Anda di halaman 1dari 46

MATERI 1

ASPEK ETIK DAN LEGAL


KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT
Disampaikan pada :
PELATIHAN
BASIC TRAUMA CARDIAC LIFE SUPPORT (BTCLS)
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran Umum :
Setelah mempelajari materi ini, peserta mampu menjelaskan tentang aspek
etik dan legal keperawatan gawat darurat

Tujuan Pembelajaran Khusus :


Setelah mempelajari materi ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan peran dan fungsi perawat dalam keperawatan gadar
2. Menjelaskan aspek etik keperawatan gadar
3. Menjelaskan aspek legal keperawatan gadar
GAWAT DARURAT SEHARI-HARI

hf/en/semarang/07
Isu Terkini

Jumlah Pasien
UGD yang tidak
terprediksi

Tuntutan Hukum
Harapan Masyarakat
akibat
akan pelayanan
perkembangan
Kesehatan Yang
Media dan
berkualitas
Informasi

Perawat
Profesional
EKSISTENSI KEPERAWAATAN
5 UU No.36 tahun 2009 ttg Kesehatan

Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan


pengendalian pengobatan dan/atau perawatan

ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan

.Pelaksanaannya
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu
6 PERAWAT SEBAGAI NAKES
(Pasal 1 butir 6 UU No.36/2009)

N SETIAP ORANG YANG MENGABDIKAN DIRI


DALAM BIDANG KESEHATAN
A
SERTA MEMILIKI PENGETAHUAN DAN ATAU
K KETRAMPILAN (dlm bidang kes)

E MELALUI PENDIDIKAN DI BID. KESEHATAN

S YANG UNTUK JENIS TERTENTU MEMERLUKAN


KEWENANGAN UNTUK MELAKUKAN UPAYA
KESEHATAN
7 Pasal 23 UU No 36/2009

 Tenaga kesehatan berwenang menyelenggarakan pelayanan kesehatan.


 Kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan dilakukan
sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki.
 Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan, wajib memiliki izin
dari pemerintah.
 Selama Pelayanan dilarang mengutamakan kepentingan yang bernilai
materi.
8
Pasal 24
 Tenaga kesehatan harus memenuhi ketentuan
kode etik,
standar profesi,
hak pengguna pelayanan kesehatan,
standar pelayanan, dan
standar prosedur operasional.
 Kode etik dan standar Profesi sesuai ketentuan Organisasi Profesi
Pasal 27
9

 Tenaga kesehatan berhak mendapatkan imbalan dan


pelindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
 Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya
berkewajiban mengembangkan dan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
 Ketentuan mengenai hak dan kewajiban tenaga kesehatan diatur dalam Peraturan
Pemerintah
NAKES DI RS BEKERJA SESUAI

STD PROFESI

STD
ETIKA PROFESI
PELAYANAN RS

MENGHORMATI KESELAMATAN
HAK PASIEN PASIEN
STANDAR PELAYANAN RS
STD
YANM
ED

SPO

STD
ASKEP
PERAWAT :
SESEORANG YANG TELAH LULUS
PENDIDIKAN PERAWAT BAIK DI DALAM
MAUPUN DI LUAR NEGERI SESUAI DENGAN
KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN YANG BERLAKU.
(Permenkes No.148 tahun 2001 ttg Izin dan Penyelenggaraan Praktik
Perawat)
TANGGUNG JAWAB PERAWAT

Sesuai dengan Fungsi Perawat

Independent
caring role
Koordinative role
Dependent/Therapeutic role
Colaborative role ….?
INDEPENDEN

Untuk semua kegiatan yang termasuk Asuhan Keperawatan


(Caring Activities) maka Perawat bertanggung jawab/gugat
PENUH terhadap kesalahan dari KEPUTUSAN yang dibuat
(responsible for the decision to perform)

dan terhadap PELAKSANAAN dari keputusan tersebut


(responsible for the execution)
15 DEPENDEN

 Peran Perawat sebagai pelaksana dalam


Medical Therapi  dalam bentuk
Pelimpahan wewenang secara tertulis, untuk
pelimpahan wewenang jangka panjang
dengan “standing order”
16 TINDAKAN KEPERAWATAN DI RS

 CARING ACTIVITIES

 TECHNICAL ACTIVITIES
 Perintah tertulis atau lisan dr
 Berdasar Protap
 Dilakukan dg syarat ada dokter segera hadir
 Ditempat-tempat tertentu yg telah ditetapkan
 Yang memerlukan persyaratan khusus
Delegated medical activites

Tindakan yang menjadi kewenangan medik, tetapi telah


didelegasikan kepada perawat. Dalam hal ini dokter tidak
bertanggung jawab secara hukum, baik berkait dengan decision
maupun execution yang dibuat oleh perawat yang diberi
delegasi.

Contoh: Tindakan-tindakan Khusus di area kritikal yg disepakati


telah didlegasikan kepada perawat yg mampu. Bentuk Sertifikasi
SYARAT PENDELEGASIAN
1. Untuk penentuan diagnosa/ terapi tidak boleh didelegasikan.
2. Pemberi pendelegasian harus YAKIN akan kemampuan yang didelegasikan.
3. Pendelegasian harus tertulis secara rinci dan jelas
4. Harus ada bimbingan teknis dari Pemberi Pendelegasian
5. Bila Penerima merasa YAKIN TIDAK MAMPU, maka ia wajib menolak.
ETIKA
Etika
 ETIKA PROFESI “Nilai yang digunakan sebagai tuntunan untuk dilakukan oleh
anggota profesi dalam berhubungan dengan orang lain dalam menjalankan
keprofesiannya

 MORAL “ Tuntunan tentang benar salah yang harus dilakukan oleh seseorang dan
dikaitkan dengan kepribadian atau dogma religius dari kelompok tertentu
KODE ETIK KEPERAWATAN
INDONESIA
Terdiri dari 5 pokok etik, yaitu:
1. Perawat dan klien
2. Perawat dan praktek
3. Perawat dan masyarakat
4. Perawat dan teman sejawat
5. Perawat dan profesi
Prinsip etik maupun hukum
 Autonomy:hak seseorang untuk membuat keputusan bagi dirinya
 Beneficence:(kemurahan hati atau pemanfaatan), kewajiban melakukan yang
terbaik
 Non maleficence(tidak merugikan orang lain), kewajiban untuk tidak
menimbulkan kerugian atau cedera bagi orang lain apalagi membunuh.
 Veracity(jujur) kewajiban untuk menyampaikan /mengatakan sesuatu dengan
benar, tidak berbohong apalagi menipu
 Justice(adil)kewajiban berlaku adil kepada semua orang.
 Fidelity (komitmen) kewajiban untuk setia atau loyal dengan kesepakatan atau
tanggung jawab yang diemban.

22
Masalah dan dilema etika yang harus disadari perawat UGD:

1. Kondisi klien meyebabkan klien tidak mampu mengambil keputusan untuk tindakan kesehatannya.
2. Penggunaan alat berteknologi tinggi dan kondisi klien yang kritis sering membuat asuhan yang diberikan
berfokus kepada perbaikan kondisi fisik sehingga kurang melakukan
a. Penghargaan terhadap klien sebagai manusia(dehumanisasi)
b. Komunikasi klien dengan keluarga
c. Pendidikan kesehatan untuk klien/keluarga
3. Penjagaan mutu asuhan keperawatan yang belum optimal; kurangnya kemampuan menggunakan proses
keperawatan , monitoring dan evaluasi tindakan, dan pendidikan yang berkelanjutan untuk perawat
4. Konflik dengan sejawat atau tim kesehatan lainnya.
5. Keputusan menghentikan penggunaan ventilator/alat kesehatan lainnya kepada klien.

23
ASPEK LEGAL/
HUKUM
ASPEK LEGAL KEPERAWATAN GADAR
 SAMARITAN LAW  menolong karena kerelaan untuk membantu yang membutuhkan
 UU KESEHATAN  UU No. 36 Thn 2009
 (63) Pengobatan dan perawatan menggunakan ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan
 Psl 29: tenaga kesehatan melakukan kelalaian hrs dilakukan mediasi terlebih dahulu
 Psl 32: Pada kondisi darurat pelayanan kesehatan diberikan tanpa uang muka
 Psl 53 (3):pelayanan kesehatan hrs mendahulukan pertolongan penyelamatan nyawa pasien
dibandingkan kepentingan lainnya
 Psl 58 (3): tuntutan ganti rugi tidak berlaku jika utk menyelamatkan nyawa dalam keadaan darurat
 Psl 82; 83: pelayanan pada kondisi darurat dan bencana
Aspek Legal (Lanjutan...)
 UU KESEHATAN  UU No. 36 Thn 2009
Psl 85: yankes wajib menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan
Psl 188: tindakan adminsitratif utk tanaga kesehatan:
Peringatan tertulis
Pencabutan izin sementara atau tetap
 Psl 190: (1). Pimpinan yankes dan/atau tenaga kesehatan yang dengan sengaja tidak
memberikan pertolongan pertama pd pasien gawat darurat dipidana dengan penjara paling
lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp. 200.000.000
 Psl 190 (2); bila (1) mengakibatkan kecacatan atau kematian, pimpinan yan kes dan/atau
tenaga kesehatan dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda
paling banyak Rp1.000.000.000,00
Aspek Legal (Lanjutan...)

 UU Rumah Sakit  UU No 44 Thn 2009


Psl 29: memberikan yan gadar dan bencana sesuai dgn kemampuan pelayanannya
Psl 29: Memberikan yan gadar tanpa uang muka
Psl 34: hak pasien
Psl 45: RS tidak dapat dituntut dalam kegiatan penyelamatan nyawa manusia
 PerMenKes No. 148 Tahun 2009 tentang Registrasi & Praktik Perawat
Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa seseorang, Perawat berwenang
untuk melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenangannya
Aspek legal

Sebagai warga negara dan tenaga kesehatan:


1. Menolong
‣ KUHP Pidana Ps.304: Membiarkan seseorang dalam keadaan sengsara
‣ KUHP Pidana Ps.531: Tidak memberikan pertolongan pada orang yang sedang
menghadap maut.
‣ UU Kesehatan no 23/92 Ps. 5 : Wajib memelihara dan meningkatkan kesehatan
‣ KODEKI Ps. 15 : Wajib melakukan pertolongan darurat

28
2. Bekerja hati/hati/sebaik-baiknya
‣KUHPid. Ps. 359
360 } Kelalaian, kealpaan
361

‣UU Kes.Ps 53 1. Perlindungan hukum


2. Stand.Profesi & hak pasien
54 Lalai/alpa ‣ tindakan disiplin
55 ‣ ganti rugi
59 Perizinan sarana kesehatan

KUH Perdata ps 1365 Ganti rugi karena perbuatan melanggar


hukum
1366 Ganti rugi karena kelalaian
1367 Ganti rugi karena perbuatan bawahan.

29
3. Melapor :
‣ KUHP ps.108 : Melapor bila ada tindak pidana

4. Membantu penyidik :
‣ KUHP Ps.179 : Wajib memberi keterangan ahli
‣ UU Kes. 53(3) : Tindakan medis untuk
kepentingan pembuktian.

30
LANDASAN HUKUM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

1. UU.NO. 36 Tahun 2009 tentang KESEHATAN (UU No 23/1992)


2. Kepmenkes RI No. 064/Menkes/SK/II/2006, tentang pedoman sistem informasi
penanggulangan krisis akibat bencana
3. SK Menkes RI No. 066/Menkes/SK/II/2006 Tentang pedoman manajemen SDM
kesehatan dalam penanggulangan bencana
4. Kepmenkes RI No.14/Menkes/SK/I/2002 tentang Pedoman penanggulangan masalah
kesehatan akibat kedaruratan kompleks
5. Kepmenkes 145/Menkes/SK/I/2007 tentang Pedoman penanggulangan bencana bidang
kesehatan
6. Kepmenkes 1239/Menkes/SK/XI/2001 Tentang Registrasi dan Praktik perawat
7. UU No 24 Tahun 2007 tentang PB (UU BNPB)
8. UU No 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
DIMENSI KEKELIRUAN
PENAMPILAN PROFESI
AKUNTABILITAS PROFESI
ETIK
Kode
Etik
ORGANISASI PROFESI
MKEK, KOMITE ETIK PWT
INSTITUSI
SANKSI ETIK
DISI
PLIN
STD
LEMBAGA DISIPLIN
PROF
ESI
HUKU
MKDKI M
MDTK Per
SANKSI DISIPLIN PENEGAK HUKUM
UUan
POLISI, JAKSA, ADVOKAT, HAKIM
SANKSI HUKUM
PIDANA, PERDATA, ADM
MASALAH HUKUM
Dapat dikatakan MALPRAKTEK KEPERAWATAN, Apabila:
1.Adanya sikap tindak perawat:
Berentangan dengan hukum, etika atau moral, standar profesi, Kurang
Ilmu pengetahuan atau ketinggalan ilmu dalam profesinya.
2. Menelantarkan (Negligence), Kelalaian, Kurang Hati-hati, Acuh,
Kesalahan Yang menyolok dsb
DASAR PEMIDANAAN
 TIDAK ADA PERBUATAN YANG DAPAT DIPIDANA TANPA PENETAPAN
SEBELUMNYA OLEH UNDANG-UNDANG
 SYARAT YANG HARUS DIPENUHI:
1. Adanya sikap/perbuatan
2. Perbuatan tersebut, diatur oleh undang-undang
3. Perbuatan pelaku melanggar hukum
4. Terdapat unsur kesalahan pelaku
 Jenis pidana yang mungkin dapat dituntutkan: adalah pidana kelalaian yang
mengakibatkan luka (Psl.360, 361 KUHP), Luka berat atau mati (Psl.359 KUHP),
euthanasia (psl. 344 KUHP)
PERAWAT GAWAT DARURAT DAN
HIPGABI

 Perawat gawat darurat adalah perawat sesuai peraturan perundangan


yang berlaku dan kompeten dibidang gawat darurat
 PERAN HIPGABI: Dalam rangka mengkawal proses terjadinya self
crendentialing
 Kelengkapan Organisasi profesi harus mampu melaksanakan fungsi :
 self-regulating,
 self-goverming,
 self-disciplining
 Menjamin masyarakat, perawat  sesuai kompetensi dan standar
KESIMPULAN
 Tenaga perawat termasuk perawat gawat darurat adalah tenaga keperawatan
profesional yang menpunyai dasar keilmuan (Body of knowledge) dan standar
profesional
 Kekeliruan penampilan profesi dapat dilihat dari tiga aspek yaitu: dimensi etik,
disiplin dan Hukum
 Dalam menjalankan peran dan fungsinya perawat gawat darurat bertanggungjawab
secara hukum pidana maupun hukum perdata atas perbuatannya yang salah
kepada pasien
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai