Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN AKHIR PERCOBAAN 3

LIPID
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Biokimia

Dosen Pengampu Dea Santika Rahayu, M.Pd

Oleh:

Alifah (2010303026)

PRODI PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TIDAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga laporan ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
dapat pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami penyusun masih merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Magelang, 04 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i

DAFTAR ISI .............................................................................................................ii

PERCOBAAN 3 ........................................................................................................1

PROTEIN ..................................................................................................................1

I. TUJUAN ................................................................................................1
II. LANDASAN TEORI .............................................................................1
III. RUMUSAN MASALAH ........................................................................5
IV. HIPOTESIS .............................................................................................5
V. MENGUJI HIPOTESIS .........................................................................5
VI. PENGAMATAN ....................................................................................8
VII. PEMBAHASAN .....................................................................................11
VIII. PERTANYAAN .....................................................................................13
IX. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................15
X. PENERAPAN KONSEP LIPID DALAM KEHIDUPAN ....................15
XI. LAMPIRAN ...........................................................................................16

ii
PERCOBAAN 3

LIPID

I. TUJUAN
1. Mengetahui adanya lipid pada suatu bahan
2. Menguji kelarutan lipid dalam berbagai pelarut
II. LANDASAN TEORI
Kelompok senyawa yang terdapat dalam tubuh sangat bermanfaat
dalam makhluk hidup salah satunya yaitu lipid. Kelompok lipid tidak
memiliki rumus struktur yang serupa. Sifat fisika dari lipid yaitu (1) tidak
larut dalam air namun larut dalam satu atau lebih pelarut organic misalnya
eter, aseton, kloroform, benzene yang disebut dengan pelarut lemak, (2)
terdapat hubungan dengan asam-asam lemak atau esternya dan, (3) memiliki
kemungkinan digunakan oleh makhluk hidup. Lipid digolongkan menjadi
tiga golongan besar yaitu lipid sederhana, lipid gabungan, dan derivate lipid
[1]. Namun terdapat penggolongan lipid berdasarkan kemiripan struktur
kimianya yaitu:
A. Asam Lemak
Asam lemak merupakan asam organic yang terdapat sebagai ester
trigliserida. Asa mini merupakan asamkarbonat yang memiliki rantai
panjang. Rantai karbon yang jenuh merupakan rantai karbon yang tidak
mengandung ikatan rangkap, sementara yang mengandung ikatan
rangkap disebut rantai karbon tidak jenuh. Asam lemak pada umumnya
memiliki jumlah atom karbon genap. Asam lemak jenuh mempunyai
rantai karbon pendek sehingga memiliki titik lebur yang rendah. Asam
lemak semakin panjang rantai karbon maka semakin tinggi titik
leburnya. Selain itu makin banyak jumlah ikatan rangkap, makin rendah
pula titik leburnya [1].
Asam lemak termasuk asam lemah sehingga saat terlarut dalam
air akan terionisasi sebagian dan melepaskan ion H +¿¿ . Reaksi ini disebut
dengan reaksi penyabunan. Molekul sabun terdiri dari rantai hidrokarbon

1
yang memiliki gugus −COO−¿ ¿ di ujungnya. Bagian hidrokarbon yang
bersifat hidrofob memiliki sifat tidak suka pada air atau tidak mudah
larut. Sementara bagian hirokarbon yang hidrofil artinya memiliki sifat
suka dengan air atau dapat larut. Sehingga molekul sabun tidak
sepenuhnya larut dalam air tetapi membentuk misel [1].
B. Lemak
Lemak merupakan suatu ester asam lemak dengan gliserol.
Gliserol adalah suatu trihidroksil alcohol yang terdiri dari tiga atom
karbon dengan masing-masing memiliki gugus -OH. Satu molekul
gliserol mengikat satu, dua, atau tiga molekul asam lemak dalam bentuk
ester. Ketiga molekul asam lemak boleh sama, boleh berbeda. Contoh
asam lemak yang berada di alam yaitu asam palmitat, stearate, oleat, dan
linoleate. Lemak yang memiliki titik lebur tinggi terdapat asam lemak
jenuh, sementara lemak cair/minyak mengandung asam lemak tidak
jenuh. Derajat ketidakjenuhan asam lemak dapat diukur dengan bilangan
iodium. Makin banyak ikatan rangkap makin besar pula bilangan
iodiumnya. Bilangan iodium merupakan banyaknya gram iodium yang
mampu bereaksi dengan 100 gram lemak [1].
Proses hidrolisis lemak akan terurai menjadi asam lemak serta
gliserol. Proses hidrolisis lemak dengan basa disebut proses penyabunan.
Selain dengan basa lemak juga dapat terhidrolisi dengan enzim. Misalnya
lemak yang terhidrolisis oleh enzim lipase dalam tubuh. Lemak saat
dibiarkan lama dalam udara segar akan menimbulkan rasa bau yang tidak
enak dapat disebut dengan ketengikan. Hal tersebut disebabkan oleh
proses hidrolisis lemak yang terjadi di udara bebas [1].
C. Lilin
Lilin merupakan esterasam lemak dengan monohidroksi alcohol
yang memiliki rantai karbon panjang (14-34 atom karbon). Lilin dapat
ditemukan pada lebah madu dan ikan paus atau lumba-lumba. Lilin lebah
merupakan campuran dari beberapa senyawa terutama mirisilpalmitat.
Spermaseti merupakan lilin yang terdapat pada bagian kepala ikan paus

2
atau lumba-lumba. Lilin tidak dapat larut dalam air, namun dapat larut
dalam pelarut lemak. Lilin pada tumbuhan berperan sebagai lapisan
pelindung terhadap air yang terdapat pada daun dan buah. Lilin tidak
berfungsi sebagai bahan makanan karena tidak dapat terhidrolisis oleh
enzim [1].
D. Fosfolipid
Fosfolipid merupakan suatu gliserida yang terdapat fosfor dalam
bentuk ester asam fosfat. Senyawa yang termasuk fosfolipid yaitu
fosfatidilkolin, fisfatidiletanolamina, fosfatidilserin, dan
fosfatidilinositol. Fosfolipid terdapat dalam sel tumbuhan, hewan, dan
manusia. Fosfolipid pada tumbuhan terdapat dalam kedelai, sementara
pada hewan dan manusia terdapat dalam telur, otak, hati, ginjal,
pancreas, paru-paru, serta jantung [1].
Fosfatidilkolin atau disebut lesitin awalnya diperoleh dari kuning
telur. Asam lemak yang terdapat pada lesitin yaitu asam palmitat,
stearate, oleat, linoleate, dan linolenat. Lesitin berupa zat padat lunak
seperti lilin, berwarna putih, serta dapat diubah menjadi coklat. Lesitin
larut dalam pelarut semua lemak kecuali aseton karena dapat
mengendapkan lesitin. Senyawa ini dapat menyebabkan terjadinya
hemolisis [1].
E. Sfingolipid
Sfingolipid merupakan senyawa yang termasuk sebagai derivate
sfingosin atau yang mempunyai struktur yang mirip. Sfingomielin
merupakan kelompok senyawa yang memiliki rumus serta satu-satunya
sfingolipid yang mengandung fosfat. Sfingomielin dapat ditemukan pada
jaringan syaraf [1].
F. Terpen
Terpen merupakan senyawa yang molekulnya dapat dianggap
terdiri atas beberapa molekul isoprene atau memiliki hubungan structural
dengan isoprene. Molekul senyawa terpen terdiri atas kelipatan dari lima
atom karbon. Contoh dari terpen yaitu sitral, pinen, geraniol, kamfer,

3
karoten, vit A, fitol, dan skualen. Sitral, pinen, dan geraniol dapat
ditemukan pada minyak atsiri (minyak mudah menguap) berasal dari
tumbuhan (terpentin dan minyak mawar). Sitronelal ditemukan pada
minyak sereh. Fitol ialah hasil dari hidrolisis klorofil sementara skualen
dapat ditemukan dari minyak ikan hiu [1].
G. Steroid
Steroid merupakan senyawa lipid yang memiliki struktur dasar
yang sama dan dapat dianggap sebagai derivate
perhidroksiklopentanofenantrena. Kesamaan rumus struktur senyawa-
senyawa steroid ini adanya struktur inti. Beberapa jenis steroid yaitu
kolestrol, ergosterol, asam-asam empedu, dan hormone kelamin.
Kolestrol merupakan salah satu jenis sterol yang penting dan banyak di
alam. Pada manusia kolestrol banyak ditemukan pada darah,empedu,
kelenjar adrenal luar, dan jaringan syaraf. Asam-asam empedu
mengandung bilirubin, garam empedu, dan kolestrol. Asam-asam
empedu yang terdapat dalam cairan empedu yaitu asam kolat, asam
deoksikolat, dan asam litokolat. Hormon kelamin terdiri dari dua macam
yaitu hormone kelamin laki-laki dan perempuan. Hormon kelamin laki-
laki yaitu testosterone dan androsterone. Sementara hormone kelamin
perempuan yaitu estrogen dan progesterone [1].
H. Lipid Kompleks
Lipid kompleks adalah lipid yang terdapat di alam dan tergabung
dengan senyawa lain. Misalnya lipid dengan protein atau karbohidrat.
Lipid yang tergabung dengan protein disebut lipoprotein. Lipoprotein
dapat ditemukan pada plasma darah. Sementara gabungan lipid dengan
polisakarida yaitu lipopolisakarida. Lipopolisakarida terbentuk di dalam
dinding sel pada beberapa jenis bakteri [1].
I. Uji Lipid
a. Uji Spot Lipid
Lipid dapat ditemukan pada bahan pangan seperti mentega,
margarin, minyak tmbuhan, minyak daging sapi, kulit ayam, lemak

4
yang terdapat dalam susu, kuning telur,, daging, kacang-kacangan,
dan lain-lain. Untuk menguji suatu bahan makanan mengandung lipid
atau tidak dibutuhkan bantuan kertas minyak. Bahan makanan yang
megandung lipid akan membuat kertas minyak menjadi transparan
[2].
b. Uji Kelarutan Lipid
Uji kelarutan lipid bertujuan untuk mengetahui sifat lipid
sebagai suatu molekul non polar. Tingkat polartas suatu senyawa
akan berpengaruh dengan kemampuan senyawa tersebut untuk dapat
larut dalam sejumlah pelarut lipid. Senyawa yang memiliki sifat
kepolaran yang sama dnegan pelarut akan lebih mudah larut dan
sebaliknya. Kelarutan lipid akan diuji menggunakan berbagai jenis
pelarut yang selanjutnya akan diketahui derajat kelarutannya [2].
III. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara mendeteksi lipid dalam suatu bahan ?
2. Bagaimana cara menguji kelarutan lipid dalam berbagai pelarut ?
IV. HIPOTESIS
1. Untuk mendeteksi lipid dalam suatu bahan menggunakan kertas minyak.
Bahan makanan diletakkan pada kertas minyak yang selanjutnya
menunjukkan hasil positif apabila kertas minyak menjadi transparan.
2. Lipid akan larut pada senyawa non-polar. Sebaliknya lipid akan sulit
larut pada senyawa polar. Lipid yang tidak larut dalam pelarut akan
membentuk emulsi. Sementara lipid yang dapat larut dalam pelarut akan
membentuk senyawa baru yang menyatu.
V. MENGUJI HIPOTESIS
1. Alat dan Bahan
Alat
a. Kertas
b. Aquades
c. Sumber cahaya
d. Tabung reaksi

5
e. Gelas ukur
f. Pipet tetes
g. Rak tabung reaksi
Bahan
a. Mentega
b. Biji wijen
c. Gajih
d. Biji bunga matahari
e. Minyak goreng
f. Aquades
g. Bensin
h. Alkohol 70%
2. Cara Kerja
a. Uji Spot Lipid

Menggambar 6 kotak pada kertas

Meletakkan sampel yang akan diuji pada kotak ke 2-5

Mentetesi kotak 1 dengan aquades sebagai kontrol

Memberikan minyak/lemak yang berlebihan dan keringkan kertas


tersebut selama beberapa menit

Mengamati perubahan yang terjadi pada kertas dengan


mengarahlah kertas pada sumber cahaya

6
Untuk biji-bijian dengan menekan pada kertas sehingga minyak
keluar

b. Uji Kelarutan

Menyiapkan 3 buah tabung reaksi yang bersih dan kering

1)

Memasukkan pada masing-maisng tabung reaksi 1 ml minyak


goreng

2)

Menambahkan pelarut pada masing-masing tabung:

 Tabung I : 2 ml aquades
 Tabung II : 2 ml bensin
 Tabung III : 2 ml alcohol 96 %

3)

Mengocok kuat-kuat masing-masing tabung

4)

Mendiamkan bebrapa menit masing-masing tabung reaksi

5)

Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi dalam tiap-tiap


tabung reaksi

7
VI. PENGAMATAN
1. Uji Spot Lipid

Tabel 1.Hasil Pengamatan Spot Lipid

No Cara Kerja Hasil Pengamatan


1. Aquades + Kertas

Gambar 1. Hasil
Pengamatan Aquades +
Kertas Sumber: Dokumen
Pribadi

2. Biji wijen + kertas

Gambar 2. Hasil
Pengamatan Biji Wijen +
Kertas Sumber: Dokumen
Pribadi

3. Biji bunga matahari + kertas

8
Gambar 3. Hasil
Pengamatan Biji Bunga
Matahari + Kertas Sumber:
Dokumen Pribadi

4. Kemiri + kertas

Gambar 4. Hasil
Pengamatan Kemiri + Kertas
Sumber: Dokumen Pribadi

5. Gajih + kertas

Gambar 5. Hasil
Pengamatan Gajih + Kertas
Sumber: Dokumen Pribadi

6. Mentega + kertas

9
Gambar 6. Hasil
Pengamatan Mentega +
Kertas Sumber: Dokumen
Pribadi

2. Uji Kelarutan

Tabel 2. Hasil Pengamatan Uji Kelarutan Lipid

No Cara Kerja Hasil Pengamatan


1. Minyak Goreng + aquades

Gambar 7. Hasil Pengamatan


Minyak goreng + aquades
Sumber: Dokumen Pribadi

2. Minyak Goreng + alcohol

10
Gambar 8. Hasil Pengamtan
minyak goreng + alkohol
Sumber: Dokumen Pribadi

3. Minyak Goreng + bensin

Gambar 9. Hasil Pengamatan


minyak goreng + bensin
Sumber: Dokumen Pribadi

VII. PEMBAHASAN
A. Uji Spot Lipid
Semua bahan dihaluskan diatas kertas HVS. Bahan tersebut
terdapat mentega, biji wijen, gajih, biji bunga matahari, kemiri dan
aquades. Setelah mengeluarkan cairan bahan diambil dari kertas dan
dikeringkan. Untuk hasil pengamatan uji spot lipid dapat dilihat pada

11
tabel 1. Bahan yang menunjukkan hasil transparan pada kertas yaitu biji
wijen, biji bunga matahari, kemiri, gajih, dan mentega. Sementara yang
tidak menghasilkan treansparan pada kertas yaitu aquades. Bahan yang
menghasilkan transparan pada kertas HVS termasuk bahan yang
mengandung lipid atau lemak.
Bahan makanan yang mengandung lemak saat diletakkan di atas
kertas HVS mampu menjadikan kertas HVS menjadi transparan. Hal
tersebut disebabkan karena dalam kertas mengandung molekul glukosa
yang saat bereaksi dengan lemak yang mengandung asam lemak dan
gliserida akan menyebabkan perubahan warna menjadi transparan [5].
B. Uji Kelarutan
Like dissolve like merupakan prinsip kelarutan yaitu pelarut polar
akan melarutkan senyawa polar. Begitupun sebaliknya pelarut nonpolar
akan melarutkan senyawa nonpolar serta pelarut organic akan melarutkan
senyawa organic. Pada percobaan ini dilakukan pengujian kelarutan
minyak goreng dengan menggunakan tiga pelarut yaitu aquades, alcohol,
dan bensin (benzena). Dalam ketiga pelarut tersebut memiliki kelarutan
yang berbeda [4].
Minyak goreng termasuk dalam senyawa hidrokarbon yang tidak
dapat larut dalam air melainkan dapat larut dalam pelarut organic.
Berdasarkan gambar 7 aquades tidak dapat melarutkan minyak goreng.
Hal tersebut karena minyak goreng merupakan senyawa nonpolar
sementara aquades senyawa polar. Sesuai dengan prinsip kelarutan like
dissolve like maka minyak goreng dan aquades berbeda tingkat
kepolarannya. Lipid/minyak goreng memiliki ikatan karbon dengan
karbon dan ikatan karbon dengan hydrogen sehingga disebut dengan
nonpolar. Hal tersebut berarti muatan dibagi relative sama diantara atom
lipid. Sementara ikatan hydrogen dengan oksigen pada air muatannya
tidak dibagi rata sehingga menghasilkan muatan sedikit positif pada atom
hydrogen dan sedikit negative pada atom oksigen. Sehingga air
merupakan termasuk senyawa nonpolar. Pada gambar 7 minyak goreng

12
dan air membentuk emulsi dengan cairan memisah menjadi 2
lapisan/fase. Fase atas menunjukkan cairan yang memiliki massa jenis
lebih kecil dari pada fase bawah [3].
Alkohol tidak mampu melarutkan minyak goreng secara
sempurna karena alcohol bersifat semipolar. Alkohol dan minyak goreng
setelah dikocok membentuk emulsi stabil dapat dilihat pada gambar 8.
Pada gambar tersebut minyak terlihat seperti kristal yang membentuk
bulatan-bulatan kecil banyak yang berada dalam cairan alcohol.
Sehingga minyak tidak larut sempurna pada alcohol karena alcohol
termasuk senyawa semi polar dan membentuk emulsi stabil [4].
Bensin (benzena) mampu melarutkan minyak goreng secara
sempurna. Hasil pelarutan tersebut dapat dilihat pada gambar 9. Benzena
merupakan senyawa organic dan senyawa non polar. Sesuai dengan
prinsip like dissolve like benzene dan minyak goreng sama-sama
termasuk dalam senyawa nonpolar. Senyawa nonpolar akan melarutkan
senyawa nonpolar. Benzena dapat melarutkan lipid karena keduanya
tergolong senyawa nonpolar [5].
3R – COOH + H 2COOH H 2COOR

H 2COOH HCOOR + H 2 O

H 2COOH H 2COOH
Minyak Pelarut Minyak dalam pelarut
VIII. PERTANYAAN
1. Uji Spot Lipid
a. Mengapa kertas menjadi transparan ?
Jawab:
Bahan makanan yang mengandung lemak saat diletakkan di atas
kertas HVS mampu menjadikan kertas HVS menjadi transparan. Hal
tersebut disebabkan karena dalam kertas mengandung molekul
glukosa yang saat bereaksi dengan lemak yang mengandung asam

13
lemak dan gliserida akan menyebabkan perubahan warna menjadi
transparan.
b. Jelaskan perbedaan minyak dengan lemak!
Jawab:
Minyak berbentuk cair dan memiliki titik leleh yang lebih rendah
dari suhu kamar, sementara lemak memiliki bentuk lebih padat dan
titik lelehnya lebih tinggi dari suhu kamar. Lemak yang berbentuk
padat memiliki kandungan asam lemak berantai lebih Panjang
dibandingkan minyak. Lemak lebih banyak bersumber dari hewan
sementara minyak lebih banyak ditemukan pada tumbuhan.
2. Uji Kelarutan
a. Bagaimanakah sifat kelarutan minyak goreng dalam berbagai
pelarut? Kaitkan dengan struktur molekul minyak goreng!
Jawab:
Minyak goreng termasuk dalam senyawa hidrokarbon yang tidak
dapat larut dalam air melainkan dapat larut dalam pelarut organic.
Hal tersebut karena minyak goreng merupakan senyawa nonpolar
sementara aquades senyawa polar. Alkohol tidak mampu melarutkan
minyak goreng secara sempurna karena alcohol bersifat semipolar.
Alkohol dan minyak goreng setelah dikocok membentuk emulsi
stabil yaitu minyak terlihat seperti kristal yang membentuk bulatan-
bulatan kecil banyak yang berada dalam cairan alcohol. Bensin
(benzena) mampu melarutkan minyak goreng secara sempurna.
Benzena dapat melarutkan lipid karena keduanya tergolong senyawa
nonpolar.
b. Tentukan sifat polaritas dari pelarut yang digunakan!
Jawab:
a. Aquades merupakan senyawa polar
b. Alkohol merupakan senyawa semipolar
c. Benzene merupakan senyawa nonpolar

14
Like dissolve like merupakan prinsip kelarutan yaitu pelarut polar
akan melarutkan senyawa polar. Begitupun sebaliknya pelarut
nonpolar akan melarutkan senyawa nonpolar serta pelarut organic
akan melarutkan senyawa organic. Lipid/minyak goreng memiliki
ikatan karbon dengan karbon dan ikatan karbon dengan hydrogen
sehingga disebut dengan nonpolar. Hal tersebut berarti muatan dibagi
relative sama diantara atom lipid. Sementara ikatan hydrogen dengan
oksigen pada air muatannya tidak dibagi rata sehingga menghasilkan
muatan sedikit positif pada atom hydrogen dan sedikit negative pada
atom oksigen. Sehingga air merupakan termasuk senyawa nonpolar.

IX. DAFTAR PUSTAKA


[1] Poedjiadi, A,“Dasar-Dasar Biokimia” . Jakarta: UI-Press, 2009.
[2] Hidayanto, Ariyo Prabowo “Modul Praktikum Biokimia” Universitas Esa
Unggul, 2017.
[3] Anonim, “Tinjauan Pustaka Minyak” Universitas Muhammadiyah
Surakarta
[4] Sakinah, Suci Qadrianty, “Laporan Praktikum Biokimia Percobaan II
Lipid” Universitas Hasanuddin Makasar, 2011.
[5] Mulyati, Sri, “Laporan Praktikum Biokimia Pangan Lemak” Unversitas
Pasundan Bandung, 2011.
X. PENERAPAN KONSEP LIPID DALAM KEHIDUPAN
1. Insulasi Termal atau panas
Lapisan lipid pada mamalia berada di bawah kulitnya yang berfungsi
untuk insulasi termal. Misalnya pada paus serta anjing laut yang dapat
hidup di laut dingin.
2. Pelindung Organ Tubuh
Organ tubuh yang lembut dan penting dilindingi oleh lapisan lemak
misalnya seperti ginjal.
3. Sumber vitamin dalam makanan
Beberapa vitamin yang larut dalam lemak yaitu A, D, E, dan K.
4. Sebagai sumber energi

15
Lipid dapat memberikan energi dua kali lebih besar dari protein dan
karbohidrat sehingga menjadi bentuk penyimpanan energi yang paling
efektif dalam tubuh makhluk hidup.
XI. LAMPIRAN

16

Anda mungkin juga menyukai