Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PROTEIN

Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah Ilmu Gizi

Dosen Pengampu Ika Muzdalia, S.Kep, Ns, M.Kep

Oleh

Kelompok 2

Muhammad Amar Naufal (B0219355)

Musdalifah (B0219508)

Purnamasari (B0219334)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaian tugas yang berjudul “PROTEIN”
Tidak lupa pula kami mengucapkan terimakasih untuk semua pihak yang telah
membantu sehingga tugas ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Besar harapan
kami dari kelompok II semoga tugas ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi
para pembaca.
Karena keterbatasan kami akan pengetahuan maupun pengalaman, kami dari
kelompok II yakin jika di dalam tugas ini masih terdapat bayak kekuragan, oleh karena
itu, kritik maupun saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan agar
kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi tugas agar menjadi lebih
baik lagi demi kesempurnaan tugas ini

Majene, 22 Februari 2021


Mengetahui,

Kelompok II

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengertian .................................................................................................................... 2

B. Klasifikasi .................................................................................................................... 3

C. Jenis dan sumber .......................................................................................................... 4

D. Fungsi .......................................................................................................................... 5

E. Pencernaan Penyerapan dan Metabolisme ..................................................................... 6

BAB III PEMBAHASAN

A. Isu Kesehatan ............................................................................................................... 9

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................................. 12

DAFTAR ISI

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh
sesudah air. Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi
lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh. Fungsi lain dari
protein adalah untuk mengatur keseimbangan air, pembentukan ikatan-ikatan essensial
tubuh, memelihara netralitas tubuh, sebagai pembentuk antibodi, mengatur zat gizi dan
sebagai sumber energi (Almatsier, 2001). Protein dikatakan sebagai sumber energi yang
ekivalen dengan karbohidrat karena menghasilkan 4 kkal/g protein (Barasi, 2007).
Kekurangan protein dapat menyebabkan penyakit yang dinamakan kwashiorkor yang
biasanya banyak menyerang anak-anak di bawah umur lima tahun atau balita (Almatsier,
2001).

Protein merupakan suatu senyawa yang dibutuhkan dalam tubuh manusia sebagai
zat pendukung pertumbuhan dan perkembangan. Dalam protein terdapat sumber energi
dan zat pengatur jaringan tubuh (Muchtadi, 2010). Protein juga berguna sebagai
biokatalisator enzim dalam proses kimia. Protein biasanya didapat dari makanan yang
kita konsumsi, baik dari hewan maupun tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan
disebut dengan protein hewani misalnya telur, daging, susu dan ikan. Protein yang
berasal dari tumbuhan disebut protein nabati meliputi kacang, kedelai, jagung, gandum,
jamur, dan buah-buahan.

1
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Istilah protein berasal dari bahasa yunani yaitu proteos , yang berarti yang utama
atau yang didahulukan. Kata ini di perkenalkan oleh ahli kimia Belanda, gerardus mulder
(1802-1880). Ia berpendapat bahwa protein adalah zat yang paling penting dalam setiap
organisme. Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar
tubuh setelah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein separuhnya ada didalam otot,
seperlima dalam tulang dan tulang rawan, Sepersepuluh dalam kulit dan selebihnya
dalam jaringan lain dan cairan tubuh. Disamping itu, asam amino yang membentuk
protein bertindak sebagai prekursor, sebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat, dan
molekul-molekuk esensial untuk kehidupan.

Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat kimia lain,
yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh. Protein merupakan zat
gizi yang paling penting. Karena yang paling erat hubungannya dengan proses
kehidupan. Didalam sel protein terdapat protein struktural maupun protein metabolik.
Molekul protein mengandung unsur-unsur C,H,O dan unsur khusus yang terdapat
didalam protein dan tidak terdapat didalam molekul karbohidrat maupun lemak yaitu
nitrogen (N).

Protein adalah senyawa kompleks yang tersusun atas unsur-unsur C,H,O dan N.
Namun demikian ada pula protein yang mengandung unsur S dan P. Kelenjar ludah
dalam mulut tidak membuat enzim protease. Enzim protease baru terdapat dalam
lambung, yaitu pepsin yang mengubah protein menjadi albuminosa dan pepton.

Kemudian, tripsin dalam usus duabelas jari yang berasal dari pankreas mengubah
sisa protein yang belum sempurna menjadi albuminosa dan pepton. Dalam usus halus,
albuminosa dan pepton seluruhnya diubah oleh enzim pepsin menjadi asam-asam amino
yang siap untuk diserap. Protein yang telah di ubah kedalam bentuk asam amino

2
mempunyai sifat larut dalam air. Seperti halnya hidrat arang, asam amino yang mudah
larut dalam air ini juga dapat diserap secara pasif dan langsung memasuki pembuluh
darah. Ketika protein mengalami hidrolisis total, akan dihasilkan sejumlah 20-24 jenis
asam amino, tergantung dari cara menghidrolisisnya. Ada 3 cara yang dapat ditempuh
untuk menghidrolisis protein yaitu hidrolisis asam, hidrolisis alkalis, dan hidrolisis
enzimatik.

Struktur umum asam amino terdiri atas beberapa bagian:

- Gugusan amino

- Gugusan karboksil

- Gugusan sisa molekul (molecular rest)

Perbedaan asam amino yang satu dengan yang lainnya terletak pada struktur sisa
molekul R. Asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh disebut asam amino
esensial. Untuk orang dewasa terdapat 8 jenis asam amino esensial, yaitu lisin, leusin,
isoleusin, valin, treonin, fenilalanin, metionin, triptofan, sedangkan untuk anak-anak yang
sedang tumbuh, ditambahkan dua jenis lagi, ialah histidin dan arginin. Dalam molekul
protein, asam-asam amino saling dirangkaikan melalui reaksi gugusan karboksil asam
amino yang satu dengan gugusan amino dari asam amino yang lain, sehingga terjadi
ikatan yang disebut ikatan peptida

B. Klasifikasi

Protein terdapat dalam bentuk serabut (fibrous), globular, dan kunjngsi.

a. Protein dalam bentuk serabut.

Terdiri atas beberapa rantai peptida berbentuk spiral dan terjalin satu sama lain,
sehingga menyerupai batang yang kaku. Karakteristiknya ialah Rendah daya larutnya,
Mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi dan tahan terhadap enzim pencernaan.
Contohnya yaitu protein serabut : Kolagen, elastin, keratin, miosin.

3
b. Protein globular.

Karakteristiknya ialah Berbentuk bola, Larut dalam larutan garam dan asam encer,
Mudah berubah dalam pengaruh suhu dan Konsentrasi garam mudah mengalami
denaturasi Contohnya yaitu Albumin, globumin, histon, protamin.

c. Protein konjungsi.

Merupakan protein sederhana yang terikat dengan bahan-bahan non asam amino
(gugus prostetik) Contohnya yaitu Nukleoprotein, lipoprotein, fosfoprotein,
metaloprotein.

C. Jenis dan Sumbernya

Berdasarkan sumbernya protein dibagi menjadi dua jenis, yaitu (Budianto, 2009):

a. Protein hewani. Protein hewani adalah protein yang berasal dari hewan, dimana
hewan yang mengubah tumbuhan mengubah protein menjadi protein hewani. Contoh
daging sapi, daging ayam, susu, udang, telur, belut, ikan gabus dan lain-lain.

b. Nabati protein. Protein nabati adalah protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Contoh jagung, kacang kedelai, kacang hijau, dan jenis kacang-kacangan lainnya
yang mengandung protein tinggi.

Berdasarkan bentuknya, protein dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

a. Protein fibriler (skleroprotein), yaitu protein yang berbentuk serabut. Protein ini tidak
larut dalam pelarut-pelarut encer, baik larutan garam, asam basa ataupun alkohol.
Contohnya kolagen yang terdapat pada tulang rawan, miosin pada otot, keratin pada
rambut, dan fibrin pada darah.

b. Protein globuler atau steroprotein, yaitu protein yang berbentuk bola. Protein ini larut
dalam larutan garam dan asam encer, juga lebih mudah berubah di bawah pengaruh
suhu, konsentrasi garam, pelarut asam dan basa dibandingkan protein fibriler. Protein
ini mudah terdenaturasi, yaitu susunan molekul yang berubah diikuti dengan
perubahan sifat fisik dan fisiologisnya seperti yang dialami oleh enzim dan hormon.

4
D. Fungsi Protein

Fungsi protein didalam tubuh sangat erat hubungannya dengan hayat hidup sel.
Selain itu, protein juga berfungsi sebagai zat pertahanan tubuh melawan berbagai
mikroba dan zat toksik lain yang datang dari luar dan masuk kedalam milieu interior
tubuh. Protein juga sebagai zat pengatur proses-proses metabolisme dalam bentuk enzim
dan hormon.

Protein sangat berperan penting untuk pertumbuhan manusia dan terdapat dalam
semua makhluk hidup. Jadi tanpa adanya protein tidaklah dapat dibentuk sel makhluk
hidup. Menurut sumber lain yang penulis peroleh, dapat kita lihat fungsi protein lainnya,
antara lain sebagai berikut :

1. Untuk membangun sel jaringan tubuh seorang bayi yang lahir dengan berat badan 3
kg.
2. Untuk mengganti sel tubuh yang aus atau rusak.
3. Untuk membuat air susu, enzim dan hormon air susu yang diberikan ibu kepada
bayinya dibuat dari makanan ibu itu sendiri.
4. Membuat protein darah, untuk mempertahankan tekanan osmose darah.
5. Untuk menjaga keseimbangan asam basa dari cairan tubuh.
6. Sebagai pemberi kalori.
7. Untuk pertumbuhan dan pemeliharaan.
8. Untuk pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh.
9. Untuk mengatur keseimbangan air dalam tubuh.
10. Untuk memelihara netralitas tubuh.
11. Untuk pembentukan antibodi.
12. Untuk mengangkat zat-zat gizi.
13. Sebagai sumber energi.
Oleh karena itu, protein sangat berperan penting dalam tubuh manusia, karena bila
manusia tidak cukup protein, maka mereka akan dapat menderita gizi kurang bahkan gizi
buruk.
Protein memiliki bermacam-macam fungsi bagi tubuh, yaitu sebagai enzim,
pengatur pergerakan, pertahanan tubuh, dan alat pengangkut. Sebagai pengatur zat-zat,

5
mengatur proses-proses metabolisme dalam bentuk enzim dan hormon. Proses
metabolisme (reaksi biokimiawi) diatur dan dilangsungkan di atas pengaturan enzim,
sedangkan aktivitas enzim diatur lagi oleh hormon, agar terjadi hubungan yang harmonis
antara proses metabolisme yang satu dengan yang lain (Sediaoetama, 2008). Menurut
Almatsier (2009:96–97) fungsi protein adalah sebagai berikut:
- Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan dan sel-sel tubuh.
- Ikatan esensial tubuh, hormon-hormon seperti tiroid, insulin, dan epinerfin
adalah protein, demikian pula berbagai enzim.
- Keseimbangan udara, cairan-ca tubuh tubuh terdapat dalam tiga
kompartemen: intraseluler (di dalam sel), ekstraseluler/ interselular (di luar
sel), intravaskular (di dalam pembuluh darah).
- Memelihara netralitas tubuh, protein tubuh bertindak sebagai buffer, yaitu
bereaksi dengan asam basa untuk pH pada taraf konstan.
- anti bodi, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi, mengandalkan
kemampuan tubuh memproduksi anti bodi
- Mengangkut zat-zat gizi dari saluran cerna ke dalam darah, dari darah ke
jaringan-jaringan, dan melalui membran sel ke dalam sel.
- Sebagai sumber energi, protein ekivalen dengan karbohidrat karena
menghasilkan 4 kalori/g protein.

E. Pencernaan, Penyerapan dan Metabolisme protein.


Di dalam tubuh, protein diubah menjadi asam amino oleh beberapa reaksi
hidrolisis serta enzim-enzim yang bersangkutan. Enzim-enzim yang bekerja pada proses
hidrolisis protein, antara lain pepsin, tripsin, kemotripsin, karboksi peptidase, dan amino
peptidase. Protein yang telah dipecah menjadi asam amino, kemudian diabsorpsi melalui
dinding usus halus dan sampai ke pembuluh darah. Setelah diabsorpsi dan masuk ke
dalam pembuluh darah, asam amino tersebut sebagian besar langsung digunakan oleh
jaringan. Sebagian lain, mengalami proses pelepasan gugus amin (gugus yang
mengandung N) di hati. Proses pelepasan gugus amin ini dikenal dengan deaminasi
protein.

6
Pada umumnya protein diserap dalam bentuk asam amino dan bersama-sama
dengan darah dibawa ke hati, kemudian dibersihkan dari toksin. Proses masuknya asam
amino dapat di katakan tidak bersifat dinamis dan selalu di perbaharui. Asam amino yang
masuk tidak sebanding dengan jumlah asam amino yang diperlukan untuk menutupi
kekurangan amino yang dipakai oleh tubuh.
Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima ribu
hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino, yang terikat
satu sama lain dalam ikatan peptida. Molekul protein lebih kompleks dari pada
karbohidrat dan lemak dalam hal berat molekul dan keanekaragaman unit-unit asam
amino yang membentuknya.
Asam amino terdiri atas atom karbon yang terikat pada satu gugus karboksil (-
COOH), satu gugus amino (-NH2), satu atom hidrogen (-H) dan satu gugus radikal (-R)
atau rantai cabang. Pada umumnya asam amino yang diisolasi dari protein hididroksilat
alfa-asam amino, yaitu gugus karboksil dan amino terikat pada atom karbon yang sama.
Yang membedakan asam amino satu sama lain adalah rantai cabang atau gugus –R nya.

7
Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lama ribu
hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino, yang terikat
satu sama lain dalam ikatan peptida. Asam amino terdiri atas unsur-unsur karbon,
hidrogen, oksigen, dan nitrogen; beberapa asam amino disamping itu mengandung unsur-
unsur fosfor, besi, iodium, dan kobalt. Unsur nitrogen adalah unsur utama protein akan
tetapi tidak terdapat didalam karbohidratdan lemak. Unsur nitrogen merupakan 16% dari
berat protein.
Molekul protein lebih kompleks daripada karbohidrat dan lemak dalam hal berat
molekul dan keanekaragaman unit-unit asam amino yang membentuknya. Berat molekul
protein bisa mencapai empat puluh juta; bandingkan dengan berat molekul glukosa yang
besarnya 180. Jenis protein sangat banyak, mungkin sampai 1010-1012. Ini dapat
dibayangkan bila diketahui bahwa protein terdiri atas sekian kombinasi berbagai jenis
dan jumlah asam amino. Ada dua puluh jenis asam amino yang diketahui sampai
sekarang yang terdiri atas sembilan asam amino esensial (asam amino yang tidak dapat
dibuat tubuh dan harus didatangkan dari makanan) dan sebelas asam amino nonesensial.
Protein sudah mulai dicerna oleh tubuh ketika Anda mengunyah atau meminum.
Berarti, penyerapan protein pertama-tama terjadi di dalam mulut. Setelah itu, protein
akan memecah di dalam perut menjadi asam amino yang kecil. Kemudian, dengan
peptida, pankreas lantas mengumpulkan pecahan asam amino tersebut untuk diproses
lebih lanjut oleh protease yang akan memecah asam amino menjadi partikel yang lebih
kecil lagi. Asam amino lalu dibawa menuju aliran darah dan hati. Selanjutnya, sel-sel di
dalam tubuh Anda akan mencerna protein sebagai pemulih jaringan serta pengembang
otot.

8
BAB III
PEMBAHASAN

A. Isu Kesehatan Tentang Protein


Protein merupakan salah satu jenis zat gizi makro yang memiliki fungsi sebagai
zat pembangun bagi tubuh. Sehubungan dengan pemenuhan gizi per individu, tentunya
masing-masing zat gizi baik makro maupun mikro memiliki jumlah tersendiri sesuai
kebutuhan masing-masing. Dalam praktiknya, kalangan penggiat olahraga kebugaran,
terutama yang memiliki tujuan untuk membentuk dan memperjelas otot tentunya akan
mengonsumsi protein dengan jumlah yang tinggi. Beredar anggapan di beberapa
kalangan bahwa konsumsi tinggi protein dapat memberikan dampak buruk bagi
kesehatan. Benarkah faktanya seperti itu? Artikel berikut akan membahasnya dengan
jelas.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai bahaya atau tidaknya konsumsi tinggi
protein, akan lebih baik jika terlebih dahulu mengetahui hal-hal yang paling mendasar
mengenai protein. Protein adalah salah satu unsur zat gizi makro yang tersusun atas
berbagai jenis asam amino. Tiap-tiap komponen asam amino ini memiliki jalur
metabolismenya masing-masing. Dan tidak seperti lemak, protein dalam bentuk asam
amino hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit di dalam tubuh, kaerna pada dasarnya
protein selalu digunakan, di daur ulang bahkan diekskresikan oleh tubuh.
Baik tidaknya kualitas protein suatu bahan makanan, ditentukan dari asam amino
assensial yang dikandungnya. Semakin lengkap asam aminonya, maka semakin baik
kualitas protein tersebut. Dalam hal ini, dapat dikatakan kata bahwa sumber protein
hewani memiliki kualitas dan daya cernah yang lebih baik dibandingkan sumber protein
nabati, kecuali kedelai. Kedelai adalah salah satu jenis protein nabati yang memiliki
unsur asam amino yang lengkap.
Protein memiliki peranan penting hampir bagi semua fungsi dan organ tubuh.
Protein merupakan unsur yang membentuk otot, kuku, rambut, membantu transportasi
sel, enzim dan darah, serta membantu sintesis hormon-hormon penting pada tubuh.
Melihat pernanannya tersebut yang begitu kompleks, kekurangan asupan protein akan
sangat mengacaukan sistem yang ada pada tubuh. Kondisi ini dapat menyebabkan

9
masalah yang sangat serius, yaitu kwashiorkor. Oleh sebab itu, seluruh zat gizi terutama
protein haruslah terpenuhi kecukupannya.
Namun bagaimana dengan asupan protein yang tinggi? Banyak opini yang
berkembang di masyarakat bahwa konsumsi tinggi protein dapat menyebabkan berbagai
masalah kesehatan diantaranya yaitu osteoporosis, penyakit ginjal, hingga kanker.
Berikut akan dibahas satu persatu mengenai anggapan tersebut.

1. Konsumsi tinggi protein dapat sebabkan osteoporosis?


Banyak sekali yang beranggapan bahwa konsumsi tinggi protein dapat menyebabkan
osteoporosisi. Yang menjadi dasar dari anggapan ini adalah ketika mengonsumsi
protein dalam jumlah yang banyak maka akan terjadi penumpukan asam di dalam
tubuh, sehingga tubuh mensekresikan kalsium dari tulang belakang untuk
menetralkan kondisi tersebut.
Beberapa penelitian memang ada yang menyebutkan bahwa terjadi peningkatan
ekskresi kalsium dalam jangka pendek, namun efek ini tidak bertahan dalam jangka
panjang. Studi-studi lainnya yang berjangka panjang malah membuktikan bahwa
tidak terjadi sekresi kalsium, yang ialah konsumsi protein tinggi dalam jangka
panjang dapat meningkatkan sekresi hormone yang berfungsi meningkatkan kekuatan
dan kepadatan tulang.

2. Konsumsi tinggi protein dapat sebabkan penyakit ginjal?


Ginjal adalah organ tubuh yang bertugas menyaring darah dari zat-zat yang tidak
diperlukan oleh tubuh dan membuangnya bersama urin. Banyak yang beranggapan
bahwa ketika mengonsumsi tinggi protein maka akan memberatkan kerja ginjal
sehingga lama kelamaan dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal.
Sebelumnya, perlu diketahui bahwa setiap harinya ginjal menyaringg darah sekitar
180 liter. Itu merupakan pekerjaan yang cukup berat, namun itulah yang dikerjakan
oleh ginjal sehari-hari. Penambahan jumlah protein tidak akan terlalu memberikan
efek yang begitu signifikan pada beban kerja ginjal.
Faktanya, tidak ada penelitian yang membuktikan bahwa konsumsi tinggi protein
dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Bahkan penelitian yang dilakukan pada

10
binaragawan yang mengonsumsi protein dalam jumlah sangat tinggi setiap harinya,
mereka memiliki kondisi ginjal yang sehat.

3. Konsumsi tinggi protein dapat sebabkan kanker?


Ini adalah isu yang paling sering tedengar, banyak opini-opini yang tumbuh di
masyarkaat bahwa konsumsi protein yang tinggi dapat menyebabkan penyakit kanker.
Seberapa banyak jumlah protein yang dikonsumsi tidak ada kaitannya, sebenarnya
yang bersinergi dengan hal ini adalah cara pengolahannya. Kebanyakan orang-orang
menggolah makanan sumber protein dengan cara yang tidak sehat, seperti dipanaskan
dengan suhu yang tinggi sehingga menyebabkan munculnya molekul oksidatif yang
dapat menyebabkan terjadinya peradangan, kemudian pengolahan dengan cara
dibakar sehingga menghasilkan zat karsinogenik.

4. Seberapa banyak konsumsi protein yang dikatakan tinggi?


Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian awal, bahwa kebutuhan zat gizi tiap orang
berbeda-beda. Maka agak sulit untuk mendefinisikan jumlah seberapa banyak
komsumsi protein yang dikatakan tinggi. Selain kondisi sakit, para penggiat olahraga
terutama pada olahraga ketahanan dan binaragawan juga membutuhkan asupan
protein yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang beraktivitas seperti biasa.

Meskipun dari beberapa fakta diatas telah diketahui bahwa konsumsi protein tinggi tidak
memberikan dampak yang signifikan terhadap kesehatan tubuh, namun perlu diingat juga
bahwa sumber energi utama adalah karbohidrat lalu kemudian lemak. Maka diharapkan
untuk mengonsumsi protein dalam batasan normal saja. Terekecuali jika berhadapan
dengan kondisi-kondisi tertentu. Kebutuhan protein normal adalah berkisa 0,8 – 1
g/kgBB. Namun untuk para penggiat olahraga ketahanan dan kebugaran mereka dapat
mengonsumsi 1,5 – 3 g/kgBB.
.

11
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa protein sangatlah
penting, terutama bagi pertumbuhan. Disamping itu protein merupakan zat utama dalam
membantu tumbuh kembang anak. Sehingga apabila anak cukup asupan proteinnya, maka
anak akan tumbuh sehat, jauh dari gizi kurang dan tidak terjadinya gangguan tumbuh
kembang. Selain itu, protein merupakan penghasil energi terbesar. Dengan adanya
protein dalam tubuh, maka tubuh akan merasa tetap segar. Tetapi yang harus diperhatikan
asupan protein untuk tubuh haruslah seimbang, tidak boleh kekurangan dan tidak bileh
pula kelebihan. Karena kelebihan atau kekurangan asupan protein dapat menimbulkan
penyakit, seperti : kwashiorkor, marasmus, dan obesitas. Oleh karena itu, diharapkan
kepada pembaca, untuk dapat memanfaatkan apa yang telah disampaikan dalam makalah
ini, guna untuk meningkatkan status gizi di masyarakat, sehingga tercipta masyarakat
yang sehat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Kurniadi, AY (2020). KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LIPID (Vol. 1). Agi Yusup Kurniadi.

Jauhari, MT, Santoso, S., & Anantanyu, S. (2019). Asupan protein dan kalsium serta aktivitas
fisik pada anak usia sekolah dasar. Ilmu Gizi Indonesia , 2 (2), 79-88.

Nusi, F., & Arbie, TA (2019). Gambaran Konsumsi Energi DAN Protein Pada Remaja DI Sma
Muhammadiyah Batudaa Kabupaten Gorontalo.

Utami, RDP (2020). Pola Pemberian Makan, Pemberian Asi Eksklusif, Asupan Protein Dan
Energi, Sebagai Penyebab Stunting Di Desa Grogol Ponorogo. Jurnal Keperawatan
Malang , 5 (2), 96-102.

Natsir, NA (2018). Analisis kandungan protein total ikan kakap merah dan ikan kerapu bebek.
Biosel: Ilmu dan Pendidikan Biologi , 7 (1), 49-55.

Muselli, AP (2019). Hubungan Konsumsi Protein Sumber Purin Terhadap Kejadian


Hiperurisemia Pada Lanjut Usia Di Panti Jompo HISOSU Binjai.

Anda mungkin juga menyukai