Anda di halaman 1dari 69

Badan silier merupakan suatu cincin jaringan yang

merupakan kelanjutan dari Iris dan bagan dari


traktus Uvea yang mengandung dan dilapisi sel tak
berpigmen ( Non Pigmented Silliary Ephitelium ( NPES )
dan Lapisan berpigmen ( PES).
Badan sillier merupakan vaskuler dan moskuler.
Fungsi : - Membuat humor aqueus
- Menyesuaikan bentuk lensa untuk akomodasi
pemfokusan cahaya.
Akomodasi adalah :
Suatu proses konstraksi badan silier yang membuat
Zonula berrileksasi dan lensa menjadi lebih
cembung yang memungkinkan cahaya terfokus ke
retina.
Keadaan ini terjadi bila mata melihat benda dalam
jarak dekat.
Adalah bagian dari kamera yang paling post⁰ʳ
dan paling besar, sedangkan bag ant⁰ʳ dibatasi
lensa dan badan silier, bagian post⁰ʳ oleh retina.
Fungsi : - Membentuk dan mencetak bola mata.
- Memproduksi humor Vetreus.
Badan Vitreus adalah avaskuler dan apartikel.
Karena berhubungan dan menempel pada seluruh
permukaan Retina, Humor Vitreus akan mengerut
sesuai dengan pertambahan usia dan pada keadaan
dehidrasi berat dapat berakibat terlepasnya Retina
( Ablatio retina ).
Kelainan mata pada dekade ini banyak terjadi,
bahkan s/d saat ini menempati urutan ke tiga dalam
kelompok Penyakit Tidak Menular( PTM ).
Secara morbiditas, penyalkit mata : Glukoma
angka kejadiaan menempati ururtan ke dua setelah
katarak, namun angka penyebab kebutaan juga
cukup signifikan, bila tidak mendapatkan
pertolongan secara dini.
Produktifitas individu, capaian persentasinya
pada kasus glukoma sangatlah rendah dikarenakan,
gejala yang timbul sangat menggangu aktivitas,
mulai dari nyeri s/d buta, disertai interval on setnya,
bisa terjadi akut dan kronis.
Di Amerika Serikat kasus mata dengan
glaucoma, 12% bresiko pada kebutaan. (Luckman &
Sorensen 1980 ).
Menurut data dari WHO pada tahun 2002,
penyebab kebutaan paling utama di dunia adalah:
 - Katarak (47,8%),
 - Gloukoma (12,3%),
 - Uveitis (10,2%),
 - Age- related mucular degeneration (AMD)
(8,7%), - Trakhoma (3,6%),
 - Corneal apacity (5,1%), dan
 - Diabetic retinopathy (4,8%).
Namun sesungguhnya glukoma bisa dicegah melalui
pemeriksaan tekanan intra oculi dengan menggunakan
tonometri secara rutin, sehingga tidak sampai terjadi
kefatalan seperti kebutaan.
Jika pemeriksaannya terlambat, dan level glaukoma
sudah fatal, maka tindakan paling utma adalah dilkukan
Operasi, namun tindakan ini akan beresiko respon klien :
tingkat kecemasan akan lebih dominan.
Mengapa….?
Hasil dari operasi belum tentu sesuai dengan
harapan, sering hasil Operasi tidak begitu
memuaskan dan berujung pada kebutaan.
Oleh karena itu, sosialisasi secara rutin tentang
pentingnya pengukuran TIO dan informasi bahaya
gloukoma dan juga memahami proses keparawatannya.
Herman tahun 2010, :
Glaukoma merupakan suatu kumpulan penyakit
yang mempunyai karakteristik umum neuropatik
yang berhubungan dengan hilangnya fungsi
penglihatan.
Walaupun kenaikan tekanan intra okuler adalah satu dari
resiko primer, ada atau tidaknya faktor ini tidak merubah
definisi penyakit.
 Glaukoma bukanlah sebuah penyakit, melainkan
kekomplekan dari gangguan tekanan intraokuler yang
mana mempunyai karakteristik gejala peningkatan
tekanan intraokular pada orang dewasa.
 .
Anonim, 2009 :
Suatu penyakit dimana tekanan di dalam bola
mata meningkat, sehingga terjadi kerusakan
pada saraf optikus dan menyebabkan
penurunan fungsi penglihatan.
Sidarta Ilyas, 2002 : 239 :
Glaukoma adalah penyakit mata yang ditandai
ekskavasi glaukomatosa, neuropati saraf optik,
serta kerusakan lapang pandang yang khas dan
utamanya diakibatkan oleh tekanan bola mata yang
tidak normal.
Glaukoma atau Glukoma adalah :
 Penyakit mata kronis progresif yang mengenai saraf
mata dengan neuropati (kelainan saraf) optik disertai
kelainan bintik buta (lapang pandang) yang khas.
Glaucoma is a disease of the major nerve of vision,
called the optic nerve.
The optic nerve receives light-generated nerve
impulses from the retina and transmits these to the
brain, where we recognize those electrical signals as
vision.
Glaucoma is characterized by a particular pattern of
progressive damage to the optic nerve that
generally begins with a subtle loss of side vision
(peripheral vision).
If glaucoma is not diagnosed and treated, it can
progress to loss of central vision and blindness
Glaucoma is usually, but not always, associated
with elevated pressure in the eye (intraocular
pressure).
Generally, it is this elevated eye pressure that
leads to damage of the eye (optic) nerve.
In some cases, glaucoma may occur in the
presence of normal eye pressure.
This form of glaucoma is believed to be caused
by poor regulation of blood flow to the optic nerve
Glaukoma adalah
Penyakit mata yang terjadi karena ada atau
tidaknya peningkatan tekanan bola mata yang
merusak saraf saraf optik (optic neurophathy)
yang dapat mempengaruhi kepekaan atau
kejelasan penglihatan ( Penyempitan lapangan
pandang) dan dapat menyebabkan kebutaan
TIO tidak normal ini terjadi akibat :
Terganggunya / tidak lancarnya aliran cairan
dalam bola mata : bilik mata depan ( Lensa
Anterior ).
Normal Tekanan Intra Oculi (TIO ): 10-20 mmHg
Akibat Peningkatan TIO :
1. Secara mekanik bola mata, akan menekan
serabut saraf mata sehingga terjepit  Nyeri
hebat
2. Terjadi proses iskemia (jaringan kekurangan
nutrisi dan oksigen) di daerah saraf mata,
 kematian sel-sel saraf mata.
 Faktor risiko yang lain :
 - Usia : Biasanya terjadi pada di atas > 40 th.
 - Keluarga / Genetik
 - Kelaiana ketajaman mata : Miopia,
 - Penyakit sistemik: DM.
 Karena itu ditekankan pentingnya deteksi
glaukoma pada stadium dini sehingga
keadaan saraf mata yang masih sedikit
kerusakannya dapat dipertahankan atau
disembuhkan
1. Aliran Konvensional (Trabecular outflow )
Merupakan aliran utama dari humor Aquaeus yaitu
sekitar 90%.
Humor aquaeus mengalir dari bilik lensa Ant°ʳ  ke
kanalis schelem di trabeculer mashwork  kanal
episklera dan akhirnya bermuara di venus karvenus.
Sistim ini memerlukan perbedaan tekanan intra okuli
terutama di jaringan trubekuler.
2. Aliran Nonkonvensioal (Uveasclera Outflow )
 Merupakan aliran utama ang kedua, Sekitar
 5 % – 10 %
 Humor Aquaeus mengalir dari bilik ant°ʳ  ke
muskulus siliaris dan rongga supra koroidal  ke vena
– vena korpus siliaris, koroid dan sklera.
 Aliran ini tidak tergantung dengan tekanan Intra Okuli.
Tekanan intra okuli merupakan tekakan biologis yang
menunjukkan fluktuasi carian.
Tekanan yang tepat merupakan syarat untuk
mendapatkan penglihatan yang normal,
diakarenakan dengan tekanan yang normal,
menjamin kebeningan dan menjaga jarak yang
konstan antara :
Kornea dengan Lensa dan Lensa dengan
Retina.
Homeostasis intraokoler terpelihara oleh mekansme
regular setempat dan sentral yang akan
berlangsung secara alami.
Faktor - faktor yang mempengaruhi tekakan intra olkuli :
- Kesimbangan antara produksi dan ekresi Humor
aquaeus
- Resitsensi permeabebilitas kapiler
- Keseimbangan tekanan osmotik
- Posisi tubuh. ( Berbaring lebih kuat )
- Irama sirkadian tubuh ( Malam lebih tinggi )
- Irama jantung
- Frekwensi pernapasan
- Jumlah asupan air
- Obat – obatan.
1. Kalium 34
2. Natrium 164
3. Clorida 164
4. HCOз 20
5. Glukosa 1.06
6. Askorbat. 3
- Pemberi nutrisi,
- Pemberi oksigen untuk organ yang avaskuler
yaitu : lensa dan kornea.
- Mengangkut zat - zat sisa hasil metabolisme .
- Mempertahankan bentuk bola mata, agar
tidak ada tekanan yang berlebihan dan hal ini
selalu seimbang dalam keadaan apapun, atau
bila tidak ada penyebab terjadinya
unstability fluid
Fenomena :
Selama Humor Aqueus diproduksi dan
disalurkan dengan jumlah yang seimbang
maka Tekanan Intra Oklkuler (TIO) dalam
kamera ant⁰ʳ dapat dipertahankan.
Keseimbangan HA dihubungkan dengan Tekanan Intra
Okuli ( TIO ), tergantung dari pembentukan (
produksi ) dengan tahanan aliran yang keluar.
Bila terjadi ketidak keseimbangan, maka akan
terjadi kerusakan struktur dan fungsi mata
secara progresif.
Berdasarkan fisiologi dari sekresi dan ekskresi
cairan aqueous, maka terdapat tiga faktor utama
yang berperan dalam meningkatnya tekanan
intraokular, antara lain:
 1. Kecepatan produksi aqueous humor oleh
badan siliar
 2. Resistensi aliran aqueous humor melalui
jaringan trabekulair dan kanal Schlemm
 3. Tekanan vena episklera.
Ada beberapa type glaukoma dan dapat di klasifikasikan
sebagai berikut :
 1. Glaukoma Primer Dewasa.

 Glaukoma Sudut Terbuka / Kronis : Sering terjadi :


Keturunan.
 Glaukoma Sudut Tertutup : jarang terjadi.
2. Glaukoma Sekunder :
 Glaukoma ini biasa disebabkan : uveitis, gangguan
rovaskuler, trauma tumor, penyakit degenerasi mata,
dll.
 3. Glaukoma Kongenital

 Glaukoma ini terjadi di mata selama ada dalam masa


awal tumbuh dan berkembang. Biasanya terlihat
selama 6 bulan kelahiran.
4. Glaukoma Absolut.
Merupakan stadium akhir glaukoma baik
sempit atau terbuka, dimana sudah terjadi
kebutaan total akibat tekanan bola mata
memberikan gangguan fungsi lanjut .
Tanda dan gejala :
- Kornea terlihat keruh,
- Bilik mata dangkal,
- Papil atrofi dengan eksavasi glaukomatosa,
- Mata keras seperti batu dan
- Nyeri hebat.
- Visus : 0/0
Gloukoma Absolut sering mengakibatkan
penyumbatan pembuluh darah sehingga
menimbulkan penyulit berupa neovaskuliarisasi pada
iris, dimana keadaan ini memberikan rasa sakit sekali
akibat timbulnya glaukoma hemoragik.
Tindakan pada gloukoma Absolut :
- Pengobatan dengan memberikan sinar beta
pada badan siliar,
- Pemberian alkohol pada retrobulber .
- Pengangkatan bola mata ( Enakluasi bulbi
karena mata tidak berfungsi dan rasa sakit.
Glaukoma primer sudut terbuka merupakan glaukoma
yang tidak diketahui penyebabnya dan ditandai
dengan sudut bilik mata terbuka.
Glaukoma primer sudut terbuka merupakan penyakit
kronis dan progresif dengan atrofi dan cupping dari papil
nervus optikus ditandai pola gangguan lapang pandang
yang khas.
Kasus glaukoma primer sudut terbuka sering dijumpai dan
memiliki kecenderungan familial.
Pada umumnya, glaukoma primer sudut terbuka terjadi
pada usia lebih dari 40 tahun.
Prevalensi juga lebih tinggi pada orang berkulit gelap atau
berwarna dibandingkan dengan orang berkulit putih
Gambaran patologi utama pada glaukoma sudut terbuka :
Proses degeneratif di jalinan trabekulair, termasuk
pengendapan bahan ekstra sel di dalam jalan
trabekular dan di bawah lapisan endotel kanalis
Schlemm, yang berakibat penurunan drainase
aqueous humor yang menyebabkan peningkatan
tekanan intra okuler.
 Tekanan Intra Okuler merupakan faktor resiko utama
untuk glaukoma primer sudut terbuka.
 Namun terkadang juga ditemukan faktor resiko lain
yaitu;
 - Miopia,
 - Diabetes Mellitus,
 - Hipertensi
 - Oklusi vena sentralis retina.
Sifat onsetnya yang samar serta perjalanannya yang
progresif lambat maka timbulnya gejalanya pun
lambat dan tidak disadari sampai akhirnya berlanjut
dengan kebutaan.
Keluhan pasien biasanya sangat sedikit atau samar,
misalnya mata terasa berat, kepala pusing sebelah,
dan anamnesis tidak khas lainnya.
 Biasanya pasien tidak mengeluh adanya halo sign
dan mata tidak tampak merah.

 Pasien yang menderita glaukoma primer sudut


tertutup cenderung memiliki segmen anterior
yang kecil dan sempit, sehingga menjadi faktor
predisposisi untuk timbulnya pupillary block
relatif.
 Resiko secara fisiologis:
 Meningkatnya atau bertambahnya usia,
 Lensa akan berkembang agak membulat dan
pupil menjadi miosis.
1) Akut
Adalah kondisi yang timbul saat TIO meningkat secara cepat
akibat blokade relatif mendadak dari jaringan trabekular.
 Manifestasinya :
 - Rasa sakit,
 - Penglihatan buram,
 - Halo,
 - Mual dan muntah.
 Peningkatan TIO yang tinggi menyebabkan edema epitel
ditandai :
 - Pupil midriasis dan terkadang irreguler ( Anisokor )
 - Edema epitel kornea
 - Kongesti pembuluh darah episkleral dan konjungtiva
 - Kamera okuli anterior yang sempit
2) Subakut :
 Glaukoma primer sudut tertutup subakut (intermiten)
adalah kondisi yang ditandai dengan adanya :
 - Penglihatan yang buram,

 - Timbul Halo eyes sign.

 - Rasa sakit yang ringan, disertai dengan peningkatan


TIO.
 Gejala ini membaik dengan sendirinya, terutama
selama tidur, dan muncul kembali secara periodik
dalam hitungan hari atau minggu.
 Diagnosis yang tepat dapat dibantu ditegakkan dengan
pemeriksaan Gonioskopi.
3. Kronis
 Glaukoma jenis ini merupakan kondisi yang timbul
setelah glaukoma sudut tertutup akut atau saat
sudut kamera anterior tertutup secara bertahap
dan tekanan intraokuler meningkat secara
perlahan.
 Gejala klinisnya serupa dengan glaukoma primer
sudut terbuka
Glaukoma kongenital primer atau Infantil
(buphthalmos ) :
Glaukoma yang timbul sesaat setelah lahir
sampai beberapa tahuh pertama setelah
kelahiran.
Selain itu, glaukoma kongenital juga dapat timbul
menyertai anomali kongenital dan dipercaya
terjadi akibat displasia dari sudut kamera anterior
tanpa disertai abnormalitas okular dan sistemik
lainnya
 There are several types of glaucoma.
 The two main types are :
 - Open Angle Gloucoma.
 - Closure Angle Gloucoma.
These are marked by an increase of
intraocular pressure (IOP), or pressure
inside the eyes.
1. OpenAngle Glaucoma
Open-angle glaucoma, the most common form of
glaucoma, accounting for at least 90% of all glaucoma cases:
 - Is caused by the slow clogging of
 the drainage canals, resulting in
 increased eye pressure
 - Has a wide and open angle between
 the iris and cornea
 - Develops slowly and is a lifelong
 condition
 - Has symptoms and damage that are not noticed.
“Open-angle” means that the angle where the iris meets the
cornea is as wide and open as it should be.
Open-angle glaucoma is also called primary or chronic
glaucoma.
It is the most common type of glaucoma, affecting about three
million Americans
3. Normal-Tension Glaucoma (NTG)
 Also called low-tension or normal-pressure
glaucoma.
 In normal-tension glaucoma the optic nerve is
damaged even though the eye pressure is not very
high.
 We still don't know why some people’s optic
nerves are damaged even though they have
almost normal pressure levels.
4. Congenital Glaucoma
 This type of glaucoma occurs in babies when there
is incorrect or incomplete development of the
eye's drainage canals during the prenatal period.
 This is a rare condition that may be inherited, when
uncomplicated, microsurgery can often correct the
structural defects.
 Other cases are treated with medication and
surgery.
Other Types of Glaucoma
 Variants of open-angle and angle-closure glaucoma
include:
 - Secondary Glaucoma

 - Pigmentary Glaucoma

 - Pseudoexfoliative Glaucoma

 - Traumatic Glaucoma

 - Neovascular Glaucoma

 - Irido Corneal Endothelial Syndrome (ICE)


Ada dua teori yang menerangkan patofisiologi :
1. Terjadi abnormalitas membran atau sel pada
jaringan trabekular, sehingga jaringan
trabekuler menjadi impermeabel.
 2. Terjadi anomali luas pada kamera okuli anterior
termasuk insersi abnormal dari muskulus
siliaris.
Keadaan klinis yang khas dari glaukoma infantil adalah
trias klasik terutama pada bayi baru lahir, yaitu;
 - Epifora ( Nerocos )
 - Fotofobia,
 - Blefarospasme ( Kekakuan kelopak mata )
Penyakit mata yang dapat menimbulkan glaukoma,
lebih sering disebut Glaukoma Skundair , yaitu:
 - Uveitis, dimana glaukoma terjadi akibat
adanya sinekia anterior maupun posterior,
 - Penimbunan sel radang di sudut bilik mata dan
seklusio pupil yang biasanya disertai dengan iris
bombé.
 - Pasca trauma serta ulkus kornea, yang
mengakibatkan leukoma adheren sehingga bilik
mata tertutup dan mengganggu aliran
aqueous humor.
 - Hifema ( darah pada intra oculi ), akan
mengakibatkan tersumbatnya sudut bilik mata.
Ada beberapa sebab dan faktor yang beresiko terhadap
terjadinya glaukoma adalah :
1. Umur
 Risiko glaukoma bertambah tinggi dengan
bertambahnya usia.
 Terdapat 2% dari populasi usia 40 tahun yang terkena
glaukoma.
 Angka ini akan bertambah dengan bertambahnya usia.
2. Keturunaan :
 Untuk glaukoma jenis tertentu, anggota keluarga
penderita glaukoma mempunyai resiko 6 kali lebih
besar untuk terkena glaukoma.
 Resiko terbesar adalah kakak-beradik kemudian
hubungan orang tua dan anak-anak.
3. Tekanan bola mata yang berlebihan.
 Tekanan bola mata diatas 21 mmHg.

4. Pemakai steroid secara rutin ( Lama )


 - Obat tetes mata yang mengandung steroid yang
tidak dikontrol,
 - Obat inhaler untuk penderita asma,

 - Obat suntuk radang sendi dan pemakai obat yang


memakai steroid secara rutin lainnya.
 - Obat – obatan : Beta adrenegic Blocker

5. Riwayat trauma : luka kecelakaan, corpus alenum.


6. Penyakit sistemik : DM, Hiperyensi dan migren.
1. Biomikroskopi :
Untuk menentukan kondisi segmen anterior
mata, dengan pemeriksaan ini dapat
menententukan Type glaukoma : Primer atau
Sekunder.
2. Gonioskopi : Menggunakan lensa gonioskop.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat sudut
pembuangan humor aquaus sehingga dapat
ditentukan jenis glaukomanya : Sudut terbuka atau
Sudut tertutup.
3. Direk Oftalmoskopi : Direct Opthalmolscope
Pemeriksaan untuk menentukan adanya kerusakan saraf
optik berdasarkan penilaian bentuk saraf optik.
4. OCT (Optical Coherent Tomography).
Alat ini berguna untuk mengukur ketebalan
serabut saraf sekitar papil saraf optik
sehingga jika terdapat kerusakan dapat
segera dideteksi sebelum terjadi kerusakan
lapang pandangan, sehingga glaukoma
dapat ditemukan dalam stadium dini
5. Perimetri, :
Alat ini berguna untuk melihat adanya
kelainan lapang pandangan yang disebabkan
oleh kerusakan saraf optik.
6. Tonometri, :
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengukur
besarnya tekanan bola mata : Tekanan
IntraOkuler ( TIO ).
7. PEMERIKSAAN LAPANG PANDANG
 a. Pemeriksaan lapang pandang perifer :
 Lebih berarti kalau glaukoma sudah lebih
lanjut, karena dalam tahap lanjut kerusakan
lapang pandang akan ditemukan di daerah
tepi, yang kemudian meluas ke tengah.
b. Pemeriksaan lapang pandang sentral :
Mempergunakan tabir Bjerrum, yang meliputi
daerah luas 30 derajat.
 Kerusakan – kerusakan dini lapang pandang
ditemukan para sentral yang dinamakan
skotoma Bjerrum.
Pengkajian :
Riwayat okuler dan kesehatan dapat memberi panduan
yang berharga untuk diagnosis, klasifikasi, dan penanganannya.
Aspek penting dalam pengkajian adalah adanya gejala :
- Peningkatan TIO,
- Uveitis,
- Trauma,
- Pembedahan,
- Pengguanaan kortikosteroid sistemik ataupun topikal
jangka panjang
- Riwayat keturunan
- Penyakit sistemik : DM, Hipertensi, Eposide Shock,
Penyakit kardiovasc., Cerebrovasc, Tyroid,
Pernapasan atau demielinisasi.
Manifestasi klinik
 1) Mata terasa sakit dan daerah belakang kepala.

 2) Akibat rasa sakit berat diikuti gejala


gastrointestinal : mual dan muntah,
yang kadang-kadang dapat
mengaburkan gejala glaukoma akut.
 3) Tajam penglihatan sangat menurun.

 4) Tanda “ halo sign “ yaitu seperti gambaran


pelangi di sekitar lampu yang dilihat.
 5) Konjungtiva bulbi kemotik atau edema dengan
injeksi siliar.
6) Edema kornea berat sehingga kornea terlihat
keruh.
7) Bilik mata depan sangat dangkal, akibat timbulnya
reaksi radang uvea.
8) Pupil lebar dengan reaksi terhadap sinar yang
lambat.
9) Pemeriksaan funduskopi sukar dilakukan karena
terdapat kekeruhan media penglihatan.
10) Tekanan bola mata sangat tinggi.
11) Tekanan bola mata antara dua serangan dapat
sangat normal.
Gangguan Body Image.
Gangguan rasa nyaman : Nyeri
Ansietas,
Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang
kondisi, prognosis, dan pengobatan.
Risiko tinggi terhadap cedera
Risiko tinggi terhadap infeksi.
Gangguan Nutrisi kurang dari kebutuhan.
Gloukoma

Pembedahan
Hambatan aliran
Humor Aquous

Trabucolectomi
Pningkatan TIO
Serat syaraf optik
terdesak Rusaknya
sel Nyeri
jaringan Resiko Infeksi
Gangg. lapangan
pandang
Nyeri

Gangg. Persepsi
visual
Interpretasi salah Anxity

Knowledge deficite Resiko cidera


Tindakan keperawatan ;
- - Istirahat total.
- - Atasi kecemasan.
- - Massase bola mata.
- - Penkes. tentang penyebabnya
- Penkes.:
- - Pemahaman penyakit.
- - Berikan instruksi tertulis dan tak tertulis.
- - Kapan harus konsultasi sesuai dengan
keluhan
- - Kurangi stress.
o Hindari mengejan atau manuver Valsava Yaitu
Peningkatan TIO oleh karena :
- Angkatan terlalu berat,
- Membungkuk,
- Jangan mengendrai kendaraan selam 1 minggu, -
Hindari kemasukan air.
Tindakan keperawatan : KOLABORASI
a. Dekompresi okuler dengan pemberian :
- Deurisis osmotik : Manitol,
- - Inhibitor karbonikanhidrase untuk
mengurangi produk humor aquous.
b. Pembedahan
- - Pembuatan Window),
- - Iridektomi dengan Laser.
- Pembedahan konvesional dapat mengontrol
kerusakan progresif akibat glukoma
o Menurunkan TIO ketingkat yang konsisten dengan
mempertahankam penglihatan dengan berdasar pada
klisifikasi dan respon klien.
o Pasien tindakan memungkinkan untuk rawat sehari
o ( One Day Surgery) terutama untuk ambulasi progresif
tergantung usia dan kondisi fisik.
 Bedah laser gluokoma:
Merupakan penanganan primer terutama bila Th/
lain tak dapat ditoleransi atau tak dapat
menurunkan TIO secara adequat.
Terapi laser merupakan tindakan medis yang paling efektif
dalam menurunkan Tekanaan Intra Okuli.
Pada glukoma sudut tertutup bila terjadi Blokade pupil
sangat disarankan dengan tindakan :
- Iridektomi total,
- Iridottomi perifer atau sektoral,
- Iridoplasti.
 Antagonis Beta Adrenergik : Timohol, Levobmolol
 Bahan Kolinergik Topikal: Penaganan Glukoma
jangka pendek.
 Agonis adrenergik : sebagai penghambat Beta
Blocker Arenergic agar pupil miosis dan menjadi
kuat untuk menarik lensa.
 Inhibitor Anhidrase Karbonat : Menurunkan
produkasi Humor aquaeus . Digunakan untuk
Glukoma Sudut terbuka. Misal : Asetazzolamid (
Diamox ).
 Diurotik Osmotik : Hiperosmotik oral
Meningkatkan osmoralitas plasma dan menarik air
Bedah Konvensional :
Tindakan ini dilakukan bila tehnik laser tak
berhasil, peralatan tak ada atau pasien tidak
cocok untuk tindakan laser, misal: pasien tak
dapat duduk diam.

Trabekulektomi ( Posedur Filtrasi):


Menciptakan saluran pengaliran baru melalui
sklera.
Tujuan: Meningkatkan aliran aliran keuar Humor
Aquous dengan memintas struktur
pengalihatan alamiah.
Komplikasi : Hiptomi (TIO rendah), Hefiema, Infeksi
dan kegagalan filtrasi.
Prosedur Set on :
Meliputi penggunaan berbagai alat pintasan
Aquous sintetis untuk menjaga kepatenan fistula
pengaliran.
Tindakan ini sering digunakan pada pasien
dengan TIO tinggi, resti pembedahan dan filtrasi
awal gagal.
Komplikasi : Katarak, Hipotomi, Dekompensasi
kornea dan erosi aparatus.
1. Deteksi dini
 Salah satu satu cara pencegahan glaukoma
adalah dengan deteksi sedinimungkin.
 Tidak ada tindakan yang dapat mencegah terjadinya
glaukoma sudut terbuka.
 Jika penyakit ini ditemukan secara dini, maka
hilangnya fungsi penglihatan dan kebutaan bisa
dicegah dengan pengobatan.
 Klien yangmemiliki resiko menderita glaukoma
sudut tertutup sebaiknya menjalani pemeriksaan
mata yang rutin dan jika berresiko tinggi sebaiknya
menjalani iridotomi untuk mencegah serangan
akut.
2. Nutrisi yang adekuat (banyakmengandung
vitamin A dan Beta Karoten)
 Faktor risiko pada seseorang yang bisa
menderita glaukoma adalah seperti
diabetesmellitus dan hipertensi, untuk itu bagi
yang menderita diabetes mellitus.
 3. Gaya Hidup (Life style)
 - Hindari merokok dan olahraga
teratur.
Pencegahan lanjutan agar tidak bertambah parah/untuk
mencegah tingginya tekanan intraokuler yaitu :
- Mengurangi stress
- Hindari membaca dekat karena pupil akan menjadi kecil
sehingga glaucoma akan memblok pupil
- Hindari pemakaian obat simpatomimetik karena pupil
akan melebar (dilatasi)
- Diet rendah natrium
- Pembatasan kafein
- Mencegah konstipasi
- Mencegah manuver valsava seperti batuk, bersin, dan
mengejan karena akanmeningkatkan TIO
- Letakkan klien dalam posisi supinasi dapat membantu
pasien merasa nyaman dan mengurangi tekanan intra
okular.
Thanks a lot

Anda mungkin juga menyukai