Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PROTEIN

Oleh

Kelompok 3:

Alfino K. J Liwutang 20111101162

Milythia A Pongantung 20111101177

Natalita S Tambing 20111101178

Agnes Marcella 20111101188

Sean P. P Gogani 20111101181

Giovanni R. R Langi 20111101199

Gebby G. T Walujo 20111101198

FAKULTAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan hikmat sehingga

kami dapat meyelesaikan makalah yang berjudul “PROTEIN” ini tepat pada waktunya. Adapun

tujuan kami dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kami pada matakuliah

Dasar Gizi Kesehatan Masyarakat. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan

mengenai topic tersebut bagi para pembaca juga bagi penulis. Kami juga menyadaro bahwa

makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang

membangun akan kami terima dengan iklas demi kesempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN................................................................................

1.1 Latar Belakang..........................................................................................

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................

1.3 Tujuan........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................

2.1 Pengertian Protein.....................................................................................

2.2 Sumber Protein..........................................................................................

2.3 Fungsi Protein............................................................................................

2.4 Metabolisme Protein.................................................................................

2.5 Kebutuhan Manusia (ibu hamil dan lansia)...........................................

2.6 Akibat Kekurangan dan Kelebihan Protein...........................................

BAB III PENUTUP.........................................................................................

3.1 Kesimpulan................................................................................................

3.2 Saran...........................................................................................................

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Protein

Istilah protein berasal dari kata yunani proteos, yang berarti yang utama atau yang

didahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh seorang ahli kimia Belanda, Gerardus Mulder

(1802-1880), karena ia berpendapat bahwa protein adalah zat yang paling penting dalam

setiap organisme.

Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah

air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, separuhnya ada di dalam otot, seperlima di dalam

tulang dan tulang rawan, sepersepuluh di dalam kulit, dan selebihnya di dalam jaringan lain

dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormon, pengangkut zat-zat gizi dan darah, matriks

intraseluler dan sebagainya adalah protein. Di samping itu asam amino yang membentuk

protein bertindak sebagai prekursor sebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat, dan

molekul-molekul yang esensial untuk kehidupan.

2.2 Sumber Protein

Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam jumlah maupun

mutu, seperti telur, susu, daging, unggas, ikan, dan kerang. Sumber protein nabati adalah

kacang kedelai dan haslnya, seperti tempe dan tahu, serta kacang-kacangan lain. Kacang

kedelai merupakan sumber protein nabati yang mempunyai mutu atau nilai biologi tertinggi.

Padi-padian dan hasilnya relatif rendah dalam protein, tetapi karena dimakan dalam

jumlah banyak, memberi sumbangan besar terhadap konsumsi protein sehari. Seperti telah

4
dijelaskan terdahulu protein padi-padian tidak komplit, dengan asam amino pembatas lisin.

Menurut catatan Biro Pusat Statistik tahun 1999, rata-rata 51,4% konsumsi protein penduduk

sehari berasal dari padi-padian.

Bahan makanan hewani kaya dalam protein bermutu tinggi, tetapi hanya merupakan

18,4% konsumsi protein rata-rata penduduk Indonesia. Bahan makanan nabati yang kaya

dalam protein adalah kacang-kacangan. Konstribusinya rata-rata terhadap konsumsi protein

hanya 9,9%. Sayur dan buah-buahan rendah dalam protein, kontribusinya rata-rata terhadap

konsumsi protein adalah 5,3%. Gula, sirop, lemak, dan minyak tidak mengandung protein.

Dalam merencanakan diet, di samping memperhatikan jumlah protein perlu diperhatikan

pula mutunya. Protein hewani pada umumnya mempunyai susunan asam amino yang paling

sesuai untuk kebutuhan manusia. Akan tetapi harganya relatif mahal. Untuk menjamin mutu

protein dalam makanan sehari-hari, dianjurkan sepertiga sebagian bagian protein yang

dibutuhkan barasal dari protein hewani.

Catatan biro Pusat Statistik pada tahun 1999, menunjukan secara nasional konsumsi

protein sehari rata-rata penduduk indonesia adalah 48,7 gram sehari. Ini telah melebihi rata-

rata standar kecukupan protein sehari (45 gram).

2.3 Fungsi Protein

1) Pertumbuhan dan Pemeliharaan

Sebelum sel-sel dapat mensintesis protein baru, harus tersedia semua asam amino

esensial yang diperlukan dan cukup nitrogen atau ikatan amino (NH2) guna

5
pembentukan asam-asam amino nonesensial yang diperlukan. Pertumbuhan atau

penambahan otot hanya mungkin bila tersedia cukup campuran asam amino yang

sesuai termasuk untuk pemeliharaan dan perbaikan. Beberapa jenis jaringan tubuh

embutuhkan asam-asam amino tertenu dalam jumlah lebih besar. Rambut, kulit, dan

kuku membutuhkan lebih banyak asam amino yang mengandung sulfur. Protein

kolagen merupakan protein utama otot urat-urat dan jaringan ikat. Fibrin dan miosin

adalah protein yang terdapat di dalam otot-otot.

Protein tubuh berada dalam keadaan dinamis, yang secara bergantian dipecah

dan disintesis kembali. Tiap hari sebanyak 3% jumlah protein total berada dalam

keadaan berubah ini. Dinding usus yang setiap 4-6 hari harus diganti, membutuhkan

sintesis 70 gram protein setiap hari. Tubuh sangat efisien dalam memelihara protein

yang ada dan menggunakan kembali asam amino yang diperoleh dari pemecahan

jaringan untuk membangun kembali jaringan yang sama atau jaringan lain.

2) Pembentukan Ikatan-Ikatan Esensial Tubuh

Hormon-hormon, sperti tiroid, insulin, dan epinefrin adalah protein, demikian pula

berbagai enzim. Ikatan-ikatan ini bertindak sebagai katalisator atau membantu

perubahan-perubahan biokimia yang terjadi di dalam tubuh.

Hemogoblin, pigmen darah yang berwarna merah dan berfungsi sebagai

pengangkut oksigen dan karbon dioksida adalah ikatan protein. Begitupun bahan-

bahan lain yang bberperan dalam penggumpalan darah. Protein lain adalah

fotoreseptor pada mata.

6
Asam amino triptofan berfungsi sebagai prekursor vitamin niasin dan

pengantar saraf srotin yang berperan dalam membawa pesan dari sel saraf yang satu

ke yang lain.

Dalam hal kekurangan protein, tampaknya tubuh memprioritaskan

pembentukan ikatan-ikatan tubuh yang vital ini.

3) Mengatur Keseimbangan Air

Cairan tubuh terdapat di dalam tiga kompartemen: intraselular (di dalam sel),

ekstraselular/interselular (di antara sel), dan intravaskular(di dalam pembuluh darah).

Kompartemen-kompartemen ini dipisahkan satu sama lain oleh membran sel.

Distribusi cariran di dalam kompartemen-kompartemen ini harus dijaga dalam

keadaan seimbang atau homeostatis. Keseimpangan ini diperoleh melalui sistem

kompleks yang melibatkan protein dan elektrolit. Penumpukan cairan di dalam

jarinngan dinamakan edema dan merupakan tanda awal kekurangan protein.

4) Memelihara Netralitas Tubuh

Protein bertindak sebagai buffer, yaitu bereaksi dengan asam dan basa untuk menjaga

pH pada taraf konstan. Sebagian besar jaringan tubuh berfungsi dalam keadaan pH

netral atau sedikit alkali (pH 7,35 − 7,45).

5) Pembentukan antibodi

Kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi bergantng pada kemampuannya untuk

memproduksi atibodi terhadap organisme yang menyebabkan infeksi tertentu atau

terhadap infeksi (muntaber, dan sebagainya) karena ketidakmampuannya membentuk

antibodi dalam jumlah yang cukup.

7
Kemampuan tubuh untuk melakukan detoksifikasi terhadap bahan-bahan racun

dikontrol oleh enzim-enzim yang terutama terdapat di dalam hati. Dalam keadaan

kekurangan kemampuan tubuh untuk menghalangi pengaruh toksik bahan-bahan

racun ini berkurang. Seseorang yang menderita kekurangan protein lebih rentan

terhadap bahan-bahan racun dan obat-obatan.

6) Mengangkut Zat-Zat Gizi

Protein memegang peranan esensial dalam mengangkut zat-zat gizi dari saluran cerna

melalui dinding saluran cerna ke dalam darah, dari darah ke jaringan-jaringan, dan

melalui membran sel ke dalam sel-sel. Sebagian besar bahan yang mengangkut zat-zat

gizi ini adalah protein. Alat angkut protein ini dapat bertindak secara khusus,

misalnya protein pengikat-retinol yang hanya mengangkut vitamin A. Atau dapat

mengangkut beberapa jenis zat gizi seperti mangan dan zat besi, yaitu transferin; atau

mengangkut liptida dan bahan sejenis-liptida, yaitu lipoprotein.

Kekurangan protein, menyebabkan gangguan pada absorpsi dan transportasi

zat-zat gizi.

7) Sumber Energi

Sebagai sumber energi, protein ekivalen dengan karbohidrat, karena mengasilkan 4

kkal/g protein. Namun, protein sebagai sumber energi relatif lebih mahal, baik daam

harga maupun dalam jumlah energi yang dibutuhkan untuk metabolisme energi.

2.4 Metabolisme Protein

a. Protein dalam Makanan

8
Protein dalam makan nabati terlindungi oleh dinding sel yang terdiri atas selulosa,

yang tidak dapat dicerna oleh cairan pencerna kita, sehingga daya cerna sumber protein

nabati pada umumnya lebih renda dibandingkan dengan sumber protein hewani.

Memasak makanan dengan memanaskannya akan merusak dan memecahkan dinding

sel tersebut, sehingga protein yang terdapat di dalam sel menjadi terbuka dan dapaat

dicapai oleh cairan pencernaan saluran gastrointestinal.

Protein hewani pada umumnya mempunyai kualitas (nilai gizi) lebih tinggi di

badingkan dengan protein nabati. Namun demkian, campuran beberapa bahan makanan

sumber protein nabati dapat menghasilkan komposisi asam amino yang secara

keseluruhannya mempunyai kualitas cukup tinggi. Bahan makanan sumber protein hewani

pada umunya lebih mahal dibandingkan dengan sumber protein nabati.

Campuran nasi dengan kacang kedelai atau hasil olah kedelai, memberikan komposisi

asam-asam amino yang bernilai gizi tinggi, karena pengaruh saling suplementasi. Juga

bubur kacang hijau dengan kentan hitam yang banyak dijual di warung-warung di tapi

jalan kota-kota di Pulau Jawa, adalah komposisi yang baik untuk mendapatkan campuran

asam-asam amino bernilai tinggi.

Juga mie bakso merupakan makanan rakyat yang bernilai protein tinggi, karena protein

terigu di dalam mie dicampur dengan protein daging atau ikan di dalam baksonya.

Kedua jenis makanan tersebut disukai rakyat dan di jual denagn harga yang terjangkau

oleh daya beli masyarakat banyak yang membutuhkannya. Sebaiknya kedua jenis makanan

rakyat itu digalakkan dan disebarkan lebih meluas lagi ke segala bagian tanah air kita ini.

b. Pencernaan Protein makanan

9
Didalam rongga mulut, protein makanan belum mengalami proses pencernaan. Baru di

dalam lambungterdapat enzim pepsine dan HCL yang bekerja sama memecahkan protein

makanan menjadi metabolite intermediate tingkat polypeptida, yaitu peptone, albumosa

dan proteosa.

Di dalam duodenum protein makanan yang sudah mengalami pancernaan parsial itu di

cerna lebih lanjut oleh enzim yang berasal dari cairan panceas dan dari dinding usus halus.

Pancreas menghasilkan enzim-enzim proteolik tripsine dan chemotrypsine, sedangkan

sekresi dinding usus mula-mula disangka hanya terdiri atas satu enzim yang diberi nama

erepsine, tetapi kemudian ternyata bahwa erepsine tersebut merupakan campuran dari

sejumlah enzim-enzim oligopeptida. Oleh erepsine, oligopeptida dipecah lebih lanjut

menjadi asam-asam amino. Cairan empedu tidak mengandung enzim yang memecah

protein.

c. Absorsi dan Transpor

Di dalam usus halus protein makanan dicerna total menjadi asam-asam amino, yang

kemudian diserap melalui asam-asam epithelium dinding usus. Semua asam amino larut di

dalam air sehingga dapat berdifusi secara pasif melalui membran sel. Beberapa sifat

terdapat pada suatu ekanisme penyerapan aktif:

 Aliran zat yang diserap dapat menentang gradien konnsentrasi,

 Memerlukan energi

 Menunjukan fenomena jenuh pada ketinggian konsentrasi tertentu,

 Menunjukan gejala persaingan antara para angggota dari satu kelompok yang

mempergunakan carrier yang sama , dan

 Dihambat oleh zat-zat penghambat oksidasi

10
Pada umumnyaa protein dicerna dan diserap secara sempurna, sehingga di dalam tinja

praktis tak tersisa protein makanan. Memang di dalaam tinja ada protein, tetapi bukan

berasal dari makanan, melainkan dari cairan peencernaan, dari sel-sel epithel usus yang

terlepas dan sebagian besar dari mikrofola usus yang terbawa ke dalam tinja tersebut.

Pada gangguan pencernaan dan penyerapan, protein makanan terbawa ke dalam colon

dan dipecahkan oleh mikrofola halus.

Pemecahan protein oleh microfola usus menimbulkan proses pembusukan

(putrefaction); hasil pemecahan protein dan asam amino di antaranya gas H2S, indol dan

skatol, yang berbau busuk. Dekarboksilasi asam-asam amino menghasikan barbagai ikatan

amino yang toksik. Kumpulan ikatan-ikatan ini diberi nama ptomaine, dua anggota

ptomaine ialah putrescine dan cadaverine. Zat-zat toksik ini dapat diserap oleh tubuh dan

memberikan keluhan-keluhan, seperti demam dan gatal-gatal.

Dalam aliran darah, asam amino ditransport bersama albumin, tetapi ikatannya sangat

longgar, sehingga dianggap sebagai asam amino bebas. Dengan menambahkan alkohol

kepada sampel plasma, ikatan asam amino bebas di dalam plasma tersebut, yang dapat

ditentukan kuantitasnya. Plasma amino acid pattern dapat di tentukan dengan metode

khromatografi kertas atau TCL. Khoromatogram yang terdapat demikian disebut

fingerprintingdari asam amino bebas di dalam plasma.

d. Pool Asam Amino

Dalam perpustaan lama dinyatakan bahwa di dalam tubuh tidak ada timbunan

cadangan (reseve) protein, sehingga protein harus selalu dikonsumsi setiap hari

secukupnya. Kemudian ternyata di dalam tubuh terdapat sejjumlah asam amino yang setiap

saat siap untuk dipergunakan sebagai cadangan gawat. Cadangan ini terdiri atas asam-asam

11
aamino di dalam darah maupun di dalam jaringan (hati, otot), yang cukup labil dan mudah

dimobilisasikan untuk penggunaan yang lebih urgen atau penting.

Cadangan asam amino yang setiap saat dapat dipergunakan tubuh inilah yang

kemudian diberi nama Pool Asam amino (Amino acid Pool). Amino acid Pool ini tidakk

merupakan timbunan cadangan seperti misalnya glikogen maupun lemak, yang bersifat

lebih inert, tidak berperan serta aktif dalaam fungsi fisiologis jaringan. Amino acid pool

memang berbentuk cadangan yang sewaktu-waktu dapat dimobilisasikan oleh tubuh,

tetapiia sebenarnya sedang memegang suatu fungsi tertentu di dalam jaringan, misalnya

sebagai albumin di dalam cairan darah, atau sebagai sel otot skelet, atau pula sebagai

protein metabolik yang terdapat di dalam cytoplasma. Pool asam amino terbesar terdapat

dalam bentuk jaringan otot skelet.bila penyediaan protein dari makanan tidak mencukupi

dan diperlukan asam-asam amino untuk sintesa protein tubuh yang tidak dapat ditunda,

maka sel otot-otot tertentu dipecah dan asam-asam aminonya masuk ke dalam pool untuk

dapat dipergunakan.

e. Keseimbangan Asam-Asam Amino

Kualitas suatu protein ditentukan terutama oleh adanya semua asam amino asensial

dalam jumlah masing-masing sesuai dangan kebutuhan tubuh. Jadi harus terdapat suatu

perbandingan kuantum tertentu diantara semua asam amino esensial tersebut.

Pada binatang , percobaan yang telah terbukti bahwa campuran asam-asam amino

esensial yang tidak seimbang memberikan berbagai habatan pada metabolisme dan kondisi

gizi yang berhubungan dengan protein dan asm amino.

Pengaruh pertama yang tampak pada binatang, percoaan yang diberi makanan yang

mengandung campuran asam-asam amino yang tidak seimbang, ialah penurunan nafsu

12
makan. Pada anak-anak yang menderita gizi salah, sebab pertama biasanya ketidak

seimbangan protein di dalam makanannya. Ia menyebabkan penurunan nafsu makan, yang

pada gilirannya mengurangi konsumsi zat-zat gizi, terutama koloro dan vitamin-viitamin.

Kerana bahan pokok beras memberikan sebagia besar kalori dan protein, maka penurunan

konsumsi nasi ini akan sekaligus memberikan kekurangan kalori dan dan protein, sehingga

terjadilah penyakit kurang kalori dan protain (KKP).

Pada anak-anak yaang menderita KKP, sebab permulaan sekali mungkin karena

ketidak seimbangan asam-asam amino di dalam makanannya. Susunan maakanan ini akan

memberikan penurunan nafsu makan, yang berakibat pula pengurangan konsumsi zat-zat

gizi dan begitulah seterusnnya kondisi gizi akan semakin menurun, sehingga terjadi

keadaan penyakit KKP yang semakin berat.

Kerana itu, terapi yang terutama ialah pemberian susunan makanan yang adekwat,

mengandung protein yang seibang dan cukup kuantitasnya, serta mudah dicerna.

f. Ultilisasi Protein

Di dalam tubuh, fungsi protein makanan ialah menyediakan asam-asam amino yang

diperlukan untuk berbagai kebutuhan:

 Sintesa protein tubuh,

 Salah satu penghasil utama energi,

 Sintesa zat-zat organik lain yang mengandung nitrogen.

Jadi inti penggunaan protein makanan dapat dikembalikan sebagai penggunaan asam

amino yang dihasilkan pada pemecaahan protein makanan tersebut.

13
Langkah pertama dari penggunaan asam amino untuk sintesa zat-zat organik lain ialah

melepaskan gugusan amino atau gugusan karboksil. Proses melepaskan gugusan ammino

dapat berlangsung melalui proses trasaminasi atau proses deaminasi.

Pada transaminasi, gugusan amino tersebut dipindahkan dari asam amino asal ke asam

amino keto (ketoacid), sehingga terbentuk asam amino baru, yang berbeda dari asam amino

asal. Ini terjadi bila diperlukan pembentukan asam amino non-esensial. Jadi hasil

transaminaasi ialah suatu asam amino baru yang berbeda dari asam amino asal, tetapi

diperlukan untuk sintesa protein tubuh. Untuk memungkinkan hal ini perlu tersedianya

asam keto yang strukturnya sejenis dangan asam amino yang hendak dientuk baru tersebut,

dan ada asam amino yang gugusan aminonyya dapat dipindahkan dengan proses

transaminasi. Enzim yang melaksanakan dan mengatur proses ini disebut trasaminase.

Pada deaminase, gugusan amino yang dilepaskan dari suatu asam amino asal, diproses

lebih lanjut di dalam suatu asam amino asal, diproses lebih lanjut di dalam suatu reaksi

siklus dang menghasilkann ikatan organik ureum (urea), yang kemudian dibuang melalui

ginjal di dalam air seni.

Pada reaksi dekarboksilasi dilepaskan gugusan karboksil dari asam amino dan

terjadilah ikatan organik amino, sedangkan gugusan karboksil menghasilkan gas

karbondioksida (CO2). Dapat pula CO2 diproses menjadi gugusan karbonat dan larut

dalam cairan darah, untuk dibuang melalui ginjal kedalam air seni.

Setelah melepaskan gugusan amino, asam amino menjadi suatu asam keto (ketoacid)

yang dapat mengalami proses metabolik lebih lanjut. Jalur reaksi ialah yang menghasilkan

energi, dioksidasi di dalam suatu reaksi siklis yang disebut Siklus Krebs (siklus asam

trikarboksilat, siklus asam sitrat). Ketoacid yang berasal dari asam amino dapat menempuh

14
jalur proses karbohidrat yang menghasilkan asam pyruvat, atau jalur lemak yang

menghasilkan gugusan acetyl-CoA, sebelum memasuki reaksi siklus Krebs.

g. Ekresi Protein

Pada umumnya orang sehat tidak mengekskresikan protein, melainkan sebagai

metaboliknya atau sisa metabolisma (metaabolic waste product). Selain CO2 dan H2O

sebagai hasil sisa metabolisme protein, terjadi pula berbagai ikatan organik yang

mengandung nitrogen seperti urea dan ikatan lain yang tidak mengandung nitrogen.

Nitrogen dilepaskan pada proses deaminasi masuk ke dalam siklus urea dari Krebs-

Hainslet dan diekskresikan urea melalui ginjal di dalam air seni. Bila air seni dibiarkan di

udara terbuka, ureum akan dipecah oleh mikriba, menghhasilkan amonia (NH3) yang

menguap dan memberikan bau khas air seni(pesing).

Nitrogen yang dilepaskan pada proses transaminasi tidak dibuang ke luar tubuh, tetapi

dipergunakan lagi dalan sintesa protein tubuh. Ada pula nitroden yang terbuang di

permukaan kulit dalam sel-sel yang harus terlepas atau dalam rambut yang putus terbuang.

Nitrogen juga ada terbuang di dalam tinja, karena terbuang di dalam cairan pencernaan

atau di dalam sel-sel epithel usus yang terlepas dan terbuang aus. Pada keadaan sakit ginjal,

ada protein yang terbuang di dalam air seni, yang disebut pro-teinuria. Protein Benz-Jones

terdapat di dalam urine pada kondisi sakit tertentu. Juga mungkin ada asam amino atau

metabolitnya yang terbuang di dalam air seni pada kondisi abnormal tertentu.

2.5 Kebutuhan Manusia (Ibu hamil dan Lansia)

a) Kebutuhan Manusia/Secara Umum

15
Untuk optimalisasi penggunaan protein maka konsumsi makanan sumber protein juga

harus optimal, artinya bahwa asupan protein sesuai dengan kebututuhan, tidak kurang tidak

lebih. Perhitungan kebutuhan protein dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

1. Berdasarkan kebutuhan kalori perhari yaitu berkisar aantara 500-650 kal/orang/hari,

atau

2. Berdasarkan Kandungan Makanan, yang akan dibicarakan kali ini adalah kebutuhan

protein hewani.

Kebutuhan protein hewani bagi tubuh adalah 1 g/BB/hari dengan perbandingan,

protein nabati 3/4 bagian, hewani 1/ bagian, dari 3/4 bagian tersebut, 1/3 berasal dari

hewan dan 2/3 dari ikan. Sebagai contoh perhitungan adalah sbb:

 Misal seseorang dengan bobot badan 60 kg

 Orang tersebut membutuhkan protein sebanyak 1 g/BB/Hari, jadi dengan bobot 60 kg

maka kebutuhan proteinnya sebanyak 60 kg maka kebutuhan proteinnya sebanyak 60

g/hari

 Dari kebutuhan perotein 60 gram tersebut, harus dicukupi dari nabati 3/4 bagian dan

hewani 1/4 bagian, jadi 45 gram protein nabati dan 15 gram protein hewani

 Dari kebutuhan protein hewani 15 gram tersebut, harus dicukupi dengan 2/3 bagian

dari ikan da 1/3 bagian dari hewan, jadi kebutuhan tersebut adalah 10 gram dari ikan

dan 5 gram dari hewan

 Jadi kesimpulannya bahwa seseorang dengan bobot badan 60 kg membutuhkan 5 gram

protein setiap harinya.

Dapat dirincikan sumber makanan dengan kandungan proteinnya (pada kisaran:

 Susu 5%

16
 Telur 12,5%,

 Daging 20%

Misalnya kita memakan telur, berapa butir yang kita makan untuk mencukupi

keutuhan protein tubuh?

 Orang yang mempunyai boboy badan 60 kg maka memerlukan protein asal hewan

sebanyak 5 gram perhari

 Untuk memenuhi 5 gram dengan memakan telur maka diperlukan telur dengan berat

40 gram.

 Berat 1 butir ayam ras berkisar antara 50-60 gram

 Jadi untuk memenuhi kebutuhan protein hewani asal hewan, hanya diperlukan tidak

lebih dari 1 butit telur setiap harinya.

b) Kebutuhan Ibu Hamil

Pada ibu hami protein digunakan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan janin,

protein memiliki peranan penting. Selama kehamilan terjadi peningkatan protein yang

signifikan yaitu 68%. Peran protein selama proses kehamilan diantaranya yaitu selain

untuk pertumbuuhan dan perkembangan janinjuga untuk pembentukan plasenta dan cairan

amnion, pertumbuhan jaringan maternal seperti pertumbuhan mammae ibu dan jaringan

uterus, dan penambahab volume darah. Kebutuhan protein selama kehamilan tergantung

pada usia kehamilan. Total protein fetal yang diperlikan selama masa gestasi berkisar

antara 350-450 g. Pada trimester pertama kurang dari 6 gram tiap hari sampai trimester

kedua, protein yang diperlukan dan asam amio yang esensial sangat diperlukan pada

trimester awal ini. Pada usia 20 minggu, fetus mulai menerima asam amino esensial dari

ibu, namun asam amino non esensial (arginin dan Kristin) tidak dapat di sintesis oleh fetus.

17
Pada saat memasuku trimester akhir, pertumbuhan janin sangat sangat cepat sehingga

perlu protein dalam jumlah yang besar juga yaitu 10 gram perhari atau diperkirakan 2

g/kg/hari..namun apabila bayi sudah lahir maka kebutuhan akan protein semakin naik yaitu

menjadi 15 gram perhari. Menurut WHO tambahan protein untuk ibu hamil adalah 0,75

gram/kg berat badan. Secara keseluruhan jumlah protein yang diperlukan ibu hamil yaitu

kurang lebih 60-76 gram setiap hari atau sekitar 925 gram dari total protein yang

dibutuhkan selama kehamilan. Ini dapat diartikan bahwa wanita hamil membutuhkan

protein 10-15 gram lebih tinggi dari kebutuhan wanita yang tidak hamil. Protein tersebut di

butuhkan untuk membentuk jaringan baru, maupun plasenta dan janin. Protein juga

dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dan diferensiasi sel. Para ahli

merekomendasikan masukan protein kedelai sedikitnya 60 gram per hari. Volume darah

akan meningkat hingga 50% selama kehamilan dan protein diperlukan untuk menghasilkan

sel darah baru. Sumber protein bisa didapat melalui protein hewani dn nabati. Protein

hewani meliputi daging,, iikan, unggas, telur, dan kerang. Sedang untuk protein hewani

bisa di dapat dari daging sapi, ikan, unggas. Bahan makanan sumber protein nabati adalah

kacang-kacangan seperti tahu, tempe, oncom dan selai kacang.

c) Kebutuhan Lansia

Protein untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa perhari

adalah 1 gram per kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi tenyata

kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang

dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh

telah berkurang (disebabkan pencernaan dan penyerapannya kurang efisien). Beberapa

penelitian merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan

18
sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa. Sumber protein yaang baik diantaranya

adalah pangan hewani dan kacang-kacangan.

Jumlah protein yang diperlukan untuk laki-laki lansia adalah 65% gram/ hari dan

wanita 57 gram/ hari yang terdiri 15% protein ikan, 10% protein hewani lain dan 75%

protein nabati.

2.6 Akibat Kekurangan dan Kelebihan Protein

1. Akibat Kekurangan Protein

Kekurangan protein banyak terdapat pada masyarakat sosial ekonomi rendah.

Kekurangan protein murni pada stadium berat menyebabkan kwashiorkor pada anak-

anak di bawah lima tahun (balita). Istilah kwasiorkor pertama diperkenalkan oleh Dr.

Cecily Williams pada tahun 1933 ketika ia menemukan keadaan ini di Ghana, Afrika.

Dalam bahasa Ghana kwashiorkor artinya penyakit yang diperoleh anak pertama, bila

anak kedua sedang ditunggu kelahirannya. Kekurangan protein sering ditemukan

secara bersamaan dengan kekurangan energi yang menyebabkan kondisi yang

dinamakan marasmus. Sindroma sindroma gabungan antara dua jenis kekurangan ini

dinamakan Energi-protein Malnutrition/EPM atau Kurang Energi-Protein/KEP atau

kurang kalori-protein/KKP.

Kwasiorkor

Kwashiorkor lebih banyak terdapat pada usia dua hingga tigayahun yang sering terjadi

pada anak yang terlambat menyapi sehingga komposisi gizi makanan tidak seimbang terutama

dalam hal protein. Kwashiorkor dapat terjadi pada konsumsi energi yang cukup atau lebih.

Gejalahnya adalah pertumbuhan terhambat, otot-otot berkurang dan melema,edema, muka

19
bulat sseperti bulan (moonface) dan gangguan psikomotor. Edema terutama pada perut,

kaki,dan tangan merupakan ciri khas kwashiorkordan kehadirannya erat berkaitan dengan

albumin dalam serum. Anak apatis, tidak ada nafsu makan, tidak gembira dan suka merengek.

Kulit mengalami depigmentasi, kering, bersisik, pecah-pecah, dan dermatosis. Luka sukar

sembuh. Rambut mengalami depigmentasi,, menjadi lulur, kusam, halus, dan mudah rontok

(rambut jagung). Hati membesar dan berlemak; sering disertai anemia dan xeroftamia.

Kwashiorkor pada orang dewasa jarang ditemukan.

Marasmus

Mararsmus berasal dari kata Yunani yang berarti wasting/merusak. Marasmus pada

umumnya merupakan penyakit pada bayi (dua belas bulaan pertama), kerena terlambat diberi

makanan tambahan. Penyakit ini dapat terjadi karena penyapihan mendadak, formula

pengganti ASI terlalu encer dan tidak higenis atau sering kena infeksi tetrutamaa

gastroenteritis. Marasmus berpengaruh jangka panjang terhadap mental dan fisik yang sukar

di perbaiki.

Marasmus adalah penyakit kelaparan dan terdapat banyak si antara kelompok sosial

okonomi rendah di sebagian besar negara sedang berkembangdan lebih banyak dari pada

kwashiorkor. Gejalanya adalah pertumbuhan terhambat, lemak di bawah kulit berkurang, serta

otot-otot berkurang dan melemah. Berat badan lebih banyak terpengaruh dari pada ukuran

kerangka, seperti panjang, lingkar kepala dan lingkar dada. Berkurangnya otot-otot dan lemak

dapat diketahui dar pengukuran lingkar lengan, lipatan kulit daerah bisep, trisep, skapula, dan

umbilikal. Anak apatis dan terlihat seperti sedah tua. Tiidak ada edema,tetapi seperti pada

kwashior kadang-kadang terjadi perubahan pada kulit, rambut dan pembesaran hari. Anak

sering kelihatan waspada dan lapar. Sering terjadi gastroenteritis yang diikuti oleh dehidrasi,

20
infeksi saluran pernapasan,, tuberkulosis, cacingan berat dan penyakit kronis lain. Marasmus

sering disrtai defisiensi vitami terutama vitamin D dan vitamin A.

2. Akibat Kelebihan Protein

Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi protein

biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas. Diet protein tinggi yang

sering dianjurkan untuk menurunkan berat badan kurang beralasan. Kelebihan protein

dapat menimbulkan masalah lain, terutama pada bayi. Kelebihan asam amino

memberatkan ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan

nitrogen. Kelebihan protein akan menimbulkan asidosis,, dehidrasi, diare, kenaikan

amoniak darah, kenaikan ureum darah, dan demam. Ini dilihat pada bayi yang diberi

susu skim atau formula dengan konsentrasi tinggi, sehingga konsumsi protein

mencapai 6g/kg. Beraat badan. Batas yang dianjurkan untuk konsumsi protein adalah

dua kali Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk protein.

BAB II

3.1 Kesimpuan

Protein sangatlah penting, terutama bagi pertumbuhan. Disamping itu, protein tenyata

sangat diperlukan bagi ibu hamil karena dapat membantu perkembangan dan pertumbuhan

janin. Tidak hanya untuk janin yang masih dalam proses pembentukan saja, protein juga

penting bagi lansia karena

21
Protein juga merupakan penghasil energi terbesar. Seperti halnya energi, pertumbuhan

pada awal kehidupan membutuhkan protein yang tepat. Namun tetap harus diperhatikan

asupan protein pada tubuh, tidak boleh kekurang dan tidak boleh juga terlalu berlebihan.

Harus pas pada porsinya, karena jika tidak maka dapat menimbulkan bahaya bagi tubuh,

seperti: kwashior dan Maramus.

3.2 Saran

1) Bagi Masyarakat

Diharapkan masyarakat dapat meningkatkan, memenuhi dan menjaga asupan protein,

agar dapat tumbuh dengan sehat.

2) Bagi mahasiswa

Diharapkan agar mahasiswa dapat membantu memberikan informasi maupun

penyuluhan mengenai cara meningkatkan asupan protein maupun mengatasi

kurangnya asupan protein agar dapat membantu mengurangi masalah gizi buruk.

DAFTAR PUSTAKA

Meggy, Thenani Djaja. 2017. Protein Serial Biokimia Mudah dan Menggug. Jakarta: PT.

Grasindo

Jauhari ahmad, Dr., M.Sc. 2013. Dasar-dasar ilmu gizi. Yogyakarta: Jaya ilmu

Sukarni Icasmi. 2013. Kehamilan, persalinan, dan mijas dilengkapi dengan patologi.

Yogyakarta: Nuha Medika

22
Djeani Achmad., Dr., Prof. 2008. Ilmu gizi. Jakarta: Dian Rakyat

Suhanantyo. 2009. Ilmu gizi: Topik : Dasar dietik pada berbagai keadaan pathologik :

S1/Semester VI/2 SKS. Yogyakarta: Sebelas Maret University

Almatsier, Sunita. 2014. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakartan: Percetakan PT Gramedia Utama

Kementrian Kesehatan RI Direktorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.

2011.Buku Pedoman Pelayanan Gizi Lanjut Usia. Jakarta: Katalog Dalam Terbitan

23

Anda mungkin juga menyukai