0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan7 halaman
Model case management merupakan bentuk pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, dan berkelanjutan sesuai peraturan perundangan di Indonesia. Prinsip-prinsipnya antara lain menghargai hak pasien, memberikan layanan berkualitas, dan berfokus pada kebutuhan pasien. Rumah sakit berkewajiban menerapkan model ini untuk memenuhi hak pasien atas pelayanan kesehatan yang efektif dan berkelanjutan.
Model case management merupakan bentuk pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, dan berkelanjutan sesuai peraturan perundangan di Indonesia. Prinsip-prinsipnya antara lain menghargai hak pasien, memberikan layanan berkualitas, dan berfokus pada kebutuhan pasien. Rumah sakit berkewajiban menerapkan model ini untuk memenuhi hak pasien atas pelayanan kesehatan yang efektif dan berkelanjutan.
Model case management merupakan bentuk pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, dan berkelanjutan sesuai peraturan perundangan di Indonesia. Prinsip-prinsipnya antara lain menghargai hak pasien, memberikan layanan berkualitas, dan berfokus pada kebutuhan pasien. Rumah sakit berkewajiban menerapkan model ini untuk memenuhi hak pasien atas pelayanan kesehatan yang efektif dan berkelanjutan.
MANAGEMENTUNTUK 1UU pelayanan kesehatan yang meliputi management PELAYANAN RUMAH 44/2009danPasal promotif, preventif, kuratif, dan merupakan SAKIT YANG ADIL 1 Permenkes rehabilitatif di RS melalui continuum of bentuk DAN BERMUTU 4/2018,RS adalah caresecara terkoordinasi dan bersifat pelayanan 1. PRITA institusi kolaboratif untukmencapai derajat rumah sakit MULIARINI pelayanan kesehatan pasien yang setinggi- dan 2. YUSRIZAL kesehatan yang tingginya20. CM telah terbukti efektif kedokteran SAPUTRA menyelenggarakan menurunkan biaya perawatan, lama yang adil dan 3. EDI pelayanan perawatan, maupun jumlah pemeriksaan bermutu SUMARSONO kesehatan pada pasien21.Kesinambungan dan berdasarkan Journal of Hospital perorangan koordinasi perawatan merupakan peraturan Accreditation, 2021Vol secara paripurna komponen yang saling berkaitan satu perundangan 03, Edisi 2, hal 101- yang menyediakan sama lain. Kontinuitas pelayanan di 107Tanggal Publikasi, pelayanan rawat memungkinkan koordinasi perawatan Indonesia. 25Juli 2021 inap, rawat jalan, dengan menciptakan kondisi dan Prinsip- dan gawat darurat hubungan yang mendukung interaksi prinsip kepada setiap tanpa batas antar sektor perawatan22. dasar CM orang yang Kesenjangan antara penyedia, tim pada melakukan perawatan, pengaturan, dan informasi yang dasarnya konsultasi penting untuk rencana perawatan serta telah masalah alur pasien selama perawatan akan tercantum kesehatannya mendorong adanya koordinasi perawatan dalam untuk yang lemah. Selain itu, CM dirancang peraturan memperoleh untuk membantu pasien dan sistem perundangan pelayanan pendukung mereka dalam mengelola di Indonesia kesehatan yang kondisi kesehatan medis/sosial/mental antara lain diperlukan, baik mereka secara lebih efisien dan Pasal 1, Pasal secara langsung efektif23.Institute of Medicine (IOM) 2, Pasal29, maupun tidak menetapkan enam domain kualitas Pasal 32, langsung16,18. pelayanan kesehatan, yaitu keamanan Pasal 36 UU Pasal 29 ayat (1) pasien, efektivitas, efisiensi, tepat 44/2009 UU 44/2009 dan waktu, berpusat pada pasien, dan Tentang Pasal 2 ayat (1) setara/adil7. Pasal 36 UU 44/2009 dan Rumah Sakit; Permenkes 4/2018 Pasal 6 ayat (3) Permenkes 4/2018telah Pasal 2, Pasal menyebutkan menyebutkan bahwa pelayanan 29 ayat (1), bahwa salah satu kesehatan harus dilaksanakan sesuai Pasal 49, kewajiban RS dengan standar pelayanan RS sebagai Pasal 51 adalah bagian dari tata kelola klinis yang huruf (a), menghormati dan baik16,18. Selanjutnya dalam Pasal 13 Pasal 52 melindungi hak- dan Pasal 29 UU 44/2009 diatur bahwa huruf (c) hak pasien. pelayanan tersebut harus UU 29/2004 Penghargaan memperhatikan standar profesi, Tentang terhadap hak standar pelayanan masing-masing Tenaga Praktik pasien akan Kesehatan, standar prosedur operasional, Kedokteran; mendorong kode etik profesi dan kode etik RS16. Pasal 1, keterlibatan pasien Lebih lanjut hal ini juga diatur dalam Pasal 2 ayat dalam perawatan, Pasal 6 ayat (4) Permenkes 4/201818. (1), Pasal 6 sehingga Demikian pula disebutkan dalam Pasal 51 ayat, Pasal tercapai huruf (a) UU 29/2004 dan Pasal 21 ayat 17 ayat (2) pelayanan yang (2) Permenkes 2052/2011 juga Permenkes paripurna. menegaskan bahwa dokter berkewajiban 4/2018 Pelayanan kepada memberikan pelayanan medis sesuai Tentang pasien secara dengan standar profesi dan Kewajiban paripurna oleh standar prosedur operasional17,19. Rumah Sakit rumah sakit dapat Sehingga adanya kebijakan dan regulasi Dan terpenuhi apabila terkait CMdi RS akan mendukung Kewajiban pasien tercapainya pelayanan yang bermutu dan Pasien; serta mendapatkan efektif dan mengutamakan kepentingan Pasal 21 pelayanan yang pasien di RS (Pasal 29 huruf (g) UU ayat (2) efektif, efisien,dan 44/2009 dan Pasal 11 Permenkes Permenkes bermutu dengan 4/2018)16,18.Pergeseran pelayanan dari 2052/2011 mengutamakan provider-centered caremenjadi patient- Tentang Izin kepentingan dan centered caremerupakan bentuk Praktik Dan keselamatan penghargaan terhadap hak pasien dalam Pelaksanaan pasien16,18. pelayanan kesehatan sebagaimana Praktik Pengaturan tercantum dalam Pasal 32 UU 44/2009 dan Kedokteran1 mengenai hak Pasal 17 Permenkes 4/201816,18. Secara 6,17,18,19. pasien dan hak umum kedua pasal tersebut menyebutkan Prinsip RS secara bahwa pasien berhak mendapatkan pelayanan eksplisit telah pelayanan kesehatanyang bermutu, kesehatan diatur dalam efektif, dan efisien. Patient-centered yang bermutu hukum positif di caremerupakan bentuk pelayanan telah diatur Indonesia. Pasien kesehatan yang menjunjung tinggi hak dalam pasal- berhak pelayanan kesehatan seperti partisipasi, pasal mendapatkan akuntabilitas, non-diskriminasi, tersebut. pelayanan yang transparansi, menjunjung martabat Penghargaan efektif dan manusia, pemberdayaan, dan terhadap hak- bermutu berdasarkan peraturan hukum24. hak pasien sebagaimana Patient-centered caremerupakan dimensi yang disebutkan dalam kualitas perawatan kesehatan dalam hak disebutkan Pasal 32 huruf e pasien sendiri, yaitu adanya pergeseran dalam pasal- UU 44/2009 dan kontrol dan kekuasaan, dari pemberi pasal di atas Pasal 17 ayat (2) perawatan kepada mereka yang merupakan huruf e Permenkes menerimanya25.Efektivitas pelayanan bentuk asas 4/2018. Pasal 29 akan tercapai jika tujuan utama pelayanan keadilan ayat (1) UU dapat dipenuhi, yaitu derajat dalam 44/2009 dan 2 kesehatan pasien tersebut, pengalaman pelayanan ayat (1) huruf b perawatan individu; kesehatan kesehatan.Ru Permenkes 4/2018 populasi; biaya perawatan per mah sakit menegaskan kapita3,4serta kesejahteraan dan berkewajiban bahwa rumah sakit kehidupan kerja bagi penyedia layanan untuk berkewajiban kesehatan dan praktisi menawarkan untuk lainnya5.Terdapatkerangka konsep PCC model memberikan dalam tiga domain, yaitu struktur, pelayanan layanan yang proses, dan outcome. Domain struktur ini kepada bermutu dan terkait dengan sistem layanan kesehatan pasien yang efektif16,18. atau konteks di mana layanan diberikan tidak Sementara dan merupakan landasan untuk patient- memiliki menurut Pasal centeredcare, meliputi material yang asuransi, 49 UU 29/2004 diperlukan, sumber daya layanan berpenghasila pelayanan yang kesehatan, dan karakteristik organisasi. n rendah efisien, efektif, Domain proses terkait dengan interaksi atau dan berkualitas antara pasien dan penyedia layanan dianggap yang memenuhi kesehatan. Sementara domain membutuhka kebutuhan outcomemenunjukkan nilai penerapan n oleh pasien patient-centered care, dengan domain penyedia merupakan yang berkaitan dengan hasil dari layanan bagian dari interaksi antara sistem layanan kesehatan, kendali mutu kesehatan, penyedia layanan dan pasien. serta pelayanan Kerangka menggambarkan implementasi memiliki kedokteran17. patient-centered carepraktis sesuai urutan kebutuhan Pasal 6 ayat (2) yang harus dilaksanakan, mulai dari perawatan Permenkes domain struktural sebagai prasyarat, kesehatan 4/2018 untuk memfasilitasi proses dan yang menegaskan mempengaruhi outcomepatient-centered kompleks. bahwa pelayanan care.Penghargaan hak pasien dalam Melalui kesehatan yang pelayanan kesehatan dapat terwujud CMyang aman dan efektif melalui pendekatan kemitraan merupakan, sebagaimana kolaboratif berpusat pada klien yang RS dimaksud pada responsif terhadap budaya, preferensi, diharapkan ayat (1) paling kebutuhan, dan nilai-nilai yang diyakini mempunyai sedikit pasien10. Sejalan dengan hal tersebut, CM model dilaksanakan bertujuan untuk memberdayakan klien pelayanan melalui sasaran dalam mengatasi masalah mereka yang keselamatan sendiri, berdasarkan hak-hak yang mendorong pasien rumah sakit mereka miliki, terutama terkait informasi pencapaian sesuai dengan yang sensitif berkaitan dengan kondisi kesehatan, ketentuan yang dialami12. Dalam perspektifCM, fungsi, dan peraturan otonomi dan hak pasien merupakan fokus otonomi perundang- pelayanan, di samping optimalisasi yang optimal undangan18. kualitas hidup seseorang, kemandirian, bagi pasien Perihal dan fungsi pasien atau keluarga20. dan keselamatan Dalam nada yang sama, hak pasien dalam keluarganya. pasien juga Pasal 32 UU 44/2009 dan Pasal 17 CMyang diamanatkan Permenkes 4/2018 mengharuskan adanya dijalankan dalam UU pemberdayaan dan keterlibatan pasien secara 44/2009 antara dalam pelayanan yang diberikan profesional lain Pasal 2 padanya, antara lain seperti hak untuk akan sebagai asas dan memilih dokter yang merawat, kelas menciptakan tujuan rumah perawatan yang diinginkan, meminta bentuk sakit, Pasal 3 konsultasi tentang penyakit yang pelayanan mengatur dideritanya kepada dokter lain, yang aman, keselamatan mendapat informasi lengkap mengenai tepat, efektif, pasien dalam kondisinya, hingga mengajukan usul, berpusat penyelenggaraan saran, perbaikan atas perlakuan Rumah pada klien, rumah sakit, Pasal Sakit terhadap dirinya16,18. Pasien tepat waktu, 8 menyangkut berhak mendapatkan informasi maupun efisien, dan keamanan pasien menolak tindakan medis yang adil.Demikia terkait lokasi diterimanya yang disebutkan dalam Pasal n pula, secara rumah sakit, 52 UU 29/2004 juga dapat dianggap konseptual, Pasal 9 terkait sebagai bagian dari pemberdayaan panduan case bangunan rumah pasien17.Praktik kedokteran dilaksanakan manageryang sakit; Pasal 11 berdasarkan pada kesepakatan berdasarkan diterbitkan terkait prasarana, hubungan kepercayaan antara dokter oleh KARS Pasal 13 terkait dengan pasien dalam upaya telah mampu ketenagaan, pemeliharaan kesehatan, pencegahan menjawab Pasal 16 terkait penyakit, peningkatan kesehatan, peran dan peralatan, Pasal 32 pengobatan penyakit dan pemulihan fungsi case terkait kesehatan, melalui upaya maksimal manager. keselamatan dalam penyembuhan dan pemulihan Namun, sebagai hak kesehatan pasien sesuai dengan standar konsep pasien, Pasal 43 pelayanan, standar profesi, standar mengenai terkait standar prosedur operasional dan kebutuhan kedudukan, keselamatan medis pasien (Pasal 21 Permenkes kompetensi, rumah sakit, 2052/2011; Pasal 39 UU dan Pasal 54 yang 29/2004)19,17. Artinya hubungan wewenang mengatur aspek tersebut adalah hubungan hukum, di case keselamatan mana masing-masing pihak (dokter dan manager,dala pasien sebagai pasien) merupakan subjek hukum yang mpanduan bagian pembinaan dapat dibebankan padanya hak dan tersebut, dan pengawasan kewajiban sesuai peraturan yang berlaku. belum dapat rumah sakit oleh Prinsip, intervensi, dan menjawab pemerintah strategiCMmenargetkan pencapaian kemungkinan daerah16. kesehatan, fungsi, dan otonomi yang munculnya Demikian halnya optimal untuk klien dan keluarga klien permasalahan dalam Pasal 2 UU ataupun caregivermelalui advokasi, etik- 29/2004 yang penilaian, perencanaan, komunikasi, medikolegal menyatakan pendidikan kesehatan, manajemen dalam bahwa pelayanan sumber daya, koordinasi perawatan, pelayanan kepada pasien kolaborasi, dan memfasilitasi layanan. kesehatan di juga harus Case manageryang profesional masa akan mengutamakan menerapkan prinsip-prinsip ini dalam datang. Oleh kepentingan dan praktik berdasarkan pada kebutuhan dan karena itu, keselamatan nilai-nilai individual klien untuk diperlukan pasien17.Hal ini memastikan, bekerja sama dengan tim sumber telah sesuai perawatan kesehatan interprofesional, hukum yang dengan Pasal 32 penyediaan layanan yang aman, tepat, secara huruf (e) UU efektif, berpusat pada klien, tepat waktu, eksplisit 44/2009 yang efisien, dan perawatan dan layanan yang mengatur menyebutkan adil (CSMA). Dalam perspektif clinical model bahwa RS harus governance, case managerdengan pelayanan mencegah resiko keterampilan klinisdan manajerial serta ini. Selain pasien mengalami keuangannya, berperan sebagai tokoh itu, kerugian fisik dan kunci untuk memastikan kualitas diperlukan materi16. sebagai serangkaian aspek efisiensi, pengembanga Sehingga efektivitas, keselamatan, kesesuaian, n pedoman pelayanan harus partisipasi, dan kesetaraan13.Seorang case dan standar diberikan sesuai managerbertugas untuk 1) Memberikan profesional dengan kebutuhan layanan case managementkepada pasien case pasien dan keluarga mereka; 2) Mengakses manageryang sebagaimana serta memfasilitasi akses pasien ke jelas, disebutkan dalam program, layanan, dan sumber daya menggabung Pasal 51 huruf (a) keuangan dan komunitas; 3) kan evidence- UU 29/2004, Memberikan layanan rehabilitasi, based Pasal 52 huruf (c) memfasilitasi kesehatan, fungsi, atau practicedan UU 29/2004, dan produktivitas optimal dan semua kegiatan pembelajaran Pasal 21 ayat (2) terperinci yang perlu dilakukan, terutama situasional di Permenkes setelah penyakit atau cedera akut yang seluruh 2052/2011 juga serius; 4) Mengelola pemanfaatan layanan tatanan dan menegaskan kesehatan, pendidikan kesehatan, populasi bahwa dokter penggunaan sumber daya yang tepat dan layanan berkewajiban konsep asuransi kesehatan, dan kesehatan, memberikan mengadvokasi apa yang menjadi evaluasi pelayanan medis kepentingan terbaik pasien dan kompetensi sesuai kebutuhan keluarga; 5) Mengevaluasi dan case medis mengukur kualitas dan hasil, mencakup managersecar pasien17,19. penilaian, pemantauan, pengumpulan data a Berdasarkan hasil, dan evaluasi hasil terkait pasien, berkelanjutan analisis terhadap serta menekankan penggunaan pedoman , dan berbagai praktik berbasis bukti dalam membuat peraturan pengembangan rencana case perbaikan perundang- management; dan 6) Mematuhi standar sistem dalam undangan diatas etika, hukum, dan praktik, mencakup rangka peneliti kepatuhan terhadap persyaratan hukum, untuk menemukan peraturan, etika, profesi, dan akreditasi meningkatka bahwa belum ada yang berkaitan dengan praktik case n praktik sumber hukum management, dan pendidikan kesehatan dan terkait case klien tentang hak banding, serta perlunya mencapai managerdan CM case manageruntuk menerapkan dan tujuan sebagai subjek dan mematuhi standar praktik case pelayanan objek hukum di management20. Model pelayananCMdi dalam CM. Indonesia Indonesia masih menemui berbagai tantangan. Penelitian lainmenemukan bahwa belum ada panduan kompetensi case manager, sementara peraturan perundangan mengharuskan adanya pelayanan yang dilaksanakan oleh tenaga yang kompeten. Mereka juga menemukan bahwa case manageryang terlibat dalam penelitiannya belum mendapatkan pelatihan yang memadai, penilaian kinerja yang belum jelas, uraian tugas yang tidak sesuai, hingga efikasi diri yang rendah27. Kurangnya kompetensi standar dan pendidikan bagi case managerakan menciptakan risiko untuk rumah sakit dan sistem perawatan kesehatan28. Bentuk tantangan lain bagicase manageradalah ruang lingkup praktik yang tidak jelas, kegiatan manajemen perawatan yang beragam dan kompleks, dan hubungan yang kompleks dengan penyedia layanan kesehatan lainnya maupunklien yang sebagian karena peran advokasi pasien29. Case managerdihadapkan pada dilema etis dari peran yang dijalani, yaitu peran advokasi pasien dan peran gatekeeperbagi institusi dia bekerja. Case manager seringkali mengalami kesulitan dalam menyeimbangkan tuntutan keduanya. Pada satu sisi, pasien membutuhkan perawatan dan layanan pasien yang optimal, sedangkan di sisi lainnya menuntut pengendalian biaya dan alokasi sumber daya yang ketat20. Sebagaimana amanat Pasal 49 ayat (1) UU 29/2004 bahwa setiap pelayanan kedokteran wajib 105Case Managementuntuk Pelayanan Rumah Sakit yang Adil dan Bermutumenyelenggarakan kendali mutu dan kendali biaya17.Hal yang sama juga disebutkan dalam Pasal 56 ayat (5) huruf d UU 44/2009 yang mengatur aspek kendali mutu dan biaya dalam tugas dewan pengawas rumah sakit16.Oleh karena itu, diperlukan pengembangan pedoman dan standar profesional untuk seorang case manageryang jelas, dimana pedoman dan standar tersebut harus menggabungkan evidence-based practicedan pembelajaran situasional di seluruh tatanan dan populasi layanan kesehatan, evaluasi kompetensi case managersecara berkelanjutan, dan membuat perbaikan sistem dalam rangka untuk meningkatkan praktik dan mencapai tujuan pelayanan dalamCM30. Proses CM juga harusmemasukkan aspek fisik/medis, perilaku/kognitif, dan faktor-faktor penentu sosial dalam tahap penilaian, intervensi, dan proses evaluasi31. Case manager dituntut untuk membekali diri dengan pengetahuan terkait konsep dan strategiCM, manajemen dan pemberian perawatan kesehatan, reimbursementbiaya perawatan kesehatan, konsep dan strategi rehabilitasi dan vokasi, sistem psikososial dan dukungan15, pengukuran kualitas dan evaluasi hasil, serta standar praktik, legal dan etis20. Seorang case manager, selain bekerja dengan pasien, keluarga, dan sistem, ia juga harus bekerja secara holistik dan efisien. Disamping itu, yang bersangkutan juga dituntut untuk mampu mengelola rencana perawatan dengan cara yang paling hemat biaya. Yang paling utama, seorang case managerwajib memahami bahwa kualitas tidak boleh dikompromikan untuk tujuan fiskal32.Case Managementyang tergambar dalam skema ini, secara eksplisit tertuang dalam peraturan perundang-undanganan di Indonesia antara lain Pasal 1-2, Pasal 29, Pasal 32, Pasal 36 UU 44/2009 Tentang Rumah Sakit; Pasal 2, Pasal 29 ayat (1), Pasal 49, Pasal 51 huruf (a), Pasal 52 huruf (c) UU 29/2004 Tentang Praktik Kedokteran; Pasal 1, Pasal 2 ayat (1), Pasal 6 ayat, Pasal 17 ayat (2) Permenkes 4/2018 Tentang Kewajiban RS dan Kewajiban Pasien; serta Pasal 21 ayat (2) Permenkes 2052/2011 Tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran16,17,18,19