Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Pembahasan Hasil Kesimpulan

CASE Menurut Pasal Model CMmerupakan bentuk Case


MANAGEMENTUNTUK 1UU pelayanan kesehatan yang meliputi management
PELAYANAN RUMAH 44/2009danPasal promotif, preventif, kuratif, dan merupakan
SAKIT YANG ADIL 1 Permenkes rehabilitatif di RS melalui continuum of bentuk
DAN BERMUTU 4/2018,RS adalah caresecara terkoordinasi dan bersifat pelayanan
1. PRITA institusi kolaboratif untukmencapai derajat rumah sakit
MULIARINI pelayanan kesehatan pasien yang setinggi- dan
2. YUSRIZAL kesehatan yang tingginya20. CM telah terbukti efektif kedokteran
SAPUTRA menyelenggarakan menurunkan biaya perawatan, lama yang adil dan
3. EDI pelayanan perawatan, maupun jumlah pemeriksaan bermutu
SUMARSONO kesehatan pada pasien21.Kesinambungan dan berdasarkan
Journal of Hospital perorangan koordinasi perawatan merupakan peraturan
Accreditation, 2021Vol secara paripurna komponen yang saling berkaitan satu perundangan
03, Edisi 2, hal 101- yang menyediakan sama lain. Kontinuitas pelayanan di
107Tanggal Publikasi, pelayanan rawat memungkinkan koordinasi perawatan Indonesia.
25Juli 2021 inap, rawat jalan, dengan menciptakan kondisi dan Prinsip-
dan gawat darurat hubungan yang mendukung interaksi prinsip
kepada setiap tanpa batas antar sektor perawatan22. dasar CM
orang yang Kesenjangan antara penyedia, tim pada
melakukan perawatan, pengaturan, dan informasi yang dasarnya
konsultasi penting untuk rencana perawatan serta telah
masalah alur pasien selama perawatan akan tercantum
kesehatannya mendorong adanya koordinasi perawatan dalam
untuk yang lemah. Selain itu, CM dirancang peraturan
memperoleh untuk membantu pasien dan sistem perundangan
pelayanan pendukung mereka dalam mengelola di Indonesia
kesehatan yang kondisi kesehatan medis/sosial/mental antara lain
diperlukan, baik mereka secara lebih efisien dan Pasal 1, Pasal
secara langsung efektif23.Institute of Medicine (IOM) 2, Pasal29,
maupun tidak menetapkan enam domain kualitas Pasal 32,
langsung16,18. pelayanan kesehatan, yaitu keamanan Pasal 36 UU
Pasal 29 ayat (1) pasien, efektivitas, efisiensi, tepat 44/2009
UU 44/2009 dan waktu, berpusat pada pasien, dan Tentang
Pasal 2 ayat (1) setara/adil7. Pasal 36 UU 44/2009 dan Rumah Sakit;
Permenkes 4/2018 Pasal 6 ayat (3) Permenkes 4/2018telah Pasal 2, Pasal
menyebutkan menyebutkan bahwa pelayanan 29 ayat (1),
bahwa salah satu kesehatan harus dilaksanakan sesuai Pasal 49,
kewajiban RS dengan standar pelayanan RS sebagai Pasal 51
adalah bagian dari tata kelola klinis yang huruf (a),
menghormati dan baik16,18. Selanjutnya dalam Pasal 13 Pasal 52
melindungi hak- dan Pasal 29 UU 44/2009 diatur bahwa huruf (c)
hak pasien. pelayanan tersebut harus UU 29/2004
Penghargaan memperhatikan standar profesi, Tentang
terhadap hak standar pelayanan masing-masing Tenaga Praktik
pasien akan Kesehatan, standar prosedur operasional, Kedokteran;
mendorong kode etik profesi dan kode etik RS16. Pasal 1,
keterlibatan pasien Lebih lanjut hal ini juga diatur dalam Pasal 2 ayat
dalam perawatan, Pasal 6 ayat (4) Permenkes 4/201818. (1), Pasal 6
sehingga Demikian pula disebutkan dalam Pasal 51 ayat, Pasal
tercapai huruf (a) UU 29/2004 dan Pasal 21 ayat 17 ayat (2)
pelayanan yang (2) Permenkes 2052/2011 juga Permenkes
paripurna. menegaskan bahwa dokter berkewajiban 4/2018
Pelayanan kepada memberikan pelayanan medis sesuai Tentang
pasien secara dengan standar profesi dan Kewajiban
paripurna oleh standar prosedur operasional17,19. Rumah Sakit
rumah sakit dapat Sehingga adanya kebijakan dan regulasi Dan
terpenuhi apabila terkait CMdi RS akan mendukung Kewajiban
pasien tercapainya pelayanan yang bermutu dan Pasien; serta
mendapatkan efektif dan mengutamakan kepentingan Pasal 21
pelayanan yang pasien di RS (Pasal 29 huruf (g) UU ayat (2)
efektif, efisien,dan 44/2009 dan Pasal 11 Permenkes Permenkes
bermutu dengan 4/2018)16,18.Pergeseran pelayanan dari 2052/2011
mengutamakan provider-centered caremenjadi patient- Tentang Izin
kepentingan dan centered caremerupakan bentuk Praktik Dan
keselamatan penghargaan terhadap hak pasien dalam Pelaksanaan
pasien16,18. pelayanan kesehatan sebagaimana Praktik
Pengaturan tercantum dalam Pasal 32 UU 44/2009 dan Kedokteran1
mengenai hak Pasal 17 Permenkes 4/201816,18. Secara 6,17,18,19.
pasien dan hak umum kedua pasal tersebut menyebutkan Prinsip
RS secara bahwa pasien berhak mendapatkan pelayanan
eksplisit telah pelayanan kesehatanyang bermutu, kesehatan
diatur dalam efektif, dan efisien. Patient-centered yang bermutu
hukum positif di caremerupakan bentuk pelayanan telah diatur
Indonesia. Pasien kesehatan yang menjunjung tinggi hak dalam pasal-
berhak pelayanan kesehatan seperti partisipasi, pasal
mendapatkan akuntabilitas, non-diskriminasi, tersebut.
pelayanan yang transparansi, menjunjung martabat Penghargaan
efektif dan manusia, pemberdayaan, dan terhadap hak-
bermutu berdasarkan peraturan hukum24. hak pasien
sebagaimana Patient-centered caremerupakan dimensi yang
disebutkan dalam kualitas perawatan kesehatan dalam hak disebutkan
Pasal 32 huruf e pasien sendiri, yaitu adanya pergeseran dalam pasal-
UU 44/2009 dan kontrol dan kekuasaan, dari pemberi pasal di atas
Pasal 17 ayat (2) perawatan kepada mereka yang merupakan
huruf e Permenkes menerimanya25.Efektivitas pelayanan bentuk asas
4/2018. Pasal 29 akan tercapai jika tujuan utama pelayanan keadilan
ayat (1) UU dapat dipenuhi, yaitu derajat dalam
44/2009 dan 2 kesehatan pasien tersebut, pengalaman pelayanan
ayat (1) huruf b perawatan individu; kesehatan kesehatan.Ru
Permenkes 4/2018 populasi; biaya perawatan per mah sakit
menegaskan kapita3,4serta kesejahteraan dan berkewajiban
bahwa rumah sakit kehidupan kerja bagi penyedia layanan untuk
berkewajiban kesehatan dan praktisi menawarkan
untuk lainnya5.Terdapatkerangka konsep PCC model
memberikan dalam tiga domain, yaitu struktur, pelayanan
layanan yang proses, dan outcome. Domain struktur ini kepada
bermutu dan terkait dengan sistem layanan kesehatan pasien yang
efektif16,18. atau konteks di mana layanan diberikan tidak
Sementara dan merupakan landasan untuk patient- memiliki
menurut Pasal centeredcare, meliputi material yang asuransi,
49 UU 29/2004 diperlukan, sumber daya layanan berpenghasila
pelayanan yang kesehatan, dan karakteristik organisasi. n rendah
efisien, efektif, Domain proses terkait dengan interaksi atau
dan berkualitas antara pasien dan penyedia layanan dianggap
yang memenuhi kesehatan. Sementara domain membutuhka
kebutuhan outcomemenunjukkan nilai penerapan n oleh
pasien patient-centered care, dengan domain penyedia
merupakan yang berkaitan dengan hasil dari layanan
bagian dari interaksi antara sistem layanan kesehatan,
kendali mutu kesehatan, penyedia layanan dan pasien. serta
pelayanan Kerangka menggambarkan implementasi memiliki
kedokteran17. patient-centered carepraktis sesuai urutan kebutuhan
Pasal 6 ayat (2) yang harus dilaksanakan, mulai dari perawatan
Permenkes domain struktural sebagai prasyarat, kesehatan
4/2018 untuk memfasilitasi proses dan yang
menegaskan mempengaruhi outcomepatient-centered kompleks.
bahwa pelayanan care.Penghargaan hak pasien dalam Melalui
kesehatan yang pelayanan kesehatan dapat terwujud CMyang
aman dan efektif melalui pendekatan kemitraan merupakan,
sebagaimana kolaboratif berpusat pada klien yang RS
dimaksud pada responsif terhadap budaya, preferensi, diharapkan
ayat (1) paling kebutuhan, dan nilai-nilai yang diyakini mempunyai
sedikit pasien10. Sejalan dengan hal tersebut, CM model
dilaksanakan bertujuan untuk memberdayakan klien pelayanan
melalui sasaran dalam mengatasi masalah mereka yang
keselamatan sendiri, berdasarkan hak-hak yang mendorong
pasien rumah sakit mereka miliki, terutama terkait informasi pencapaian
sesuai dengan yang sensitif berkaitan dengan kondisi kesehatan,
ketentuan yang dialami12. Dalam perspektifCM, fungsi, dan
peraturan otonomi dan hak pasien merupakan fokus otonomi
perundang- pelayanan, di samping optimalisasi yang optimal
undangan18. kualitas hidup seseorang, kemandirian, bagi pasien
Perihal dan fungsi pasien atau keluarga20. dan
keselamatan Dalam nada yang sama, hak pasien dalam keluarganya.
pasien juga Pasal 32 UU 44/2009 dan Pasal 17 CMyang
diamanatkan Permenkes 4/2018 mengharuskan adanya dijalankan
dalam UU pemberdayaan dan keterlibatan pasien secara
44/2009 antara dalam pelayanan yang diberikan profesional
lain Pasal 2 padanya, antara lain seperti hak untuk akan
sebagai asas dan memilih dokter yang merawat, kelas menciptakan
tujuan rumah perawatan yang diinginkan, meminta bentuk
sakit, Pasal 3 konsultasi tentang penyakit yang pelayanan
mengatur dideritanya kepada dokter lain, yang aman,
keselamatan mendapat informasi lengkap mengenai tepat, efektif,
pasien dalam kondisinya, hingga mengajukan usul, berpusat
penyelenggaraan saran, perbaikan atas perlakuan Rumah pada klien,
rumah sakit, Pasal Sakit terhadap dirinya16,18. Pasien tepat waktu,
8 menyangkut berhak mendapatkan informasi maupun efisien, dan
keamanan pasien menolak tindakan medis yang adil.Demikia
terkait lokasi diterimanya yang disebutkan dalam Pasal n pula, secara
rumah sakit, 52 UU 29/2004 juga dapat dianggap konseptual,
Pasal 9 terkait sebagai bagian dari pemberdayaan panduan case
bangunan rumah pasien17.Praktik kedokteran dilaksanakan manageryang
sakit; Pasal 11 berdasarkan pada kesepakatan berdasarkan diterbitkan
terkait prasarana, hubungan kepercayaan antara dokter oleh KARS
Pasal 13 terkait dengan pasien dalam upaya telah mampu
ketenagaan, pemeliharaan kesehatan, pencegahan menjawab
Pasal 16 terkait penyakit, peningkatan kesehatan, peran dan
peralatan, Pasal 32 pengobatan penyakit dan pemulihan fungsi case
terkait kesehatan, melalui upaya maksimal manager.
keselamatan dalam penyembuhan dan pemulihan Namun,
sebagai hak kesehatan pasien sesuai dengan standar konsep
pasien, Pasal 43 pelayanan, standar profesi, standar mengenai
terkait standar prosedur operasional dan kebutuhan kedudukan,
keselamatan medis pasien (Pasal 21 Permenkes kompetensi,
rumah sakit, 2052/2011; Pasal 39 UU dan
Pasal 54 yang 29/2004)19,17. Artinya hubungan wewenang
mengatur aspek tersebut adalah hubungan hukum, di case
keselamatan mana masing-masing pihak (dokter dan manager,dala
pasien sebagai pasien) merupakan subjek hukum yang mpanduan
bagian pembinaan dapat dibebankan padanya hak dan tersebut,
dan pengawasan kewajiban sesuai peraturan yang berlaku. belum dapat
rumah sakit oleh Prinsip, intervensi, dan menjawab
pemerintah strategiCMmenargetkan pencapaian kemungkinan
daerah16. kesehatan, fungsi, dan otonomi yang munculnya
Demikian halnya optimal untuk klien dan keluarga klien permasalahan
dalam Pasal 2 UU ataupun caregivermelalui advokasi, etik-
29/2004 yang penilaian, perencanaan, komunikasi, medikolegal
menyatakan pendidikan kesehatan, manajemen dalam
bahwa pelayanan sumber daya, koordinasi perawatan, pelayanan
kepada pasien kolaborasi, dan memfasilitasi layanan. kesehatan di
juga harus Case manageryang profesional masa akan
mengutamakan menerapkan prinsip-prinsip ini dalam datang. Oleh
kepentingan dan praktik berdasarkan pada kebutuhan dan karena itu,
keselamatan nilai-nilai individual klien untuk diperlukan
pasien17.Hal ini memastikan, bekerja sama dengan tim sumber
telah sesuai perawatan kesehatan interprofesional, hukum yang
dengan Pasal 32 penyediaan layanan yang aman, tepat, secara
huruf (e) UU efektif, berpusat pada klien, tepat waktu, eksplisit
44/2009 yang efisien, dan perawatan dan layanan yang mengatur
menyebutkan adil (CSMA). Dalam perspektif clinical model
bahwa RS harus governance, case managerdengan pelayanan
mencegah resiko keterampilan klinisdan manajerial serta ini. Selain
pasien mengalami keuangannya, berperan sebagai tokoh itu,
kerugian fisik dan kunci untuk memastikan kualitas diperlukan
materi16. sebagai serangkaian aspek efisiensi, pengembanga
Sehingga efektivitas, keselamatan, kesesuaian, n pedoman
pelayanan harus partisipasi, dan kesetaraan13.Seorang case dan standar
diberikan sesuai managerbertugas untuk 1) Memberikan profesional
dengan kebutuhan layanan case managementkepada pasien case
pasien dan keluarga mereka; 2) Mengakses manageryang
sebagaimana serta memfasilitasi akses pasien ke jelas,
disebutkan dalam program, layanan, dan sumber daya menggabung
Pasal 51 huruf (a) keuangan dan komunitas; 3) kan evidence-
UU 29/2004, Memberikan layanan rehabilitasi, based
Pasal 52 huruf (c) memfasilitasi kesehatan, fungsi, atau practicedan
UU 29/2004, dan produktivitas optimal dan semua kegiatan pembelajaran
Pasal 21 ayat (2) terperinci yang perlu dilakukan, terutama situasional di
Permenkes setelah penyakit atau cedera akut yang seluruh
2052/2011 juga serius; 4) Mengelola pemanfaatan layanan tatanan dan
menegaskan kesehatan, pendidikan kesehatan, populasi
bahwa dokter penggunaan sumber daya yang tepat dan layanan
berkewajiban konsep asuransi kesehatan, dan kesehatan,
memberikan mengadvokasi apa yang menjadi evaluasi
pelayanan medis kepentingan terbaik pasien dan kompetensi
sesuai kebutuhan keluarga; 5) Mengevaluasi dan case
medis mengukur kualitas dan hasil, mencakup managersecar
pasien17,19. penilaian, pemantauan, pengumpulan data a
Berdasarkan hasil, dan evaluasi hasil terkait pasien, berkelanjutan
analisis terhadap serta menekankan penggunaan pedoman , dan
berbagai praktik berbasis bukti dalam membuat
peraturan pengembangan rencana case perbaikan
perundang- management; dan 6) Mematuhi standar sistem dalam
undangan diatas etika, hukum, dan praktik, mencakup rangka
peneliti kepatuhan terhadap persyaratan hukum, untuk
menemukan peraturan, etika, profesi, dan akreditasi meningkatka
bahwa belum ada yang berkaitan dengan praktik case n praktik
sumber hukum management, dan pendidikan kesehatan dan
terkait case klien tentang hak banding, serta perlunya mencapai
managerdan CM case manageruntuk menerapkan dan tujuan
sebagai subjek dan mematuhi standar praktik case pelayanan
objek hukum di management20. Model pelayananCMdi dalam CM.
Indonesia Indonesia masih menemui berbagai
tantangan. Penelitian lainmenemukan
bahwa belum ada panduan kompetensi
case manager, sementara peraturan
perundangan mengharuskan adanya
pelayanan yang dilaksanakan oleh
tenaga yang kompeten. Mereka
juga menemukan bahwa case
manageryang terlibat dalam
penelitiannya belum mendapatkan
pelatihan yang memadai, penilaian
kinerja yang belum jelas, uraian tugas
yang tidak sesuai, hingga efikasi diri yang
rendah27. Kurangnya kompetensi standar
dan pendidikan bagi case managerakan
menciptakan risiko untuk rumah sakit dan
sistem perawatan kesehatan28. Bentuk
tantangan lain bagicase manageradalah
ruang lingkup praktik yang tidak jelas,
kegiatan manajemen perawatan yang
beragam dan kompleks, dan hubungan
yang kompleks dengan penyedia layanan
kesehatan lainnya maupunklien yang
sebagian karena peran advokasi
pasien29. Case managerdihadapkan pada
dilema etis dari peran yang dijalani,
yaitu peran advokasi pasien dan peran
gatekeeperbagi institusi dia bekerja. Case
manager seringkali mengalami kesulitan
dalam menyeimbangkan tuntutan
keduanya. Pada satu sisi, pasien
membutuhkan perawatan dan layanan
pasien yang optimal, sedangkan di sisi
lainnya menuntut pengendalian biaya
dan alokasi sumber daya yang ketat20.
Sebagaimana amanat Pasal 49 ayat (1) UU
29/2004 bahwa setiap pelayanan
kedokteran wajib
105Case Managementuntuk Pelayanan
Rumah Sakit yang Adil dan
Bermutumenyelenggarakan kendali mutu
dan kendali biaya17.Hal yang sama juga
disebutkan dalam Pasal 56 ayat (5)
huruf d UU 44/2009 yang mengatur
aspek kendali mutu dan biaya dalam
tugas dewan pengawas rumah sakit16.Oleh
karena itu, diperlukan pengembangan
pedoman dan standar profesional untuk
seorang case manageryang jelas, dimana
pedoman dan standar tersebut harus
menggabungkan evidence-based
practicedan pembelajaran situasional
di seluruh tatanan dan populasi
layanan kesehatan, evaluasi kompetensi
case managersecara berkelanjutan, dan
membuat perbaikan sistem dalam rangka
untuk meningkatkan praktik dan mencapai
tujuan pelayanan dalamCM30. Proses CM
juga harusmemasukkan aspek fisik/medis,
perilaku/kognitif, dan faktor-faktor
penentu sosial dalam tahap penilaian,
intervensi, dan proses evaluasi31. Case
manager dituntut untuk membekali diri
dengan pengetahuan terkait konsep
dan strategiCM, manajemen dan
pemberian perawatan kesehatan,
reimbursementbiaya perawatan kesehatan,
konsep dan strategi rehabilitasi dan
vokasi, sistem psikososial dan
dukungan15, pengukuran kualitas dan
evaluasi hasil, serta standar praktik,
legal dan etis20. Seorang case manager,
selain bekerja dengan pasien, keluarga,
dan sistem, ia juga harus bekerja secara
holistik dan efisien. Disamping itu, yang
bersangkutan juga dituntut untuk mampu
mengelola rencana perawatan dengan
cara yang paling hemat biaya. Yang
paling utama, seorang case
managerwajib memahami bahwa kualitas
tidak boleh dikompromikan untuk tujuan
fiskal32.Case Managementyang
tergambar dalam skema ini, secara
eksplisit tertuang dalam peraturan
perundang-undanganan di Indonesia
antara lain Pasal 1-2, Pasal 29, Pasal 32,
Pasal 36 UU 44/2009 Tentang Rumah
Sakit; Pasal 2, Pasal 29 ayat (1), Pasal 49,
Pasal 51 huruf (a), Pasal 52 huruf (c) UU
29/2004 Tentang Praktik Kedokteran;
Pasal 1, Pasal 2 ayat (1), Pasal 6 ayat,
Pasal 17 ayat (2) Permenkes 4/2018
Tentang Kewajiban RS dan Kewajiban
Pasien; serta Pasal 21 ayat (2) Permenkes
2052/2011 Tentang Izin Praktik dan
Pelaksanaan Praktik
Kedokteran16,17,18,19

Anda mungkin juga menyukai