Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BIOKIMIA

PROTEIN

Disusun Oleh :

Kelompok 8

Muhammad rezki rachman 11194761910425

Naurinnissa pramadiyani 11194761910427

Ni putu nova melitia 11194761910428

Pebrianti 11194761910432

Putri olivia nayaken 11194761910434

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARIMULIA
BANJARMASIN
2021
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1


A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................................... 1
C. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................... 3
A. Dasar Teori ............................................................................................................ 3
B. Fungsi dan Peranan Protein................................................................................. 3
C. Sumber Protein ..................................................................................................... 4
D. Tingkatan Struktur Protein ................................................................................. 4
E. Klasifikasi Protein ................................................................................................. 5
F. Pencernaan Protein ............................................................................................... 5
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................................. 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 8
BAB V KESIMPULAN .................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Protein berasal dari kata protos yang berarti yang paling utama. Protein
adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan
polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama
lain dengan ikatan peptida molekul protein mengandung karbon, hidrogen,
oksigen,nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor.

Protein merupakan suatu senyawa yang dibutuhkan dalam tubuh manusia


sebagai zat pendukung pertumbuhan dan perkembangan. Dalam protein
terdapat sumber energi dan zat pengatur jaringan tubuh (Muchtadi. 2010).
Protein juga berguna sebagai biokatalisator enzim dalam proses kimia. Protein
biasanya didapat dari makanan yang kita konsumsi, baik dari hewan maupun
tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut dengan protein hewani
misalnya telur, daging, susu dan ikan. Protein yang berasal dari tumbuhan
disebut protein nahati meliputi kacang, kedelai, jagung, gandum, jamur, dan
buah-buahan.

Sumber makanan yang berasal dari hewan memiliki kadar kalori lebih
tinggi dibanding sumber makanan dari tumbuhan. Kalori yang terlalu
berlebihan dapat menyebabkan kolesterol dalam tubuh. Oleh sebab itu banyak
masyarakat yang lebih memilih sumber makanan dari tumbuhan, selain rendah
kolesterol, makanan nabati mempunyai harga yang relatif lebih terjangkau.
Sumber makanan nabati dengan kandungan protein tinggi yang dikenal oleh
masyarakat umumnya adalah kedelai yang diolah menjadi tempe maupun tahu
(Ginting, dkk., 2013).

Protein susu merupakan kelompok molekul yang sangat heterogen, terdiri


dari lima kategori yaitu kasein, protein whey, protein globul lemak susu,
enzim dan protein minor lainnya. Protein susu bukan hanya berfungsi sebagai
asupan kecukupan gizi, tetapi juga fungsi lainnya. Bahkan, susu mengandung
berbagai senyawa bioaktif dengan sifat khusus yang terkait dengan
perkembangan dan pertumbuhan.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui dasar teori dari protein.


2. Untuk mengidentifikasi fungsi dan peranan protein.

1
3. Untuk mengidentifikasi sumber protein.
4. Untuk mengetahui tingkat struktur protein
5. Untuk mengetahui klasifikasi protein

C. Rumusan Masalah

1. menjelaskan tentang dasar teori dari protein?.


2. menjelaskan fungsi dan peranan protein?
3. menjelaskan tentang sumber protein?
4. menjelaskan tentang tingkat struktur protein?
5. menjelaskan tentang klasifikasi protein?

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Teori

Protein merupakan makromolekul yang terbentuk dari asam amino


yang tersusun dari atom nitrogen, karbon, dan oksigen, beberapa jenis asam
amino yang mengandung sulfur (metionin, sistin dan sistein) yang
dihubungkan oleh ikatan peptida. Dalam makhluk hidup, protein berperan
sebagai pembentuk struktur sel dan beberapa jenis protein memiliki peran
fisiologis (Bintang, 2010).
Protein merupakan polimer dari sekitar 21 asam amino berlainan yang
dihubungkan dengan ikatan peptida. Asam amino keragaman rantai samping
yang terbentuk dengan ikatan peptida. Asam amino memiliki keragaman
rantai samping adalah yang terbentuk asam-asam amino tersebut
disambungkan protein yang berbeda dapat mempunyai sifat yang berbeda,
struktur sekunder dan tersier yang sangat berbeda. Rantai samping dapat
bersifat polar dan nonpolar. Kandungan bagian asam amino polar yang tinggi
dalam protein meningkatkan kelarutannya dalam air (John, 2008).
Protein adalah zat pembangun yang penting dalam siklus kehidupan
manusia. Protein digunakan sebagai zat pembangun tubuh untuk mengganti
dan memelihara sel tubuh yang rusak, reproduksi, mencerna makanan dan
kelangsungan proses normal dalam tubuh. Sumber protein adalah kacang-
kacangan dan hasil olahannya, telur, teri, ikan segar, daging, udang, susu dan
sebagainya perlu ditambahkan dalam menu makanan sebagai zat tambahan
darah untuk mencegah dan mengatasi anemia (Adriani dan Wirjatma, 2012).

B. Fungsi dan Peranan Protein


Protein mempunyai beberapa fungsi protein:
a. Membentuk jaringan dalam masa pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
b. Memelihara jaringan tubuh, memperbaiki serta mengganti jaringan yang
rusak atau mati.
c. Menyediakan asam amino yang diperlukan untuk membentuk enzim
pencernaan dan metabolisme serta antibodi yang diperlukan.
d. Mengatur keseimbangan air yang terdapat dalam tiga kompartemen,
yaitu intraseluler, ekstraseluler/intraseluler dan intravaskuler (Adriani dan
Wirjatma 2012) Protein memiliki peran yang penting bagi tubuh, namun
menurut Kurniawan (2014), terlalu banyak mengkonsumsi protein hewani
akan membuat sistem pencernaan sulit untuk diuraikan dan diserap secara
menyeluruh karena sia-sia makanan yang tidak dapat diserap oleh tubuh
akan menumpuk dan akhirnya membusuk didalam usus. Racun yang

3
dihasilkan oleh sisa-sisa makanan yang menumpuk akan dinetralkan oleh
hati. Kondisi inilah yang mengakibatkan sebagian besar enzim didalam
usus dan hati menguras energinya hanya untuk melindungi tubuh dari
racun-racun yang ada di dalam pencernaan. Kerugian yang didapatkan oleh
tubuh adalah protein akan terbuang sia-sia melalui urine.

C. Sumber Protein
a. Protein Nabati
Hampir sekitar 70% penyedian protein di dunia berasal dari bahan nabati
(hasil tanaman), terutama berasal dari biji-bijian (serealia) dan kacang-
kacangan. Sayuran dan buah-buahan tidak memberikan kontribusi protein
dalam jumlah yang cukup bearti, sebagian besar penduduk dunia
menggunakan serealia (terutama beras, gandum dan jagung) sebagai sumber
utama kalori, yang ternyata sekaligus juga merupakan sumber protein yang
penting.
b. Protein Hewani
Hasil-hasil hewani yang umum digunakan sebagai sumber protein adalah
daging , telur, susu dan ikan. Protein hewani disebut sebagai protein yang
lengkap dan bermutu tinggi, karena mempunyai kandungan asam-asam
amino esensial yang lengkapnyang susunannya mendekatiapa yang
diperlukan oleh tubuh (Muchtadi, D 2010)

D. Tingkatan Struktur Protein


Menurut Fatciyah dkk (2011), protein dapat dikelompokkan menjadi tiga
tingkat struktur, yaitu :
a. Struktur polimer
Struktur polimer menggambarkan sekuens linier residu asam
amino dalam suatu protein. Sekuens asam amino selalu dituliskan dari
struktur sekunder, tersier, dan kuartener. Faktor yang menentukan untuk
menjaga atau menstabilkan ketiga tingkat struktur tersebut adalah ikatan
kovalen yang terdapat dalam struktur primer.
b. Struktur sekunder
Struktur sekunder dibentuk karena adanya ikatan hidrogen antara
hidrogen amida dan oksigen kerbonil dari rangka peptida. Struktur
sekunder utama meliputi α-heliks dan β-strands (termasuk β-sheets).
c. Struktur tersier
Struktur tersier menggambarkan rantai polipeptida yang mengalami
folded sempurna yang kompak. Beberapa polipetida folded terdiri dari
beberapa protein glubar yang berbeda dihubungkan oleh residu asam
amino. Unit tersebut dinamakan domain. Struktur tersier distabilkan oleh
interaksi antara gugus R yang terletak tidak bersebelahan pada rantai

4
polipeptida. Pembentukan struktur tersier membuat struktur primer dan
sekunder menjadi saling berdekatan.
d. Struktur kuartener
Struktur kuartener melibatkan asosiasi dua atau lebih rantai polipeptida
yang membentuk multi sub unit atau protein oligomerik. Rantai polipeptida
penyusun protein oligomerik dapat sama atau berbeda.

E. Klasifikasi Protein
a. Protein bentuk serabut
terdiri atas beberapa rantai peptida berbentuk spiral yang terjalin satu
sama lain sehingga menyerupai batang yang kaku. Karakteristik protein
berbentuk serabut adalah rendahnya daya larut, mempunyai kekuatan
mekanis yang tinggi dan terhadap enzim pencernaan. Protein ini terdapat
dalam unsur-unsur struktur tubuh. Kolagen merupakan protein utama
jaringan ikat, kolagen tidak larut diair mudah berubah menjadigelatin bila
direbus dalam air, asam encer atau alkali. Sebanyak 30% total manusia
adalah kolagen.
b. Protein Globular
Protein globar berbentuk bola, terdapat dalam cairan organ tubuh.
Protein ini larut dalam larutan garam dan asam encer, mudah berubah di
bawah pengaruh suhu, kosentrasi garam serta mudah mengalami denaturasi.
c. Protein Konjugasi
Protein konjugasi adalah protein sederhana yang terikat dengan
bahanbahan nonasam amino. Gugus non asam amino ini dinamakan gugus
prostetik (Sumardjo, 2007).

F. Pencernaan Protein
Protein dicerna atau dihidrolisis di dalam tubuh, untuk membedakan
asam amino agar dapat diserap dan didistribusikan oleh darah keseluruh organ
dan jaringan tubuh. Asam amino merupakan produk akhir dari perombakan
protein. Proses perubahan protein menjadi asam amino berlangsung didalam
saluran pencernaan, terutama usus halus, akan dihasilkan 20 jenis asam amino
yang berbeda (Afrianto dan Liviawaty, 2007).Protein yang berbentuk
polipeptida (polimer dari asam amino) akan diubah menjadi peptida yang
lebih sederhana oleh enzim pepsin dan tripsin. Selanjutnya, dengan bantuan
amino peptidase, peptida ini akan diubah lagi menjadi asam amino. Asam
amino akan diserap oleh darah dan diangkut keseluruh bagian tubuh. Didalam
jaringan tubuh, asam amino akan diubah kembali menjadi protein dan
selanjutnya disimpan sebagai cadangan dalam bentuk protein tubuh (Afrianto
dan Liviawaty, 2007).

5
BAB III
METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif


dengan pendekatan eksperimen laboratorium yang bertujuan untuk memperoleh
gambaran terkait kandungan protein total ikan kakap merah dan ikan kerapu.
Dalam peneltian ini objek yang digunakan adalah kadar protein total ikan kakap
merah dan ikan kerapu yang diperoleh melalui metode semi mikro . Adapun
prosedur analisisnya sebagai berikut:

1. Timbang seksama 0,51 gram cuplikan, masukan ke dalam labu kjeldahl 100
ml.
2. Tambahkan 2 gram campuran selen dan 25 ml H2SO4 pekat
3. Panaskan di atas pemanas listrik atau api pembakar sampai mendidih dan
larutan
menjadi jernih kehijauan-hijauan (sekitar 2 jam).

4. Biarkan dingin kemudian encerkan dan masukan ke dalam labu ukur 100 ml
tepatkan sampai tanda garis.

5. Pipet 5 ml larutan dan masukan ke dalam alat penyuling,tambahkan 5 ml


NaoH 30
% dan beberapa tetes indikator pp.

6. Sulingkan selama lebih kurang 10 menit sebagai penampung gunalan 10 ml


larutan
asam borat 2 % yang telah dicampur indikator.

7. Bilasi ujung pendingin dengan air suling


8. Titar dengan larutan HCL 0,01 N
9. Kerjakan penetapan blanko.
Desain penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif yaitu
analisis kadar protein kasar (metode semimikro kjeldahl), maka perhitungannya
adalah sebagai berikut:

Rumus Kadar protein :

VI - V2 x N x 0,014 x fk x fp

6
Keterangan :

w = Bobot cuplikan / sampel

V1 = Volume HCL 0,01 N yang dipergunakan penitaran contoh

V2 = Volume HCL yang dipergunakan penitaran blanko

N = Normalitas

fk = Faktor konversi untuk protein dari makanan secara umum = 6,25

fp = Faktor pengenceran

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan dari hasil jurnal penelitian yang telah dilakukan dan kami
analisis dapat terlihat bahwa jumlah daging ikan kerapu bebek memiliki protein
yang bermutu tinggi dan daging ikan kakap merah memiliki jumlah protein yang
bermutu rendah. Hasil pemeriksaan kandungan protein total ikan kakap merah dan
ikan kerapu bebek dapat dilihat pada berikut:

Daging Ulangan sampel ikan Jumlah % Rata-rata %


%

1 2 3

Ikan kakap merah 15,75 15,30 15,80 46,85 15,61

Ikan kerapu 42,41 43,65 43,19 129,25 43,08


bebek

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah protein yang paling banyak
adalah daging ikan kerapu bebek yang memiliki kandungan protein dengan rata-
rata jumlah tertinggi yaitu (43,08%) dan daging ikan kakap merah menunjukkan
kandungan protein dengan rata-rata jumlah terendah yaitu: (15,61%). Protein
daging ikan kakap merah (pada ulangan pertama jumlah protein yaitu 15,75%,
pada ulangan kedua jumlah protein yaitu 15,30%, dan pada ulangan ketiga jumlah
protein yaitu 15,80%, sedangkan protein daging ikan kerapu bebek (pada ulangan
pertama jumlah protein yaitu 42,41%, pada ulangan kedua jumlah protein yaitu
43,65%, dan pada ulangan ketiga jumlah protein yaitu 43,19%. Dari hasil
penelitian yang dilakukan bahwa ikan kerapu bebek memiliki kandungan protein
bermutu tinggi yaitu dikarenakan daging ikan kerapu bebek mengandung semua
jenis asam amino esensial terdapat pada daging ikan. Diantaranya terdapat 20
asam amino penyusun protein yang merupakan zat nutrisi esensial yang di
perlukan tubuh (Sunita Almatsier, 2001). Kualitas protein didasarkan pada
kemampuannya untuk menyediakan nitrogen dan asam amino bagi pertumbuhan,
pertahanan dan memperbaiki jaringan tubuh. Menurut Anonim. (2008). Secara
umum kualitas protein daging ikan tergantung pada karakteristik berikut:
1. Digestibilitas protein (untuk dapat digunakan oleh tubuh, asam amino
harus dilepaskan dari komponen lain makanan dan dibuat agar dapat

8
diabsorpsi. Jika komponen yang tidak dapat dicerna mencegah proses ini
asam amino yang penting hilang bersama feses).
2. Komposisi asam amino seluruh asam amino yang digunakan dalam
sintesis protein tubuh harus tersedia pada saat yang sama agar jaringan
yang baru dapat terbentuk.
Dengan demikian makanan harus menyediakan setiap asam amino dalam jumlah
yang mencukupi untuk membentuk asam amino lain yang dibutuhkan (Anonim,
2013). Kandungan asam amino esensial dan non esensial dalam daging ikan
kerapu bebek dapat dilihat pada tabel berikut :
Asam amino Asam amino non
esensial esensial
Arginin Alanin
Isoleusin Asparagin
Histidin Asam asparat
Leusin Sistein
Metionin Asam glutamat
Lisin Glutamin
Fenilalanin Glisin
Triptofan Prolin
Treonin Serin
Valin Tirosin

Ikan kakap merah memiliki kandungan protein bermutu rendah yaitu


dikarenakan daging ikan kakap merah tidak mengandung atau mengandung dalam
jumlah kurang satu atau lebih asam amino esensial. Diantaranya terdapat asam
amino alanin, isoleusin dan metionin pada daging ikan kakap merah (Sunita
Almatsier, 2001). Menurut Andarwulan Nuri, (2011) Protein daging ikan
mengalami proses denaturasi adalah terjadinya modifikasi struktur sekunder,
tersier dan kuarter dari protein tanpa menyebabkan pemutusan ikatan peptida.
Perubahan struktur protein ini biasanya menyebabkan perubahan sifat fisika-kimia
protein. Protein yang telah mengalami proses denaturasi disebut protein
terdenaturasi. Disamping oleh panas, denaturasi protein juga dapat terjadi dengan
penambahan asam yang menyababkan perubahan pH yang ekstrim, pengaruh
pelarut organik (seperti alkohol dan aseton) dan penambahan garam (seperti
CaSo4). Sebagai contoh, protein ikan yang diekstrak dengan menggunakan
isopropanol menyebabkan konsentrat protein ikan terdenaturasi dan tidak larut
dalam air. Protein ikan yang telah mengalami denaturasi akan kehilangan sifat
kelarutan dan biologisnya. Misalnya protein enzim yang dipanaskan pada suhu
tertentu akan kehilangan sifat kelarutan dan aktivitas enzimatisnya (Nuri
Andarwulan dkk, 2011)

9
Pada umumnya protein daging yaitu protein otot yang terdiri atas (1)
sekitar 70% protein struktur (protein myofibril), protein myofibril mengandung
sekitar 32 sampai 38% myosin, 13 sampai 17% aktin, 7% aktomyosin, (2) sekitar
30% protein larut air (protein sarkoplasma), (3) 6% protein stroma. Otot terdiri
atas serat yang panjangnya beberapa cm dan berdiameter 0,01 sampai 0,1 mm.
Serat terbungkus dalammembran yang disebut sarkolema dan disusun berbentuk
ikatan yang menyelubungi lemak dan jaringan ikat (Derman M. John, 1997).

Protein miofibril merupakan protein yang larut dalam larutan garam.


Protein terdiri atas 3 bagian yaitu: (1) Myosin merupakan bagian dari protein otot
yang paling banyak dan banyaknya sekitar 38% dari keseluruhan. Myosin
merupakan molekul yang sangat asimetrik berbobot molekul sekitar 500.000 yang
mengandung sekitar 60-70% struktur heliks-α. Myosin mempunyai aktivitas
enzim dan dapat menguraikan ATP menjadi ADP dan monofosfat, oleh karena itu
membebaskan energi yang digunakan untuk kontraksi otot. (2) Aktin terdapat
sekitar 13% dari protein otot, sehingga nisbah aktin-myosin sekitar 1:3. Aktin
terdapat dalam dua bentuk yaitu : 1) berupa monomer disebut aktin - G yang
berbobot molekul sekitar 47.000 dan merupakan molekul yang hampir berbentuk
bulat.

Oleh karena kandungan prolinnya yang nisbi tinggi, aktin-G ini hanya
mempunyai konfigurasi heliks-α sekitar 30%. 2) berupa aktin- F {F dan G
menyatakan berserat (fibrous) dan berbentuk globulus (globular)}. Aktin- F
merupakan polimer besar dan terbentuk jika ATP dilepas dari aktin-G.
(3)Aktomyosin merupakan kompleks aktin-F dengan myosin dan bertanggung
jawab atas kontraksi dan relaksasi otot. Kontraksi terjadi jika aktivitas myosin
ATP- ase memecah ATP membentuk aktin terfosforilasi dan ADP (Derman M.
John, 1997). Protein larut air (protein sarkoplasma) dipilah menjadi myogen dan
myoalbumin. Myogen merupakan golongan enzim metabolisme yang heterogen.
Setelah pengekstraksian protein-larut, miofibril dan protein stroma tidak
terganggu. Protein ini dapat diekstraksi dengan kalium klorida 0,6 M. Yang
didapat dan menghasilkan gel aktomyosin yang kental. Protein stroma merupakan
protein daging kontraktil dipisahkan dan dikelilingi oleh lapisan jaringan ikat.
Golongan protein yang paling tersebar luas dalam tubuh hewan ialah kolagen.
Kolagen merupakan bagian dari jaringan ikat dalam otot dan organ, kulit, tulang,
gigi, dan tendon.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa jumlah protein yang paling banyak
adalah daging ikan kerapu. hal ini karenakan pada daging ikan kerapu merupakan
protein komplet atau protein yang nilai biologi tinggi atau bermutu tinggi yaitu
protein yang mengandung semua jenis asam amino esensial dalam proporsi yang
sesuai untuk keperluan pertumbuhan (Sunita Almatsier, 2001). Daging ikan kakap
merah memiliki jumlah protein bermutu rendah atau protein tidak komplet yaitu

10
protein yang tidak mengandung dalam jumlah kurang satu atau lebih asam amino
esensial.

11
BAB V
KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa protein adalah molekul makro yang mempunyai


berat molekul antara lima ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-
rantai panjang asam amino yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida.
Penggolongan protein berdasarkan bentuknya yaitu 1) protein globular, protein
serabut (fibrous). Dan struktur protein terdiri protein primer, protein sekunder,
protein tersier, dan protein kuartener.Fungsi protein antara lain: Sebagai
biokatalisator (enzim. Sebagai protein transport, Sebagai pengatur pergerakan,
Sebagai penunjang mekanis, Pertahanan tubuh dalam bentuk antibodi. Sebagai
media perambatan impuls saraf. Sebagai pengendalian pertumbuhan. Dan
pencernaan protein, yaitu dari mulut, lambung, dan usus halus. Metabolisme
protein terdiri dari absorpsi dan transportasi protein, katabolisme protein, dan
anabolisme protein.

Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis kandungan protein total ikan


kakap merah dan ikan kerapu bebek, maka dapat diambil kesimpulan yaitu rata-
rata jumlah protein tertinggi terdapat pada daging ikan kerapu bebek yakni 43,08%
dan terendah pada daging ikan kakap merah yakni 15,61%

12
DAFTAR PUSTAKA

Ng-Kwai-Hang KF. 2003. Milk proteins-heterogeneity, fractionation and


isolation. In: Roginski H, Fuquay JW, Fox PF, editors, Encyclopedia of Dairy
Sciences. London: Academic Press. pp. 1881-1894
Bintang, Maria. 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Erlangga, Jakarta

Darmawati, S. Artama, TW. Anwar, S. 2010. Analis molekuler protein pilli untuk
mengungkap hubungan similaritas 26 strain salmonella typhi Isolat Jawa.

Prosiding Seminar Unimus. Jurnal Universitas Muhammadiyah Semarang. ISBN :


978. 979. 704. 883. 9

Ridley, John. 2008. Ikhtisar Kesehatan & Keselamatan Kerja Edisi Ketiga.
Jakarta: Erlangga

Adriani, M., & Wirjatmadi, B. (2012). Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta:


Kencana Prenada Media Group Akbar, M.S., Mukarromah, A., & Paramita, L.
(2010). Klasifikasi Status Gizi Balita Dengan Bagging Regresi Logistik Ordinal
(Studi Kasus

Survey Kekurangan Energi Protein Kabupaten Nganjuk) Media Statistika, Vol. 3,


No. 2, Desember: 103-114

Almatsier, S. (2010). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

13

Anda mungkin juga menyukai