Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN AKHIR PERCOBAAN 2

PROTEIN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Biokimia

Dosen Pengampu Dea Santika Rahayu, M.Pd

Oleh:

Alifah (2010303026)

PRODI PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TIDAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga laporan ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
dapat pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami penyusun masih merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Magelang, 18 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i

DAFTAR ISI .............................................................................................................ii

PERCOBAAN 2 ........................................................................................................1

PROTEIN ..................................................................................................................1

I. TUJUAN ................................................................................................1
II. LANDASAN TEORI .............................................................................1
III. RUMUSAN MASALAH ........................................................................4
IV. HIPOTESIS .............................................................................................4
V. MENGUJI HIPOTESIS .........................................................................5
VI. PENGAMATAN ....................................................................................6
VII. PERTANYAAN .....................................................................................13
VIII. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................15
IX. PENERAPAN KONSEP PROTEIN DALAM KEHIDUPAN ..............16
X. LAMPIRAN ...........................................................................................17

ii
iii
PERCOBAAN 2

PROTEIN

I. TUJUAN
1. Menunjukkan bahan yang mengandung protein
2. Menunjukkan adanya ikatan peptide yang membentuk suatu protein.
II. LANDASAN TEORI
Protein berasal dari kata protos atau proteus yang memiliki arti pertama
atau utama. Protein adalah komponen penting yang dibutuhkan oleh sel
hewan dan manusia. Protein harus dikonsumsi oleh tubuh karena berfungsi
sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan sel-sel tubuh.
Proses metabolisme protein dalam tubuh berlangsung sangat baik karena
dibantu oleh enzim yang berperan sebagai biokatalis. Protein didapatkan dari
hewan atau tumbuhan. Protein hewani merupakan protein yang didapatkan
dari hewan sementara protein nabati didapatkan dari tumbuhan. Contoh
bahan makanan yang mengandung kaya protein adalah daging, telur, susu,
ikan, beras, kacang, kedelai, gandum, buah-buahan dan lain-lain.
Tumbuhan membentuk protein dari dari senyawa CO 2 , H 2 O dan
nitrogen. Sementara hewan mendapatkan protein dari memakan tumbuhan
yang mengubah protein nabati menjadi protein hewani. Fungsi lain dari
protein yaitu sebagai sumber energi setelah karbohidrat dan lemak.
Komposisi unsur-unsur kimia yang terdapat dakam protein yaitu 50%
karbon, 7% hydrogen, 23% oksigen, 16% nitrogen, 0-3% belerang, dan 0-
3% fosfor. Dalam mennetukan protein dalam bahan makanan dapat
berpedoman pada kadar komposisi nitrogen yaitu 16%. Penentuan unsur
nitrogen dilakukan dengan kuantitatif misalnya cara Kjeldahl. Cara Kjeldahl
merupakan cara destruksi menggunakan asam pekat. Perbandingan kadar
protein yaitu 6,25 kali berat unsur nitrogen. Molekul dalam protein memiliki
bobot yang bervariasi yaitu sekitar 5000 hingga jutaan sehingga tergolong
molekul besar. Saat protein dihidrolisis oleh suatu asam atau enzim akan

1
mengahsilkan asam-asam amino. Dalam satu molekul protein terdapat 20
jenis asam amino yang terikat satu sama lain oleh ikatan peptida.
1. Asam Amino
Asam amino merupakan asam karboksilat yang memiliki gugus
amino. Asam amino yang termasuk dalam komponen protein memiliki
gugus −NH 2 yang terdapat pada gugus α dari posisi gugus -COOH.
Sifat dari asam amino yaitu latut dalam air, tidak larut dalam pelarut
organic non polar (eter, aseton, dan kloroform). Sifat dari asam amino
berbeda dengan sifat asam karboksilat dan amina. Titik lebur asam
amino berbeda dengan asam karboksilat dan amina. Titik lebur asam
amino lebih tinggi dibandingan dengan keduanya. Sehingga asam amino
cenderung mempunyai struktur yang bermuatan dan memounyai
polaritas tinggi dan bukan sekedar senyawa yang memounyai gugus -
COOH dan gugus −NH 2 serta memiliki sifat elektrolit.
Asam amino didapatkan dari hidrolisi protein. Dari hidrolisis
pritein tersebut dihasilkan berbagai jenis asam amino. Terdapat berbagai
jenis analisis asam amino yaitu gravimetri, kalorimetri, mikrobiologi,
kromatografi, dan elektroforesis. Metode yang aling dikembangkan
yaitu metode kromatografi. Berbegai macam dari kromatografi yaitu
kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis, dan kramotografi penukar
ion.
2. Peptida
Molekul-molekul asam amino saling berikatan yang membentuk
senyawa peptide (ikatan peptida). Jika dalam senyawa peptide terdapat
tidak lebih dari sepulih molekul asam amino maka dinamakan
oligopeptida. Jika terdiri dari dua, tiga, empat, atau delapan asam amino
dalam senyawa peptida dapat di sebut dnegan dipeptida, tripeptida,
tetrapeptida, dan okta peptida. Jika terdiri dari ratusan asam amino
disebut dengan polipeptida.
Peptida dihasilkan dari hidrolisis protein yang tidak sempurna.
Apabila hidrolisis yang terjadi sempurna maka akan dihasilkan asam

2
amino. Contoh peptide yaitu alanin, leusin, sistein, tirosin, dan glisisn.
Sifat dari peptide ditentukan oleh gugus −NH 2, gugus -COOH, dan
gugus R. Gugus −NH 2 dan gugus -COOH menentukan sifat asam dan
basa pada peptide. Peptide memiliki titik isolistrik seperti asam amino.
Peptida juga dapat menghasilkan hasil positif pada reaksi biuret yang
merupakan reaksi warna.
3. Protein
Protein merupakan suatu polipeptida yang memilki bobot
molekul dari 5000 hingga lebih dari satu juta. Karena memiliki bobot
yang berbeda sehingga sifat dari protein berbeda pula. Sifat dari protein
ada yang larut dalam air ada pula yang sukar larut dalam air. Misalnya
protein yang terdapat dalam kuku dan rambut tidak dapat bereaksi dan
sukar larut dalam air. Sementara protein dalam putih telur dapat larut
dalam air dan mudah bereaksi.
Protein dapat digolongkan dalam protein fiber, protein globular,
dan protein gabungan. Protein fiber merupakan golongan protein yang
terdiri atas beberapa golongan polipeptida yang memanjang dan
dihubungkan satu dengan yang lain oleh beberapa ikatan silang.
Sehingga membentuk serat atau serabut yang stabil. Ciri khas dari
protein fiber yaitu (1) konfigurasi alfa heliks pada keratin, (2) lembaran
berlipat parallel dan anti parallel pada protein sutera alam, serta (3)
heliks tripel pada kolagen. Sifat umum dari protein fiber yaitu sukar
larut dalam air dan sulit diuraikan oleh enzim.
Protein globular pada umumnya memilki bentuk yang bulat atau
elips yang tersusun atas rantai polipeptida yang berlipat-lipat. Pada
gugus R polar terletak di sebelah luar rantai polipeptida. Sementara
gugus R yang hidrofob terletak di sebelah dalam molekul protein.
Protein ini memiliki sifat dapat larut dalam air, larutan asam basa, dan
etanol. Contoh dari protein globural yaitu albumin, globulin, histon, dan
protamin.

3
Protein gabungan merupakan protein yang berikatan dengan
senyawa bukan protein. Senyawa bukan protein ini disebut dengan
gugus protetik. Contoh dari protein gabungan yaitu mucoprotein,
glikoprotein, lipoprotein, dan nucleoprotein. Mukroprotein merupakan
gabungan dari protein dan karbohidrat yang kadar lebih dari 4%
dihitung sebagai heksosamina. Glikoprotein merupakan gabungan antara
protein dan karbohidrat namun memiliki kadar heksosamina kurang dari
4%. Lipoprotein yaitu gabungan dari protein dan lipid. Sementara
nucleoprotein gabungan antara protein dan asam nukleat.

Adanya suatu protein dalam bahan makanan/sampel dapat ditentukan


secara kualitatif menggunakan uji biuret. Reagen biuret mengandung NaOH
dan CuSO 4 encer. Reagen biuret ini akan bereaksi dengan ikatan peptide
pada protein sampel yang menunjukkan adanya perubahan warna ungu.
Perubahan warna ungu ini disebabkan adanya reaksi ion Cu2+¿ ¿ dengan
ikatan peptida protein. Semakin banyak ikatan peptide dalam sampel protein
semakin banyak kandungan proteinnya. Sehingga hasil uji biuret akan
semakin positif dengan warna ungu. Namun jika rantai peptide yang
terdapat dalam protein sampel pendek maka perubahan warna yang
dihasilkan menunjukkan warna merah.
III. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah bahan yang mengandung protein ?
2. Bagaimana analisis adanya ikatan peptide yang membentuk suatu
protein?
IV. HIPOTESIS
1. Bahan yang mengandung protein yaitu telur, susu sapi, ikan, daging sapi,
kacang tanah, kacang kedelai dan biji-bijian.
2. Adanya ikatan peptide dalam protein dapat diidentifikasi menggunakan
uji biuret. Reagen biuret mengandung NaOH dan CuSO 4 encer. Reagen
biuret ini akan bereaksi dengan ikatan peptide pada protein sampel yang
menunjukkan adanya perubahan warna ungu. Perubahan warna ungu ini

4
disebabkan adanya reaksi ion Cu2+¿ ¿ dengan ikatan peptida protein.
Semakin banyak ikatan peptide dalam sampel protein semakin banyak
kandungan proteinnya. Sehingga hasil uji biuret akan semakin positif
dengan warna ungu. Namun jika rantai peptide yang terdapat dalam
protein sampel pendek maka perubahan warna yang dihasilkan
menunjukkan warna merah.
V. MENGUJI HIPOTESIS
Pengujian hipotesis percobaan dilakukan dengan menggunakan sebagai
berikut:
1. Alat dan Bahan
Alat
a. Tabung reaksi
b. Pipet tetes
Bahan
a. Telur
b. Susu sapi
c. Ikan
d. Daging sapi
e. Beras tumbuk
f. Kacang tanah
g. Beras giling
h. Gandum utuh
i. Jagung
j. Kacang kedelai
k. Biji-bijian
l. NaOH 10%
m. CuSO 4 0,01 M
2. Cara Kerja
a. Memasukkan 1 mL putih telur ke dalam tabung reaksi
b. Menambahkan 3 tetes larutan NaOH 10%
c. Mengocok tabung reaksi secara hati-hati

5
d. menambahakan 3 tetes larutan CuSO 4 0,01 M dan mengocoknya
kembali
e. Mengamati munculnya warna, apabila tidak muncul maka
menambahkan lagi 1-2 tetes CuSO 4
f. Mengulangi langkah 1 sampai dengan 5 untuk bahan lainnya
VI. PENGAMATAN

Tabel 1.Hasil Pengamatan Sampel + NaOH 10% + CuSO 4 0,01 M

No. Cara Kerja Hasil Pengamatan


1. Susu sapi + NaOH 10% + CuSO 4
0,01 M

Gambar 1. Hasil Pengamatan Susu sapi


+ NaOH 10% + CuSO 4 0,01 M.
Sumber: Dokumen Pribadi

2. Daging sapi + NaOH 10% +


CuSO 4 0,01 M

Gambar 2. Hasil Pengamatan Daging


Sapi + NaOH 10% + CuSO 4 0,01 M.
Sumber: Dokumen Pribadi

6
3. Beras tumbuk + NaOH 10% +
CuSO 4 0,01 M

Gambar 3.Hasil Pengamtan Beras


Tumbuk + NaOH 10% + CuSO 4 0,01
M. Sumber: Dokumen Pribadi

4. Putih telur + NaOH 10% + CuSO 4


0,01 M

Gambar 4.Hasil Pengamatan Putih


Telur + NaOH 10% + CuSO 4 0,01 M.
Sumber: Dokumen Pribadi

5. Kuning telur + NaOH 10% +


CuSO 4 0,01 M

Gambar 5.Hasil Pengamatan Kuning


Telur + NaOH 10% + CuSO 4 0,01 M.

7
Sumber: Dokumen Pribadi

6. Ikan + NaOH 10% + CuSO 4 0,01


M

Gambar 6.Hasil Pengamatan Ikan +


NaOH 10% + CuSO 4 0,01 M.
Sumber:Dokumen Pribadi

7. Jagung + NaOH 10% + CuSO 4


0,01 M

Gambar 7.Hasil Pengamatan Jagung +


NaOH 10% + CuSO 4 0,01 M.
Sumber:Dokumen Pribadi

8. Kacang tanah + NaOH 10% +


CuSO 4 0,01 M

8
Gambar 8.Hasil Pengamatan Kacang
Tanah + NaOH 10% + CuSO 4 0,01
M. Sumber: Dokumen Pribadi

9. Kacang kedelai + NaOH 10% +


CuSO 4 0,01 M

Gambar 9.Hasil Pengamatan Kacang


Kedelai + NaOH 10% + CuSO 4 0,01
M. Sumber:Dokumen Pribadi

VII. PEMBAHASAN
Uji biuret bertujuan untuk menguji adanya ikatan peptide dalam
sampel/bahan makanan. Dengan adanya ikatan peptide maka bahan makanan
tersebut mengandung protein. Peptida adalah molekul yang terbentuk dari
dua atau lebih asam amino. Jika jumlah asam amino dibawah 50 molekul
dinamakan peptide. Namun jika asam amino lebih dari 50 molekul disebut
dengan protein. Ikatan peptide ini terjadi jika atom nitrogen dari salah satu
asam amino berikatan dengan gugus karboksil dari asam amino lainnya.
Sehingga ikatan peptide adalah ikatan gugus amina dari suatu asam amino

9
dan gugus karboksil dari asam amino lain. Ikatan peptide ini berupa ikatan
kovalen yang terbentuk antara dua molekul asam amino ketika gugus amina
dari asam amino satu dan gugus karboksil dari asam amino lainnya dengan
melepaskan molekul air. Sehingga reaksi ini menghasilkan proses
kondensasi. Ikatan peptide dapat terbentuk dari hasil reaksi kondensasi
gugus amina dari asam amino dan gugus karboksil dari asam amino lain
dengan melepaskan satu molekul air (Moh Taufiq, 2013).
Ikatan peptide merupakan ikatan yang kuat sehingga tidak mudah
terurai oleh pemanasan serta garam dengan konsentrasi tinggi. Namun ikatan
ini dapat rusak jika terjadi pemanasan dengan waktu yang lama dalam asam
dan basa ataupun dengan enzim. Ikatan peptide memiliki sifat polar serta
memiliki kemampuan untuk membentuk ikatan hydrogen disebabkan karena
gugus karbonil merupakan akseptor hydrogen sedangkan NH merupakan
donor hydrogen (Korhonen H san Pihlanto A. 2006).

Gambar 10.Ikatan Peptida pada Gugus Amina dan Gugus Karboksil. Sumber:
Epanrita https://www.epanrita.com/ikatan-peptida

Fungsi penambahan NaOH 10% yaitu agar sampel/larutan menjadi


suasana basa. Pada ujung rantai dari molekul protein memiliki gugus amino (
−NH 2) dan gugus karboksilat (-COOH). Hal tersebut menyebabkan protein
dapat bereaksi dengan asam/basa. Penambahan NaOH merupakan larutan
basa sehingga bereaksi dengan gugus karboksilat (-COOH) yang
menyebabkan protein bermuatan negative/basa.
R-COOH + NaOH R-COONa + H 2 O

10
Setelah protein bersifat basa karena ditambahkan NaOH kemudian
ditambahkan CuSO 4 0,01 M. Fungsi penambahan CuSO 4 0,01 M nantinya
akan terurai menjadi Cu2+¿ ¿ yang kemudian akan memberikan warna
ungu/violet. Sehingga penambahan CuSO 4 0,01 M memiliki tujuan untuk
menghasilkan biuret yang akan menunjukkan perubahan warna ungu pada
sampel yang mengandung ikatan peptide.
Larutan protein yang terdiri dari beberapa molekul asam amino
dibuat basa oleh NaOH 10% dilanjutkan dengan penambahan CuSO 4 0,01 M
encer. Setelah larutan menjadi basa maka akan dihasilkan suatu senyawa
kompleks yang berwarna ungu. Pendeteksi warna Ungu tersebut dilakukan
oleh CuSO 4 0,01 M. Pada uji larutan ini tidak dilakukan pemanasan karena
jika dipanaskan protein akan mengalami denaturasi yang menyebabkan
ikatan peptide tidak akan diketahui. Selain itu CuSO 4 apabila dipanaskan
akan membentuk gumpalan dan kristal. Suatu peptide yang memiliki dua
buah ikatan peptide atau lebih akan berekasi dengan ion Cu2+¿ ¿ dalam
suasana basa dan kemudian membentuk senyawa kompleks yang akan
menunjukkan warna ungu (Poedjiadi,2005).

Gambar 11. Reaksi Percobaan Biuret. Sumber: Slideshare


https://slideshare.net/ernaliarosita/uji-biuret

11
Tabel 2. Analisis Hasil Pengamatan Uji Biuret

No Bahan Sebelum Sesudah Keterangan


1. Susu sapi Putih Ungu Ikatan
peptide
Panjang
2. Daging sapi Merah Merah Ikatan
keunguan peptide
pendek
3. Beras Tumbuk Putih Ungu Ikatan
peptide
Panjang
4. Putih telur Bening Ungu Ikatan
peptide
Panjang
5. Kuning telur Kuning Ungu Ikatan
peptide
Panjang
6. Ikan Putih Ungu Ikatan
peptide
Panjang
7. Jagung Kuning Merah Ikatan
keunguan peptide
pendek
8. Kacang tanah Putih Ungu Ikatan
kecoklatan peptide
Panjang
9. Kacang kedelai Putih Ungu Ikatan
kecoklatan peptide
Panjang

12
Berdasarkan tabel 2 diatas maka semua sampel bahan tersebut
mengandung protein. Sampel bahan yang menghasilkan warna ungu yaitu
susu sapi, beras tumbuk, putih telur, kuning telur, ikan, kacang tanah dan
kacang kedelai. Sampel/bahan yang menunjukkan hasil warna merah
keunguan yaitu daging sapi dan jagung. Perlu diketahui bahwa dalam satu
sampel/bahan makanan tidak hanya mengandung satu zat gizi saja. Misalnya
pada jagung yang banyak mengandung sumber karbohidrat namun bereaksi
positif pada uji biuret. Hal ini disebabkan karena dalam jagung selain
mengandung karbohidrat juga mengandung protein dan zat nutrisi lainnya.
Sehingga hal tersebut yang menyebabkan jagung menunjukkan hasil positif
pada uji biuret dengan menunjukkan merah keunguan.
Perbedaan hasil positif perubahan warna menjadi ungu dan merah
keunguan yaitu banyaknya ikatan peptide pada sampel/bahan makanan.
Bahan makanan yang banyak mengandung ikatan peptide menghasilkan
perubahan warna ungu yang mengindikasikan bahwa kandungan
sampel/bahan tersebut banyak mengandung asam amino/protein. Sementara
sampel yang menunjukkan perubahan warna merah/ merah keunguan
menunjukkan kandungan ikatan peptidanya sedikit serta kandungan
proteinnya juga sedikit.
VIII. PERTANYAAN
1. Sebutkan bahan yang mengandung protein!
Jawab:
a. Bahan yang mengandung protein yaitu susu sapi, daging sapi, beras
tumbuk, putih telur, kuning telur, ikan, jagung, kacang tanah dan
kacang kedelai.
b. Bahan yang mengandung sedikit protein yaitu daging sapi dan jagung
c. Bahan yang banyak mengandung protein yaitu susu sapi, beras
tumbuk, putih telur, kuning telur, ikan, kacang tanah dan kacang
kedelai
2. Sebutkan bahan yang tidak mengandung ikatan peptide!

13
Jawab:
Dalam percobaan yang dilakukan semua bahan menunjukkan hasil
positif pada uji biuret. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua bahan
mengandung ikatan peptide dan tidak ada bahan yang tidak mengandung
ikatan peptide.
3. Mengapa unsur asam amino (histidine, serin, dan treonin) memberikan
reaksi negative dengan uji biuret ?
Jawab:
Karena gugus R pada kelompok asam amino tersebut memiliki sifat
lebih mudah larut dalam air atau hidrofilik. Kelompok asam amino ini
memiliki gugus fungsi polar, yaitu gugus asam, amida, alcohol, dan
amina. Gugus fungsi tersebut mampu berikatan hydrogen dengan air.
Tingkat kepolaran kelompok asam amino ini juga bergantung pada
jumlah atom hydrogen-karbon dalam rantai alkana. Semakin panjang
rantai alkana akan semakin mengurangi sifat kepolaran asam amino.
Dalam uji biuret terdapat penambahan NaOH yang menyebakan asam
amino menjadi basa dan kemudian warna akan mudah dideteksi oleh
penambahan CuSO 4. Namun pada kelompok asam amino ini (histidine,
serin, dan treonin) sulit larut dalam basa sehingga akan sulit terdeteksi
warna oleh CuSO 4. Karena kelompok asam amino ini mudah larut dalam
air.
4. Jelaskan apakah uji biuret dapat digunakan untuk mengetahui proses
hidrolisis suatu protein setelah selesai?
Jawab:
Ya, Uji biuret dapat digunakan untuk mengetahui proses hidrolisis suatu
protein setelah selesai. Jika dihasilkan warna ungu pada sampel maka
menunjukkan bahwa sampel tersebut memiliki ikatan peptide Panjang
dan mengandung protein tinggi. Dalam pembentukan warna ungu
sebelumnya telah terjadi reaksi ikatan peptide dalam suasana basa
dengan ion Cu2+¿ ¿. Sehingga apabila hasil uji menunjukkan positif maka
proses hidrolisis telah selesai.

14
IX. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (n.d.). Protein. Repository Unimus, 9-40.


Anonim. (n.d.). Protein dan Peptida. Repository University of Riau , 60-68.
Fatimah, d. S. (2019). SISTEM DIGESTI (Uji Karbohidrat, Uji Protein,
Uji Lemak). Praktikum Fisiologi Hewan Universitas Islam Negeri
Walisongo, 1-11.
Hidayanto, A. P. (2017). Modul Praktikum Biokimia . Universitas Esa
Unggul .
Husnayain, M. M. (2015). TINGKAT KONSENTRASI PROTEIN PADA
PLATELET RICH PLASMA 2 (PRP2) YANG DIINDUKSI
OLEH KALSIUM KLORIDA . Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatillah Jakarta.
Laksmiwati, K. R. (2015). PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA
JURUSAN FARMASI . Universitas Udayana .
Mirdayanti, R. (2018 ). IDENTIFIKASI KERATIN DARI
EKSTRAKSILIMBAH BULU AYAM . Jurnal Ilmiah Sains,
Teknologi, Ekonomi, Sosial, dan Budaya, 33-36.
Monika, A. (2021). Uji Biuret. Universitas Syiah Kuala .
Muthawali, D. I. (2018). Penetapan Kadar Biuret Dalam Pupuk Urea Prill
Dengan Metode Spektrofotometri. Universitas Sumatra Utara , 79-
87.
Nora, K. A. (2016). Laporan Praktikum Biokimia Protein. Universitas
Palangkaraya.
Poedjiadi, A. (2009). Dasar-Dasar Biokimia . Jakarta: UI-Press.
Rahayu, D. S. (2022). Modul Praktikum Biokimia. Universitas Tidar .
Setyawati, d. I. (2014). PROTEIN (Uji Millon, Hopkins-Cole, Ninhidrin,
Belerang, Xantoproteat dan Biuret). Depastemen Biokimia Institut
Pertanian Bogor .
Simamora, A. (2015). Asam Amino, Pepetida, dan Protein . FAKULTAS
KEDOKTERAN UKRIDA.
Yuliani, D. (2018). Petunjuk Praktikum Biokimia I. Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

15
X. PENERAPAN KONSEP PROTEIN DALAM KEHIDUPAN
Penerapan protein dalam kehidupan yaitu:
1. Berperan dalam reaksi biokimia
Enzim berasal dari protein yang berperan dalam membantu berbagai
reaksi biokimiawi yang terjadi di dalam dan di luar sel tubuh.
2. Sebagai pembawa pesan
Selein enzim, hormone juga berasal dari protein yang m=berperan dalam
membawa pesan kimia sehingga membantu komunikasi antar sel,
jaringan, dan organ.
3. Penyedia struktur
Protein berserat seperti keratin, kolagen, dan elastin yang memberikan
struktur/kekakuan pada sel dan jaringan.
4. Berperan dalam mempertahankan Ph yang tepat
Protein berperan dalam mengatur konsentrasi asam dan basa dalam darah
serta cairan tubuh lainnya. Misalnya pada hemoglobin, protein yang
membentuk sel darah merah kemudian hemoglobin mengikat sejumlah
kecil asam sehingga membantu mempertahankan nilai pH normal darah.
5. Penyeimbang cairan
Misalnya pada albumin dan globulin yang membantu dalam menjaga
kesimbangan cairan tubuh dengan menarik dan menambah air.
6. Meningkatkan kekebalan tubuh makhluk hidup
Protein berperan dalam membentuk immunoglobin/antibody yang
berfungsi untuk melawan virus/senyawa asing.
7. Penyedia energi
Protein dapat menghasilkan empat kalori per gram sehingga mampu
memasok energi bagi tubuh.
8. Berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan pada anak dan usia
remaja

16
Pertumbuhan dan perkembangan tergantung dari protein dibandingkan
dengan nutrisi lainnya. Karena protein sebagai blok pembangun untuk
jaringan tubuh termasuk tulangdan otot.
9. Membantu dalam pertumbuhan, pemulihan dan pemeliharaan otot
Bagi binaragawan otot merupakan salah satu bagian tubuh yang harus
dibentuk dan dipelihara. Peran protein sangat berperan dalam
pertumbuhan, pemulihan dan pemeliharaan otot tubuh.
10. Memperbaiki jaringan dan luka
Protein terdapat di seluruh tubuh sehingga saat terjadi luka protein akan
segera memperbaiki jaringan yang rusak.
11. Meningkatkan metabolisme dan pembakaran lemak
Protein memiliki efek termis yang lebih tinggi dari pada karbohidrat dan
lemak 20-30%. Asupan protein dapat menghasilkan 80-100 kalori lebih
banyak yang digunakan setiap hari.
XI. LAMPIRAN

17

Anda mungkin juga menyukai