Anda di halaman 1dari 10

RINGKASAN MATERI SEMINAR

MENEJEMEN PELAYANAN KEPERAWATAN GAWATDARURAT DAN BENCANA DALAM BINGKAI


PERSPEKTIF HUKUM DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Latar belakang

1. Hubungan Kesehatan dan ham : bertumpuh pada tiga macam hak dasar, deright toself
detemination, deright to health care, the right to information. ( DUHAM, UUD NRI 1945, UU
39\1999, ICCPR 1966 (UU 12/2005), ICESCR 1996 ( UU 11/2005).
2. Prinsip hukum Kesehatan secara universal : sa science et sa conscience, agroti salus lex
supreme dwminimis noncurat lex, res ipsa loquitor.
3. Paradigma lama pelayanan Kesehatan yang bersifat tidak Simbang (nonequal) antara
pemberi dan penerima layanan Kesehatan.
4. Bertambahnya pengetahuan dan kesadaran hukum masyrakat tentang hak dan kewajiban
dalam pelayanan Kesehatan.
5. Perlunya pemahaman hukum profesi Kesehatan, termasuk perawat dalam memberi layanan
asuhan Kesehatan untuk meminimalisir sengketa keperawatan pada saat menjalankan tugas
profesi.

Bagian dari hukum Kesehatan.

1. Hukum Kedokteran
2. Hukum Keperawatn
3. Hukum Rumah Sakit
4. Hukum Farmasis
5. Hukum Kesehatan lingkungan
6. Hukum Kesehatan Masyarakat
7. Hukum Kebidanan
8. Hukum Penyelenggaraan Pendidikan Kesehatan
9. Ruang Lingkup Lainnya yang terkait.

Lahirnya UUK sebagai tonggak sejarah reformasi pelayanan keperawatan.

1. LEX SPESIALIS : Perawat memiliki regulasi sendiri,dasar hukum yang kuat,dan tupoksi serta
tanggung jawab yang jelas sehingga memiliki legalitas/kedudukan hukum yang sama dengan
profesi lain(diatur dengan UU).
2. MAKSUD DAN TUJUAN UUK : Meningkatkan mutu perawat,meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan,memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada perawat dan klien
serta meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat.
3. Harus diimbangi dengan sikap mawas diri dan selalu meningkatkan pengetahuan serta
keterampilan karena UUK bisa menjadi dasar bagi klien/pasien untuk menuntut
pertanggungjawaban atas asuhan keperawatan yang diterima.

Hukum Praktik Klinik Keperawatan.

1. KEPMENKES RI NO. 647/Menkes/SK/IV/2000 tentang REGISTRASI DAN PRAKTIK PERAWAT.


2. Pasal 23 UU NO. 36/2009 Tentang Kesehatan yang diatur secara teknisi dalam PERMENKES
NO.HK.0202/148/1/2010 tentang izin dan penyelenggaran praktik perawat.
3. PERMENKES NO. 17 TAHUN 2013 Tentang perubahan atas peraturan Menteri Kesehatan no.
HK.02.02/MENKES/148/2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik perawat.
4. PERPRES RI NO.97 TAHUN 2014 tentang penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu
5. UU NO.38 TAHUN 2014 tentang keperawatan.

Nilai Luhur Dan Prinsip Praktik Keperawatan.

Nilai luhur praktik keperawatan ; Mendahulukan kepentingan orang lain dia atas kepentingan
pribadi,bekerja dengan penuh keiklhlasan,tidak membedakan suku,bangsa,agama,ras,dan
menjunjung tinggi harkat dan martabat klien sebagai manusia yang memiliki hak menentukan nasib
sendiri sendiri,bekerja dengan dasar etika,ilmu,dan hati Nurani..

Prinsip praktik keperawatan :

1. Perikemanusiaan
2. Nilai Ilmiah
3. Etika dan Profesionalisme
4. Manfaat
5. Keadilan
6. Perlindungan
7. Kesehatan dan keselamatan klien.

Dasar dan Sifat Hubungan Hukum dalam Pelayana Keperawatan.

1. Dasar Hubungan Hukum dalam pelayanan Keperawatan :

Pasal 1233 BW/KUHPer : “Tiap-tiap perikatan dilahirkan baik karena persetujuan baik karena
undang-undang”.Mengandung arti bahwa ada dua sumber perikatan,yaitu pertama perikatan yang
lahir dari persetujuan,kedua perikatan yang lahir dari undang-undang.

Kesempatan dalam upaya penyembuhan suatu penyakit melahirkan suatu perjanjian yang dikenal
dengan perjanjian terapeutik.Jika pasien/klien datang ke IGD,maka perikatan yang timbul adalah
perikatan yang lahir dari undang-undang.Sedangkan jika pasien/klien datang ke tempat
praktek,maka perikatan yang timbul adalah perikatan yang lahir dari persetujuan atau perjanjian.

2. Sifat Hubungan Hukum Dalam Pelayana Keperawatan :

Hubungan hukum antara perawat dan pasien/klien merupakan hubungan dalam jasa pemberian
pelayanan Kesehatan,dimana perawat sebagai pemberian jasa pelayanan Kesehatan dan
pasien/klien sebagai perima jasa pelayanan Kesehatan.Hubungan hukum antara kedua subjek
tersebut termasuk dalam lingkungan hukum perdata bersifat innspanning verbintenis(upaya hukum
maksimal),yaitu objeknya adalah upaya maksimal seorang perawat dalam merawat pasien,bukan
memperjanjikan hasil kesembuhan/keselamatan(resultaats verbintenis).Dalam melaksanakan tugas
keperawatannya yang penuh resiko bisa saja mengakibatkan kemungkinan pasien/klien mengalami
kecacatan bahkan meninggal dunia walaupun perawat telah melakukan tugasnya sesuai dengan
standar profesi keperawatan atau standar procedure operating(SPO).

3. Unsur Standar Profesi Kesehatan (Menurut Leenen)

- . Bertindak secara teliti (zorgvulding haindelen),hal ini akan berkaitan dengan sanksi hukum dsri
Tindakan perawat “onvoorzichtigheind”jika terjadi culpa/kelalaian,apakah tegolong pada culpa
levissme(kelalaian ringan) atau culpa rata (kelalaian berat)

-. Sesuai ukuran ilmu Kesehatan/medik(volgen de medisohe standard)


4. Hukum Keperawatan Gawat Darurat(Hak Eksekutif Perawat)

-. UUK pasal 30 (1)HURUF g : Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi asuhan keperawatan di
bidang upaya Kesehatan perorangan,perawat berwenang : memberikan tindakan pada keadaan
gawat darurat sesuai dengan kompetensi ;

-. UUK pasal 35 :

(1) Dalam keadaan darurat untuk memberikan pertolongan pertama,perawat dapat melakukan
tindakan medis dan pemberian obat sesuai dengan kompetensinya

(2) Pertolongan pertama sebagaimana yang di maksud pada ayat yang 1 yang bertujuan untuk
menyelamatkan nyawa pasien/klien dan mencegah kecacatan lebih lanjut.

(3) Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat 3 merupakan keadaan yang mengancam
nyawa atau kecacatan klien.

(4) Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditetapkan oleh perawat sesuai dengan
hasil evaluasi berdasarkan ilmunya.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai keadaan darurat yang dimkasud pada ayat 1 diatur dengan
peraturan Menteri.

5. Gawat Darurat

PERMENKES 19 tahun 2016 tentang SPGDT :

Pasal 1 :

a. 1. Gawat darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis segera
untuk penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan.
b. 2. Pelayanan gawat darurat adalah tindakan medis yang dibutuhkan oleh korban/pasien
gawat darurat dalam waktu segera untuk menyelamatkan nyawa dan pencegahan
kecacatan.
c. 7. Korban/pasien gawat darurat adalah orang yang berada dalam ancaman kematian dan
kecacatan yang memerlukan tindakan medis segera.

Pasal 16 :

a. (1) Tenaga kesehatan sebagimana dimkasud dalam pasal 14 ayat (2) huruf b berdiri dari
tenaga medis,tenaga perawat,dan tenaga bidan yang terlatih kegawatdarurat.
b. (2) Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki tugas :
1. Memberikan pertolongan gawat darurat dan stabilitasi bagi korban;dan
2. Mengevakuasi korban ke fasilitasi pelayanan Kesehatan terdekat untuk mendapatkan
pelayanan Kesehatan sesuai dengan tingkat kegawatdaruratnya.
 Menurut HAYT (LAW OF HOSPITAL,PHYSICIAN AND PATIENT)

Standar keadaan gawat darurat :

a. Cardiac Arrest
b. Shock
c. Pendarahan (haemorraghe)
d. Racun yang bekerja sangat cepat
e. Massive Haemorraghe
f. Patah Tulang Terbuka(open fracture)
g. Kesakitan (pain)

 PIDANA ;
a. Pasal 359 KUHP
b. Pasal 360 KUHP
c. Pasal 344 KUHP

 Penyelesaian sengketa hukum keperawatan.


a. Penyelesaian melalui jalur litigasi(pengadilan)
b. Penyelesaian melalui jalur non litigasi :
(1) Pasal 29 UU no. 36 tahun ttg Kesehatan
(2) Peraturan Mahkamah Agung No 1 tahun 2016 tentang mediasi.
c. Sidang MKEK untuk penegakan etika ptofesi
( pengadilan,penelahan,persidangan,pembuktian,pembelaan,saksi dan saksi ahli,putusan
MKEK)
 Tugas Dan Tanggungjawab Pemerintah.
1. Pemberian rekomendasi untuk memperoleh pengesahan RPTKA dan IMTA bagi pengguna.
2. Pemberian izin penyelenggaran pendayagunaan TK-WNA dalam kegiatan pelatihan,bakti
sosial dan penelitian bidang Kesehatan.
3. Bersama dengan kementerian yang menyelenggarakan urusan pemeritahan di bidang
Pendidikan menentukan kouta peserta didik.
4. Melakukan pembinaan dan pengawasan pendayagunaan TK-WNA skala nasional dan antar
provinsi.
MEMPERSIAPKAN PERAWAT SEBAGAI LEADERS DAN MANAGER
DI ERA DIGITAL
PERSPEKSTIF HUKU DARI KONTEK
PERAN ADVOKASI PERAWAT.

A. Latar Belakang
 SDM terbanyak di RS
 75% Kegiatan yankes di RS pelayanan keperawatan
 (hubber,2006)
 Perlu tata Kelola yang baik
 Sejak mulai Pendidikan dan pembinaan karier Ketika di klinik
 Penguatan dalam pelayanan keperawatan
 Penguatan aut of the boox

B. Karakter Basic Pemimpin Manajer


 Bertanggungjawab
 Disiplin
 Rajin
 Tekun
 Motivasi Tinggi
 Memiliki Daya Juang
 Tidak Mudah Putus Asa
 Kemampuan Berkomunikasi Efektif
 Memiliki Pengetahuan Subtantif dan umum yang luas
 Humble

C. Komponen Kepemimpinan
1. Knowledge
2. Action
3. Goals
4. Entusiasme
5. Communication
6. Self awareness
7. Leader

D. 9 Tugas Pemimpi (The task pf leardership,gardner)


1. Evisioning goal
2. Affirming values
3. Motivasi
4. Managing
5. Achieving workable unity
6. Explaning
7. Serving as symbol
8. Representating the group
9. Renewing
E. Identifikasi Kepemimpian
 Undang-undang/Permen/Peraturan
 Peraturan-peraturan
 Trend dan issue yankes dan yankep
 Kebijakan RS ;Kemenkes.Pemerintah,WHO
 Kebutuhan sdm keperawatan
 Kebutuhan Alkes
 Kualitas pelayanan keperawatan
 Kepuasaan pasien
 Akreditasi RS; Snart 1,iso 9001,Jci

F. Kebutuhan Perawat di TAtanan Klinik


1. Diploma,Ners,Magister,Doktoral in Nursing
2. Diresktur keperawatan
3. Keunggulan pelayanan Kesehatannya : Ex trauma center,Pastoral care,caring in nursing
4. Memiliki STR/RN
5. Memiliki berbagai sertifikat pelatihan kemahiran
6. Credentialing-legislasi-Sertifikasi

G. Trend dan Issue Kepemimpinan Keperawatan di Indonesia

Kemampuan leader dan manajer perawat masih rendah,profesi perawat belum sejajar dengan
profesi kesehatannya lainnya.Kemampuan dalam partai politik,kemampuan dalam jabatan birokratis
dan kemapuan menjadi anggota DPR/MPR (Lembaga YUDICATIVE).

H. Jenjang Karier Profesi Keperawatan di PT Keperawatan.


1. Jenjang karier perawat menurut PPNI (PK 1 SD PK 5)
2. Bagaiman di RS ?
3. Dosen keperawatan/nursing education yang jelas.

I. Perawat Sebagai Profesi


1. Body of knowledge ; EBPN,Eksakta,Social sicience,Psikologi
2. Kode etik dan Nilai Moral ; caring,altrustik and humanis
3. Uji kompetensi dan sertifikat; STR,RN
4. UU Keperawatan 2015

J. Penguatan Etika Profesi


 Etika profesi; ciri sebuah profesi di akui
 Komite keperawatan
 Reward and punishment
 Perawat berpretasi
 Perawat tercaring
 Kontrak dengan pt keperawatan
 Sistem recruitment yang bisa mendeteksi
 Mendiagnosa perawat dengan integritas personal yang baik
 Pembinaan kinerja perawat yang terus menerus dilakukan.
 8 Prinsip Etika Keperawatn
1. Outnomi
2. Beneficience
3. Justice
4. Non-maleficience
5. Veracity
6. Confidentiality
7. Accountability
8. Moral right

 Implementasi Perilaku Caring

Inti moral perilaku perawat,bagaiaman implementasi dalam pelayanan sehari-hari,perlu


pemahaman,kesadaran,serta model/contoh tauladan. Pengertian caring menurut Leininger (1997) :

1. Profesional caring
2. Scientific caring
3. Humanistic caring

Sedangkan struktur caring terdiri atas :

1. Maintaining belief
2. Knowing
3. Beingwith
4. Doing for
5. Enabling
6. Clien well being.

Strategi menghadapi di era digital milenial terdiri atas :

a. Tingkatan Leaders or Manager.


b. Strategi ; Taktik/cara.

Solusi Industri 5.0..

1. Menggunakan data medical records untuk membantu mempercepat penanganan kesehatan


2. Membuat system remot untuk pelayanan Kesehatan
3. Menggunakan AL dan robot sebagai perawat
4. Sensor ,AL,dan robot akan digunakan untuk membantu pemeliharaan jalan terowongan
jembatan dan infrastruktur lainnya.

Trend Issue Keperawatan di era di gital

1. Industri 4.0 baru saja kita beradaptasi kemanfaatan internet of thing (IOT)
2. Database
3. Artificial intelegency
4. Kecerdasan buatan
Strateginya sendiri terdiri atas :
1. Perdalam pemahaman nursing theory
2. Komitmen pada moral profesi keperawatan
3. Dukungan kebijakan
4. Standar operasional prosedur pelayanan keperawatan
5. Penerapan reward and fanisment..

Selanjutnya berfikir kritis dan entrepreneurship..

a. Perlu perjuangan
b. Pengembangan mandiri
c. Tidak bergantung pada pimpinan
d. Punya strategi tersendiri
e. Lengkapi profesionalitas personal
f. Mencari dan membuka peluang.

Agar terhindari dari masalah hukum; peran advokasi perawat terdiri atas ;

1. Good communication
2. Tetap caring
3. Sesuai SOP yang berlaku
4. Melibatkan Keluarga
5. Koordinasi dan komunikasi dengan rekan 1 tim
KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM MANAJEMEN KEGAWATDARUTAN.

A. PENGERTIAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang mendorong proses penyembuhan klien. Proses yang
digunakan oleh perawat memakai pendekatan yang direncanakan secara sadar,bertujuan dan
kegiatannya dipusatkan pada kesembuhan klien.

B. TUJUAN KOMUNIKASI TERAPUETIK :


(1) Membantu mengatasi masalah pasein
(2) Membantu dalam pengembalian tindakan yang efektif
(3) Memperbaiki pengalaman emosional
(4) Mencapai tingkat kesembuhan.

Perbedaan antara komunikasi terapeutik dan komunikasi sosail..

Komunikasi Terapeutik :

1. Terjadi untuk tujuan yang spesifik


2. Orang terlibat jelas spesifik (perawat/terapis dan klien).
3. Perawat-klien memberikan informasi yang berbeda.
4. Dibangun atas dasar untuk memenuhi kebutuhan klien

Komunikasi Sosial ;

1. Terjadi secara spontan/tidak direncanakan secara spesifik


2. Orang yang terlihat bebas
3. Informasi yang disampaikan hamper sama antara pihak-pihak yang terlibat
4. Dibangun atas dasar kebutuhan bersama( semua pihak yang terlibat)

Sikap dalam komunikasi terdiri atas :

 Fisik
 Psikologi

Teknik komunikasi terapeutik terdiri atas :

a. Listening
b. Accepting
c. Restating/Repeating
d. Clarification
e. Focusing
f. Reflecting/Feedback
g. Informing
h. Silence

Tahapan-tahapan komjunikasi terapeutik terdiri atas 4 tahapan ;

1. Tahap pra interaksi


2. Tahap orientansi
3. Tahap kerja
4. Tahap terminasi
Komunikasi terapeutik di IGD terdiri atas :

a. Gawat darurat

Keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis segera guna penyelamatan nyawa dan
pencegahan kecacatan lebih lanjut (UU no 44 tahun 2009 ).

b. Aspek psikologi pada situasi Gawat darurat ;


1. Mudah marah
2. Histeris
3. Cemas
4. Ketakutan.

Prinsip Komunikasi Gawat Darurat terdiri atas :

1. Caring ( Sikap asuhan yang ditunjukan peduli dan selalu ingin memberikan bantuan )
2. Acceptance ( menerima pasien apa adanya )
3. Respect (Hormati keyakinan pasien apa adanya)
4. Empaty ( merasakan perasaan pasien)
5. Trust ( Memberi kepercayaan )
6. Integrity( berpegang pada prinsip professional yang kokoh )
7. Identifikasi bantuan yang di perlukan.
8. Terapkan Teknik komunikasi : terfokus,bertanya,dan validasi )
9. Bahasa yang mudah di mengerti
10. Pastikan hubungan professional di mengerti oleh pasien/keluarga
11. Motivasi dan hargai pendapat & respon klien.
12. Hindari ; menyalahkan,memojokan,dan memberikan sebutan yang negative..

Anda mungkin juga menyukai