Tutorial A4
DEFINISI
Hukum kesehatan adalah semua peraturan hukum yang berhubungan
langsung pada pemberian layanan kesehatan dan penerapannya pada
hubungan perdata, hukum administrasi dan hukum pidana.
Arti peraturan disini tidak hanya mencakup pedoman internasional,
hukum kebiasaan, hukum yurisprudensi, namun ilmu pengetahuan &
kepustakaan dapat juga merupakan sumber hukum.
Sumber hukum dalam hukum kesehatan meliputi hukum tertulis, yurisprudensi, dan
doktrin. Dilihat dari objeknya, maka hukum kesehatan mencakup segala aspek yang
berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan.
Jayasuriya bertolak dari materi muatan yang mengatur masalah kesehatan menyatakan ada
5 (lima) fungsi yang mendasar, yaitu :
- pemberian hak,
- penyediaan perlindungan,
- peningkatan kesehatan,
- pembiayaan kesehatan, dan
- penilaian terhadap kuantitas dan kualitas dalam pemeliharaan kesehatan.
Landasan hukum kesehatan
Hermien Hadiati Koeswadji (1998), menyatakan pada asasnya hukum
kesehatan bertumpu pada hak atas pemeliharaan kesehatan sebagai
hak dasar sosial (the right to health care) yang ditopang oleh 2 (dua)
hak dasar individual yang terdiri dari :
• hak atas informasi (the right to information)
• hak untuk menentukan nasib sendiri (the right of self determination).
Sumber hukum kesehatan
1. Pelayanan Kesehatan
• Pelayanan kesehatan menurut Undang-Undang No. 36 Tahun
2009 ditujukan untuk memberikan pelayanan kesehatan baik
itu perseorangan maupun masyarakat.
• Pemerintah mengupayakan dalam bentuk penyediaan fasilitas
pelayanan kasehatan, penyediaan obat, serta pelayanan
kesehatan itu sendiri.
A. PELAYANAN KESEHATAN DAN LAYANAN KEDOKTERAN
2. Layanan Kedokteran
• Layanan kedokteran adalah suatu sistem yang kompleks
dengan sifat hubungan antar komponen yang ketat (complex
and tightly coupled), khususnya di ruang gawat darurat, ruang
bedah dan ruang rawat intensif.
• Semakin kompleks dan ketat suatu sistem akan semakin
mudah terjadi kecelakaan. Setiap tindakan medis
mengandung risiko buruk, sehingga harus dilakukan tindakan
pencegahan ataupun tindakan mereduksi risiko.
B. INFORMASI KESEHATAN DAN PERSETUJUAN PASIEN
• Gabungan kedua hak pasien (Hak Informasi dan Hak untuk memberikan
Persetujuan) dikenal sebagai Informed Consent. Intinya pasien
memberikan persetujuan terhadap suatu tindakan medik terhadap
dirinya, setelah mendapatkan informasi yang jelas dari pemberi
pelayanan kesehatan.
Persetujuan Tindakan Kedokteran dan
Kedokteran Gigi diatur dalam UU Nomor 29
Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran dalam
Pasal 45 menyebutkan:
(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan
oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan;
(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah
pasien mendapat penjelasan secara lengkap;
(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya
mencakup: diagnosis dan tata cara tindakan medis;
a. tujuan tindakan medis yang dilakukan;
b. alternative tindakan laindari risikonya;
c. risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi; dan
d. prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
Persetujuan Tindakan Kedokteran dan
Kedokteran Gigi diatur dalam UU Nomor 29
Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran dalam
Pasal 45 menyebutkan:
menurut Komalawati
a. Asas Legalitas menurut Munir Fuady
b. Asas Keseimbangan a. Asas Keseimbangan
c. Asas Tepat Waktu b. Asas Tepat Waktu
d. Asas Itikad Baik c. Asas Itikad Baik
C. HUBUNGAN HUKUM PENYELENGGARAAN KESEHATAN
Berdasar Undang Undang Nomor. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran dengan
berlakunya UU Praktik Kedokteran yang juga mencantumkan asas-asas
penyelenggaraan Praktik Kedokteran di dalam Bab II Pasal 2 berbunyi :
Penyelenggaraan praktik kedokteran dilaksanakan berasaskan Pancasila dan didasarkan
pada nilai ilmiah, manfaat, keadilan, kemanusiaan, keseimbangan, serta perlindungan
dan keselamatan pasien.
A. Perjanjian Penyembuhan
• Definisi :Perjanjian adalah suatu peristiwa yang terjadi ketika para
pihak saling berjanji untuk melaksanakan perbuatan tertentu.
Menurut Subekti perjanjian adalah peristiwa ketika seorang atau lebih
berjanji melaksanakan perjanjian atau saling berjanji untuk
melaksanakan suatu hal.
• Perjanjian menurut Pasal 1313 KUH Perdata serta syarat sahnya suatu
perjanjian dalam Pasal 1320 KUH Perdata dapat diambil pengertian
bahwa perjanjian merupakan perbuatan hukum yang menimbulkan
ikatan antara satu pihak dengan pihak yang lain.
4 syarat sahnya perjanjian
Sepakat mereka yang mengikat dirinya
• Karena dalam perjanjian setidak-tidaknya ada dua orang yang
• saling berhadap-hadapan dan mempunyai kehendak yang saling mengisi (J.
Satrio, 1999). Artinya suatu perjanjian itu lahir karena adanya kesepakatan
para pihak yang mengadakan perjanjian.
Kecakapan bertindak untuk membuat perjanjian.
• Kecakapan bertindak adalah kecakapan atau kemampuan untuk melakukan
perbuatan hukum.
• Orang yang cakap/mempunyai wewenang untuk melakukan perbuatan
hukum menurut ketentuan KUH Perdata adalah telah berumur 21 tahun dan
atau sudah menikah
Adanya obyek atau suatu hal tertentu.
• Bahwa yang menjadi objek dari perjanjian adalah prestasi (pokok perjanjian). Prestasi
• adalah apa yang menjadi kewajiban debitur dan apa yang menjadi hak kreditur. Prestasi
bisa berupa kewajiban untuk menyerahkan sesuatu, melakukan sesuatu, atau tidak
melakukan sesuatu.
Suatu sebab yang halal
• Sah atau tidaknya kausa dari suatu perjanjian ditentukan saat perjanjian itu dibuat.
• Konsekuensi hukum atas perjanjian tanpa kausa/sebab yang halal adalah perjanjian
tersebut batal demi hukum (Void / Null), kecuali ditentukan lain oleh undang-undang.
• diatur dalam Pasal 1337 KUH Perdata yakni perjanjian tersebut:
a) Tidak bertentangan dengan Undang-undang;
b) Tidak bertentangan dengan ketertiban umum;
c) Tidak bertentangan dengan kesusilaan.
B.Transaksi Terapeutik
A. Pengertian Transaksi Terapeutik
• Mukadimah Kode Etik Kedokteran Indonesia yang dilampirkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor 434 /Men.Kes /X / 1983 tentang Berlakunya Kode Etik Kedokteran Indonesia Bagi Para Dokter di
Indonesia, mencantumkan tentang transaksi terapeutik sebagai berikut : “Yang dimaksud transaksi
terapeutik adalah hubungan antara dokter dengan pasien dan penderita yang dilakukan dalam suasana
saling percaya (konfidensial), serta senantiasa diliputi oleh segala emosi, harapan dan kekhawatiran
makhluk insani”
• Dalam pengertiannya tersebut perjanjian terapeutik dapat ditarik beberapa unsur, yaitu (Salim HS, 2006):
1. Adanya subjek perjanjian, meliputi pasien dengan tenaga kesehatan/dokter/dokter gigi
2. Adanya objek perjanjian, yaitu upaya maksimal untuk melakukan penyembuhan terhadap pasien
3. Kewajiban pasien, membayar biaya penyembuhan.
C. Dasar Hukum Transaksi Terapeutik
• Transaksi terapeutik itu dikategorikan sebagai perjanjian yang diatur dalam ketentuan Pasal 1601 Bab 7A
Buku III KUH Perdata, maka termasuk jenis perjanjian untuk melakukan jasa yang diatur dalam ketentuan
khusus. Ketentuan khusus yang dimaksudkan adalah Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan.
• Didasarkan ketentuan Pasal 50 ayat (1), dan Pasal 53 ayat (1) Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang kesehatan, maka dokter bertugas menyelenggarakan atau melakukan kegiatan kesehatan sesuai
dengan bidang keahliannya dan atau kewenangannya, dengan mematuhi standar profesi, dan menghormati
hak pasien antara lain hak informasi dan hak untuk memberikan persetujuan. Dengan demikian, berarti
bahwa pada hakikatnya prinsip etis dalam hubungan antara dokter dan pasien merupakan salah satu sumber
yang melandasi peraturan hukum di bidang kesehatan.
E. Akibat Hukum Para Pihak dalam Kontrak Terapeutik
• Akibat hukum dari dilakukannya perjanjian tertuang di dalam pasal 1338 dan 1339 KUH.
Pasal 1338 :
“Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya“
Suatu perjanjian tidak dapat ditarik kembali selain dengan sepakat kedua belah pihak, atau karena alasan-
alasan yang oleh undang-undang dinyatakan cukup untuk itu.
Pasal 1339 :
Suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang dengan tegas dinyatakan didalamnya, tetapi juga
untuk segala sesuatu yang menurut sifat perjanjian, diharuskan oleh kepatutan, kebiasaan atau undang-
undang".
Dari kedua pasal diatas dapat diambil pengertian sebagai berikut :
• Perjanjian terapeutik (transaksi terapeutik) berlaku sebagai undang-undang baik bagi pihak pasien maupun
pihak dokter,
• Perjanjian terapeutik tidak dapat ditarik kembali tanpa kesepakatan pihak lain
• Kedua belah pihak, baik dokter dan pasien harus sama-sama beritikad baik dalam melaksanakan perjanjian
terapeutik
• Perjanjian hendaknya dilaksanakan sesuai dengan tujuan dibuatnya perjanjian yaitu kesembuhan pasien,
REKAM MEDIS
• Dalam penjelasan Pasal 46 ayat (1) Undang-Undang Praktik Kedokteran, yang dimaksud
dengan rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
2. Dokumen, merupakan kelengkapan dari catatan tersebut, antara lain foto rontgen, hasil
laboratorium dan keterangan lain sesuai dengan kompetensi keilmuannya.
JENIS REKAM MEDIS MANFAAT REKAM MEDIS
4. Pembiayaan
Selain dokter dan dokter gigi yang membuat/mengisi rekam medis, tenaga kesehatan lain yang
memberikan pelayanan langsung kepada pasien dapat membuat/mengisi rekam medis atas
perintah/pendelegasian secara tertulis dari dokter dan dokter gigi yang menjalankan praktik
kedokteran.
TATA CARA PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS