Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BIOMOLEKULER

“PROTEIN”
Dosen Pengampu : Dr.Murniaty Simorangkir M.Si

Disusun Oleh
Kelompok 6

CAHYA CHOSYA (4202510003)


MEI ELISA LASMARIA SIRAIT (4203510001)
YANTI HOTLINARTI SIMANJUNTAK (4202610002)

PROGRAM STUDI S1 KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat-
Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan materi “Protein” untuk
memenuhi tugas mata kuliah Biomolekuler ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan di dalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada ibu Dr. Murniaty
Simorangkir, M.Si selaku Dosen mata kuliah Biomolekuler UNIMED yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Dan kami sangat mengharapkan adanya kritikan
dan saran dari para pembaca demi perbaikan makalah yang telah dibuat ini,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Dan
agar ke depannya kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga ke depannya dapat lebih baik.
Medan, 12 April 2022

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG........................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................................1

C. TUJUAN.............................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................2

A. KLASIFIKASI PROTEIN................................................................................................2

B. STRUKTUR DAN DENATURASI PROTEIN...............................................................3

C. FUNGSI, DAMPAK KEKURANGAN DAN KELEBIHAN PROTEIN......................7

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................10

A. KESIMPULAN.................................................................................................................10

B. SARAN..............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................11

ii
A. LATAR BELAKANG BAB I
PENDAHULUAN
Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau
unsur-unsur/ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila
dimasukan kedalam tubuh. Makanan merupakan kebutuhan utama bagi manusia. Unsur-
unsur atau zat gizi utama yang terdapat didalam makanan ialah karbohidrat, protein, lemak,
air dan vitamin. Zat gizi memiliki fungsi sebagai sumber energi, zat pembangun dan zat
pengatur. Zat gizi yang berfungsi sebagai sumber energi ialah karbohidrat, protein dan
lemak. Zat gizi yang berfungsi sebagai pembangun ialah protein, mineral dan air.
Sedangkan, zat gizi yang berfungsi sebagai zat pengatur ialah protein, mineral, air dan
vitamin.

Protein adalah suatu polipeptida yang mempunyai bobot molekul yang sangat bervariasi,
dari 5000 hingga lebih dari satu juta. Mempunyai sifat yang berbeda-beda, ada protein yang
mudah larut dalam air seperti bagian dalam putih telur (albumin), ada juga yang sukar larut
dalam air contohnya rambut dan kuku adalah suatu protein yang tidak larut dalam air dan
tidak mudah bereaksi. Protein memiliki fungsi yang cukup besar dalam tubuh yang tidak
dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan
tubuh. Oleh karena itu, kami ingin mengetahui definisi, fungsi, klasifikasi, angka kecukupan,
sifat, struktur, akibat kekurangan, akibat kelebihan protein.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana klasifikasi protein ?
2. Bagaimana Struktur dan Denaturasi Protein ?
3. Apa sajakah Fungsi dari protein ?
4. Apa dampak kekurangan dan kelebihan protein ?

C. TUJUAN
1. Mengetahui klasifikasi protein
2. Mengetahui Struktur dan Denaturasi Protein
3. Mengetahui Fungsi dari protein
4. Mengetahui dampak kekurangan dan kelebihan protein

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. KLASIFIKASI PROTEIN
Protein Berdasarkan Fungsi Biologisnya.

1. Protein Enzim, Golongan protein ini berperan pada biokatalisator dan pada umumnya
mempunyai bentuk globular.
2. Protein Pengangkut mempunyai kemampuan membawa ion atau molekul tertentu dari
satu organ ke organ lain melalui aliran darah.
3. Protein Struktural. Peranan protein struktural adalah sebagai pembentuk struktural sel
jaringan dan memberi kekuatan pada jaringan.
4. Protein Hormon Adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin membantu
mengatur aktifitas metabolisme didalam tubuh.
5. Protein Pelindung Protein ini pada umumnya terdapat pada darah, melindungi organisme
dengan cara melawan serangan zat asing yang masuk dalam tubuh.
6. Protein Kontraktil Golongan ini berperan dalam proses gerak, memberi kemampuan pada
sel untuk berkontraksi atau mengubah bentuk.
7. Protein Cadangan Protein cadangan atau protein simpanan adalah protein yang disimpan
dan dicadangan untuk beberapa proses metabolisme.

Protein Berdasarkan Struktur Susunan Molekul.

1. Protein Fibriler/Skleroprotei
Protein ini berbentuk serabut, tidak larut dalam pelarut-pelarut
encer, baik larutan garam, asam, basa, ataupun alkohol. Berat
molekulnya yang besar belum dapat ditentukan dengan pasti dan sukar dimurnikan.

2. Protein Globuler/Sferoprotein

Protein ini berbentuk bola, banyak terdapat pada bahan pangan seperti
susu, telur, dan daging.

Protein Berdasarkan Komponen Penyusunan.

2
1. Protein Sederhana Protein ini tersusun oleh asam amino saja, oleh karena itu pada
hidrolisisnya hanya diperoleh asam - asam amino penyusunnya saja.
2. Protein Majemuk Protein ini tersusun oleh protein sederhana dan zat lain yang
bukan protein.

Protein Berdasarkan Asam Amino Penyusunnya

1. Protein yang tersusun oleh asam amino esensial. Asam amino esensial adalah asam
amino yang dibutuhkan oleh tubuh, tetapi tubuh tidak dapat mensintesanya sendiri
sehingga harus didapat atau diperoleh dari protein makanan.
2. Protein yang tersusun oleh asam amino nonesensial. Asam amino non esensial adalah
asam amino yang bibutuhkan oleh tubuh dan tubuh dapat mensintesa sendiri melalui
reaksi aminasi reduktif asam keton atau melaui transaminasi.

Protein Berdasarkan Sumbernya.

1. Protein Hewani adalah protein dalam bahan makanan yang berasal dari hewan, seperti
protein daging, ikan, ayam, telur, dan susu.
2. Protein Nabati adalah protein yang berasal dari bahan makanan tumbuhan,
seperti protein jagung, kacang panjang, gandum, kedelai, dan sayuran.

B. STRUKTUR DAN DENATURASI PROTEIN


 Struktur Protein

Protein adalah suatu polipeptida yang mempunyai berat molekul bervariasi antara 5.000 hingga lebih
dari satu juta, yang mempunyai sifat dan fungsi biologis tertentu. Perbedaan sifat dan fungsi biologis protein
ini berhubungan dengan struktur protein. Ada empat tingkat struktur dasar protein yaitu struktur primer,
sekunder, tertier dan kuaterner.

1. Struktur Primer

Struktur primer adalah rangkaian atau urutan (sekuens) asam amino yang di hubungkan oleh ikatan peptida
yang akan membentuk rantai polipeptida suatu protein tertentu seperti disajikan pada contoh Gambar
4.11.dan 4.12

3
.

Gambar Struktur Primer Protein Gambar Struktur Primer Protein Insulin Manusia

Semua asam amino yang membentuk suatu protein akan menentukan suatu karakteristik protein tersebut,
seperti muatan total protein, kelarutan protein, dan menentukan juga bentuk tiga dimensi dari proteinnya.

2. Struktur Sekunder
Struktur sekunder merupakan hasil dari interaksi lokal yang terjadi pada segmen-segmen tertentu suatu
polipeptida. Struktur primer asam amino akan membentuk struktur yang lebih tinggi, karena adanya
kombinasi yang mungkin dari sudut putar phi dan psi. Struktur β-sheet merupakan gabungan dari bagian
polipeptida yang berkonfigurasi strand melalui ikatan hidrogen. Agar dapat membentuk sheet, dua atau
lebih segmen rantai polipeptida yang berkonfigurasi strand berdampingan satu sama lain dihubungkan
secara teratur melalui ikatan hidrogen antara gugus C=O dan N-H (Gambar 4.13).

Gambar Struktur Sekunder β-sheet Pembentuk Serat Sutera

3. Struktur Tersier

Struktur yang lebih kompleks lagi disebut struktur tersier yang menggambarkan konfigurasi tiga dimensi
protein. Dengan demikian interaksi-interaksi yang terjadi memfasilitasi terjadinya konformasi tiga dimensi
dari rantai polipeptida tunggal. Konformasi tiga dimensi mengandung pengertian adanya koordinat ruang
(x,y,z) dari setiap atom yang membentuk protein tersebut. Struktur tersier distabilkan oleh beberapa jenis

4
ikatan dan interaksi, antara lain ionik (a) (elektrostatis), ikatan hydrogen (b), kovalen (c), dan interaksi
hidrofobik serta ikatan dengan nonprotein (Gambar 4.14)
.

Ikatan Elektrostatik (Ionik), Ikatan Hidrogen, Kovalen, Interaksi Hidrofobik . Beberapa karakteristik
penting ikatan/ interaksi penstabil struktur tersier adalah sebagai berikut :
1. Ikatan hidrogen terutama terjadi antara gugus OH dari treonin, Tirosin, dan Serin dengan gugus
karboksil dari ikatan peptida.
2. Interaksi elektrostatis yaitu ikatan yang melibatkan muatan positif dan negatif umumnya terjadi antara
Lys, Arg, dengan Asp, Glu.
3. Ikatan kovalen yang berupa jembatan disulfide (S-S), terjadi pada residu sistein.
4. Interaksi hidrofobik yaitu interaksi yang terjadi antara asam amino-asam amino yang bersifat
hidrofobik dengan kecenderungan masuk ke bagian dalam protein.
5. Ikatan dengan nonprotein, misalnya dengan ion logam dan gugus heme (Fe)

Unit untuk struktur tersier adalah hasil asosiasi yang lebih besar lagi yang di namakan Domain (fold).
Domain dapat didefenisikan sebagai bagian tertentu rantai polipeptida tunggal yang melipat menjadi unit
yang kompak, local dan semi independen. Domain dapat terdiri dari beberapa struktur supersekunder atau
beberapa struktur skunder, sebagai contoh : globin fold yang terdiri dari 6 buah helix.

Domain memiliki berbagai peran yang mendukung funsi protein. Beberapa fungsi dari domain antara
sebagai tempat pengikat substrat , mendukung segregasi fungsi, menciptakan spesifitas, mendorong
terbentuknya protein multifungsi dalam pelipatan (folding) dari protein. Gambar 4.15. berikut
memperlihatkan contoh peran serta 3 buah domain dalam bentuk sisi aktif dari enzim porphobilinogen
deaminase.

5
Gambar Struktur Domain

Sedangkan peran domain dalam segregsi fungsi terlihat jelas pada enzin-enzim golongan hidrogenase. Pada
enzim ini terdapat dua domain yang masing-masing bertugas mengikat substrat dan kofaktornya yang
dalam hal ini adalah NAD+. Domain-domain tersebut selanjutnya melipat dengan pola tertentu untuk
membentuk struktur 3 dimensi protein.

4. Struktur kuartener

Hubungan antara beberapa polipeptida disebut struktur kuartener. Struktur kuartener dapat terbentuk
melalaui peranan gaya ikatan atau interaksi hidrofibik, interaksi dipolar, ikatan hydrogen, interaksi
elektrostatis dan lain lain. Gaya-gaya yang menstabilkan struktur kuartener ini lebih lemah dari gaya
penstabil struktur tersier, sehingga relative mudah lepas dibanding dengan struktur tersiernya. Berdasarkan
sub unit pembentuknya dikenal istilah dimer, trimer, tetramer, yang berarti terdiri dari dua, tiga dan empat
sub unit. Sedangkan istilah homo dipakai jika sub unit penyusun identik, dan hetero jika sub unitnya tidak
identik. Dengan demikian istilah homodimer berarti suatu protein yang struktur kuartenernya terdiri dari
dua sub unit yang identik. Jika sub unitnya tidak identik maka protein dikatakan bersifat heterodimer.

Gambar Struktur Kuartener

6
 Denaturasi Protein
Denaturasi protein adalah perubahan bentuk normal protein karena terputusnya beberapa ikatan
hidrogen.. Proses dari perubahan struktur protein ini disebut denaturasi. Misalnya, denaturasi protein telur
terjadi ketika telur dimasak. Beberapa sumber energi dapat menyebabkan denaturasi protein dan dengan
demikian berpotensi berbahaya bagi organisme hidup. Sebagai contoh, ultraviolet dan radiasi-X atau
radioaktivitas nuklir dapat mengganggu struktur protein, yang dapat menyebabkan kanker atau kerusakan
genetik. Kerusakan protein juga disebabkan oleh bahan kimia seperti benzena, trikloroetana, dan 1,2
dibromoethane. Logam timah dan merkuri, yang memiliki afinitas yang sangat tinggi untuk sulfur,
menyebabkan denaturasi protein dengan mengganggu ikatan disulfida antara rantai protein.

Gambar Denaturasi dan Renaturasi Protein

C. FUNGSI, DAMPAK KEKURANGAN DAN KELEBIHAN PROTEIN

Fungsi Biologi Dari Protein

Potein mempunyai tingkat keanekaragaman yang sangat tinggi, untuk ini protein dapat
digolongkan berdasarkan sifat-sifatnya, salah satu berdasarkan fungsi biologi yaitu :

1) Katalis enzimatik; hampir semua reaksi kimia dalam sel hidup dikatalisis oleh
makromolekul spesifik yang disebut enzim
2) Transpor dan penyimpanan; berbagai molekul kecil dan ion ditrasfort oleh protein spesifik
Mis. Transfor oksigen dalam eritrosit oleh hemoglobin, besi dalam plasma darah terikat
pada transferin dan disimpan di hati dalam bentuk kompleks feritin

7
3) Koordinasi gerak; kontraksi otot berlangsung akibat pergeseran dua jenis filamen protein
dan pergerakan kromosom pada mitosis dan gerak sperma oleh flagela.
4) Penunjang mekanis; ketegangan kulit dan tulang disebabkan oleh adanya kolagen sejenis
protein fibrosa.
5) Proteksi imun; antibodi merupakan protein yang dapat mengenal benda asing seperti virus,
bakteri dll.
6) Membangkitkan dan menghantar impuls syaraf; respon sel syaraf terhadap rangsang
spesifik diperantarai oleh protein reseptor.
7) Pengaturan pertumbuhan dan diferensiasi; pengaturan urutan ekspresi informasi genetik
penting untuk pertumbuhan serta diferensiasi sel.

Akibat Kekurangan Protein

1. Kwashiorkor

Kwashiorkor adalah bagi gejala yang sangat ekstrem yang diderita oleh bayi dan anak-anak kecil
akibat kekurangan konsumsi protein yang parah meskipun konsumsi energi atau kalori telah
mencukupi kebutuhan.Gejalanya, pertumbuhan terhambat, otot-otot berkurang dan melemah,
edema, muka bulat seperti bulan (moon face) dan gangguan psikomotor, anak apatis, tidak nafsu
makan, tidak gembira dan suka merengek, kulit kering dan bersisik, pecah-pecah, rambut rontok,
jagung, kurus, kusam. Hati membesar dan berlemak disertai anemia.

2. Marasmus

Berasal dari bahasa Yunani yang artinya wasting atau merusak. Marasmus adalah istilah yang
digunakan bagi gejala yang timbul bila anak menderita kekurangan energi (kalori) dan
kekurangan protein. Marasmus juga bisa disebut penyakit kelaparan dan terdapat banyak
diantara kelompok sosial ekonomi rendah di sebagian besar negara sedang berkembangdan lebih
banyak daripada kwashiorkor. Gejalanya, pertumbuhan terhambat, lemak dibawah kulit
berkurang, serta otot-otot berkurang dan melemah, berat badan lebih banyak berpengaruh
daripada ukuran kerangka seperti panjang, lingkar kepala dan lingkar dada. Anak apatis seperti
sudah tua, tidak ada edema, pembesaran hati.

Akibat Kelebihan Protein

8
Makanan yang tinggi protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas.
Kelebihan protein dapat menimbulkan masalah lain terutama pada bayi. Kelebihan protein akan
menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum darah dan
demam.

9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
 Protein merupakan biomolekul yang paling melimpah di dalam sel, sekitar 50% dari
berat kering tubuh makhluk hidup adalah protein. Protein adalah instrument yang
mengespresikan informasi genetik. Setiap organisme mengandung ribuan protein
yang beraneka ragam dengan berbagai macam fungsi, yang hanya disusun oleh 20
jenis asam amino dengan berbagai urutan/deret yang bebeda.
 Protein adalah suatu polipeptida yang mempunyai berat molekul bervariasi antara
5.000 hingga lebih dari satu juta, yang mempunyai sifat dan fungsi biologis tertentu.
Perbedaan sifat dan fungsi biologis protein ini berhubungan dengan struktur protein.
Ada empat tingkat struktur dasar protein yaitu struktur primer, Sekunder, tertier dan
kuaterner.
 Denaturasi protein adalah perubahan bentuk normal protein karena terputusnya
beberapa ikatan hidrogen. Proses dari perubahan struktur protein ini disebut
denaturasi. Misalnya, denaturasi protein telur terjadi ketika telur dimasak.
 Makanan yang tinggi protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan
obesitas. Kelebihan protein dapat menimbulkan masalah lain terutama pada bayi.
Kelebihan protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak
darah, kenaikan ureum darah dan demam.

B. SARAN
Demikian makalah ini kami buat, dengan adanya makalah berjudul “Protein” ini semoga
sekiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca dan juga diharapkan dapat memahami
lebih lanjut mengenai materi ini. Dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan
yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis
harapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ischak, N. I ., Salimi. Y. K., dan Botutihe. D. N. (2017). Biokimia Dasar 1. Gorontalo : UNG
Press
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/biologi/definisi-protein-kelas-12/

https://www.duniapengertian.com/2016/05/pengertian-ciri-ciri-dan-klasifikasi
protein.html

11

Anda mungkin juga menyukai