Anda di halaman 1dari 7

Satuan Acara Pendidikan

Terapi Tarik Napas Dalam Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien


Fraktur Femur Di Ruang Rajawali 4B RSUP Dr. Kariadi Semarang

Topik : Terapi Relaksasi (aromatherapi)


Sasaran : Pasien Fraktur Femur Sinistra
Hari/tanggal : Selasa, 05 Oktober 2021
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang Rajawali 4B kamar 5

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan sasaran penyuluhan
dapat memahami tentang bagaimana efektifitas pemberian terapi relaksasi aromatherapy
untuk mengurangi tingkat nyeri akut pasien fraktur femur sinistra
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan sasaran penyuluhan
mampu:
a. Menyebutkan tentang defenisi nyeri
b. Menyebutkan cara bagaimana mengatasi nyeri
c. Mengetahui klasifikasi nyeri
d. Mengetahui skala nyeri
e. Menjelaskan tentang apa itu laparatomi
f. Menyebutkan tentang defenisi aromaterapi
g. Menyebutkan cara mengatasi nyeri dengan aromaterapi lemon
h. Menyebutkan mekanisme kerja aromaterapi lemon sehingga dapat
mengurangi nyeri

C. Materi Pembelajaran
1. Defenisi nyeri
2. Klasifikasi nyeri
3. Manifestasi klinis nyeri
4. Pengukuran intensitas nyeri
5. Defenisi Terapi tarik napas dalam
6. Tujuan tindakan terapi tarik napas dalam

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Media
1. Leaflet
2. SAP Personal Hygiene
F. Pelaksanaan Kegiatan
Tahapan &
No Kegiatan Penyuluhan Kegiatan peserta
Waktu
a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan dan menyimak
c. Menjelaskan tujuan c. Peserta menerima leaflet yang
Pembukaa
pembelajaran diberikan oleh fasilitator.
1 n
d. Menjelaskan waktu
5 menit
pelaksanaan
e. Pembagian leaflet pada
peserta.
2 Kegiatan Penyaji menggali sedikit a. Peserta mengeksplorasi apa
30 menit informasi pada sasaran yang mereka ketahui tentang
mengenai terapi Personal Hygiene
aromatherapi b. Peserta memperhatikan
penjelasan dan mencermati
Penyaji menjelaskan materi materi.
mengenai : c. Peserta mengajukan
a. Defenisi nyeri pertanyaan.
b. Klasifikasi nyeri d. Peserta memperhatikan
c. Manifestasi klinis jawaban yang diberikan
nyeri
d. Pengukuran
intensitas nyeri
e. Defenisi Terapi tarik
napas dalam
f. Tujuan tindakan
terapi tarik napas
dalam

Moderator membuka sesi


tanya jawab.

Penyelenggara penyuluhan
menjawab pertanyaan
peserta.
a. Moderator melakukan a. Peserta menjawab pertanyaan
evaluasi dengan evaluasi
memberikan beberapa b. Peserta menyimak kesimpulan
pertanyaan yang disampaikan oleh
Penutup
3 b. Moderator moderator.
10 menit
menyimpulkan hasil c. Menjawab salam dan sasaran
penyuluhan. bersiap untuk meninggalkan
c. Mengakhiri dengan tempat penyuluhan.
salam

G. Setting Tempat

1 1

2 3
Keterangan :
1. Responden (pasien dan keluarga)
2. Pemberi penyuluhan (petugas kesehatan)
3. CI ruangan
H. Materi
Terlampir
I. Evaluasi
1. Standar persiapan
a. SAP sudah siap sesuai dengan materi yang akan diberikan
b. Kontrak waktu dan tempat untuk pembelajaran sudah siap
c. Media sudah disiapkan
d. Materi pendidikan kesehatan sudah siap yaitu tentang terapi
tarik napas dalam
2. Standar Proses
a. Peserta pendidikan kesehatan sesuai dengan sasaran
b. Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan jadwal (tempat dan waktu)
c. Penyuluh melakukan kegiatan sesuai dengan perannya
d. 100% peserta dapat mengikuti kegiatan sampai selesai
e. Diakhir kegiatan dievaluasi jalannya kegiatan

3. Standar hasil
Pasien dan keluarga dapat menjawab pertanyaan tentang :
- Defenisi nyeri
- Klasifikasi nyeri
- Manifestasi klinis nyeri
- Pengukuran intensitas nyeri
- Defenisi Terapi tarik napas dalam
- Tujuan tindakan terapi tarik napas dalam
MATERI
Terapi Tarik Napas Dalam Terhadap Penurunan Nyeri

1. Defenisi nyeri
Nyeri adalah sensasi subyektif rasa tidak nyaman yang biasanya berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau potensial. Nyeri dapat bersifat protektif, yaitu
menyebabkan individu menjauh dari stimulus yang berbahaya, atau tidak melakukan
fungsi, seperti pada kasus nyeri kronis. Nyeri dirasakan apabila reseptor nyeri spesifik
teraktivasi. Deskripsi nyeri bersifat subyektif dan obyektif, berdasarkan lama (durasi),
kecepatan sensasi, dan lokasi. (Elizabeth J. Corwin, 2007).

2. Klasifikasi nyeri
Klasifikasi nyeri di bagi menjadi 2 yaitu:
- Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau
lambat dan berinteraksi ringan hingga berat yang berlangsung kurang 3 bulan.
(NANDA, 2018-2020).
- Nyeri kronis adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak
atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan, yang berlangsung
lebih dan 3 bulan. (NANDA, 2018-2020).

3. Pengukuran intensitas nyeri


a. Numeric Rating Scale (NRS)
Skala ini sudah biasa dipergunakan dan tellah divalidasi. Berat dan ringannya rasa
sakit atau nyeri dibuat menjadi terukur dengan mengobyektifkan pendapat
subyektif nyeri. Skala numeric dari 0 (nol) hingga 10 (sepuluh) (Potter & Perry,
2005 dalam Handayani, 2015).
Skala 0 : Tanpa nyeri
Skala 1-3 : Nyeri ringan
Skala 4-6 : Nyeri sedang
Skala 7-9 : Nyeri berat
Skala 10 : Nyeri sangat berat
b. Visual Analog Scale (VAS)
Skala sejenis yang merupakan garis lurus, tanpa angka. Bisa bebas
mengekspresikan nyeri, ke arah kiri menuju tidak sakit, arah kanan sakit tak
tertahankan, dengan tengah kira-kira nyeri sedang (Potter & Perry, 2005 dalam
Handayani, 2015).
c. Verbal Rating Scale (VRS)
Skala ini untuk menggambarkan rasa nyeri, efektif untuk
menilai nyeri akut, dianggap sederhana dan mudah dimengerti, ranking nyerinya
dimulai dari tidak nyeri sampai nyeri yang tidak tertahankan (Khoirunnisa &
Novitasari, 2015)
d. Skala Wajah dan Barker
Skala nyeri enam wajah dengan eskpresi yang berbeda, menampilkan wajah
bahagia hingga wajah sedih. Digunakan untuk mengekspresikan rasa nyeri pada
anak mulai usia 3 (tiga) tahun (Potter & Perry, 2005 dalam Handayani, 2015)

2) Defenisi Terapi tarik napas dalam


Teknik relaksasi merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini
perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan nafas dalam, nafas lambat
(menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas secara
perlahan. Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam juga
dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer dan
Bare, 2009). Latihan nafas dalam adalah cara bernafas yang efektif melalui menarik dan
menghembuskan napas untuk memperoleh nafas yang lambat, dalam dan rileks
3) Tujuan tindakan terapi tarik napas dalam
Tujuan dari teknik relaksasi nafas dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi
alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi paru, meningkatkan efisiensi
batuk mengurangi stress baik stress fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas
nyeri dan menurunkan kecemasan. Sedangkan manfaat yang dapat dirasakan oleh klien
setelah melakukan teknik relaksasi nafas dalam adalah dapat menghilangkan nyeri,
ketentraman hati, dan berkurangnya rasa cemas

4) Faktor yang Mempengaruhi Relaksasi


Relaksasi ini menimbulkan respon emosi dan efek menenangkan, sehingga
fisiologi dominan simpatis berubah menjadi dominan sistem parasimpatis. Sensasi
tenang, ringan dan hangat yang menyebar keseluruh tubuh merupakan efek yang bisa
dirasakan dari relaksasi autogenik. Sensai ringan yang muncul adalah merupakan efek
dari ketegangan otot tubuh yang menurun. Perasaan hangat diekstermitas dapat dijelaskan
secara fisiologis sebagai vasodilatasi pembuluh darah karena aktivasi sistem parasimpatis
(Ismarina,dkk, 2015)

5) Langkah-langkah Tekhnik Relaksasi Napas Dalam


1. Ciptakan lingkungan yang tenang
2. Usahakan tetap rileks dan tenang
3. Posisi duduk, setengah duduk atau berbaring.
4. Letakkan kedua telapak tangan berhadapan satu sama lain, dibawah dan
sepanjang batas bawah tulang rusuk depan. Letakkan ujung jari tengah
kedua telapak tangan saling bersentuhan.
5. Ambil nafas dalam secara lambat, menghirup melalui hidung. Rasakan
bahwa kedua jari tengah tangan terpisah selama menarik nafas (inspirasi). Tahan
napas sampai hitungan ketiga (1, 2, 3).
6. Perlahan-lahan menghembuskan nafas melalui mulut (seperti meniup).
Kedua ujung jari tengah akan bersentuhan kembali.
7. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
8. Usahakan agar tetap konsentrasi/ mata sambil terpejam

Anda mungkin juga menyukai