Anda di halaman 1dari 27

PROSES KEPERAWATAN

PADA KLIEN LANSIA DENGAN


PENURUNAN FUNGSI
SENSORIK

Ns.Veri S.Kep.,M.kep
Pendahuluan

• Penuaan atau proses terjadinya tua adalah suatu proses menghilangnya

secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki

diri mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak

dapat bertahan terhadap infeksi serta memperbaiki kerusakan yang

diderita ( Constantinides 1994 ).

• Seiring dengan proses menua tersebut tubuh akan mengalami berbagai

masalah kesehatan atau yang biasa disebut penyakit degeneratif .


Proses sensori

Registrastion: menyadari akan adanya input.

Orientation: memperhatikan input yang masuk.

Interpretation: mengartikan input

Organization: otak memutuskan untuk memperhatikan atau mengabaikan

input ini

Execution: tindakan nyata yang dilakukan terhadap input sensorik.


Panca indera
MATA

• Lensa kehilangan elastisitas dan kaku.

• Otot penyangga lensa lemah dan kehilangan tonus.

• Ketajaman pengelihatan dan daya akomodasi dari jarak jauh

atau dekat berkurang.


HIDUNG

• Atropi progresif pada tonjolan olfaktorius → mengakibatkan


kemunduran terhadap dalam indra penciuman
• Penurunan kemampuan mencium bau sedap → menurunkan
keinginan pemenuhan nutrisi.
LIDAH

• Pada lidah terdapat banyak tonjolan saraf pengecap yang

memberi berbagai sensasi rasa ( manis, asin, gurih, dan

pahit ).

• Tonjolan saraf tersebut berkurang → kurang dapat

merasakan rasa kecap


KULIT

• Kulit mengalami atrofi,


• Kendur,
• Tidak elastis,
• Kering, dan
• Berkerut.
• Kulit akan kekurangan cairan sehinggga menjadi tipis dan berbercak.
Kekeringan kulit disebabkan atropi glandula sebasea dan glandula
sudorivera.
TELINGA

• Hal yang sering terjadi pada lansia adalah hilangnya high pitch

terutama konsonan. Apabila berbicara dengan lansia sebaiknya

jelas, pelan, selalu memelihara kontak mata, dan berhadapan

sehingga lansia dapat melihat gerak bibir sewaktu kita berbicara.


MASALAH SENSORI
PADA LANSIA
• Masalah sensori yang sering terjadi pada lansia dengan gangguan
sensori lebih banyak pada indra penglihatan dan pendengaran
dibandingkan dengan panca indera yang lain adapun masalah yang biasa
timbul adalah:
• Indera penglihatan: penurunan kemampuan penglihatan,ARMD (age –
related macular degeneration),glukoma,katarak,entropi dan eutropi.
• Indera pendengaran: gang.pendengaran konduktif, sensori neural,
prebiakusis,tinitus,persepsi pendengaran abnormal,gang terhadap
lokalisasi suara.
• Survei Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran tahun
1993-1996 menunjukkan bahwa angka kebutaan sebesar 1,5%.
• 5 Penyebab kebutaan adalah katarak sebesar 0,78%, glaucoma
0,2%, kelainan refraksi sebesar 0,14%, dan penyakit lain yang
berhubungan dengan lanjut usia sebesar 0,38%.
Katarak

• Katarak senilis terjadi pada usia lanjut, yaitu usia di atas 50 tahun. Insidensi
katarak di dunia mencapai 5-10 juta kasus baru tiap tahunnya.
• Horlacher mendapatkan bahwa 65% dari seluruh individu antara usia 51-60
tahun menderita katarak, sedangkan Barth menemukan bahwa 96% dari
individu di atas usia 60 tahun mempunyai kekeruhan lensa yang dapat
terlihat jelas pada pemeriksaan.
• Di negara berkembang katarak merupakan 50-70% dari seluruh penyebab
kebutaan, selain kasusnya banyak dan munculnya lebih awal. Di Indonesia
tahun 1991 didapatkan prevalensi kebutaan 1,2% dengan kebutaan
katarak sebesar 0,67%, dan tahun 1996 angka kebutaan meningkat 1,47%.
Pengertian

• Menurut Corwin (2001), katarak adalah penurunan progresif


kejernihan lensa. Lensa menjadi keruh atau berwarna putih abu-
abu, dan ketajaman penglihatan berkurang.
• Sedangkan menurut Mansjoer (2000), katarak adalah setiap
keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(panambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat
kedua-duanya.
Etiologi

• Menurut Mansjoer (2000), penyebab terjadinya katarak bermacam


macam:
• Umumnya adalah usia lanjut (katarak senil), tetapi dapat terjadi
secara kongenital akibat infeksi virus di masa pertumbuhan janin,
genetik, dan gangguan perkembangan. Dapat juga terjadi karena
traumatik, terapi kortikosteroid metabolik, dan kelainan sistemik
atau metabolik, seperti diabetes mellitus, galaktosemia, dan distrofi
miotonik. Rokok dan konsumsi alkohol meningkatkan resiko
katarak.
Tanda gejala

• Pandangan mata yang kabur, suram atau seperti ada bayangan


awan atau asap.
• Sulit melihat pada malam hari.
• Sensitif pada cahaya.
• Terdapat lingkaran cahaya saat memandang sinar.
• Membutuhkan cahaya terang untuk membaca atau ketika
beraktifitas.
• Sering mengganti kacamata atau lensa kontak karena
ketidaknyamanan tersebut.
• Warna memudar atau cenderung menguning saat melihat
• Pandangan ganda jika melihat dengan satu mata.
Penatalaksanaan

• Pencegahan :
– Menjaga pola makan dengan memakan makanan
bergizi yang baik untuk proses
metabolisme,konsumsi buah dan sayuran
– Menjaga mata agar tidak terjadi trauma atau
kecelakan pada mata.
• Penatalaksanaan:
– Dengan pembedahan
Glukoma
• Glaukoma dapat terjadi pada semua usia tapi resiko tinggi pada lansia
usia 60 tahun keatas,
• Glaukoma terjadi apabila ada peningkatan TIO akibat adanya
hambatan sirkulasi atau pengaliran cairan bola mata (cairan jernih
berisi O2, gula dan nutrisi), selain itu disebabkan kurang aliran darah
kedaerah vital jaringan nervous optikus, adanya kelemahan struktur
dari syaraf.
Tipe glaukoma ada 3 yaitu :
1. Primary open angle Gloueoma (glaukoma sudut terbuka)
2. Normal tenion glukoma (glaucoma bertekanan normal)
3. Angel clousure gloukoma (Glaukoma sudut tertutup)
KLASIFIKASI GANGGUAN
PENDENGARAN

1. Gang.pendengaran tipe konduktif


2. Gang.pendengaran sensori neural
3. Prebiakusis
a) Presbiakusis sensorik
b) Presbiakusis neural
c) Presbiakusis strial (metabolik)
d) Presbiakusis konduktif kohlear (mekanik)

4. Tinitus
5. Persepsi pendengaran abnormal
6. Gang. Terhadap lokalisasi suara
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
LANSIA
DIAGNOSA KEPERAWATAN: risiko tinggi injuri (cedera)

HASIL YANG DIHARAPKAN: kontrol risiko

INTERVENSI: manajemen lingkungan


1. Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
2. Identifikasi kebutuhan keamanan pasien,sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi
kognitif pasien dan riwayat penyakit terdahulu
3. Menghindarkan lingkungan yang berbahay amisalkan memindahkan perabotan
4. Menempatkan saklar lampu yang dekat dengan pasien
5. Menganjurkan keluarga untuk mendampingi pasien
6. Mengontrol lingkungan dari kebisingan
7. Memberikan penerangan yang cukup.
8. Memindahkan barang barang yang dapat membahayakan.
NUTRISI KEGUNAAN UNTUK PENGLIHATAN
Zinc Meningkatkan kapasitas normal penglihatan dan adaptasi terhadap gelap,
supmentasi dapat mengurangi kehilangan penglihatan dalam macular
degeneration, kekurangan dapat mempercepat perkembangan katarak.

Selenium Dapat menjadi pencegah katarak, suplemen dengan vit E dapat mengurangi
kehilangan penglihatan pada macular degeneration.

Vit C Meningkatkan penglihatan normal, suplementasi dapat memperbaiki


penglihatan pada orangb dengan katarak.

Vit A Memelihara kesehatan

Vit E Dapat mencegah katarak, dalam dosis besar dapat mencegah macular
degeneration.

Riboflavin Pencegahan pada katarak

Ginkgo Biloba Dapat mencegah perubahan degeneratif pada mata

Flavonoid Memperbaiki penglihatan malam hari dan adaptasi terhadap


gelap,meningkatkan kemampuan penglihatan,memperbaiki integritas kapiler
untuk mengurangi resiko perdarahan pada diabetik retinopati.
APA ??
TERIMAKASIH……??

Anda mungkin juga menyukai