Anda di halaman 1dari 2

PENGARUH BUDAYA

Pengaruh budaya terhadap gizi ada dampak buruk dan baiknya. Dampak buruk pengaruh
budayaterhadap gizi bagi kesehatan masyarakat adalah timbulnya masalah kekurangan gizi
dimasyrakatsekitar, karena masih banyak masyarakat yang mempercayai hal-hal tabu dalam
budaya mereka.Sehingga membuat apa yang seharusnya dibutuhkan oleh tubuh tidak terpenuhi,
yangmenyebabkan timbulnya penyakit-penyakit gizi.

Malnutrisi erat kaitannya dengan kemiskinan dan kebodohan serta adanya faktor budaya
yangmemengaruhi pemberian makanan tertentu. Banyaknya penderita kekurangan gizi dan gizi
burukdi sejumlah wilayah di Tanah Air disebabkan ketidaktahuan akan pentingnya gizi
seimbang.Faktor budaya sangat berperan penting dalam status gizi seseorang. Budaya memberi
peranandan nilai yang berbeda terhadap pangan dan makanan.Misalnya tabu makanan yang
masihdijumpai di beberapa daerah. Tabu makanan yang merupakan bagian dari budaya
menganggapmakanan makanan tertentu berbahaya karena alasan-alasan yang tidak logis. Hal
inimengindikasikan masih rendahnya pemahaman gizi masyarakat dan oleh sebab itu perlu
berbagai upaya untuk memperbaikinya. Pantangan atau tabu adalah suatu larangan
untukmengonsumsi suatu jenis makanan tertentu karena terdapat ancaman bahaya atau
hukumanterhadap yang melanggarnya. Dalam ancaman bahaya ini terdapat kesan magis yaitu
adanyakekuatan supernatural yang berbau mistik yang akan menghukum orang-orang yang
melanggar pantangan atau tabu tersebut. Hal yang perlu diperhatikan dalammempelajari
kebiasaan makan adalah konsumsi pangan (kuantitas dan kualitas), kesukaanterhadap makanan
tertentu, kepercayaan, pantangan, atau sikap terhadap makanan tertentu(Wahyuni, 1988).
Khumaidi (1989) menyatakan bahwa dari segi gizi, kebiasaan makan ada yang baik atau dapat
menunjang terpenuhinya kecukupan gizi dan ada yang buruk (dapat menghambatterpenuhinya
kecukupan gizi), seperti adanya pantangan atau tabu yang berlawanan dengankonsep-konsep
gizi. Menurut Williams (1993), masalah yang menyebabkan malnutrisi adalahtidak cukupnya
pengetahuan gizi dan kurangnya pengertian tentang kebiasaan makan yang baik.Kebiasaan
makan dalam rumahtangga penting untuk diperhatikan, karena kebiasaan makanmempengaruhi
pemilihan dan penggunaan pangan dan selanjutnya mempengaruhi tinggirendahnya mutu
makanan rumahtangga.
Oleh karena itu, penyuluhan gizi penting untuk terus menerus dilakukan untuk memperbaiki
pengetahuan gizi dan kebiasaan makan masyarakat. Penyuluhan gizi menjadi landasan terjadinya
perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Kelembagaan penyuluhan gizi seperti Posyandu
perlu lebih diperkuat sehingga aktivitas penyuluhan tidak terabaikan

Erina,2012.Hubungan budaya dan gizi.dari


https://www.academia.edu/9446924/HUBUNGAN_BUDAYA_DAN_GIZI#:~:text=Status
%20gizi%20juga%20didefinisikan%20sebagai%20status%20kesehatan%20yang,adanya
%20faktor%20budaya%20yang%20memengaruhi%20pemberian%20makanan%20tertentu.?
msclkid=9eb8ffcad06811ec9c68d466b452967 (diakses pada 10 Mei 2022).

Anda mungkin juga menyukai