Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH MASALAH – MASALAH SENSORIS PADA

LANJUT USIA
SISTEM SENSORI

A. Pendahuluan
Kesadaran sesorang akan dunianya ditentukan oleh mekanisme neural yang mengolah
informasi yang diterima. Llangkah awal pada pengolahan ini adalah transformasi energi
stimulus menjadi potensial reseptor lalu menjadi potensial aksi pad serabut saraf. Pola
potensial aksi pada serabut saraf tertentu adalh kode yang memberikan informasi mengenai
dunia, meskipun seringkali kode yang disampaikan berbeda dari apa yang ingin disampaikan.
Sistem sensori adalah bagian dari sistem saraf yang terdiri dari reseptor sensori yang
menerima rangsangan dari lingkungan eksternal maupun internal, jalur neural yang yang
menyalurkan informasi dari reseptor ke otak dan bagian otak yang terutama bertugas
mengolah informasi tersebut. Informasi yang diolah oleh sistem sensori mungkin dapat
menyadarkan kita tentang adanya stimulus, namun bisa juga kita tidak menyadari adanya
stimulus tertentu. Tanpa memperhatikan apakah informasi tersebut menggugah kesadaran
kita atau tidak, informasi tersebut adalah informasi sensori. Bila informasi tersebut
menggugah kesadaran maka dapat pula disebut sebagai sensasi. Pemahaman mengenai
sensasi disebut dengan persepsi, sebagai contoh,merasakan nyeri adalah sensasi, namun
kesadaran bahwa gigi saya terasa sakit adalah persepsi.
Tampak bahwa sistem sensori beroperasi seperti peralatan listrik, misalnya bisa dilihat
banyak analogi antara sistem sensori pendengaran dengan telephone, bedanya hanya pada
hasil akhirnya. Pada telephone hasil akhirnya adalh suara yang
sama dari yang sebelumnya di ubah terlebih dahulu menjadi sinyal listrik, sedangkan pada
pendengaran hasil akhirnya adalah sesuatau yang kita anggap sebagai suara.

B. Gangguan sensori

Pengertian :
Gangguan sensorik indera adalah : perubahan dalam persepsi derajat serta jenis reaksi
seseorang yang diakibatkan oleh meningkat menurun atau hilangnya rangsangan indera
Gejala- gejala umum :
- Halusinasi dan atau waham
- Menarik diri
- Sikap bermusuhan yaitu dengan mencari petugas
- Perasaan yang tidak adekuat, suka menangis
- bingung atau disorientasi waktu, tempt dan perorangan
- gangguan indera misalnya: penciuman, perabaan, penglihatan dan pendengaran
- ganguan psikomotorik
- timbul kebosanan an gelisah
hal- hal yang menyebabkan gangguan sensorik :
 tersekap dalam ruangan yang sempit
 tersekap dalam ruangan yang tidak berjendela
 rangsangan dari luar secara terus- menerus, misalnya penerangan lampu, suaara tau
kerumunan orang.
 Kurangnya rangsangan baru
 Penempatan klien lansia dalam ruangan yang terisolasi.
C. MASALAH SENSORI PADA LANSIA

a. Mata atau penglihatan

Mata dan pendengaran merupakan bagian yang vital dalam kehidupan untuk pemenuhan
hidup sehari-hari, terkadang perubahan yang terjadi pada mata dan telinga dapat menurunkan
kemampuan beraktifitas. Para lansia yang memilih masalh mata dan telinga menyebabkan
orang tersebut mengalami isolasi sosial dan penurunan perawatan diri sendiri.
1. Mata normal
Mata merupakan organ penglihatan, bagian-bagian mata terdiri dari sklera, koroid dan retina.
Sklera merupakan bagian mata yang terluar yang terlihat berwarna putih, kornea adalah
lanjutan dari sklera yang berbentuk transparan yang ada didepan bola mata, cahaya akan
masuk melewati bola mata tersebutsedangkan koroid merupakan bagian tengah dari bola
mata yang merupakan pembuluh darah. Dilapisan ketiga merupakan retina, cahaya yang
masuk dalm retina akan diputuskan leh retina dengan bantuan aqneous humor,lensa dan
vitous humor. Aqueous humor merupakan cairan yang melapisi bagian luar mata, lensa
merupakan bagian transparan yang elastis yang berfungsi untuk akomodasi.
2. Hubungan usia dengan mata
Kornea, lensa, iris, aquous humormvitrous humor akan mengalami perubahan seiring
bertambahnya usia., karena bagian utama yang mengalami perubahan / penurunan sensifitas
yang bisa menyebabkan lensa pada mata, produksi aquous humor juga mengalami penurunan
tetapi tidak terlalu terpengaruh terhadap keseimbangan dan tekanan intra okuler lensa umum.
Bertambahnya usia akan mempengaruhi fungsi organ pada mata seseorang yang berusia 60
tahun, fungsi kerja pupil akan mengalami penurunan 2/3 dari pupil orang dewasa atau muda,
penurunan tersebut meliputi ukuran-ukuran pupil dan kemampuan melihat dari jarak jauh.
Proses akomodasi merupakan kemampuan untuk melihat benda-bend dari jarak dekat
maupun jauh. Akomodasi merupakan hasil koordianasi atas ciliary body dan otot-otot ins,
apabial sesorang mengalami penurunan daya akomodasi makaorang tersebut disebut
presbiopi.
5 masalah yang muncul ada lansia :
1. Penurunan kemampuan penglihatan
2. ARMD ( agp- relaed macular degeneration )
3. glaucoma
4. Katarak
5. Entropion dan ekstropion
1.1 Penurunan kemampuan penglihatan
Penurunan ini dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya adalah progesifitas dan pupil
kekunningan pada lensa mata, menurunnya vitous humor, perubahan ini dapat mengakibatkan
berbagai masalah pada usia lanjut seperti : mata kabur, hubungan aktifitas sosial, dan
penampialan ADL, pada lansia yang berusia lebih dari 60 tahun lensa mata akan semakin
keruh, beberapa orang tidak mengalami atau jarang mengalami penurunan penglihatan
seirinng dengan bertambahnya usia.
2.2 ARMD ( Age- related macular degeneration )
ARMD terjadi pad usia 50-65 tahun dibeberapa kasus ini mengalami peningkatan makula
berada dib
elakang lensa sedangkan makula sendiri berfungsi untuk ketajaman penglihatan dan
penglihatan warna, kerusakan makula akan menyebabkan sesorang mengalami gangguan
pemusatna penglihatan.
Tanda dan gejala ARMD meliputi : penglihatan samara-samar dan kadang-kadang
menyebabkan pencitraan yang salah. Benda yang dilihat tidak sesuai dengan kenyataan, saat
melihat benda ukuran kecil maka akan terlihat lebih kecil dan garis lurus akan terlihat
bengkok atau bahkan tidak teratur. Pada dasarnya orang yang ARMD akan mengalami
gangguan pemusatan penglihatan, peningkatan sensifitas terhadap cahaya yang menyilaukan,
cahaya redup dan warna yang tidak mencolok. Dalam kondisi yang parah dia akan kehilangan
penglihatan secara total. Pendiagnosaan dilakukan oleh ahli oftomologi dengan bantuan
berupa test intravena fluorerensi angiografy.
Treatment
Beberapa kasus dalam ARMD dapat dilakukan dengan tembok laser (apabila akondisi tidak
terlalu parah) pelaksanaan dalam keperawatan adalah membantu aktifitas sehari-harinya,
membantu perawatan diri dan memberikan pendidikan tentang ARMD.

3.3 Glaukoma
Glaukoma dapat terjadi pada semua usia tapi resiko tinggi pada lansia usia 60 tahun keatas,
kerusakan akibat glaukoma sering tidak bisa diobati namun dengan medikasi dan
pembedahan mampu mengurangi kerusakan pada mata akibat glaukoma. Glaukoma terjadi
apabila ada peningkatan tekanan intra okuler ( IOP ) pada kebanyakan orang disebabkan oleh
oleh peningkatan tekanan sebagai akibat adanya hambatan sirkulasi atau pengaliran cairan
bola mata (cairan jernih berisi O2, gula dan nutrisi), selain itu disebabkan kurang aliran darah
kedaerah vital jaringan nervous optikus, adanya kelemahan srtuktur dari syaraf.
Populasi yang berbeda cenderung untuk menderita tipe glaukoma yang berbeda pula pada
suhu Afrika dan Asia lebih tinggi resikonnya di bandinng orang kulit putih, glaukoma
merupakan penyebab pertama kebutuhan di Asia.
Tipe glaukoma ada 3 yaitu :
1. Primary open angle Gloueoma (glaukoma sudut terbuka)
2. Normal tenion glukoma (glaucoma bertekanan normal)
3. Angel clousure gloukoma (Glaukoma sudut tertutup)

1.1 Primary open angel gloukoma


Tipe ini merupakan yang paling umum terjadi terutama lansia usia > 50 tahun. Penyebabnya
adalah peningkatan tekanan di dalam bola mata yang berfungsi secara perlahan, rata-rata
tekanan normal bola mata adalah 14- 16 mmHg. Tekanan 20mmHg masih dianggap normal
namun bila lebih dari 22 diperkirakan menderita glaukoma dan memerlukan pemeriksaan
lebih lanjut.
Tekanan bola mata yang meningkat dapat membahayakan dan menghacurkan sel-sel mata.
Setelah terjadi kehancuran sel-sel tersebut maka munculah bintik-bintik yang akan lapang
pandang bintik ini dimulai dari tepi atau daerah yang lebih luar dari satu lapang pandangan.
Tidak ada gejala yang nyata dengan glaukoma sudut terbuka, sehingga susah untuk
didiagnosa. Penderita tidak merasakan adanya nyeri dan sering tidak disadari.

2.1 Normal tention glukoma


Glukoma bertekanan normal adaalh suatu keadaan dimana terjadi kerusakan yang progesif
pada syaraf optikus dan kehilangan lapang pandangan meskipun tekanan bola mata normal.
Tipe glaukoma ini diperkirakan ada hubunganya (meski kecil) dengan kurangnya sel syaraf
optikus yang membawa impuls ke retina menuju otak. Glukoma bertekanan normal ini sering
terjadi pada orang yang mempunyai riwayat penyakit pembuluh darah, kebanyakan pada
orang jepang atau wanita.
3.1 Angel closure glaukoma
Sudut antara iris dan kornea adalah menyempit, adanya gangguan pada cairan bola mata,
peningkatan tekanan boala mata sangat cepat karena saluran cairan bola mata terhambat,
tanda-tandanya muncul secara tiba-tiba dan penanganan secara cepat dibutuhkan untuk
kerusakan mata secara permanen.
Diliteratur lain disebutkan bahwatipe glaukoma selain di atas antara lain pigmentary
glukoma, congenitak glukoma, secondary glaukoma. Secara umum tanda dan gejala yang
muncul pada open gloukoma adalah sulit untuk diidentifikasi, kejadiannya berjalan sangat
lambat, kehilangan sudut pandang dari tepi, penurunan kemampuan penglihatan. Sedangkan
pada class gloukoma adalah munculsecara tiba-tiba adanya nyeri pada mata, sudut mata
menyempit, mata memerah, kabur, neusea, vomite atau brodykardia bisa terjadi karena
adanaya nyeri pada mata.
Treatment
Ketika tanda dan gejala sudah muncul segera lakukan pemeriksaan alatnya berupa
tanometer ) Penangananya berupa :
 Tetes mata : cara ini merupakan cara umum dan sering dan harus dilakukan, sebagian klien
dapat mendaptkan respon yang bagus dari obat namun beberapa juga tidak ada respon
pemberian obat harus sesuai dengan tipe glaukoma.
 Bedah laser : ( trabukulopasty) ini dilakuka jika obat tetes mata tidak menghentikan
glaukoma. Walaupun sudah dilaser obat harus diberikan
 Pembedahan (trabekulectomy) sebuah saluran dibuat untuk memungkinkan caira keluar,
tindkan ini dapat menyelamatkan sisa penglihtan yang ada.
 Obat yang diperlukan :
a. Pilocarpine atau timololmalat
Yaitu untuk mencegah keparahan glaukoma dan menurunkan produk cairan yang yang
menyebabkan gangguan pulmo dan detak jantung menurun. Betaxolol ( betotik )
direkomendasi bagi klien yang ,enderita asma atau eapisima, pilocarpine menyebabkan
miosis ( kontriksi ) pupil tetapi mempu menormalkan tekanan boal mata, obat lain seperti :
Brimohidrine, untuk menurinkan aquous humor.
b. Oral karbonik anhydrase inhibitor seperti acitamolamide (diamox ) yaitu untuk mengurangi
cairan., obat ini menyebabkan depresi, fatique latorgy.

4.1 Katarak
Katarak adalah tertutupnya lensamata sehingga pencahayaan da fokusing terganggu (retina)
katarak terjadi pada semua umur namun yang sering terjadi pada usia > 55 tahun. Tanda dan
gejalanya berupa : Bertanbahnya gangguan penglihatan, pada saat membaca / beraktifitas
memerlukan pencahayaan yang lebih, kelemahan melihat dimalam hari, penglihatan ganda.

Penanganna yang tepat adalah pembenahan untuk memperbaiki lensa mata yang rusak
pembedahan dilakukan bila katarak sudah mengganggu aktifitas namun bila tidak
mengganngu tidak perlu dilakukan pembedahan.

5.1 Entropi dan eutropi


Entropi dan eutropi terjadi pada lansia, kondisi ini tida menyebabkan gangguan penglihatan
namun menyebabkan gangguan kenyamanan. Entropi adalh kelopak mata yang terbuka lebar
ini menyebabkan mata memerah entropi terjadikarena adanya kelemahan pada otot
konjungtifa.ektropi adalah penyempitan konjungtifa

b. Telinga atau pendengaran

Telinga berfungsi untuk mendengarkan suara dan alat keseimbangan tubuh, telinga dibagi 3
bagian : telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Bagian luar terdiri dari telinga luar
sampai dengan membran tympani, telinga tengah terdiri dari kavum tympani (Maleus, innkus,
stapes) antrum tympani, tuba auditiva eustachi sedang telinga dalam terdiri dari : labirintus
osseous, labririntus membranous.

Gangguan pendengaran terjadi pada usia 65 tahun (55%) > 80 tahun mencapai 66% ,
gangguan pendengaran tidak hanya terjadi karena adanya penambahan usia seperti gangguan
pendengaran karena konsumsi obat. Secara umum gangguan pendengaran ada 3 macam
yaitu : gangguan pendengaran konjungtiva, ganguan pendengaran sensori dan
campuran( konjungtiva dan campuran ).

Ganguan pendengaran konjungtiva terjadi karena adanya gangguan telinga dibagian luar dan
tengah, seseorang dapat terjadi tuli konduksi apabila terjadi gangguan pada meatus acustivus
eksternus, membran tympani / ossiculas (maleus, incus, stapes) jika seseorang terjadi
gangguan pada organ salah satu tersebut maka seseorang mengalami gangguan pendengaran
konjungtiva, seseorang yang tuli konduksi berakibat kemampuan mendengar bunyi hantaran
udara terganggu dan hanya mampu mendengar bunyi melalui hantaran tulang.
a. Tuli

Persepsi sensori terjadi apabila seseorang mengalami kelainan pada organ korti, saraf VIII
(Vestibulocochelaris N) pusat pendengaran otak, keadaan pada seseorang yang tuli persepsi
terjadi gangguan mendengar baik melalui hantaran udara maupun tulang.
b. Tinnitus

Selain yang disebutkan diatas, gangguan pendengaran yang lain adalah tinnitus, tinnitus
merupakan gangguan pendengaran berupa ada suara di telinga (suara nging). Tinitus terjadi
karena adanya gangguan pendengaran konduktif atau sensoris. Suara yang muncul seperti
suara bising atau segala sesuatu yang membikin tidak nyaman. Tinnitus bisa juga terjadi
karena adanya otoselorosis atau karena adanya ototxic obat yang dikonsumsi seperti
gentamisin atau aspirin (terlampir).

Tinnitus bukan merupakan sebuah penyakit namun sebuah gejala dari adanya gangguan
pendengaran bagaimanapun juga kondisi ini memunculkan banyak masalah, tinnitus kadang
tidak dirasakan dalam lingkungan yang ramai namun akan sangat teras dilingkungan yang
sepi. Beberapa orang tinnitus dapat menyebabkan kecemasan besar suara musik yang pelan
adanya gaduhnya lingkungan dapat membantu mengalihkan suara dengung ditelinga.
Treatment
Management perawatan gangguan pendengaran pada lansia tergantung dari jenis
gangguannya seperti alat bantu pendengaran hanya bisa digunakan walupun sedikit paa lansia
dengan ganguan pendengaran konduktif dan tidak bisa digunakan untuk gangguan
pendengaran sensori. Kebersihan liang telinga dari penumpukan serumen sangat membantu
pendengaran lansia. Pembersih serumen dapat dilakukan dengan irigasi normal yang saling
dihangatkan.
Alat bantu pendengaran bisa membantu fungsi pendengaran lansia yang telah berkurang.
Namun, alat pendengaran tidak bisa menyelesaikan masalh karena pmakaian alat bantu
pendengaran bagi beberapa orang menyebabkan rasa malu (sehingga tidak mau pakai). Hal
ini membutuhkan bantuan dari ahli audiologi untuk dijadikan support dari sumber sugesti
bagi penderita.

c. Pengecap dan pembau

Organ pengecap yang paling berperan adalah pada bagian depan, tepi dan belakang, rasa
manis dan asin berada pada bagian ujung lidah, asam dibagian tepi sedang pahit dipangkal
lidah. Fungsi pengecap akan berubah seiring bertambahnya usia. Kerusakan fungsi pengecap
akan menyebabkan makan kurang bergairah terkadang seorang lansia perlu menambah
jumlah garam karena dia merasa bahwa maskannya kurang asin (padahal sudah asin).
Kenikmatan makan akan didukung oleh indra pembau, makan yang dibau akan merangsang
mukosa hidung untuk menghantar impuls ke otak untuk menyimpulkan bahwa makan itu
enak atau tidak. Ini juga akan berpengaruh terhadap keinginan pemenuhan nutrisi.

d. Vertigo

Vertigo adalah perasan tidak seimbang. Seseorang yang mengalami vertigo akan merasa
bahwa lingkungannya teras atau terlihat berputar-putar sehingga menyebabkan seseorang
jatuh. Vertigo terjadi karena adanya ganguan syaraf pendengaran (labirint) sesorang yang
mengalami vertigo (lansia) memungkinkan mengalami gangguan
pendengaran,cardiovaskuler, keseimbangan cairan elektrolit, alkohol dan penggunaan obat.
Treatment
- Usahakan klien untuk banyak istirahat dan duduk
- Bantuklien untuk beraktifitas
- Usahakan untuk bergerak pelan-pelan ketiak ingin beraktifitas dan bergerak
- Berikan alat bantu jalan seperti tongkat, walker, kursi roda.

1. Gangguan otak besar (sindroma serebral)


Adalah kumpulan gejala yang terjadi akibat perubahan otak pada lansia terjadi pengecilan
otak besar dalam batas tertentu masih dianggap normal orang dewasa +50 cc/ 100 gram/menit
apabila kurang dari separuhnya akan menimbulkan gejala otak besar. Gangguan sirkulasi ini
dapat disebabkan karena hipertensi atau darah tinggi mengerasnya vaso penyempitan akibat
proses pengerasan pembuluh, yang dipercepat dengan tingginya kolesterol kencing manis ,
merokok dan darah tinggi.

2. Bingung (konfusio) tiba-tiba


Adalah suatu akibat gangguan fungsi pengertian : derajat, kesadaran, kewaspadaan dan
gangguan proses berfikir,bingung waktu,tempat san orang istilah lain gagal otak akut.
Gangguan memori jangka pendek, mungkin jangka panjang. Ada ganguan angan-angan
melihat sesuatu yang tidak ada (halusinasi) atau salah penglihatan dan sebagainya. Ada 2
syarat yang harus terpenuhi antaa lain : 1. Derajat kesadaran yang menurun 2. Gangguan
cipta (persepsi) 3. tergangunya siklus bangun, sulit tidur (insomnia), aktifitas fisik bisa
meningkat dan menurun, 5. Bingung 6. gangguan memori tidak mampu belajar materi baru.

3. Gangguan saraf mandiri


Pada lanjut usia yang perlu diperhatikan adalah terjadi perubahan listrik kepusat mandiri yang
mengakibatkan tekanan darah rendah (hipotensi) pada posisi tegak, gangguan pengaturan :
suhu, gerak, kandung kemih,saluran makan di leher dan usus besar.
4. Gangguan pengaturan suhu
Akibat kurang baiknya kerja bagian otak besar (hipotalamus) sebagai pengatur suhu
(termostat) untuk menetapkan ke suatu suhu tertentu. Bila termostat menetap tinggi pada
suhu rendah akan merangsang tegaknya rambut kulit (pilokontraksi) penyempitan pembuluh
darah tepi menggigil dan perasaan dingin, lansia tersebut ingin berbaju tebal untuk manyamai
suhu yang ditetapkan oleh pengatur suhu tersebut, sebaliknya bila suhu ditetapkan rendah,
maka terjadi mekanisme pelebaran pembuluh darah, berkeringat dan melepaskan baju untuk
menyamakan suhu yang di tetapkan oleh termostat tersebut lansia dapat terkena.
a. Panas tinggi (hipertermia)
Suhu tubuh menjadi > 40,60 c, bisa terjadi gangguan fungsi susunan saraf hebat (psikosis/
ngacau, delirium/ kesadaran menurun, koma/tidak sadar) dan gejala anhidrosis / kulit panas
dan kering, hipertermi dapat terjadi karena beberapa hal : infeksi, dimulai dari gejala yang
tidak spesifik seperti rasa gemetar, ras hangat, anoreksia/ tidak mau makan, mual, muntah,
nyeri kepal dan sesak.
b. Hipotermia
Apabila suhu tubuh rektal / anus, esofagial / pangkal lidah atau telinga menjadi < 35 c hal ini
dapat dipicu dari paparan hawa dingin. Perlu dipikirkan tempat yang sejuk tidak langsung
kena AC. Gejal awl biasanya ringan dan tidak jelas (32-350 C) seperti rasa capai/ fatingue,
lemah, langkah melambat, apatis, bicara pelo, bingung, menggigil, kulit dingin, dapat
disebabkan oleh hipotiroidesme terutama bila disebabkan bekas operasi tiroiddilehernya,
pengobatan sementara diberikan selimut hangat dan minuman hangat.

Lampiran I
1. fokus pengkajian pada masalah penglihatan lansia :
a. Rasa nyeri pada mata
b. kelemahan penglihatan atau buram
c. penglihatan ganda
d. kehilangan penglihatan yang datang tiba-tiba
e. tekanan bola mata
2. Diagnosa keperawatan
 Kerusakan manajement perawat dirumah B/D turunnya penglihatan
 Self care defisit B/D kerusakan penglihatan
 Social isolation B/D penglihatan yang tidak jelas, aktifitas gerak yang tidak bebas
 Resiko cidera B/D kerusakan penglihatan
 Defisit pengetahuan
 Defisit aktivitas

Lampiran II
a. Contoh obat yang menyebabkan ototoxic
Golongan Contoh
Amino glikosid Amikasin,gentamisin,kanamycin, neomycin,streptomycin, tobramycin,
Anti inflamatory agents Aspirin, indometacyn
Chemotherapeutic agent Cisplatin, nitrogen mustard
Chemical Alkohol, arsenik
Deuretics Ethacrynic acid, furosemid,acetazolamid
Metals Gold, mercury, lead
Other antibiotics Errytomiosyn, minocycli, polymyxin,vancomysin

b. Fokus pengkajian pada klien dengan ganguan pendengaran


o Kaji adanya penguanaan obat-obat yang menyebabkan ototoxic dan merusak ssp serta
organ-organ bagian telinga dan keseimbanagan
o Kaji riwayat penguanaan obat-obatan
c. Diagnosa keperawatan
 Kerusakan komunikasi verbal B/D kerusakan pendengaran
 Kerusakan aktivitas B/D ketidakseimbangan dalm beraktifitas karena hilangnya fungsi
pendengaran.
 Kehilangan perawatan diri dirumah B/D hilangnya fungsi pendengaran
 Kerusakan interaksi sosial B/D kerusakan sarf sensori
d. Contoh intervensi keperawatan pada lansia dengan ganguan pendengaran :
o Ketika berbicara kerusakan suara (bukan teriak) atau menyuruh untuk memperhatikan
mulut sipembicara.
o Ajak klien berkomunikasi dengan santai dengan jarak yang dekat.
o Berbicara yang jelas dan tidak terlalu cepat an saling bertatap muka.
o Hindarkan adanya suara- suara yang mengganggu seperti suara radio dan TV.
o Jika kerusakan komunikasi maka gunakanlah kertas sebagai komunikasi verbal atau dengan
simbol.
o Berikan lingkungan yang nyaman bagi klien.
o Gunakanlah alat bantu pendengaran apabila diperlukan.

DAFTAR PUSTAKA

- Roach sally. Introduktory gerontological Nursing. 2001. Lippinctt: New York


- Syaifuddin, Anatomi fisisologi. 1997. EGC. Jakarta
- Petunjuk praktikum fisiologi I. Tim pengajar fisiologi. 2005. Stikes Aisyiyah Yogyakarta,
- Http: // www.pfizer peduli . com / artcel _ detail . aspex. Id : 21
- Panduan dianosa keperawatan NANDA
- Http: // www. Dokter tetanus . pjnkk. Go. Id / content . view / 249/31
- http: // www. Dokter tetanus. WordPress. Com
- wahyudi, Nugroho, Keperawatan Gerontik. 2000. EGC : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai