Anda di halaman 1dari 37

Askep pada lansia dengan

gangguan persepsi sensori


Ns. Rani Lisa Indra, S.Kep
Pendahuluan
Perubahan yg terjadi pd penglihatan terkait dg
proses menua

Perubahan yg terjadi pd pendengaran terkait


do proses menua
Katarak pada lansia
Defenisi
Katarak keadaan kekeruhan pd lensa yg dpt
tjd akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa,
denaturasi protein lensa atau akibat kedua-
duanya

Katarak penurunan progresif kejernihan


lensa, sehingga ketajaman penglihatan
berkurang (Corwin, 2000)
Cont
Katarak opasitas lensa kristalina yg normalnya
jernih.
Biasanya tjd akibat penuaan, dpt jg timbul pd saat
kelahiran (katarak kongenital).
Dpt jg b.d trauma mata tajam maupun tumpul,
penggunaan kortikosteroid jangka panjang,
penyakit sistemik (spt DM, hipoparatiroidisme),
pemajanan radiasi & sinar matahari (sinar UV) yg
lama, atau kelainan mata lain spt uveitis anterior
(Smeltzer and Bare, 2001)
Etiologi
Herediter
Usia (berhubungan dg aging)
Paparan terhadap radiasi / x-ray
Obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid)
Komplikasi dari penyakit spt DM
Pajanan terhadap sinar matahari selama hidup
Trauma lensa
Infeksi mata
Janin yang terpajan virus rubella
Klasifikasi katarak berdasarkan usia
1. Katarak kongenital usia < 1 tahun
2. Katarak juvenile > usia 1 tahun
3. Katarak senilis > usia 50 tahun, stadiumnya:
Stad. Insipiens
Stad. Immature
Stad. Mature
Stad. Hipermature
Stad. Insipiens: Belum ada keluhan penurunan
visus, kekeruhan pd korteks daerah equator,
diagnosis dpt ditegakkan bila pupil dilebarkan

Stad. Immature: Kekeruhan lensa lebih merata,


visus tdk jelas, tjd inhibisi cairan ke dlm lensa
(bentuk lensa jd cembung), tjd prbhn refraksi
(miopi) iris terdorong kedepan, dpt tjd
komplikasi glaucoma sekunder, krn bilik anterior
mata lebih dangkal & sudut Irido-Cornealis lebih
sempit.
Stad. Matura: Kekeruhan lebih padat & rata,
refleks fundus tdk tampak, indikasi terbaik utk
ekstrasi katarak

Stad. Hipermatura: Korteks lensa mencair, shg


nucleus tdk lagi pd posisi sentral, menggeser
ke bawah & dpt bergoyang bila bola mata
bergerak. Kapsula lentis mengalami exfoliasi
dpt menimbulkan Lens Induced Uveitis dan
Glaukoma sekunder.
Klasifikasi berd etiologi
Developmental (Perkembangan)
Katarak terjadi sewaktu lensa dlm tahap
perkembangan (katarak kongenital)

Degeneratif (Kemunduran)
Lensa sudah terbentuk sempurna tapi kemudian
terjadi degenerasi, terbagi dua yaitu:
Primer: Katarak yg terjadi tanpa didahului oleh
penyakit lain
Complicate: Katarak yg td akibat penyakit lain atau
komplikasi penyakit lain
Cont
Catarak complicata dpt tjd karena:
Penyakit mata sendiri: Iridocytitis, glaucoma,
myopia tinggi.
Trauma mata: shg tjd kerusakan pada capsula
lentis cairan akan masuk menyebabkan
serabut-serabut berisi air terjadilah kekeruhan
Diabetes Melitus
Radiasi : pd penyinaran tumor mata & kepala dg
tegangan listrik / suhu yg tinggi.
Gejala
Penurunan ketajaman penglihatan dan silau serta
gangguan fungsional akibat kehilangan penglihatan
Pengembunan spt mutiara keabuan pd pupil retina
tdk tampak dg oftalmoskop.
Cahaya dipendarkan pandangan kabur & redup,
menyilaukan yg menjengkelkan dg distorsi bayangan
dan susah melihat di malam hari.
Pupil terlihat kekuningan, abu-abu atau putih.
Keluhan sinar terang menyebabkan silau dg kehilangan
bertahap penglihatan perifer
Merasa di ruang gelap, penglihatan berawan/ kabur,
tampak lingkaran cahaya/ pelangi disekitar sinar (halo)
Patofisiologi
Lensa normal: jernih, transparan, berbentuk spt kancing
baju
3 komponen anatomis lensa: nukleus (disentral), korteks
(diperifer), kapsul anterior & posterior (yg mengelilingi
keduanya).
Bertambahnya usia, nukleus mjd bewarna coklat
kekuningan, di sekitarnya tdp densitas spt duri di anterior
dan posterior nukleus.
Perubahan fisik dan kimia: hilangnya transparasi lensa & tjd
distorsi penglihatan
Perubahan kimia dlm protein lensa menyebabkan koagulasi
mengabutkan pandangan dg menghambat jalannya
cahaya ke retina
Pemeriksaan diagnostik
Keratometri. Snellen test: menilai ketajaman penglihatan
A-scan ultrasound (echography) & hitung sel endotel perlu
utk pertimbangan pembedahan
Hitung sel endotel 2000 sel/mm3 baik utk dilakukan
fakoemulsifikasi dan implantasi IOL
Tes lapang penglihatan menurun
Pengukuran tonografi: mengkaji TIO (N= 12-25 mmHg)
Darah lengkap, laju sedimentasi (LED) : menunjukkan anemia
sistemik/ infeksi
Oftamoskopi tidak langsung menunjukkan area gelap di refleks
merah yg normalnya homogen
Pemeriksaan slit-lamp: memastikan kekeruhan lensa
Penatalaksanaan
Konservatif: dilator pupil dan refraksi kuat
Pembedahan: indikasi
Usia > 65 th, koreksi tajam penglihatan 20/50 atau lebih
buruk lagi, ketajaman pandang mempengaruhi keamanan &
kualitas hidup
Teknik pembedahan: Ekstraksi katarak intrakapsular (ICCEE)
dan ekstraksi katarak ekstrakapsular (ECCE)
ICCEE: pengangkatan dari seluruh lensa sbg 1 kesatuan
ECCE: kapsula posterior dan zonula lentis tetap utuh
Setelah pembedahan dilakukan koreksi optikal dg cara:
Kaca mata apakia, lensa kontak, Implan lensa intraokuler
(IOL)
Masalah keperawatan
Pre opreasi Post operasi

Ansietas Nyeri
Resiko cidera Resiko infeksi
Resiko defisit perawatan Resiko cidera
diri Resiko thd
ketidakefektifan
regimen terapeutik
Pendkes post operasi
Hindari aktivitas berikut (selama 1 minggu):
Tidur pd sisi mata yg sakit diatas
Menggosok mata, menekan kelopak mata utk
menutup mata
Mengejan, mengangkat benda berat, batuk,
bersin, muntah
Menundukkan kepala sampai bawah pinggang
Hindari pemakaian sabun yg mengenai mata
Aktivitas yg boleh dilakukan
Menonton TV dan membaca jngn terlalu
lama
Mengerjakan aktivitas biasa
Hiperekstensikan kepala saat mencuci rambut
Kenakan kaca mata hitam pd siang hari,
malam hari gunakan perisai logam
Tidur dg posisi telentang / miring
Presbiakusis
Definisi
Presbiakusis penurunan pendengaran normal
berkenaan dg proses penuaan
Presbiakusis hilangnya pendengaran thd nada
murni berfrekuensi tinggi, yg b.d lanjutnya usia

Presbikusis (presbiakusis) gangguan


pendengaran saraf pd lansia, disebabkan proses
penuaan (degeneratif) organ pendengaran
khususnya telinga dalam, umumnya mengenai
kedua sisi telinga
Cont
Presbikusis penurunan pendengaran yg
mengiringi proses menua, pd audiogram
terlihat gambaran penurunan pendengaran
bilateral simetris yg mulai tjd pd nada tinggi &
bersifat sensorineural, dg tdk ditemukannya
kelainan yg mendasari selain proses menua
secara umum
Prevalensi
Usia > 65 th: diperkirakan 30-45 %
Lebih sering tjd pd pria
Gender reversal phenomenom:
usia > 50 th pendengaran pria lebih jelek drpd
wanita pd frek > 1 kHz
Wanita lebih jelek pendegarannya drpd pria pd
frek < 1 kHz
Proses menua pd organ pendengaran
Degenerasi telinga dalam: sel ganglion pd
nuleus kohlea ventral, genikulatum medial, &
olivari kompleks superior yg mengakibatkan
fungsi sel

sel ganglion menyebabkan kompresi pd


aliran darah & saraf kohlea prbhn &
aktivitas sel rambut
Cont
Adanya lipofuscin pd sel epitel dlm duktus
kohlea & sistem vestibuler
Akumulasi produk metabolisme aktivitas
enzim yg berperan dlm penurunan fungsi sel

Ggn proses metabolisme vital pd kohlea


menyebabkan prbhan pd sel sensori, prbhn
elastisitas duktus kohlea, & ligamentum
spiralis penurunan sensitifitas pendengaran
Cont
Perubahan-perubahan tsb mengakibatkan
kesulitan utk memahami tipe bunyi bicara ttt
dan menyebabkan intoleran thd bunyi keras

Bunyi yg biasanya hilang pertama kali: f, s, th,


ch dan sh
Saat pendengaran berlanjut: b, t, p, k dan t
Etiologi
Genetik
Usia
Arteriosklerosis & ggn metabolisme (DM) hipoperfusi &
oksigenasi kohlea
Terpapar bising dalam waktu lama
Penggunaan obat ototoksik
Reaksi pasca radang
Degenerasi elastisitas membran timpani, sel rambut di koklea,
fleksibilitas dari membran basilar
Berkurangnya neuron pd jalur pendengaran
Perubahan pd sistem pusat pendengaran & batang otak
Klasifikasi presbiakusis berd kelainan
histopatologi & hasil audiogram

Presbiakusis tipe sensoris


Presbiakusis tipe neural
Presbiakusis tipe strial/metabolik
Presbiakusis tipe konduksi kohlea/mekanik
Presbiakusis tipe sensoris
Ggn awal pd frek tinggi tp kemudian mengenai
frek bicara ggn komunikasi krn kesulitan
membedakan konsonan
Atrofi organ korti: flattening & distorsi organ corti,
sel rambut menghilang & atrofi sel penyokong
kerusakan neuron aferen

Presbiakusis tipe neural


Kesulitan dlm mengartikan / mengikuti
pembicaraan
Atrofi sel ganglion spiralis & organ corti
Kehilangan neuron pd daerah basiler kohlea
Presbiakusis tipe strial/metabolik
Atrofi kohlea pd daerah stria vaskularis dan
ligamenspiralis
Audiogram: gambaran flat pd seluruh frekuensi

Presbiakusis tipe konduksi kohlear/mekanikal


Tjd penebalan & pengerasan membran basalis
kohlea
Tampak hialinisasi dari kalsifikasi membrana
basalis, degenerasi kistik elemen strial, atrofi
ligamen spiralis
Manifestasi klinik
Berkurangnya kemampuan dengar secara
simetris
Kesulitan mengerti pembicaraan
Ketidakmampuan mendengar bunyi-bunyi dg
nada tinggi
Masalah pendengaran pada kumpulan yg
besar, t.u dg latar belakang yg bising, bunyi
berdering / berdesis yg konstan
Cont
Perubahan kemampuan mendengar konsonan spt
s, z, t, f dan g
Suara vokal yang frekuensinya rendah seperti a, e,
i, o, u umumnya relatif diterima dg lengkap
Jika intensitas suara ditinggikan nyeri telinga,
telinga berdenging ( tinnitus)
Timbul masalah fisik dan emosi
Tjd masalah fisik dan emosional
Terganggunya hubungan dg keluarga
Kompensasi tingkah laku krn ggn pendengaran:
Pemarah dan mudah frustrasi
Depresi, menarik diri dari lingkungan (introvert)
Merasa kehilangan kontrol pd kehidupannya
Waham curiga (paranoid)
Self-criticism
Berkurangnya aktivitas dg kelompok sosial
Berkurangnya stabilitas emosi
Penatalaksanaan
Presbiakusis tdk dpt disembuhkan. Tujuan
penatalaksanaan memperbaiki kemampuan dengar, dg
cara:
Menggunakan alat bantu dengar
Latihan dengar / lip reading
Konseling psikologi utk memperbaiki mental penderita
Kurangi paparan terhadap bising
Gunakan pelindung telinga (ear plegs atau ear muffs)
untuk mencegah kerusakan lebih lanjut
Berbicara dg nada rendah dan jelas, tdk terlalu cepat,
saling berhadapan
Pemeriksaan pendengaran
Garputala
a. tes rinne
b. tes weber
c. tes schwabach
Tes berbisik
Audiometri
Pengkajian
Pusing, nistagmus, unstable terutama saat
bergerak
Nyeri kepala spt ditusuk jarum
Gerakan mata yg abnormal menunjukkan
adanya kelainan fungsi di telinga bagian dalam
atau saraf
Riwayat hipertansi, DM atau penyakit vaskular
lainnya
Masalah keperawatan
Gangguan rasa nyaman: nyeri
Gangguan komunikasi verbal
Defisit perawatan diri
Isolasi sosial
SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai