Anda di halaman 1dari 25

ASPEK LEGAL & ETIK DALAM KEPERAWATAN

GAWATDARURATAN, KRITIS DAN BENCANA

Oleh :
Sugiarto,S.Kep.,Ns.,M.Kep
Definisi Aspek Legal & Etik dalam Keperawatan Gawatdarurat

• Etik merupakan prinsip yang menyangkut benar dan


salah, baik dan buruk dalam berhubungan dengan
orang lain
• Ethic merupakan istilah yang digunakan untuk
merefleksikan bagaimana seharusnya manusia
berprilaku,dan apa yang seharusnya dilakukan
seseorang terhadap orang lain.
Hukum/ Legal dalam Kesehatan
Hukum kesehatan (No. 23 tahun 1992) adalah semua
ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan
pemeliharaan / pelayanan dan penerapannya. Yang diatur
menyangkut hak dan kewajiban baik perorangan dan
segenap lapisan masyarakat sebagai penerima pelayanan
kesehatan maupun dari pihak penyelenggara pelayanan
kesehatan dalam segala aspeknya, organisasi, sarana
pedoman standar pelayanan medik, ilmu pengetahuan
kesehatan dan hukum serta sumber-sumber hukum lainnya.
Kode Etik Keperawatan Bencana
1. Perawat bencana memberikan pelayanan dengan
penuh hormat bagi martabat kemanusiaan dan
keunikan klien
2. Perawat bencana mempertahankan kompetensi dan
tanggungjawab dalam praktek keperawatan emergensi
3. Perawat bencana melindungi klien manakala
mendapatkan pelayanan kesehatan yang tidak cakap,
tidak legal sehingga keselamatanya terancam
Landasan Hukum Pelayanan Gawat Darurat

UU NO 9 Tahun 1960 Pokok-pokok Kesehatan


a. Pasal 1 tiap-tiap warga negara berhak memperoleh derajat kesehatan
setinggi-tingginya dan perlu diikutsertakan dalam usaha-usaha kesehatan
pemerintah
b. Pasal 2 Yang dimaksud kesehatan dalam UU ini ialah yang meliputi
kesehatan badan, rohani,( mental) sosial dan bukan hanya keadaan yang
bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan
c. Pasal 4 pemerintah memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan rakyat
dengan menyelenggarakan dan menggiatkan usaha-usaha dalam lapangan
seperti pemulihan kesehatan, pendidikan tenaga kesehatan, perlengkapan
obat-obatan dan alat-alat kesehatan serta usahan lain yang diperlukan
Lanjutan 1

1. UU NO 6 Tahun 1963 Tenaga Kesehatan pasal 1 maksud dan


tujuan undang-undang ini ialah untuk mendapatkan
ketentuan-ketentuan dasar mengenai tenaga kesehatan
2. Pasal 2 yang dimaksud dengan tenaga kesehatan dalam
undang-undang ini, ialah: pada I. Tenaga kesehatan sarjana
meliputi dokter, dokter gigi, apoteker dan sarjana-sarjana
lain dalam bidang kesehatan, dan dalam III tenaga
kesehatan dibidang perawatan : perawat, physio-terapis dan
sebagainya
Lanjutan 2
PP NO 32 TAHUN 1996 Tenaga Kesehatan ayat 1 “
tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdi
diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
pendidikan dibidang keehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukanupaya
kesehatan
Lanjutan 3
UU NO 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan
Bencana pasal 2 penanggunalang bencana berlandasan
pancasila dan UUD negara RI tahun 1945 dan pasal 3
penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud
dalam pasal 2 berasaskan : kemanusiaan, keadilan,
kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintah,
Dst.....
Lanjutan 4
UU NO 36 Tahun  2009 Kesehatan pasal 1 ayat 6 tenaga
kesehatan adalah setiap orang yang mengabdi dirinya
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan
dan/ ketrampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan kewenangan kesehatan.
Disamping wajib dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi profesi
kesehatan juga mendapatkan perlindungan hukum dalam
melaksanakan profesinya, dan diwajibkan juga untuk mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan dalam meningkatkan profesionalisme
dalam melaksanakan pelayanan kesehatan secara maksimal, bagi
perawat tanggap darurat tentu saja diharuskan memiliki keterampilan
kegawat-daruratan, semisalnya pelatihan bantuan hidup dasar (BHD),
pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat, Nursing
Emergency, General Emergency Life Support dan lain sebagainya,
sebagai bagian dari kompetensi perawat tanggap darurat.
Lanjutan 5
UU NO 44 TAHUN 2009 Rumah sakit pasal 1 ayat:
1. RS adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan rawat inap, rawat
jalan dan gawat darurat.
2. Gawat darurat adalah keadaan klinis pasien yang
membutuhkan tindakan medis segera guna penyelamatan
nyawa dan pencegahan guna kecacatan lebih lanjut
Kepmenkes RI Nomor  1239/Menkes/SK/XI/2001 ‘’
Tentang  Registrasi dan Praktik Keperawatan,pasal 1 perawat adalah
seseorang yang telah lulus pendidikan baik dalam ataupun luar negri
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, pasal
15, Pelayanan dalam keadaan darurat sebagaimana dimaksud dalam
ayat 1 ditujukan untuk penyelamatan jiwa” Pasal 20, Dalam darurat
yang mengancam jiwa seseorang/pasien, perawat berwenang untuk
melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenangannya
sebagaimana dimaksud dalam
Permenkes Nomor RI HK.02.02.MENKES/148/2010
tentang regitrasi dn izin praktik keperawatan Pasal 10
Ayat (1), Dalam darurat yang mengancam jiwa
seseorang/pasien, perawat berwenang untuk
melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenangannya
sebagaimana dimaksud dalam pasal  8, Pasal 11 poin (a)
Perawat berhak Memperoleh perlindungan hukum
Permenkes Nomor  152/Menkes/Per/IV/2007  Tentang
Izin dan penyelenggaran Praktik Kedokteraan dan
kedokteran Gigi, BAB III Pasal  23 Ayat  (I), Dokter dan
dokter Gigi dapat memberilan pelimpahan suatu
tindakan kedokteran  dan tindakan  kedokteran gigi  ,
kepada perawat, bidan atau tenaga kesehatan lainnya
secara tertulis.  
UU Keperawatan No 38 tahun 2014 Pasal 33
1. Dalam keadaan darurat perawat dapat melakukan tindakan medis dan memberikan
obat sesuai dengan kompetensinya
2. Pada ayat 1 bertujuan untuk menyelamatkan nyawa klien dan mencegah kecacatan
lebih lanjut
3. Selain bertujuan yang dimaksud ayat 2 pemberian pertolongan pertama ditunjukan
untuk mengurangi rasa sakit dan menstabilkan kondisi pasien
4. Sebagaimana yang dimaksud ayat 1 merupakan keadaan yang mengancam nyawa
atau kecacatan klien
5. Keadaan yang dimaksud ayat 1 ditetapkan oleh perawat sesuai hasil evaluasi
berdasarkan keilmuanya
6. Keadaan darurat yang dimaksud ayat 4 merupakan penilaian terhadap keadaan klien
7. Perawat wajib merujuk setelah memberi pertolongan pertama sebagai mana yang
dimaksud pada ayat 1 selesai dilakukan
Hak perawat pada UU Keperawatan No 38 tahun
2014 Pasal 35 ayat 1
a. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan pekerjaanya sesuai
standar profesi, standar pelayanan, SOP, dan ketentuan peraturan undang-undangan
b. Memperoleh informasi yang benar,jelas, dan jujur dari klien dan/keluarga
c. Melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensinya dan kewenangan
d. Menerima imbalan jasa atas pelayana keperawatan yang telah diberikan
e. Menolak keinginan klien atau pihak lain yang bertentangan dengan kode etik, standar
pelayanan, SOP dan ketentuan peraturan undang-undangan
f. Memperoleh fasilitas kerja sesuai standar
g. Memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, perlakuan yang
sesuai dengan harkat dan martabat, manusia, moral,kesusilaan serta nilai-nilai agama
h. Mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan profesinya
i. Memperoleh hak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kewajiban perawat pada UU Keperawatan No 38 tahun 2014 Pasal 36
ayat 1

a. Menjaga kerahasiaan kesehatan klien


b. Memperoleh persetujuan dari klien atau keluarga atas tindakan yang diberikan
c. Melengkapi sarana dan prasarana pelayanan keperawatan sesuai dengan standar pelayanan
keperawatan dan ketentuan perundang-undangan bagi perawat yang mejalankan praktik mandiri
d. Memberikan pelayanan kesehatan keperawatan sesuai dengan standar pelayanan, SOP, dan
ketentuan peraturan undang-undangan
e. Merujuk klien yang tidak dapat ditangani kepada perawat atau tenaga kesehatan lain yang lebih
tepat sesuai dengan lingkup dan tingkat kompetensinya
f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan sesuai dengan standar
g. Memberikan informasi yang lengkap, jujur, benar,jelas, dan mudah dimengerti mengenai tindakan
keperawatan kepada klien dan/ keluarganya sesuai dengan batas kewenanganya.
h. Melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang dari tenaga kesehatan lain yang sesuai dengan
kompetensi perwat; dan
i. Melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan oleh pemerintah
Tujuan aspek legalitas dan kompetensi dalam melaksanakan pelayanan
keperawatan gawat daruratan

1. Memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap


pelayanan keperawatan gawat darurat yang diberikan
2. Menginformasikan kepada masyarakat tentang pelayanan
keperawatan gawat daruratyang diberikan dan tanggung
jawab secara profesional
3. Memelihara kualitas / mutu pelayanan keperawatan yang
diberikan
4. Menjamin adanya perlindungan hukum bagi perawat
5. Memotivasi pengembangan profesi
6. Meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan.
Unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam kode etik  
1) Perawat memberikan pelayanan dg memperhatikan dan menghargai kemuliaan 
seseorang  sbg manusia.
2) Perawat melindungi hak azasi manusia.
3) Perawat bertindak utk melindungi pasien dan masyarakat.
4) Perawat bertanggung jwb dan bertanggung gugat thd setiap tindakan dan pengambilan
keputusa keperawatan.
5) Perawat mempertahankan kompetensinya dlm melaksanakan layanan keperawatan
6) Perawat melatih diri dlm menetapkan informasi dan menggunakan kompetensi individunya.
7) Perawat berpartisipasi aktif dlm kegiatan yg terkait dg pengembangan keilmuan dari
profesi keperawatan.
8) Perawat berpartisipasi dlm upaya profesi utk melaksanakan dan meningkatkan standar
profesi serta meningkatkan mutu pelayanan.
9) Perawat berkolaborasi dg anggota & profesi kes lainnya & masyarakat
Fungsi aspek hukum dan legalitas pelayanan gawat darurat bagi perawat

1. Hukum Menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan


tindakan asuhan keperawatan gawat darurat agar diterima oleh
etik dan hukum, sehingga menimbulkan adanya kepastian
hukum.
2. Hukum juga memberikan penjelasan tentang tanggung jawab
perawat gawat darurat yang berbeda dari tanggung jawab
tenaga kesehatan lainnya
3. Hukum dapat membantu perawat gawat darurat menetapkan
batas batas tindakankeperawatan mandiri (otonomi profesi) 
4. Hukum membantu keperawatan dalam menjaga standar
asuhan keperawatan yang dibuat oleh profesi keperawatan.
Prinsip etik dan legal keperawatan gawat darurat 

1. Autonomy
Berkaitan dg hak seseorang
 utk membuat keputusan bagi dirinya misalnya seorg pa
sien yg akanmengalami suatu tindakan seperti pembed
ahan, keputusan hrs diputuskan oleh pasienitu sendiri, 
tetapi tenaga kesehatan berkewajiban memberikan info
rmasi yg rinci sehingga
pasien membuat keputusan scr benar
2. Beneficence
Kewajiban melakukan yg terbaik  meningkatkan mutu pe
layanan keperawatan
3. Non maleficence 
Kewajiban utk tdk menimbulkan kerugian atau 
cedera bagi oranglain  apalagi membunuh.Perawat 
akan bersikap hati-hati, teliti dan cermat.
4. Veracity
Kewajiban menyampaikan atau mengatakan sesuatu de
ngan benar, tidak berbohong apalagimenipu. 
Perawat berbicara benar, terbuka shg dapat dipercaya.
5. Justice
Kewajiban berlaku adil kpd semua org. Perawat 
berlaku adil, tdk membeda-bedakan pasien
tentang dirawat baik aspe sosial, agama, suku dll.
6. Fidelity
Kewajiban utk setia atau loyal dengan
 kesepakatan atau tanggung jwb secara bersungguh2 th
dtugas bebannya.

Anda mungkin juga menyukai