Anda di halaman 1dari 54

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN

1983 Konvensi Nasional Keperawatan


Konsekuensi : Pendidikan Tinggi & Pelayanan Profesional
1985 S 1 Perawat (PSIK FKUI)
1999 S2 Manajemen Kepemimpinan Kep
2003 Spesialisasi Keperawatan (telah ada 5 sp Kep)
2008 Program Doktoral Keperawatan
PERKEMBANGAN REGULASI
2000 : Kepmenkes 647/2000 ttg Registrasi & praktik Perawat

2001 : Kepmenkes 1239/2001 Revisi Kepmenkes 647/2000

2010 : PMK no. 148 /2010 ttg Izin & penyelenggaraan Praktik
Perawat DAN PMK No. 161/2010 ttg Registrasi
Nakes
PERKEMBANGAN PELAYANAN .? (Praktik)
ETIK
ORGANISASI Profesi
Kode MKEK, KOMITE ETIK
LEMBAGA DISIPLIN
PWT INSTITUSI
MKDKI Etik
SANKSI ETIK
MDTK
SANKSI DISIPLIN DISIPLIN
STD
PROFESI
HUKUM
PENEGAK HUKUM Per UUan
POLISI, JAKSA, ADVOKAT,
HAKIM
SANKSI HUKUM
PIDANA, PERDATA, ADM
Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
pengendalian pengobatan dan/atau perawatan

ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan

.Pelaksanaannya
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu
4
SETIAP ORANG YANG MENGABDIKAN DIRI

N S DALAM BIDANG KESEHATAN

A
SERTA MEMILIKI PENGETAHUAN DAN
ATAUKETRAMPILAN (dlm bidang kes)

K MELALUI PENDIDIKAN DI BID. KESEHATAN

E
YANG UNTUK JENIS TERTENTU MEMERLUKAN
KEWENANGAN UNTUK MELAKUKAN UPAYA
KESEHATAN

5
Tenaga kesehatan berwenang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
Kewenangan untuk menyelenggarakan
pelayanan kesehatan dilakukan sesuai
dengan bidang keahlian yang dimiliki.
Dalam menyelenggarakan pelayanan
kesehatan, wajib memiliki izin dari
pemerintah.
Selama Pelayanan dilarang mengutamakan
kepentingan yang bernilai materi.

6
Tenaga kesehatan harus memenuhi
ketentuan
kode etik,
standar profesi,
hak pengguna pelayanan kesehatan,
standar pelayanan, dan
standar prosedur operasional.
Kode etik dan standar Profesi sesuai
ketentuan Organisasi Profesi

7
Tenaga kesehatan berhak mendapatkan imbalan
dan
pelindungan hukum dalam melaksanakan tugas
sesuai dengan profesinya.
Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya
berkewajiban mengembangkan dan
meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
Ketentuan mengenai hak dan kewajiban tenaga
kesehatan diatur dalam Peraturan Pemerintah

8
PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga Kesehatan
Pasal 2
(1) Tenaga Kesehatan terdiri dari :
(a) tenaga Medis; (b) tenaga Keperawatan; tenaga
kefarmasian; (d) tenaga kesehatan Masyarakat; (e) tenaga
gizi; (f) tenaga keterapian fisik; (g) tenaga keteknisian Medis

Pasal 24

(1) Perlindungan hukum diberikan kepada tenaga


kesehatan yang melakukan tugasnya sesuai dengan
standar profesi tenaga kesehatan.

7
SDM RUMAH SAKIT
Medis &
Penunjang
Mds

Non Keperawata
Kesehatan SDM n

RS
Manajemen Kefarmasia
RS n

(Pasal 12 point 1 UU No. 44 tahun 2009)


STD PROFESI

STD
ETIKA PROFESI
PELAYANAN RS

MENGHORMATI KESELAMATAN
HAK PASIEN PASIEN
STD
YANMED

SPO
STD
ASKEP
PERAWAT :
SESEORANG YANG TELAH LULUS
PENDIDIKAN PERAWAT BAIK DI
DALAM MAUPUN DI LUAR NEGERI
SESUAI DENGAN KETENTUAN
PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN YANG BERLAKU.
(Permenkes No.148 tahun 2001 ttg Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat)
Sesuai dengan Fungsi Perawat

Independent
caring role
Koordinative role
Dependent/Therapeutic role
Colaborative role .?
Untuk semua kegiatan yang termasuk Asuhan
Keperawatan (Caring Activities) maka Perawat
bertanggung jawab/gugat PENUH terhadap
kesalahan dari KEPUTUSAN yang dibuat
(responsible for the decision to perform)

dan terhadap PELAKSANAAN dari keputusan


tersebut (responsible for the execution)
PeranPerawat sebagai pelaksana dalam
Medical Therapi dalam bentuk
Pelimpahan wewenang secara tertulis,
untuk pelimpahan wewenang jangka
panjang dengan standing order

16
CARING ACTIVITIES

TECHNICAL ACTIVITIES
Perintah tertulis atau lisan dr
Berdasar Protap
Dilakukan dg syarat ada dokter segera hadir
Ditempat-tempat tertentu yg telah ditetapkan
Yang memerlukan persyaratan khusus

REGLETED MEDICAL ACTIVITIES

17
Tindakan yang menjadi kewenangan medik, tetapi
telah didelegasikan kepada perawat. Dalam hal ini
dokter tidak bertanggung jawab secara hukum, baik
berkait dengan decision maupun execution yang
dibuat oleh perawat yang diberi delegasi.

Contoh: Tindakan-tindakan Khusus di area kritikal


yg disepakati telah didlegasikan kepada perawat yg
mampu. Bentuk Sertifikasi
SYARAT PENDELEGASIAN
1. Untuk penentuan diagnosa/ terapi tidak boleh
didelegasikan.
2. Pemberi pendelegasian harus YAKIN akan kemampuan
yang didelegasikan.
3. Pendelegasian harus tertulis secara rinci dan jelas
4. Harus ada bimbingan teknis dari Pemberi
Pendelegasian
5. Bila Penerima merasa YAKIN TIDAK MAMPU, maka ia
wajib menolak.
Pemahaman terhadap aspek hukum dalam KGD
bertujuan meningkatkan kualitas penanganan
pasien dan menjamin keamanan serta keselamatan
pasien. Aspek hukum menjadi penting karena
konsensus universal menyatakan bahwa
pertimbangan aspek legal dan etika tidak dapat
dipisahkan dari pelayanan medik yang baik.
Tuntutan hukum dalam praktek KGD biasanya
berasal dari :
1. Kegagalan komunikasi
2. Ketidakmampuan mengatasi dillema dalam
profesi

N.L.K
Sulisnadewi,M.Kep.Ns.Sp.Kep.An. 20
PENGATURAN
PELAYANAN GAWAT
DARURAT

21
UU No 36 tahun 2009 TTg Kesehatan pasal
32 (1)
Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan
kesehatan, baik pemerintah maupun swasta, wajib
memberikan pelayanan kesehatan bagi
penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan
kecacatan terlebih dahulu
Pasal 32 (2)
Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan
kesehatan, baik pemerintah maupun swasta
dilarang menolak pasien dan/atau meminta uang
muka.

22
UU No 36 tahun 2009 TTg Kesehatan Pasal 58

(1) Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap


seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau penyelenggara
kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan
atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang
diterimanya.

(2) Tuntutan ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang melakukan
tindakan penyelamatan nyawa atau pencegahan kecacatan
seseorang dalam keadaan darurat.

23
SYARAT ;
Kesukarelaan Penolong
Pembuktiannya; tidak ada harapan/
imbalan/kompensasai
Itikad baik Penolong
Contoh tidak baik ; melakukan trakheostomy untuk
menambah keterampilan

24
Pasal 190 (1)
Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau
tenaga kesehatan yang melakukan praktik atau
pekerjaan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang
dengan sengaja tidak memberikan pertolongan
pertama terhadap pasien yang dalam keadaan gawat
darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat
(2) atau Pasal 85 ayat (2) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling
banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

25
Pasal 190 (2)

Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) mengakibatkan terjadinya kecacatan atau
kematian, pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan
dan/atau tenaga kesehatan tersebut dipidana dengan
pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan
denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar
rupiah)

26
Pasal 29
Kewajiban RS :

memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien


sesuai dengan kemampuan pelayanannya;

Pelayanan gawat darurat tanpa uang muka, ambulan


gratis, pelayanan korban bencana

27
Tanggung jawab Profesional
(Responsibility)

Tanggung Jawab Hukum


(Liability)
Disebut Responsibility atau
verantwoordelijkheid
Perawat harus mengamalkan : Sumpah
perawat, Kode Etik,
melaksanakan standar profesi dalam
melaksanakan praktik (kecenderungan dalam
lingkup hukum disiplin)
MUKADDIMAH
PERAWAT-KLIEN
PERAWAT- PRAKTIK
PERAWAT MASYARAKAT
PERAWAT TEMAN SEJAWAT
PERAWAT - PROFESI

LAFAL SUMPAH PERAWAT


Masih ingatkah anda akan
sumpah/janji pada saat anda
menjadi Perawat?
TANGGUNG JAWAB HUKUM :
PIDANA
PERDATA
ADMINISTRATIF
ASPEK HUKUM PERDATA
> atas kesalahan sendiri (Pasal 1365)
> atas kesalahan orang lain yang di
bawah
tanggungjawabnya (Psl. 1367 ayat 3
KUH Perdata)

ASPEK HUKUM PIDANA


> tanggung jawab atas kesalahan
pribadi/
sifat subyektifitas Hukum Pidana
Azas :
tidak dipidana, jika tidak ada kesalahan

Kapan orang Bersalah.?


1. Seorang telah melakukan perbuatan pidana
(perbuatan bersifat melawan hukum)
2. Keadaan batin orang yg melakukan itu erat
kaitannya dg kemampuan bertanggung jawab
3. Adanya hubungan batin antara pelaku dan
perbuatannya
- Kesengajaan (dolus)
- Kealpaan/kelalaian (culpa)
4. Tidak adanya alasan pemaaf
1. Pelaku sengaja berbuat sesuatu yg melawan
hukum niat
2. Pelaku mempunyai tujuan dan tujuan itu
memang dikehendaki oleh sipelaku
3. Perbuatan pelaku tersebut dicela karena
merugikan masyarakat.
TIDAK MENGADAKAN PENDUGA-DUGA
SEBAGAIMANA YANG DIHARUSKAN OLEH
HUKUM
TIDAK MENGADAKAN PENGHATI-HATIAN
SEBAGAIMANA DIHARUSKAN OLEH HUKUM

Kealpaan yang dapat dipidana :


Adanya unsur kelalaian berat (culpa lata) yang
akibatnya fatal yang serius
1) DUTY :
Ada kewajiban profesional terhadap
klien.

2) BREACH OF DUTY :
Pelanggaran kewajiban atau tidak
memenuhi norma yang ditetapkan
oleh standar.
3) DAMAGES :
Kerugian/ kerusakan/ cidera pada
klien; dapat bersifat fisik, finansial,
atau emosional.

4) CAUSATION :
Ada hubungan sebab akibat antara
unsur "Breach Of Duty" dengan
"Damages".
Kesalahan karena kesengajaan : melanggar
UU
;Aborsi Ilegal, Keterangan Palsu, membocorkan
rahasia jabatan, penipuan, penyerangan seks, dll
Kesalahan karena kelalaian yang
menyebabkan orang lain meninggal (psl 359
KUHP), luka berat (psl 360 KUHP)
Ukuran Kelalaian adalah Pelaksanaan
pekerjaan sesuai Standar.
Tanggung jawab kerugian pasien meliputi :
1. Wanprestasi
2. Perbuatan melawan Hukum
3. Mengakibatkan kematian karena kurang hati-
hati atau dengan sengaja mengakibatkan cacat
tubuh.
4. Dasar hukum KUH Perdata : 1243,1365, 1370,
1371 ; UU RS pasal 32 huruf q

KELALAIAN/KEALPAAN : Pada dasarnya adalah


PERDATA
Pasal 46 uu No. 44 tahun 2009
Rumah Sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap
semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit.
Pasal 29 UU No. 36 tahun 2009
Dalam hal tenaga kesehatan diduga
melakukan kelalaian dalam menjalankan
profesinya, kelalaian tersebut harus
diselesaikan terlebih dahulu melalui mediasi.

40
Personal Liability
Strict Liability
Vicarious Liability
Respondent Liability
Corporate Liability

41
TUNTUTAN PIDANA:
MELALUI PROSES PENYIDIKAN, PENUNTUTAN,
PENGADILAN DAN EKSEKUSI
TUNTUTAN PERDATA:
MELALUI PROSES PENGADILAN
DI LUAR PENGADILAN
NEGOSIASI, MEDIASI, ARBITRASI, DLL
LANDASAN ETIK/MORAL
PRAKTIK PERAWAT
OTONOMI:
mandiri & bersedia menanggung resiko dan
bertanggung gugat terhadap keputusan
dan tindakan.

BENEFICIENCE:
tiap keputusan dibuat berdasarkan
keinginan untuk melakukan yang terbaik &
tidak merugikan klien. 43
LANDASAN ETIK/MORAL
PERILAKU PERAWAT

NONMALEFICENCE:
Tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik &
psikologik.

ADIL:
tidak mendiskriminasikan klien,
memperlakukannya berdasarkan keunikan
klien, kebutuhan spiritual klien.
44
LANDASAN ETIK/MORAL
PERILAKU PERAWAT

FIDELITY:
caring, selalu berusaha menepati janji,
memberikan harapan memadai, komitmen
moral & peduli

VERACITY:
mengatakan tentang kebenaran, tidak
berbohong dan menipu, fokus informed
consent.
45
DOKUMEN HUKUM PRAKTIK PERAWAT

STR (SURAT TANDA REGISTRASI)

SIPP (SURAT IZIN PRAKTIK PERAWAT)

46
Yang boleh Praktik Mandiri perawat minimal
lulusan Diploma III Keperawatan
Setiap perawat Praktik wajib SIPP
Kecuali di difasilitas kesehatan cukup STR (RS,
PUSKESMAS, KLINIK DLL)
Perawat Praktik Mandiri wajib pasang papan
nama
SIPP hanya satu tempat praktik

47
PRAKTIK PERAWAT

PADA FASILITAS PELAYANAN


KESEHATAN
Di luar praktik mandiri
Praktik mandiri

48
KEWENANGAN PERAWAT
1. PRAKTIK PERAWAT PADA FASILITAS KESEHATAN
TINGKAT I, II, III

2. MELAKSANAKAN keperawatan yang ditujukan kepada


individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat.

MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWTAN

MELAKUKAN UPAYA PROMOTIF, PREVENTIVE, PEMULIHAN


& pemberdayaan Masyarakat

MELAKUKAN TINDAKAN KEPERAWATAN KOMPLEMENTER


ASUHAN KEPERAWATAN
pengkajian,
penetapan diagnosa keperawatan,
perencanaan,
implementasi,
dan evaluasi keperawatan
DAPAT MEMBERI OBAT BEBAS
DAN BEBAS TERBATAS

50
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
penerapan perencanaan
pelaksanaan tindakankeperawatan

TINDAKAN KEPERAWATAN

pelaksanaan prosedur keperawatan


observasi keperawatan
pendidikan dan konseling kesehatan
51
AROMATHERAPY
MASSAGE
REFLEXOLOGY
HIPNOTHERAPY
SHIATSU
BACH FLOWER REMEDIES
ALEXANDER TECHNIQUE
ACUPUNCTURE *
HERBAL MEICINE *
DLL

52
KONDISI GAWAT DARURAT
DIWILAYAH TERSEBUT TIDAK ADA DOKTER
DALAM RANGKA MELAKSANAKAN PROGRAM
PEMERINTAH
N.L.K
Sulisnadewi,M.Kep.Ns.Sp.Kep.An. 54

Anda mungkin juga menyukai