PROPOSAL TESIS
Oleh:
JUDUL :
Pembimbing :
(………………….)
TANGGUNGJAWAB HUKUM PEMILIK RUMAH SAKIT ATAS SENGKETA
HUKUM YANG TERJADI PADA MANAJEMEN
RUMAH SAKIT
A. Latar Belakang
setuju terhadap informed consent tersebut maka antara tenaga medis dan
pengikatan diri kedua pihak dalam suatu perjanjian yang disebut dengan
hak dan kewajiban bagi kedua belah pihak. Objek dari perjanjian ini
menentukan atau upaya untuk mencari terapi yang paling tepat bagi
1 Bader Johan Nasution, Hukum Kesehatan dan Pertanggungjawaban Dokter. (Jakarta: PT. Rineka
ayat (1) huruf a terdiri atas dokter, dokter spesialis, dan dokter gigi
sikap kurang hati-hati dimana tindakan yang dilakukan oleh tenaga medis
2 Ibid., hlm. 14
3 Agus Buddianto dan Gweldolyn, Aspek Jasa Pelayanan Kesehatan Dalam Perspektif Perlindungan
Pasien. (Bandung: Karya Putra Darwati,2010), hlm.129
kedokteran. Dokter dan dokter gigi disamping bekerja praktik mandiri atau
di klinik atau di puskesmas juga bekerja di rumah sakit baik itu rumah sakit
rawat jalan, dan gawat darurat. Dahulu dapat disebutkan dalam Pasal 1
(rehabilitatif).
dan berkelanjutan
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit tidak saja bersifat kuratif tetapi juga
sakit merupakan institusi yang padat modal, padat teknologi dan padat
dan unik karena sifat pelayanan yang diberikan sebagian besar bersifat
kesehatan. dengan kata lain, rumah sakit harus memiliki sumber daya
dapat tercapai. Sumber daya yang dimaksud di sini adalah sumber daya
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan Gawat Darurat”, berarti sebuah
tenaga medis atau dokter dari luar rumah sakit. Dokter tidak tetap tersebut,
sering juga disebut sebagai dokter out (dokter tamu), yang berarti bukan
maksimal pada tiga tempat praktik. Dalam literatur hukum medis, yang
dimaksud dokter tamu atau dokter mitra adalah para dokter yang tidak
untuk memakai fasilitas rumah sakit untuk jangka waktu tertentu. Untuk itu
jika ada gugatan dari pasien ataupun keluarganya. Namun, tidak hanya
dokter tidak tetap yang berpraktek di rumah sakit, dokter tetap pun wajib
dibedakan menjadi dua, yaitu dokter yang merupakan tenaga tetap rumah
(KUH Perdata) Dokter yang merupakan tenaga tetap secara hukum telah
tertentu. Pertama, dokter bekerja atas perintah rumah sakit. Kedua, dokter
tersebut. Ketiga, dokter dibayar atau digaji oleh rumah sakit bersangkutan.
Dalam Pasal 1338 Kitab UndangUndang Hukum Perdata (KUH
Perdata) disebutkan bahwa semua perjanjian yang yang dibuat secara sah
hal ini perjanjian rumah sakit dan dokter tetap atau dokter mitra.
Selanjutnya, dokter yang merupakan dokter tamu pada suatu rumah sakit
berlaku antara pihak yang membuatnya dalam hal ini rumah sakit dan
berlainan antara rumah sakit yang satu dengan rumah sakit yang lain.
Kondisi ini disesuaikan dengan kelas rumah sakit, kemampuan dan jumlah
pasien. Meskipun pola pekerjaan dokter tamu dalam sebuah rumah sakit
hukum antara rumah sakit dan dokter mitra namun perjanjian kerja itu
pasien berlaku hak dan kewajiban dokter serta hak dan kewajiban pasien
Padahal ada doktrin the captain of ship/captain of the team. Apakah dokter
mitra secara serta merta juga dapat bertanggung jawab atas kelalaian
tersebut.