifat kimia. Sifat fisika dari
karbohidrat yaitu rumus fischer, aktifitas optic, konfigurasi molekul, dan
rumus Haworth. Sementara sifat kimianya yaitu terdiri dari sifat mereduksi,
pembentukan furfural, pembentukan osazon, pembentukan ester, isomerisasi,
dan pembentukan glikosida. Dalam karbohidrat terdapat istilah gula
pereduksi dan gula invert. Gula pereduksi merupakan golongan gula yang
memiliki kemampuan dalam mereduksi senyawa-senyawa penerima
electron. Contoh gula pereduksi adalah semua golongan monosakarida
(glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida (laktosa, maltosa) kecuali
sukrosa. Sedangkan gula invert adalah gula yang berasal dari hidrolisis
sukrosa. Hasil hidrolisis ini berupa gula campuran dari glukosa dan fruktosa.
Sudah disinggung sebelumnya bahwa salah satu sifat kimia dari
karbohidrat yaitu dapat mereduksi atau sifat mereduksi. Beberapa gula yang
dapat mereduksi disebut gula pereduksi karena dapat mereduksi terutama
dalam suasana basa. Dengan sifat ini dapat dimanfaatkan pada identifikasi
karbohidrat atau analisis kuantitatif. Sifat mereduksi ini disebabkan karena
karena adanya gugus aldehida atau gugus keton yang bebas dalam molekul
karbohidrat. Misalnya pada reaksi reduksi ion-ion logam seperti ion Cu ++¿¿
dan ion Ag+¿¿ yang terdapat pada pereaksi tertentu. Pereaksi yang dapat
dilakukan seperti uji benedict, uji iodin, uji fehling, dan uji barfoed.
Uji benedict biasanya dilakukan dengan larutan yang mengandung
kuprisulfat, natriumkarbonat, dan natriumsitrat. Gula pereduksi dengan
larutan uji benedict akan terjadi reaksi reduksi oksidasi yang akan
menghasilkan endapan berwarna merah yang merupakan hasil endapan dari
kupro oksida. Tanpa adanya gula pereduksi maka larutan benedict akan tetap
jernih tanpa adanya reaksi. Maka apabila gula pereduksi banyak maka rekasi
dan warna yang dihasilkan akan semakin pekat. Yang perlu ditekankan
perubahan yang terjadi bukan focus pada perubahan warna larutan namun
perubahan reaksi yang berupa kekeruhannya. Warna yang akan dihasilkan
nantinya berupa warna hijau, kuning, atau merah bergantung dari halus
kasarnya endapan Cu 2 O .

2
Uji iodin biasaya memberikan hasil positif pada golongan karbohidrat
polisakarida. Hasil positif tersebut ditandahi dengan perubahan warna yang
spesifik bergantung dari jenis polisakarida yang bereaksi dengan larutan
iodin. Polisakarida merupakan golongan gula yang mempunyai molekul
lebih besar dan kompleks dibandingkan dengan monosakarida dan
disakarida. Pada umumnya polisakarida berupa senyawa putih dan tidak
berbentuk kristal, serta tidak mempunyai rasa manis. Senyawa polisakarida
yang larut dalam air akan membentuk koloid. Contoh dari polisakarida yaitu
amilum, glikogen, dekstrin, dan selulosa. Iodin dengan polisakarida akan
menghasilkan warna spesifik. Warna coklat dihasilkan dari glikogen + iodin
atau dekstrin + iodin. Warna merah violet dihasilkan dari amilopektin +
iodin. Sementara warna biru dihasilkan dari amylose + iodin.
III. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perubahan bahan makanan yang menunjukkan hasil positif
mengandung gula pereduksi ?
2. Bagaimana perubahan larutan yang menunjukkan hasil positif yang
mengandung polisakarida ?
IV. HIPOTESIS
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat ditentukan hipotesis yaitu:
1. Bahan makanan yang mengandung gula pereduksi akan menunjukkan
kekeruhan pada larutan benedict disertai dengan perubahan warna hijau,
kuning, atau merah.
2. Larutan yang menunjukkan hasil positif mengandung polisakarida yaitu
akan berubah warna. Warna coklat apabila mengandung glikogen atau
dekstrin, warna merah violet apabila mengandung amilopektin, dan
warna biru apabila mengandung amylose.
V. MENGUJI HIPOTESIS
1. Alat dan Bahan
Alat
a. Tabung reaksi
b. Pipet tetes

3
c. Rak tabung reaksi
d. Lumpang alu
e. Plate
f. Penjepit tabung
g. Gelas ukur
h. Penangas air
Bahan
a. Tepung
b. Nasi
c. Roti
d. Bubur kentang
e. Telur
f. Tahu
g. Gula pasir
h. Pisang
i. Apel
j. Betadine
k. Pereaksi benedict
2. Cara Kerja
a. Uji Benedict
1) Menyiapkan 5 tabung rekasi bersih dan kering
2) Menghaluskan nasi dalam mortal dan porselen dan
memasukkannya ke dalam tabung reaksi
3) Memasukkan 2 ml pereaksi benedict dalam tabung reaksi
4) Memanaskan dalam waterbath (penangas) selama 5 menit
5) Membiarkan mendingin dan membandingkan dengan perubahan
warna yang terjadi
6) Ulangi Langkah 1-5 untuk semua bahan makanan
b. Uji Iodin
1) menghaluskan semua bahan makanan menggunakan mortal dan
porselen

4
2) Meletakkan masing-masing bahan pada plate dan tetesi dengan
iodin kemudian mengamati perubahan yang terjadi
VI. PENGAMATAN
1. Data Uji Benedict

Table 1. Hasil Pengamatan Uji Benedict

No Cara Kerja Hasil Pengamatan


1. Tepung + pereaksi benedict

Gambar 1. Hasil Reaksi Tepung dan


Benedict, Sumber: Dokumen Pribadi

2. Roti + pereaksi benedict

Gambar 2.Hasil Reaksi Roti dan Benedict,


Sumber: Dokumen Pribadi

3. Nasi + pereaksi benedict

Gambar 3. Hasil Reaksi Nasi dan


Benedict, Sumber: Dokumen Pribadi

5
4. Kentang + pereaksi benedict

Gambar 4.Hasil Reaksi Kentang dan


Benedict, Sumber: Dokumen Pribadi

5. Telur + pereaksi benedict

Gambar 5.Hasil Reaksi Telur dan


Benedict, Sumber: Dokumen Pribadi

6. Tahu + pereaksi benedict

Gambar 6.Hasil Reaksi Tahu dan


Benedict, Sumber: Dokumen Pribadi

7. Gula pasir + pereaksi benedict

Gambar 7.Hasil Reaksi Gula Pasir dan


Benedict, Sumber: Dokumen Pribadi

8. Pisang + pereaksi benedict

6
Gambar 8.Hasil Reaksi Pisang dan
Benedict, Sumber: Dokumen Pribadi

9. Apel + pereaksi benedict

Gambar 9.Hasil Reaksi Apel dan


Benedict, Sumber: Dokumen Pribadi

2. Data Uji Iodin

Table 2.Hail Pengamatan Uji Iodin

No Cara Kerja Hasil Pengamatan


1. Tepung + larutan iod

Gambar 10.Hasil Reaksi Tepung dan Larutan


Iodin, Sumber: Dokumen Pribadi

2. Roti + larutan iod

7
Gambar 11.Hasil Reaksi Roti dan Larutan Iodin,
Sumber: Dokumen Pribadi

3. Nasi + larutan iod

Gambar 12. Hasil Reaksi Nasi dan Larutan Iodin,


Sumber: Dokumen Pribadi

4. Kentang + larutan iod

Gambar 13.Hasil Reaksi Kentang dan Larutan


Iodin, Sumber: Dokumen Pribadi

5. Putih telur + larutan iod

8
Gambar 14.Hasil Reaksi Putih Telur dan Larutan
Iodin, Sumber : Dokumen Pribadi

6. Kuning telur + larutan


iod

Gambar 15.Hasil Reaksi Kuning Telur dan


Larutan Iodin, Sumber:Dokumen Pribadi

7. Tahu + larutan iod

Gambar 16.Hasil Reaksi Tahu dan Larutan Iodin,


Sumber: Dokumen Pribadi

8. Gula pasir + larutan iod

9
Gambar 17.Hasil Reaksi Gula Pasir dan Larutan
Iodin, Sumber: Dokumen Pribadi

9. Pisang + larutan iod

Gambar 18.Hasil Reaksi Pisang dan Larutan


Iodin, Sumber:Dokumen Pribadi

10 Apel + larutan iod

Gambar 19.Hasil Reaksi Apel dan Larutan Iodin,


Sumber: Dokumen Pribadi

VII. PEMBAHASAN

10
1. Uji Benedict
Uji benedict ditemukan oleh seorang ahli Kimia asal Amerika
yang bernama Stanley Rossiter Benedict. Uji benedict dilakukan sebagai
metode untuk mengetahui kandungan karbohidrat yang terdapat dalam
sampel. Uji benedict hanya mampu menghasilkan hasil positif pada
sampel karbohidrat yang mengandung gula pereduksi yaitu semua
monosakarida, glukosa, fruktosa, galaktosa, dan disakarida (laktosa dan
maltosa), kecuali sukrosa dan pati (polisakarida). Pereaksi benedict
mengandung Cu 2+¿ ¿ atau ion tembaga. Ion tembaga ini akan bereaksi
dengan gula pereduksi. Hasil positif yang ditunjukkan yaitu perubahan
warna merah bata, kuning, atau hijau pada sampel. warna-warna tersebut
pengaruh dari halus kasarnya endapan yang tersebntuk. Warna merah
bata kandungan gula pereduksi banyak, warna kuning sedang, warna
hijau sedikit. Sementara sampel yang warna biru tidak terkandung gula
pereduksi. Warna tersebut dihasilkan dari senyawa tembaga (I) karena
bereaksi dengan gula pereduksi. Gula pereduksi dapat menghasilkan
endapan tersebut karena adanya gugus aldehid. Reaksinya yaitu:

H O HO O

C C
−¿¿
+ 2 Cu 2+¿ ¿
+ 5 OH + 2Cu2 + 3 H 2 O
R R

Gula benedict karboksilat tembaga (I) oksida

Pada uji benedict dilakukan pemanasan pada sampel setelah


ditetesi benedict. Gugus aldehid pada gula pereduksi saat bereaksi
dengan ion tembaga terjadi rekasi oksidasi sehingga menyebabkan
bilangan oksidasi tembaga turun dari +2 menjadi +1 membentuk
senyawa Cu2 O . Namun ion Cu +¿¿ sulit larut dalam air sehingga
dibutuhkan pemanasan agar kelarutan ion Cu+¿¿ meningkat. Dengan
meningkatkan kelarutan pada ion Cu +¿¿perubahan warna yang
ditimbulkan akan semakin meningkat karena kelarutannya meningkat.

11
Gambar 20.Keterangan Perubahan Warna Pada Sampel.
Sumber: academia
https://www.academia.edu/35819045/Uji_Benedict

Table 3.Analisis Data Uji Benedict

No Bahan Sebelum Sesudah Keterangan


1. Tepung + pereaksi Putih Hijau Sedikit
benedict
2. Roti + pereaksi Coklat Merah bata Banyak
benedict
3. Nasi + pereaksi Putih Biru Tidak ada
benedict
4. Kentang + pereaksi Kuning Hijau Sedikit
benedict
5. Telur + pereaksi Kuning Biru Tidak ada
benedict
6. Tahu + pereaksi Putih Biru Tidak ada
benedict
7. Gula pasir + Bening Merah bata Banyak
pereaksi benedict
8. Pisang + pereaksi Kuning Oranye Banyak
benedict
9. Apel + pereaksi Coklat Merah bata Banyak
benedict

12
Berdasarkan pengujian hasil pengujian di atas maka, bahan yang
tidak mengandung gula pereduksi yaitu nasi, telur, dan tahu. Yang
banyak mengandung gula pereduksi yaitu roti, gula pasir, pisang dan
apel. Yang sedikit mengandung gula pereduksi yaitu kentang dan tepung.
Nasi merupakan sumber karbohidrat. Namun kandungan karbohidrat
dalam nasi yaitu amilum. Amilum bukan gula pereduksi karena senyawa
amilum tidak dapat mereduksi senyawa senyawa penerima electron
sebab tidak mengandung atom karbon anomer bebas. Hal tersebut
disebabkan karena komponen unit monosakaridanya saling berikatan
satu sama lain. Rumus kimia dari amilum yaitu ¿.

Gambar 21.Ikatan Kimia Amilum. Sumber: slideplayer


https://slideplayer.info/slide/13298251/

Tahu dan telur menunjukkan hasil negative pada uji benedict


karena tahu dan telur tidak mengandung gula pereduksi. Tahu terbuat
dari kedelai yang mengandung banyak protein dan serta mengandung
karbohidrat polisakarida. Sementara telur banyak mengandung protein
hewan dan lemak hewani.
2. Uji Iodin
Uji iodin bertujuan untuk mengidentifikasi polisakarida dalam sampel
bahan makanan. Sehingga uji ini dapat membedakan polisakarida dari
disakarida dan monosakarida. Iodin merupakan unsur kimia yang
diperlukan oleh makhluk hidup. Iodin dapat masuk kedalam spiral
polisakarida karena polisakarida terdapat unit-unit glukosa yang
membentuk rantai heliks disebabkan adanya ikatan dengan konfigurasi
pada tiap unit glukosanya. Dengan hal tersebut reaksi polisakarida akan
memberikan perubahan warna spesifik. Molekul iodin akan berikatan
dengan molekul polisakarida (amilum) membentuk suatu kompleks Iod-

13
Amilum yang memberikan warna ungu kehitaman. Warna coklat
dihasilkan dari glikogen + iodin atau dekstrin + iodin. Warna merah
violet dihasilkan dari amilopektin + iodin. Sementara warna biru/biru
keunguan dihasilkan dari amylose + iodin.

Gambar 22.Reaksi Uji Iodin, Sumber: slideshare


https://www.slideshare.net/purechems/ppt/uji-
karbohidrat

Table 4.Analisis Hasil Uji Iodin

No Bahan Sebelum Sesudah Keterangan


.
1. Putih telur + Bening Oranye/ Tidak
larutan Iod Tidak mengandung
berubah polisakarida
2. Kuning telur + Kuning Oranye/tidak Tidak
larutan Iod berubah menagndung
polisakarida
3. Pisang + larutan Kuning Coklat tua Glikogen/dekstrin
Iod
4. Tahu + larutan Putih Oranye Glikogen/dekstrin
Iod kecoklatan
5. Tepung + larutan Putih Biru Amylose
Iod keunguan
6. Apel + larutan Coklat Coklat tua Glikogen/dekstrin
Iod
7. Nasi + larutan Putih Biru Amylose

14
Iod keunguan
8. Roti + larutan Coklat Biru Amylose
Iod keunguan
9. Kentang + Kuning Biru Amylose
larutan Iod keunguan
10. Gula + larutan Bening Merah Amilopektin
Iod

Berdasarkan table 4 diatas maka bahan-bahan makanan tersebut


menunjukkan kandungan polisakaridanya. Telur tidak mengandung
polisakarida karena pada putih telur dan kuning telur setelah ditetesi
larutan iod dan dicampurkan ternyata tidak dapat bergabung dan tetap
mempertahankan kondisi masing-masing. Hasilnya dapat dilihat pada
gambar 14 dan gambar 25.
Bahan makanan yang mengandung amylose yaitu kentang, roti, nasi,
dan tepung. Bahan yang mengandung glikogen yaitu pisang, apel dan tahu.
Sementara bahan yang mengandung amilopektin yaitu gula pasir. Analisis
glikogen dan amilopektin, praktikan menyesuaikan dengan hasil praktikum
yang dilaksanakan dan berpedoman dengan kajian pustaka. Kelebihan dari
uji iodin yaitu mudah dilakukan dan bahan yang mudah ditemukan.
Sementara kekurangan dari uji ini hasil yang ditemukan tidak akurat
karena metode yang digunakan bersifat subjektif (Musta,2018).
VIII. PERTANYAAN
a. Jelaskan perubahan warna yang terjadi pada setiap bahan dengan
penambahan iodin!
Jawab:
Berdasarkan table 4 maka bahan-bahan makanan tersebut
menunjukkan kandungan polisakaridanya. Bahan makanan yang
mengandung amylose yaitu kentang, roti, nasi, dan tepung karena
menunjukkan perubahan warna biru keunguan. Bahan yang mengandung
glikogen yaitu pisang, apel dan tahu karena menunjukkan perubahan

15
warna coklat tua. Sementara bahan yang mengandung amilopektin yaitu
gula pasirkarena menunjukkan warna merah. Analisis glikogen dan
amilopektin, praktikan menyesuaikan dengan hasil praktikum yang
dilaksanakan dan berpedoman dengan kajian pustaka. Kelebihan dari uji
iodin yaitu mudah dilakukan dan bahan yang mudah ditemukan.
Sementara kekurangan dari uji ini hasil yang ditemukan tidak akurat
karena metode yang digunakan bersifat subjektif (Musta,2018).
b. Sebutkan bahan yang mengandung polisakarida!
jawab:
a. Bahan makanan yang mengandung amylose yaitu kentang, roti, nasi,
dan tepung karena menunjukkan perubahan warna biru keunguan.
b. Bahan yang mengandung glikogen yaitu pisang, apel dan tahu karena
menunjukkan perubahan warna coklat tua.
c. Bahan yang mengandung amilopektin yaitu gula pasir karena
menunjukkan warna merah.
c. Mengapa penambahan betadine pada bahan yang mengandung
polisakarida dapat menimbulkan perubahan warna ? Jelaskan!
Jawab:
Dalam betadine mengandung iodin yang berperan dalam membunuh
bakteri, virus, protozoa, dan jamur penyebab infeksi. Sehingga betadine
dapat dimanfaatkan sebagai indicator uji iodine. Iodin dapat masuk
kedalam spiral polisakarida karena polisakarida terdapat unit-unit
glukosa yang membentuk rantai heliks disebabkan adanya ikatan dengan
konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Dengan hal tersebut reaksi
polisakarida akan memberikan perubahan warna spesifik. Molekul iodin
akan berikatan dengan molekul polisakarida (amilum) membentuk suatu
kompleks Iod-Amilum yang memberikan warna ungu kehitaman.
IX. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (n.d.). Uji Iodin. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas .


Hanum, G. R. (2017). Buku Ajar Kimia Dasar. Sidoharjo: UMSIDA
Press.

16
Poedjiadi, A. (2009). Dasar - Dasar Biokimia . Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia (UI-Press).
Rahayu, D. S. (2022). Modul Praktikum Biokimia . Universitas Tidar.
Tahir, F. M. (2019). Analisis Kandungan Glikogen Pada Hati, Otot, dan
Otak Hewan . Candrea Journal, 75-80.

X. PENERAPAN KONSEP KARBOHIDRAT DALAM KEHIDUPAN


1. Peran dan Fungsi Karbohidrat
a. Peran dalam Biosfer
Karbohidrat sebagai hasil dari fotosintesis yaitu gula berkarbon tiga
yang dinamai gliseraldehida3-fosfat. Karbohidrat hasil fotosintesis
dimanfaatkan oragnisme hetetotrof sebagai sumber energi.
b. Peran sebagai Bahan Bakar dan Nutrisi
Karbohidrat menyediakan nutrient utama sel. Pada vertebrata glukosa
mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi sel diseluruh
tubuh. Sel menyerap glukosa dan mengambil tenaga yang tersimpan
dalam molekul tersebut pada proses respirasi.
c. Peran sebagai Cadangan Energi
Jenis polisakarida berperan dalam simpanan atau cadangan yang
nantinya akan dihidrolisis untuk menyediakan gula bagi sel tubuh
Ketika diperlukan. Pati merupakan contoh polisakarida yang
disimpan pada sel tumbuhan.
d. Peran sebagai Materi Pembangun
Peran karbohidrat sebagai pembangun misalnya selulosa pada
tumbuhan. Selulosa seperti serabut, liat, tidak larut dalam air, dan
bertempat di batang, akar, tangkai dan bagian berkayu lainnya.
2. Fungsi Karbohidrat
fungsi karbohidrat sebagai sumber energi sel-sel jaringan tubuh. Apabila
kebutuhan karbohidrat berlebih akan disimpan di hati dalam bentuk
glikogen. Peran lain dari karbohidrat dalam kehidupan sehari-hari di
tubuh yaitu :

17
a. Mempertahankan dan memilihara kerja sel-sel otak, dan lensa mata
b. Mengatur dalam proses metabolisme tubuh
c. Membantu dalam menjaga keseimbangan asam dan basa
d. Membentuk struktur sel, jaringan, dan organ pada tubuh
e. Membantu dalam penyerapan kalsium khususnya karbohidrat jenis
laktosa
f. Membantu dalam melindungi protein agar tidak terbakar sebagai
sumber energi
g. Berperan dalam metabolisme lemak dan protein, sehingga dapat
mencegah terjadinya ketosis dan pemecahan protein yang berlebihan
h. Berperan dalam detoktifikasi zat-zat toksik tertentu dalam hepar
i. Ribosa berperan penting dalam asam nukleat
j. Karbohidrat yang sulit dicerna mengandung serat yang berfungsi
dalam pencernaa, misalnya selulosa, pektin, dan lignin
XI. LAMPIRAN

18

Anda mungkin juga menyukai