Anda di halaman 1dari 12

OLEH KELOMPOK 3

Undang-undang

RI No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan berisi peraturan-peraturan hukum yang bertujuan untuk peningkatan derajat kesehatan seluruh anggota masyarakat. Jadi, UU ini melibatkan instansi-instansi terkait dan juga melibatkan pemberi pelayanan kesehatan (medical providers) dan penerima pelayanan kesehatan (medical receivers).

Beberapa bagian dari UU ini berisi tentang rambu-rambu dalam pelayanan kesehatan yang harus diketahui dan dipahami oleh pelaku pelayanan profesi kesehatan, agar terhindar dari pelayanan kesehatan yang bermasalah.

Yaitu pandangan ke depan dari keberadaan UU ini. Secara umum yang diharapkan dari UU ini adalah fungsinya sbb: 1. Alat untuk meningkatkan hasil guna dan daya guna penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang meliputi upaya kesehatan dan sumber daya. 2. Menjangkau perkembangan yang makin kompleks yang akan terjadi dalam kurun waktu mendatang. 3. Pemberi kepastian dan perlindungan hukum terhadap pemberi dan penerima jasa pelayanan kesehatan.

UU ini terdiri dari 12 bab dan mengandung 90 pasal. Di sini diatur tentang hak dan kewajiban serta tugas dan tanggung jawab setiap orang. Upaya kesehatan dijabarkan secara jelas mulai dari kesehatan keluarga, kesehatan kerja, kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit, kesehatan olahraga dll. Sumber daya kesehatan yang mencakup perangkat keras seperti sarana, prasarana, dan peralatan serta perangkat lunak seperti manajemen, pembiayaan, dan SDM yang mendukung terselenggaranya upaya kesehatan juga dirinci dalam UU ini (Peran pemerintah)

Pengertian

tenaga kesehatan (UU Tenaga Kesehatan tahun 1963) : Tenaga kesehatan dibagi atas tenaga kesehatan sarjana (dokter, dokter gigi, apoteker) dan tenaga kesehatan sarjana muda, menengah dan rendah (asisten apoteker, bidan, perawat, penilik kesehatan, nutrisionist dll) Pengertian tenaga kesehatan (UU Kesehatan) : Setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

Upaya kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 dilaksanakan melalui (pasal 11): a. Kesehatan keluarga b. Perbaikan gizi c. Pengamanan makanan dan minuman d. Kesejahteraan lingkungan e. Kesehatan jiwa f. Kesehatan jiwa g. Pemberantasan penyakit h. Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan

Penyuluhan kesehatan masyarakat j. Pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan k. Pengamanan zat adiktif l. Kesehatan sekolah m. Kesehatan olahraga n. Pengobatan tradisional o. Kesehatan matra
i.

UU Kesehatan memberikan perlindungan hukum baik kepada pemberi maupun penerima pelayanan kesehatan

Pasal 53 1. Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesi. 2. Tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien. 3. Tenaga kesehatan, untuk kepentingan pembuktian, dapat melakukan tindakan medis terhadap seseorang dengan memperhatikan kesehatan dan keselamatan yang bersangkutan. 4. Ketentuan mengenai standar profesi dan hak-hak pasien sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

Pasal

55 1. Setiap orang berhak atas ganti rugi akibat kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. 2. Ganti rugi sebagaimana dimaksud ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku


1.

2. a. b.

c. d.

Pasal 15 Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu. Tindakan medis tertentu sebagaimana dalam ayat (1) hanya dapat dilakukan: Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan tsb. Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta berdasarkan pertimbangan tim ahli. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan atau suamu atau keluarganya Pada sarana kesehatan tertentu.

3. Ketentuan lebih lanjut mengenai tindakan medis tertentu sebagaimana dalam ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal

80 1. Pelanggaran terhadap pasal 15 ayat (1) dan (2), pidana penjara selama 15 tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000

Anda mungkin juga menyukai