Anda di halaman 1dari 7

REVIEW JURNAL “HUBUNGAN PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN DENGAN NYERI

DADA DAN SATURASI OKSIGEN PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT

DISUSUN OLEH :

1. ANING SRI ANGGORO (2008114) 16. FANI ARGA P (2008140)


2. ANITA ULFAH (2008115) 17. FIKA NADIA SARI (2008142)
3. CHRISNA AYU I (2008125) 18. IGA WARDANI (2008145)
4. DIYAH S (2008125) 19. INTAN R (2008148)
5. DWI EFENDI (2008131) 20. JANNATUN NAIMAH (2008151)
6. IRA PUSPITA M (2008149) 21. JUFI ERNAWATI (2008152)
7. URIP BUDIARTO (2008183) 22. LENY ARLINA (2008157)
8. WAHYUNI (2008186) 23. NANA IMAWATI (2008160)
9. ARIF WIJAYA (2008117) 24. NANIK PRATIWI (2008162)
10. NANANG A (2008161) 25. OVTALIA A (2008165)
11. RUDI HARTONO (2008173) 26. RETNO DIYAH I (2008168)
12. AYU APRILIANA P (2008122) 27. RIZAL S (2008171)
13. ADI IRAWAN (2008112) 28. SLAMET PURNOMO (2008177)
14. ADINA KURNIA (2008113) 29. WISRI RAHAYU (2008191)
15. ENDAH W (2008135)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2021
No Komponen Isi
Peneliti dan tahun penelitian Peneliti : Vike Naura Widyaresmi
1
Tahun penelitian : 2018
Judul Hubungan Pemberian Terapi Oksigenasi Dengan Nyeri Dada Dan Saturasi Oksigen Pada
2
Pasien Infark Miokard Akut Di IGD RSUD Sidoarjo
Latar Belakang / alasan diteliti Infark miokard akut merupakan penyebab kematian tertinggi di dunia baik pada pria maupun
wanita di seluruh dunia. Prevalensi infark miokard akut saat ini meningkat dari 25% ke 40%.
Gejala khas yang paling sering muncul pada pasien infark miokard akut adalah nyeri dada,
hal ini dikarenakan adanya kematian sel-sel miokard akibat dari suplai oksigen ke miokard
berkurang. Sehingga salah satu tindakan untuk mencegah perluasan infark miokard akut dan
3 nyeri dada adalah terapi oksigenasi. Pemberian terapi oksigen berpengaruh terhadap
perubahan tingkat nyeri dada pada pasien infark miokard akut dikarenakan awalnya
metabolism anaerob dapat menjadi metabolism aerob pada pasien infark miokard akut,
dimana pengaruh oksigenasi dapat menghambat terjadinya perluasan infark sebelum
diberikan obat-obatan. Saturasi oksigen adalah presentasi hemoglobin yang berikatan dengan
oksigen dalam arteri.
Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum
Mengidentifikasi hubungan pemberian terapi oksigenasi dengan nyeri dada dan saturasi
oksigen pada pasien infark miokard akut.
2. Tujuan khusus
4
a. Menganalisis hubungan terapi oksigenasi dengan saturasi oksigen pada pasien infark
miokard akut
b. Menganalisis hubungan terapi oksigenasi dengan nyeri dada pada pasien infark
miokard akut
5 Tinjauan Pustaka 1. Infark miokard akut
Infark miokard akut merupakan kematian sel-sel otot jantung karena iskemia yang
berlangsung lama akibat adanya oklusi diarteri coroner dan kematian sel-sel miokard
dikarenakan suplai oksigen ke miokard berkurang, maka kompensasi dari miokard adalah
dengan melakukan metabolism anaerob agar jantung tetap tersuplai oksigen ke seluruh
tubuh. Hasil dari metabolism anaerob inilah yang menyebabkan peningkatan asam laktat,
dimana dapat meningkatkan nyeri dada yang dirasakan pasien infark miokard akut.

2. Terapi oksigen
Terapi oksigenasi adalah proses penambahan oksigen kedalam system kimia dan fisika.
Oksigen merupakan gas tidak berwarna tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam
proses metabolism sel, sebagai hasilnya terbentuklah karbondioksida yang akan
memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktivitas sel. Tujuan terapi oksigen
adalah untuk mempertahankan oksigenasi jaringan tetap adekuat dan dapat menurunkan
kinerja miokard akibat kurang suplai oksigen.

3. Saturasi oksigen
Saturasi oksigen adalah presentasi hemoglobin yang berikatan dengan oksigen dalam
arteri, saturasi oksigen normal adalah antara 95-100%.

4. Nyeri dada
Nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman yang sangat subyektif dan hanya orang yang
mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan tersebut.
Tanda dan gejala khas selama nyeri dada adalah perasaan seperti diremas-remas, ditekan
benda berat, nyeri di daerah dada terutama dibelakang tulang dada. Nyeri yang timbul
seringkali menjalar ke leher, dagu, lengan, punggung, bahkan ke gigi.
Metode Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah analitik cross sectional. populasi pada
penelitian ini yaitu pasien infark miokard akut di IGD RSUD Sidoarjo dengan besar sampel
20 pasien yang dipilih secara consecutive consecutive sampling. Sampel penelitian ini adalah
pasien infark miokard akut yang diberikan terapi oksigen menggunakan masker sederhana.
6
Alat pengumpulan data dengan lembar observasi.Pengukuran skala nyeri menggunakan
Numeric Rating Scale (NRS) dan pengukuran saturasi oksigen menggunkan oksimetri
setelah pemberian terapi oksigenasi. Untuk mengetahui hubungan nyeri dan saturasi oksigen
data dianalisis menggunakan uji corelasional person
7 Hasil dan kesimpulan 1. Hasil
a. Pasien infark miokard akut sebagian besar 65% berjenis kelamin pria dan 35% wanita
b. Pasien infark miokard akut 50% berusia 45-65 dan 50% berusia > 65 tahun
c. Pasien infark miokard akut 30% tidak bekerja, 25% pensiunan, 10% IRT, 20%
wiraswasta, 5% petani dan 5% TKI dan 5% PNS
d. Diagnosa yang sering terjadi 55% STEMI, 25% NSTEMI dan 20% IMA
e. Pasien infark miokart akut mengalami serangan 1 kali sebanyak 60%, serangan 2 kali
25%, serangan 3 kali 10% dan serangan 4 kali hanya 1 orang (5%)
f. Pemberian terapi oksigen sebagian besar (55%) 6-8 lpm dan hamper setengahnya
(45%) >8 lpm
g. Saturasi pasien infark miokard akut seluruhnya (100%) berada pada saturasi normal
yaitu 96-100%
h. Frekuensi nyeri dada klien didapatkan hamper seluruhnya (85%) mengalami skala
nyeri sedang dan sebagian kecil (15%) mengalami skala nyeri berat
i. Hubungan terapi oksigen dengan nyeri, dari uji korelasi pearson didapatkan nilai
0,003 yang artinya terdapat hubungan pemberian terapi oksisgenasi dengan nyeri
dada pasien infark miokard akut
j. Hubungan terapi oksigenasi dengan saturasi oksigen, dari uji korelasi pearson
didapatkan nilai 0,038 yang artinya ada hubungan pemberian terapi oksisgenasi
dengan saturasi oksigen pada pasien infark miokard akut

2. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian hubungan pemberian terapi oksigenasi dengan nyeri dada
dan saturasi oksigen pada pasien infark miokard akut dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar (55%) pasien mendapatkan terapi oksigenasi 6-8 lpm dan hamper setengahnya
(45%) > 8 lpm, hamper seluruhnya (85%) menhalami skala nyeri sedang dan sebagain
kecil (15%) mengalami nyeri berat, dan seluruhnya memiliki saturasi normal yaitu 96-
100%. Ada hubungan pemberian terapi oksisgenasi dengan nyeri dada pasien infark
miokard akut (P = 0,003 < a = 0,05) dan saturasi oksigen (P = 0,038 < a = 0,05).

Saran 1. Perlunya pemberian oksigen pada pasien IMA sesuai order untuk meningkatkan saturasi
oksigen dan penurunan nyeri
8
2. Dapat dijadikan suatu prosedur untuk pemberian intervensi khususnya pemberian terapi
oksigenasi pada pasien infark miokard akut untuk penanganan awal

Anda mungkin juga menyukai