KASUSKk
ANALISA JURNAL
Dosen Pengampu :
Oleh :
Penerbit : www.mdpi.com/journal/geriatrics
Volume : 5
Nomor : 29
Halaman : 1-12
4 Latar belakang / alasan Frailty dikaitkan dengan gangguan kognitif dan orang
diteliti dewasa yang lebih tua dengan kelemahan fisik
memiliki risiko 1,3 hingga 2,7 kali lebih besar untuk
mengembangkan demensia dibandingkan mereka yang
tidak. Beberapa penelitian melaporkan bahwa risiko
terkena demensia, terlepas dari subkategorinya
termasuk penyakit Alzheimer (AD), gangguan kognitif
ringan (MCI), dan penurunan kognitif, bisa jadi
berkurang secara signifikan dengan olahraga. Namun,
sedikit yang diketahui tentang efektivitas olahraga
intervensi pada domain kognisi yang berbeda, seperti
perhatian, memori, fungsi eksekutif, dan kemampuan
visuospasial pada orang dewasa yang lebih tua dengan
kelemahan. Fungsi visuospasial adalah kemampuan
yang digunakan seseorang untuk menentukan
konfigurasi suatu objek, menganalisis posisinya dalam
ruang, mengintegrasikan kerangka spasial yang
koheren, dan melakukan operasi mental tentang konsep
spasial. Kemampuan ini terganggu pada tahap awal
AD, dan dapat memprediksi masa depan jatuh, tersesat,
dan apraxia. Itu juga dianggap sebagai faktor penting
untuk mempertahankan aktivitas sehari-hari hidup
(ADL). Untuk meningkatkan kemampuan visuospasial,
pelatihan kognitif terkomputerisasi telah dievaluasi
secara ekstensif dan beberapa pelatihan telah
ditemukan untuk meningkatkan fungsi visuospasial.
Oleh karena itu, mengembangkan novel program
latihan visuospasial (program latihan yang
digabungkan dengan tugas kognitif) bernama kubus
olahraga. Dalam latihan kubus ini, gambar struktur tiga
dimensi memberikan rangsangan pada lobus oksipital-
parietal dan temporal, berpotensi meningkatkan
kemampuan visuospasial. Selain itu, set balok (yaitu,
kubus) ringan dan portabel, dan mudah digunakan di
mana saja. Kubus yang baru dikembangkan latihan
mungkin memiliki keuntungan dalam meningkatkan
kedua aktivitas intelektual (menyusun kubus) secara
bersamaan dan aktivitas fisik (elemen latihan). Kedua
elemen ini dianggap sebagai faktor pencegahan
gangguan kognitif.
7 Teori utama yang mendasari Studi menunjukkan bahwa latihan kubus adalah
program latihan yang layak dan dapat diterapkan untuk
orang dewasa yang lebih tua dengan kelemahan. Studi
ini juga menemukan bahwa latihan kubus mungkin
memiliki efek menguntungkan pada fungsi global
(Skor MMSE). Latihan dengan elemen tugas kompleks
/ ganda memiliki efek positif pada fungsi kognitif.
Sebuah studi sebelumnya melaporkan bahwa program
intervensi kognitif tugas ganda meningkatkan fungsi
memori di MCI. Suzuki et al. juga melaporkan bahwa
latihan multi-komponen efektif dalam
mempertahankannya fungsi global MCI dalam studi
intervensi latihan enam bulan di 100 peserta MCI.
Lipardo et al. melaporkan bahwa latihan dan pelatihan
kognitif meningkatkan kinerja fisik dan fungsi kognitif.
Latihan kubus yang berisi stimulasi tugas ganda
dengan beban kognitif tinggi, bisa jadi lebih hebat
manfaatnya pada berbagai fungsi kognitif daripada
intervensi yang hanya berfokus pada latihan lokomotif.
Kekuatan genggaman dan posisi duduk dan jangkauan
meningkat secara signifikan pada kelompok
visuospasial.
Kesimpulan:
Menunjukkan bahwa latihan kubus adalah program
latihan yang layak untuk orang dewasa yang lebih tua
dengan kelemahan. Mengenai efektivitas, latihan kubus
mungkin bermanfaat tidak hanya untuk kemampuan
visuospasial dan fungsi kognitif global, tetapi juga
untuk fungsi fisik pada orang dewasa Jepang yang
lebih tua dengan kelemahan.
16 Keunggulan isi jurnal Isi jurnal mengenai efektitivitas program latihan kubus
sangat direkomendasikan sebagai referensi untuk
meningkatkan fungsi kognitif dan kemampuan
visuospasial. Latihan ini termasuk elemen tugas ganda
yang menggunakan otak saat menggerakkan tubuh.
Kekuatan genggaman dan posisi duduk serta jangkauan
meningkat secara signifikan. Selain itu teori dasar
untuk memperkuat mengenai latihan kubus tersebut
sangat diperkuat dengan studi sebelumnya atau
literature lainnya.