PROTEIN
Disusun Oleh :
Kelompok 8
Pebrianti 11194761910432
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Protein berasal dari kata protos yang berarti yang paling utama. Protein
adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan
polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama
lain dengan ikatan peptida molekul protein mengandung karbon, hidrogen,
oksigen,nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor.
Sumber makanan yang berasal dari hewan memiliki kadar kalori lebih
tinggi dibanding sumber makanan dari tumbuhan. Kalori yang terlalu
berlebihan dapat menyebabkan kolesterol dalam tubuh. Oleh sebab itu banyak
masyarakat yang lebih memilih sumber makanan dari tumbuhan, selain rendah
kolesterol, makanan nabati mempunyai harga yang relatif lebih terjangkau.
Sumber makanan nabati dengan kandungan protein tinggi yang dikenal oleh
masyarakat umumnya adalah kedelai yang diolah menjadi tempe maupun tahu
(Ginting, dkk., 2013).
B. Tujuan
1
3. Untuk mengidentifikasi sumber protein.
4. Untuk mengetahui tingkat struktur protein
5. Untuk mengetahui klasifikasi protein
C. Rumusan Masalah
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
3
dihasilkan oleh sisa-sisa makanan yang menumpuk akan dinetralkan oleh
hati. Kondisi inilah yang mengakibatkan sebagian besar enzim didalam
usus dan hati menguras energinya hanya untuk melindungi tubuh dari
racun-racun yang ada di dalam pencernaan. Kerugian yang didapatkan oleh
tubuh adalah protein akan terbuang sia-sia melalui urine.
C. Sumber Protein
a. Protein Nabati
Hampir sekitar 70% penyedian protein di dunia berasal dari bahan nabati
(hasil tanaman), terutama berasal dari biji-bijian (serealia) dan kacang-
kacangan. Sayuran dan buah-buahan tidak memberikan kontribusi protein
dalam jumlah yang cukup bearti, sebagian besar penduduk dunia
menggunakan serealia (terutama beras, gandum dan jagung) sebagai sumber
utama kalori, yang ternyata sekaligus juga merupakan sumber protein yang
penting.
b. Protein Hewani
Hasil-hasil hewani yang umum digunakan sebagai sumber protein adalah
daging , telur, susu dan ikan. Protein hewani disebut sebagai protein yang
lengkap dan bermutu tinggi, karena mempunyai kandungan asam-asam
amino esensial yang lengkapnyang susunannya mendekatiapa yang
diperlukan oleh tubuh (Muchtadi, D 2010)
4
polipeptida. Pembentukan struktur tersier membuat struktur primer dan
sekunder menjadi saling berdekatan.
d. Struktur kuartener
Struktur kuartener melibatkan asosiasi dua atau lebih rantai polipeptida
yang membentuk multi sub unit atau protein oligomerik. Rantai polipeptida
penyusun protein oligomerik dapat sama atau berbeda.
E. Klasifikasi Protein
a. Protein bentuk serabut
terdiri atas beberapa rantai peptida berbentuk spiral yang terjalin satu
sama lain sehingga menyerupai batang yang kaku. Karakteristik protein
berbentuk serabut adalah rendahnya daya larut, mempunyai kekuatan
mekanis yang tinggi dan terhadap enzim pencernaan. Protein ini terdapat
dalam unsur-unsur struktur tubuh. Kolagen merupakan protein utama
jaringan ikat, kolagen tidak larut diair mudah berubah menjadigelatin bila
direbus dalam air, asam encer atau alkali. Sebanyak 30% total manusia
adalah kolagen.
b. Protein Globular
Protein globar berbentuk bola, terdapat dalam cairan organ tubuh.
Protein ini larut dalam larutan garam dan asam encer, mudah berubah di
bawah pengaruh suhu, kosentrasi garam serta mudah mengalami denaturasi.
c. Protein Konjugasi
Protein konjugasi adalah protein sederhana yang terikat dengan
bahanbahan nonasam amino. Gugus non asam amino ini dinamakan gugus
prostetik (Sumardjo, 2007).
F. Pencernaan Protein
Protein dicerna atau dihidrolisis di dalam tubuh, untuk membedakan
asam amino agar dapat diserap dan didistribusikan oleh darah keseluruh organ
dan jaringan tubuh. Asam amino merupakan produk akhir dari perombakan
protein. Proses perubahan protein menjadi asam amino berlangsung didalam
saluran pencernaan, terutama usus halus, akan dihasilkan 20 jenis asam amino
yang berbeda (Afrianto dan Liviawaty, 2007).Protein yang berbentuk
polipeptida (polimer dari asam amino) akan diubah menjadi peptida yang
lebih sederhana oleh enzim pepsin dan tripsin. Selanjutnya, dengan bantuan
amino peptidase, peptida ini akan diubah lagi menjadi asam amino. Asam
amino akan diserap oleh darah dan diangkut keseluruh bagian tubuh. Didalam
jaringan tubuh, asam amino akan diubah kembali menjadi protein dan
selanjutnya disimpan sebagai cadangan dalam bentuk protein tubuh (Afrianto
dan Liviawaty, 2007).
5
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Timbang seksama 0,51 gram cuplikan, masukan ke dalam labu kjeldahl 100
ml.
2. Tambahkan 2 gram campuran selen dan 25 ml H2SO4 pekat
3. Panaskan di atas pemanas listrik atau api pembakar sampai mendidih dan
larutan
menjadi jernih kehijauan-hijauan (sekitar 2 jam).
4. Biarkan dingin kemudian encerkan dan masukan ke dalam labu ukur 100 ml
tepatkan sampai tanda garis.
VI - V2 x N x 0,014 x fk x fp
6
Keterangan :
N = Normalitas
fp = Faktor pengenceran
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan dari hasil jurnal penelitian yang telah dilakukan dan kami
analisis dapat terlihat bahwa jumlah daging ikan kerapu bebek memiliki protein
yang bermutu tinggi dan daging ikan kakap merah memiliki jumlah protein yang
bermutu rendah. Hasil pemeriksaan kandungan protein total ikan kakap merah dan
ikan kerapu bebek dapat dilihat pada berikut:
1 2 3
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah protein yang paling banyak
adalah daging ikan kerapu bebek yang memiliki kandungan protein dengan rata-
rata jumlah tertinggi yaitu (43,08%) dan daging ikan kakap merah menunjukkan
kandungan protein dengan rata-rata jumlah terendah yaitu: (15,61%). Protein
daging ikan kakap merah (pada ulangan pertama jumlah protein yaitu 15,75%,
pada ulangan kedua jumlah protein yaitu 15,30%, dan pada ulangan ketiga jumlah
protein yaitu 15,80%, sedangkan protein daging ikan kerapu bebek (pada ulangan
pertama jumlah protein yaitu 42,41%, pada ulangan kedua jumlah protein yaitu
43,65%, dan pada ulangan ketiga jumlah protein yaitu 43,19%. Dari hasil
penelitian yang dilakukan bahwa ikan kerapu bebek memiliki kandungan protein
bermutu tinggi yaitu dikarenakan daging ikan kerapu bebek mengandung semua
jenis asam amino esensial terdapat pada daging ikan. Diantaranya terdapat 20
asam amino penyusun protein yang merupakan zat nutrisi esensial yang di
perlukan tubuh (Sunita Almatsier, 2001). Kualitas protein didasarkan pada
kemampuannya untuk menyediakan nitrogen dan asam amino bagi pertumbuhan,
pertahanan dan memperbaiki jaringan tubuh. Menurut Anonim. (2008). Secara
umum kualitas protein daging ikan tergantung pada karakteristik berikut:
1. Digestibilitas protein (untuk dapat digunakan oleh tubuh, asam amino
harus dilepaskan dari komponen lain makanan dan dibuat agar dapat
8
diabsorpsi. Jika komponen yang tidak dapat dicerna mencegah proses ini
asam amino yang penting hilang bersama feses).
2. Komposisi asam amino seluruh asam amino yang digunakan dalam
sintesis protein tubuh harus tersedia pada saat yang sama agar jaringan
yang baru dapat terbentuk.
Dengan demikian makanan harus menyediakan setiap asam amino dalam jumlah
yang mencukupi untuk membentuk asam amino lain yang dibutuhkan (Anonim,
2013). Kandungan asam amino esensial dan non esensial dalam daging ikan
kerapu bebek dapat dilihat pada tabel berikut :
Asam amino Asam amino non
esensial esensial
Arginin Alanin
Isoleusin Asparagin
Histidin Asam asparat
Leusin Sistein
Metionin Asam glutamat
Lisin Glutamin
Fenilalanin Glisin
Triptofan Prolin
Treonin Serin
Valin Tirosin
9
Pada umumnya protein daging yaitu protein otot yang terdiri atas (1)
sekitar 70% protein struktur (protein myofibril), protein myofibril mengandung
sekitar 32 sampai 38% myosin, 13 sampai 17% aktin, 7% aktomyosin, (2) sekitar
30% protein larut air (protein sarkoplasma), (3) 6% protein stroma. Otot terdiri
atas serat yang panjangnya beberapa cm dan berdiameter 0,01 sampai 0,1 mm.
Serat terbungkus dalammembran yang disebut sarkolema dan disusun berbentuk
ikatan yang menyelubungi lemak dan jaringan ikat (Derman M. John, 1997).
Oleh karena kandungan prolinnya yang nisbi tinggi, aktin-G ini hanya
mempunyai konfigurasi heliks-α sekitar 30%. 2) berupa aktin- F {F dan G
menyatakan berserat (fibrous) dan berbentuk globulus (globular)}. Aktin- F
merupakan polimer besar dan terbentuk jika ATP dilepas dari aktin-G.
(3)Aktomyosin merupakan kompleks aktin-F dengan myosin dan bertanggung
jawab atas kontraksi dan relaksasi otot. Kontraksi terjadi jika aktivitas myosin
ATP- ase memecah ATP membentuk aktin terfosforilasi dan ADP (Derman M.
John, 1997). Protein larut air (protein sarkoplasma) dipilah menjadi myogen dan
myoalbumin. Myogen merupakan golongan enzim metabolisme yang heterogen.
Setelah pengekstraksian protein-larut, miofibril dan protein stroma tidak
terganggu. Protein ini dapat diekstraksi dengan kalium klorida 0,6 M. Yang
didapat dan menghasilkan gel aktomyosin yang kental. Protein stroma merupakan
protein daging kontraktil dipisahkan dan dikelilingi oleh lapisan jaringan ikat.
Golongan protein yang paling tersebar luas dalam tubuh hewan ialah kolagen.
Kolagen merupakan bagian dari jaringan ikat dalam otot dan organ, kulit, tulang,
gigi, dan tendon.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa jumlah protein yang paling banyak
adalah daging ikan kerapu. hal ini karenakan pada daging ikan kerapu merupakan
protein komplet atau protein yang nilai biologi tinggi atau bermutu tinggi yaitu
protein yang mengandung semua jenis asam amino esensial dalam proporsi yang
sesuai untuk keperluan pertumbuhan (Sunita Almatsier, 2001). Daging ikan kakap
merah memiliki jumlah protein bermutu rendah atau protein tidak komplet yaitu
10
protein yang tidak mengandung dalam jumlah kurang satu atau lebih asam amino
esensial.
11
BAB V
KESIMPULAN
12
DAFTAR PUSTAKA
Darmawati, S. Artama, TW. Anwar, S. 2010. Analis molekuler protein pilli untuk
mengungkap hubungan similaritas 26 strain salmonella typhi Isolat Jawa.
Ridley, John. 2008. Ikhtisar Kesehatan & Keselamatan Kerja Edisi Ketiga.
Jakarta: Erlangga
13