Anda di halaman 1dari 15

METABOLISME PROTEIN

Disusun oleh :

1. Yola Rauhul Insani (P07134122119)


2. Intan Nur Mistarisma (P07134122095)
3. Elmia Rabiatul Farida ( P07134122092)
4. Mariana Ulva ( P07134122100)
5. Ni Wyn. Setsuna Kaori A.
(P07134122105)
6. Ni Luh Cindra Wati (P07134122104)
7. Isna Yuliana (P07134122096)

JURUSAN SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


POLTEKKES KEMENKES MATARAM
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa,


karena atas berkatnya kami bisa menyelesaikan makalah ini tepat waktu
Ucapan terima kasih juga tidak lupa kami sampaikan kepada bapak
Iswari Pauzi, SKM.,M.Sc. selaku dosen pembimbing mata kuliah biokimia ,
karena atas bimbingannya kami dapat menyelesaikan makalah berjudul
Metabolisme Protein dengan lancar.
Kami sebagai penyusun sangat menyadari bahwa hasil
penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Dengan demikian,
masukan berupa saran dan k r i t i k y a n g m e m b a n g u n a k a n s a n g a t
d i h a r a p k a n , a g a r p e n y u s u n a n makalah selanjutnya semakin baik.
Dengan terbitnya makalah ini harapan kami adalah para pembaca
mendapatkan tambahan wawasan tentang salah satu proses metabolisme
yang paling penting di dalam tubuh manusia. Selain itu, kami juga
berharap dapat membagi ilmu kepada pembaca yang baru mengenal
tentang sistem metabolisme agar lebih tertarik dalam
memahami/mendalami salah satu cabang ilmu saintis yaitu biokimia.

Penyusun,

Kelompok 9
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………..……. i


DAFTAR ISI ………………………………………………………………….……………………. ii
BABI I PENDAHULUAN …………………………………………………………………….. 1
1.1 Latar belakang ……………………….…………………………………….. 1
1.2 Rumusan masalah ……………………………………………………….. 1
1.3 Tujuan …………………………………………………………………………… 1

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………….……………………….. 2


2.1 Pengertian protein ……………………………………………………….. 2
2.2 Ciri-ciri protein ………………………..………………………………….. 3
2.3 Klasifikasi protein ……………………………………………………….. 4
2.4 Metabolisme protein ………………..………………………………….. 5
2.5 Fungsi protein ………………………………………………..……………. 8
2.6 Tinjauan klinis …………………………………………………………….. 9

BAB III KESIMPULAN …………………………………………………….……………….. 10


3.1 Kesimpulan ………………………………………..……………………….. 10

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….……………….. 11


BAB I PENDAHULUAN

1.1 latar belakang


Protein berasal dari bahasa Yunani yaitu Protos yang berarti
“yangpaling utama”. Protein adalah komposisi organik kompleks berbobot
molekultinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam
amino yangmengandung satu sama lain dengan ikatan peptida. Protein
molekulmengandung karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), dan
kadangkala belerang (S) serta fosfor (P).Protein berfungsi sebagai zat utama
pembentuk dan pertumbuhantubuh. Sebagai zat utama pembentuk
maksudnya protein merupakan zatutama pembentuk sel-sel tubuh dan
digunakan sebagai sumber energi jikaberkurangnya karbohidrat dan lemak
didalam tubuh. Kebanyakan proteinmerupakan enzim dan subunit
enzim.Sama halnya dengan proses metabolisme pada komponen lain,
padametabolisme protein juga memerlukan peranan enzim. Sehingga kita
harustau bagaimana mekanisme metabolisme protein. Maka d a r i itu
k a m i menyusun makalah ini yang didalamnya kami berusaha
memaparkan dan menjelaskan secara rinci, bagaimana proses
metabolisme protein.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara
lain:
1. Apa pengertian dari metabolisme protein ?
2. Bagaimana proses metabolisme protein?
3. Apa saja fungsi dan manfaat metabolisme protein untuk tubuh?

1.3 Tujuan
1.Untuk mengetahui bagaimana proses metabolism protein
2. Untuk mengetahui apa saja manfaat metabolism protein
3. Untuk memahami apa saja tinjauan klinis yang terjadi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Protein

Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838. Namun
yang memperkenalkan istilah protein adalah Mulder, pada tahun 1830.
Protein berasal dari bahasa Yunani yaitu Protos yang berarti “yang paling
utama”. Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi
yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein
mengandung karbon, hidrogen, oksigen , nitrogen dan kadang kalasulfur
serta fosfor . Protein terdapat pada semua sel hidup, kira-kira 50% dari
berat keringnya dan berfungsi sebagai pembangun struktur, biokatalis,
hormon, sumber energy, penyangga racun, pengatur pH, dan sebagai
pembawa sifat turunan dari generasi ke generasi. Protein berperan penting
dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein
lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya
protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat
dalam system kekebalan (imun) sebagai anti bodi, sistem kendali dalam
bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga
dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan
sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk
asam amino tersebut (heterotrof). (kilirong, 2010)
Unit dasar penyusun struktur protein adalah asam amino. Dengan kata
lain protein tersusun atas asam-asam amino yang saling berikatan.
Suatu asam amino-α terdiri atas:
1. Atom C α. Disebut α karena bersebelahan dengan gugus karboksil
(asam).
2. Atom H yang terikat pada atom C α.
3. Gugus karboksil yang terikat pada atom C α.
4. Gugus amino yang terikat pada atom C α.
5. Gugus R yang juga terikat pada atom C α.
Gugus R dari asam amino bervariasi dalam hal ukuran, bentuk,
muatan, kapasitas pengikatan hidrogen serta reaktivitas kimia. Kedua
puluh macam asam amino ini tidak pernah berubah. Asam amino yang
paling sederhana adalah glisin dengan atom H sebagai rantai samping.
Berikutnya adalah alanin dengan gugus metil (-CH3) sebagai rantai
samping. Dua puluh jenis asam amino standar tersebut yakni alanin,
arginin, asparagin, asam aspartat, sisten, glutamin, glisin, isoleusin, leusin,
lisin, metionin, fenilalanin, prolin, serin, treonin, triptofan, tirosin, dan valin

2.2 Ciri ciri molekul protein


1. Berat molekulnya besar, ribuan sampai jutaan sehingga
merupakan suatu makro molekul.
2. Umumnya terdiri dari 20 macam asam amino.
3. Terdapat ikatan kimia lain yang menyebabkan terbentuknya
lengkungan-lengkungan rantai polipeptida menjadi struktur tiga
dimensi protein.
4. Strukturnya tidak stabil terhadap beberapa faktor seperti pH,
radiasi, temperatur, medium pelarut organik dan deterjen.
5. Umumnya reaktif dan sangat spesifik, disebabkan terdapatnya
gugusan samping yang reaktif dan susunan khas struktur
makromolekul klasifikasi (Ellya, 2010).

2.3 Klasifikasi Protein


a) Protein berdasarkan fungsi biologisnya
1. Protein enzim, golongan protein ini berperan pada
biokatalisator dan pada umumnya mempunyai bentuk
globular.
2. Protein pengangkut, mempunyai kemampuan membawa ion
atau molekul tertentu dari satu organ ke organ lain melalui
aliran darah.
3. Protein struktural, peranan protein struktural adalah sebagai
pembentuk struktural sel jaringan dan memberi kekuatan
pada jaringan.
4. Protein hormon, adalah protein yang di hasilkan oleh kelenjar
endokrin membantu mengatur aktivitas metabolisme di dalam
tubuh.
5. Protein pelindung, protein ini umumnya terdapat pada darah,
melindungi organisme dengan cara melawan serangan zat
asing yang masuk dalam tubuh.
6. Protein kontraktil, golongan ini berperan dalam proses gerak,
memberi kemampuan pada sel untuk berkontraksi atau
mengubah bentuk.
7. Protein cadangan atau protein simpanan adalah protein yang
disimpan dan dicadangkan untuk beberapa proses
metabolisme.
b) Protein berdasarkan struktur susunan molekul
1. Protein Fibriler/Skleroprotein, protein ini berbentuk serabut,
tidak larut dalam pelarut encer, baik larutan garam, asam,
basa, ataupun alkohohol. Berat molekulnya yang besar tidak
dapat ditentukan dengan pasti dan sukar di murnikan,
membentuk kristal dan bila ditarik akan memanjang dan
kembali pada keadaan semula.
Contoh: kolagen yang terdapat pada tulang rawan, myosin pada
otot, keratin pada rambut, dan fibrin pada gumpalan.
2. Protein Globuler/Sferoprotein, protein ini berbentuk bola,
banyak terdapat pada bahan makanan seperti susu, telur, dan
daging. Protein ini larut dalam garam, pelarut, asam, basa.
Protein ini mudah terdenaturasi, susunan molekulnya berubah
yang diikuti dengan perubahan sifat fisik dan fisiologisnya
contoh: enzim.
c) Protein berdasarkan komponen penyusunan
1. Protein sederhana, protein ini tersusun oleh asam amino saja
oleh karena itu pada hidrolisisnya hanya diperoleh asam-asam
amino penyusun saja.
2. Protein majemuk, protein ini tersusun oleh protein sederhana
dan zat lain yang bukan protein.
d) Protein berdasarkan asam amino penyusunnya
1. Protein esensial, adalah asam amino yang dibutuhkan oleh
tubuh, tetapi tubuh tidak dapat mensintesanya sendiri
sehingga harus didapat dan diperoleh dari protein makanan.
2. Protein non esensial, adalah asam amino yang dibutuhkan oleh
tubuh dan tubuh dapat mensintesa sendiri melalui reaksi
aminase reduktif asam keton atau melalui transminasi.
e. Protein berdasarkan sumbernya
1. Protein hewani, adalah protein dari bahan makanan yang
berasal dari hewan seperti protein daging, ikan, ayam, telur dan
susu.
2. Protein nabati, adalah protein yang bersal dari bahan makanan
tumbuhan, seperti protein jagung, kacang panjang, gandum,
kedelai, dan sayuran.

2.4 Metabolisme Protein


Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam
tubuh makhluk hidup, mulai makhluk hidup bersel satu hingga yang
memiliki susunan tubuh kompleks seperti manusia. Dalam hal ini,
makhluk hidup mendapat, mengubah dan memakai senyawa kimia dari
sekitarnya untuk mempertahankan hidupnya.
Metabolisme merupakan pertukaran zat antara suatu sel atau suatu
organisme secara keseluruhan dengan zat antara suatu sel atau organisme
secara keseluruhan dengan lingkungannya. Metabolisme berasal dari kata
Yunani “Metabole” yang berarti perubahan. Metabolisme kadang juga
diartikan pertukaran zat antaara satu sel atau secara keseluruhan dengan
lingkungannya.
Proses metabolisme yang terjadi di dalam sel merupakan aktivitas
yang sangat terkoordinasi, melibatkan kerjasama berbagai system enzim
yang mengkatalis reaksi-reaksi secara bertahap dan memerlukan
pengaturan metabolic untuk mengendalikan mekanisme reaaksinya.
Proses metabolisme bagi organisme hidup memiliki tiga fungsi spesifik,
yaitu:
1. Untuk memperoleh energi kimia dalam bentuk ATP dari hasil
degradasi zat-zat makanan yang kaya energi yang berasal dari
lingkungan.
2. Untuk mengubah molekul zat-zat makanan (nutrisi) menjadi
perkursor unit pembangun bagi biomolekul sel.
3. Untuk menyusun unit-unit pembangun menjadi protein, asam
nikleat, lipida, polisakarida, dan komponen sel lain. Untuk
membentuk dan merombak biomolekul.

Metabolisme protein proses katalisis protein menjadi asam amino


terjadi pada saluran pencernaan di dalam tubuh. Proses pencernaan ini
terjadi di mulut, lambung, dan usus halus hingga asam amino diangkut ke
dalam darah. Di dalam mulut terjadi pencernaan protein secara mekanik
dan enzimatis oleh enzim saliva menjadi polipeptida protein, selanjutnya
polipeptida protein di dalam lambung dikatalisis oleh enzim kelenjar
lambung (pepsin, renin) dan asam lambung (HCL) menjadi oligopeptida,
proteosa, dan pepton yang selanjutnya dikatalisis oleh cairan pancreas
(tripsin, kimotripsin, karboksipeptidase) cairan empedu/hati, enzim
kelenjar usus halus (amino peptidase, dipeptidase), dan bakteri usus halus
hingga menjadi asam amino di dalam darah dan limfa. Setelah protein
diubah menjadi asam-asam amino, maka dengan proses absorpsi melalui
dinding usus, asam amino tersebut sampai ke dalam pembuluh darah.
Proses absorpsi ini ialah proses transpor aktif yang memerlukan energi.
Asam-asam amino dikarboksilat atau asam diamino diabsorpsi lebih lambat
dari pada asam amino netral. Protein yang terdapat di dalam sel dan
makanan di degradasi menjadi monomer penyusunnya (asam amino) oleh
enzim protease yang khas. Protease tersebut dapat berada di dalam lisosom
maupun dalam lambung dan usus. Katabolisme protein makanan pertama
kali berlangsung di dalam lambung. Di tempat ini protease khas (pepsin)
mendegradasi protein dengan memutuskan ikatan peptida yang adadi sisi
NH2 bebas dari asam amino aromatik, hidrofobik, atau dikarboksilat.
Kemudian didalam usus protein juga didegradasi oleh protease khas seperti
tripsin, kimotripsin, karboksipeptidase dan elastase. Hasil pemecahan ini
adalah bagian-bagian kecil polipeptida. Selanjutnya senyawa ini dipecah
kembali oleh aktivitas amino peptidase menjadi asam-asam amino bebas.
Produk ini kemudian melalui dinding usus halus masuk ke dalam aliran
darah menuju ke berbagai organ termasuk kedalam sel. Dalam proses
katabolisme protein maka akan dihasilkan amonia sebagai hasil deaminasi
oksidatif, zat ini merupakan bahan yang berisi fatracun dan harus
dikeluarkan dari tubuh. Pada makhluk hidup, sebagian besar dikeluarkan
melalui dua jalan kecil dalam tubuhnya yaitu :
1. Amonia dengan asam glutamat dalam hati, untuk membentuk
glutamin membutuhkan ATP, ditransfer ke ginjal dan kemudian
dipisahkan kembali menjadi glutamat dan amonia. Akhirnya
dieksresikan ke urine sebagai garam ammonium (NH4+).
2. Amonia dengan karbondioksida untuk membentuk carbamil, yang
kemudian difosforilasi menjadi karbokmoil fosfat, sebuah reaksi
yang membutuhkan dua ATP. Karbamoil fosfat kemudian masuk
ke dalam siklus ornithinurea.
2.5 Fungsi Protein

Fungsi Jenis Contoh


Katalitik Enzim Katalase pepsin
Struktural Protein struktural Kolagen, elastin, keratin
Motil (mekanik) Protein kontraktil Aktin, Myosin
Penyimpanan Protein angkutan Kasein (susu), ovalbumin (telur),
feritin (penyimpan besi)
Pengangkutan Protein angkutan Albumin serum (asam lemak),
hemoglobin (oksigen)
Pengatur Protein hormon Insulin
enzim pengatur Fosfofruktokinasa
Perlindungan Antibodi Imun globulin
Protein penggumpal Trombin, fibrinogen
Tanggap toksik Protein toksin Toksin bisa ular, toksin bakteri
(bortulisme, difteri)
2.6 Tinjauan Klinis
 Kekurangan protein
1. Kwashiorkor
Istilah Kwashioskor pertama kali diperkenalkan oleh dr.Cecily William pada
tahun 1993 di Ghana, Afrika. Penyakit ini lebih banyak terdapat pada usia
dua hingga tiga tahun yang komposisi gizi makanannya tidak seimbang
terutama dalam hal protein (Yuniastuti, 2008). Gejala penyakit Kwashioskor
(Widodo,2009), adalah sebagai berikut:
a. Pertumbuhan terhambat
b. Otot-otot berkurang dan lemah
c. Bengkak (busung) terutama pada perut, kakidan tangan
d. Muka bulat seperti bulan (wajah bulan)
e. Gangguan psikimotoatau
f. Nafsu makan kurang
g. Apatis

Ciri-ciri penyakit Kwashioskor (Ellya, 2010), adalah sebagai berikut:
a. Rambut halus, jarang, dan pirang kemerahan kusam
b. Kulit tampak kering (xerosis) dan memberi kesan kasar dengan
garis-garis permukaan yang jelas
c. Di daerah tungkai dan sikut serta bokong terdapat kulit yang
menunjukkan hiperpigmentasi dan kulit dapat mengelupas dalam
lembar yang besar, meninggalkan dasar yang licin berwarna putih
mengkilat
d. Perut anak membuncit karena pembesaran hati
2. Marasmus
Marasmus berasal dari kata yunani yang bearti wasting (merusak).
Marasmus umumnya merupakan penyakit pada bayi (12 bulan pertama),
karena terlambat diberi makanan tambahan. 
Marasmus adalah penyakit kelaparan dan terdapat banyak diantara
kelompok sosial ekonomi rendah disebagian besar negara sedang berkemba
ng dan lebih banyak dari kwashiorkor (Yuniastuti, 2008).
Gejala penyakit Marasmus (Widodo, 2009),adalah sebagai berikut:
a. Pertumbuhan yang terhambat
b. Lemak dibawah kulit berkurang
c. Otot-otot berkurang dan melemah
d. Muka seperti orang tua (oldman’s face)
 Kelebihan protein
Jika terlalu berlebihan mengkomsumsi protein juga akan sangat
membebani kerja ginjal. Protein secara berlebihan tidak menguntungkan
tubuh. Makanan yang tinggi proteinnya biasanya tinggi lemak sehingga
menyebabkan obesitas. Diet protein tinggi yang sering dianjurkan untuk
menurunkan berat badan. Kelebihan protein pada bayi dapat memberatkan
ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan
nitrogen dan juga dapat menyebabkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan
amonia darah, kenaikan ureum dan demam.
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838.
Namun yang memperkenalkan istilah protein adalah Mulder, pada tahun
1830. Protein berasal dari ystem Yunani yaitu protos yang berarti “yang
paling utama”. Protein adalah senyawa organic kompleks berbobot molekul
tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan ystem. Molekul protein
mengandung karbon, ystem, oksigen, nitrogen, dan kadang kala sulfur
serta fosfor. Protein terdapat pada semua sel hidup, kira-kira 50% dari
berat keringnya dan berfungsi sebagai pembangun struktur, biokatalis,
ystem, sumber energi, penyangga racun, pengatur Ph, dan sebagai
pembawa sifat turunan dari generasi ke generasi. Protein berperan penting
dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Berdasarkan sumbernya, protein digolongkan atas dua yaitu protein nabati
dan hewani (Budianto, 2009).
Terdapat sifat-sifat protein yaitu ionisasi, denaturasi, viskositas,
kristalisasi, ystem koloid. Berdasarkan struktur molekul, protein terbagi
atas struktur primer, sekunder, tersier, dan kuarter. Serta terdapat
penggolongan protein yaitu protein fiber, globular, dan gabungan.
Sedangkan untuk kelarutannya terdapat bermacam-macam protein
sehingga adanya kelebihan dan kekurangan dari protein yang dapat
menyebabkan penyakit.
DAFTAR PUSTAKA

http://agusp3b3.blogspot.com/2011/12/makalah-metabolisme.html
diakses pada tanggal 15-07-2014

http://budisma.net/2014/12/struktur-dan-fungsi-protein.htmlhttp://
manfaatnyasehat.com/fungsi-protein/

http://id.wikipedia.org/wiki/Protein diakses pada tanggal 15-07-2014


http://www.diwarta.com/jenis-jenis-protein-serta-ciri-ciri-protein/811/
https://dokumen.tips/download/link/makalah-biokimia-proteinhttps://
equentinh.wordpress.com/2014/03/03/protein-struktur-protein-  pen
ggolongan-protein-fungsi-protein-asam-amino-esensial-non-esensial/

Praweda. 2000.Biologi Katabolisme.Diunduh pada tanggal15-07-


2014(http: // kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/Sponsor-
Pendaping/Praweda/Biologi/0116%20Bio%203-1e.htm)

Toha. 2001. Biokimia, Metabolisme Biomolekul. Bandung, Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai