Anda di halaman 1dari 11

Visi

Pada tahun 2025 menghasilkan ahli madya keperawatan yang berkarakter dan
berwawasan global, serta unggul dalam penguasaan teknologi keperawatan neurosains

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Progam Studi : DIII Keperawatan


Mata Kuliah : Keperawatan Kelompok Khusus
Kelas : 3 Reguler A

Alif Abimanyu S

P3.73.20.1.17.004

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


Jurusan DIII Keperawatan
Tahun 2019-2020
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
(SATPEL)

Pokok Bahasan : Senam Otak pada Lansia


Sasaran : Kelompok lansia wilayah RT 016/004
Hari/Tanggal : Senin, 9 Maret 2020
Alokasi Waktu : 35 menit
Tempat : Rumah Tn.S

A. Analisa Situasi
Berdasarkan pendataan yang didapat oleh mahasiswa pada warga di wilayah
RT 016/004 Cipayung, Jakarta Timur di dapatkan jumlah warga yang berusia lebih
dari 60 tahun yaitu sebanyak 25 orang. Perubahan tidak hanya terjadi pada fisik dan
psikososial, tetapi juga pada kognitif, karena fungsi kognitif dipengaruhi oleh adanya
perubahan pada struktur dan fungsi organ otak, penurunan fungsi sistem
muskuloskeletal, dan sistem reproduksi. Atropi yang terjadi pada otak akibat penuaan
menyebabkan penurunan hubungan antarsaraf, mengecilnya saraf panca indra
sehingga waktu respon dan waktu bereaksi melambat, defisit memori, gangguan
pendengaran, penglihatan, penciuman, dan perabaan. Menurunnya daya pendengaran
pada telinga dalam, terutama terhadap nada tinggi, suara tidak jelas, sulit mengerti
kata-kata, 50% terjadi pada orang di atas umur 65 tahun (Dinie Ratri, 2018).
Fungsi kognitif juga berkaitan dengan aktivitas fisik, dimana aktivitas fisik
erat kaitannya dengan sistem muskloskeletal. Pada dasarnya, setiap gerakan fisik yang
dilakukan memberikan rangsangan kepada otak, dengan menurunnya aktivitas maka
rangsangan kepada otak juga berkurang. Karena otak memiliki sifat plastisitas dimana
bila terus diberikan rangsangan, fungsinya akan tetap terjaga dan sebaliknya bila
rangsangan tersebut kurang atau tidak ada, proses plastisitas tidak terjadi dan otak
akan mengalami penurunan struktur dan fungsinya.
Namun penurunan fungsi kognitif dan koordinasi motorik dapat di cegah
dengan terapi senam otak yang menggabungkan koordinasi fungsi tubuh, motoric,
keseimbangan, dan kognitif secara bersamaan. Oleh sebab itu terapi senam otak
sangatlah berguna bagi lansia yang sangat beresiko mengalami penurunan. Hal ini
diujicobakan dalam bentuk pelatihan terhadap para adiyuswa di Panti Wreda Wening
Wardoyo Ungaran Semarang (2008), Perkumpulan Adiyuswa Sehat di Kelurahan
Kramas Tembalang Semarang (2012), dan Komunitas Adiyuswa di Palang Merah
Indonesia Kota Semarang (2017). Dan hasilnya meskipun hanya dilaksanakan selama
kurang lebih 2-3 bulan, tampak adanya peningkatan semangat dan keceriaan dari para
adiyuswa.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti materi ini peserta mampu memahami dan mengaplikasikan
terapi senam otak
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 1 x 35 menit klien mampu :
a. Menjelaskan apa itu terapi senam otak
b. Menjelaskan manfaat terapi senam otak
c. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi senam otak
d. Mengpalikasikan terapi senam otak
C. Materi
Konsep dasar senam otak
D. Metode
Metoda yang akan digunakan:
1. Ceramah
Metoda ceramah ini digunakan untuk menjelaskan materi kepada klien.
2. Demonstrasi
cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada
peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari
3. Tanya Jawab
Metoda ini digunakan untuk menanyakan dan menjelaskan kembali materi yang
telah disampaikan
E. Media
Power Point, infocus, speaker, brosur, video
F. Strategi Pembelajaran

No Tahap Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu


1 Pembukaan 1. Salam pembuka 1. Menjawab 5 Menit
2. Perkenalan salam
3. Maksud dan tujuan 2. Berkenalan
4. Kontrak waktu, tempat dan 3. Mendengarkan
topik 4. Menyetujui
5. Kesiapan 5. Menyatakan
6. Apersepsi tentang materi siap
yang akan dijelaskan
2 Isi Menjelaskan materi 1. Menjawab sesuai 25 Menit
penyuluhan secara berurutan dengan pengetahuan
dan teratur 2. Memperhatikan dan
Materi: mendengarkan
1. Konsep dasar senam otak
2. Demonstrasi senam otak
3 Penutup 1. Evaluasi 1. Mendengarkan 5 Menit
2. Kesimpulan kesimpulan
3. Rencana tindak lanjut 2. Memperhatikan
4. Salam penutup tindak lanjut
3. Menjawab
salam

G. Evaluasi Belajar
Evaluasi akan dilakukan setelah Pendidikan kesehatan berakhir. Cara evaluasi yang
akan dilaksanakan adalah sbb:
1. Pertanyaan Lisan
2. Re-Demonstrasi

Bekasi, 09 Maret 2020

(…………………………………)
Lampiran 1
MATERI PENGAJARAN

POKOK BAHASAN : Konsep dasar senam otak


SUB POKOK BAHASAN : Langkah-langkah senam otak

I. KONSEP DASAR DEMENSIA


A. Pengertian
Senam otak adalah serangkaian gerak sederhana menyenangkan digunakan
untuk memadukan semua bagian otak yang berfungsi meningkatkan kemampuan
belajar, membangun harga diri dan rasa kebersamaan (Dinie Ratri, 2018). Rangkaian
kegiatan ini sesuai untuk semua orang. Berguna dalam mempersiapkan seseorang
menyesuaikan dengan kehidupan sehari-hari. Dapat menambah atau meningkatkan
ketrampilan khusus dalam hal berpikir dan koordinasi, memudahkan kegiatan belajar.
B. Fungsi dan Manfaat
Namun yang utama adalah untuk meningkatkan kinerja otak dan daya fikir,
selain itu juga bermanfaat untuk menambah semangat belajar atau bekerja tanpa
stress, menurunkan emosi seseorang, pikiran lebih jernih, meningkatkan daya ingat,
meningkatkan kepercayaan diri, memandirikan seseorang dalam mengaktifkan
seluruh potensi diri dan ketrampilan yang dimilki. (Widianti, 2010).
C. Mekanisme kerja senam otak
Gerakan – gerakan brain gym atau senam otak adalah suatu ragam gerak yang
bisa merangsang kerja dan fungsi otak secara optimal. Dengan mengaktifkan otak
kanan dan otak kiri, sehingga kerjasama antara otak kanan dan kiri bisa berjalin.
Prinsip utama dalam dilaksanakanya senam otak yaitu agar otak tetap bugar dan
intinya mencegah penurunan fungsi kognitif serta mempunyai tujuan utama untuk
mempertahankan kesehatan otak. Latihan senam otak akan sangat membantu
keseimbangan fungsi otak. Baik otak kiri maupun kanan (dimensi lateralitas), otak
belakang/ batang otak dan otak depan/ frontal lobus (dimensi pemfokusan), serta
system limbis (misbrain) dan otak besar/ cerebral cortex (dimensi pemusatan) dan
dalam senam otak terdapat gerakan – gerakan terkoordinasi yang dapat menstimulasi
kerja otak sehingga lebih menjadi aktif (Dennison, 2008).

D. Gerakan Senam Otak :


Keterangan : beri tanda (v) checklist jika dilakukan dan beri tanda (x) jika tidak
dilakukan pada kolom keterangan.
No Prosedur Keterangan
1 Cross / Gerakan Silang
Lansia menggerakkan secara bergantian pasangan kaki dan tangan yang
berlawanan, seperti pada gerak jalan di tempat, dilakukan lima kali bagian
tangan kanan ke kaki kiri dan lima kali untuk tangan kiri ke kaki kanan.
Pada lansia gerakan bisa disederhanakan, maka gerakan bisa dibuat tangan
yang menyentuh kaki secara silang, sehingga kaki tidak perlu diangkat.

2 Hooks Up
Gerakan hooks up yaitu kedua tangan disilangkan di depan dada dan kaki
disilangkan, kanan ke kiri dan sebaliknya secara bergantian, lakukan setiap
bagian selama 1 menit. Untuk lansia yang memiliki keterbatasan kekuatan fisik
dan pemahaman, posisi tangan bisa hanya sekedar dirapatkan dan

digenggamkan.

3 Lazzy Eight
Gerakan lazy eight seperti menggambar angka 8 tidur atau simbol “tak
terhingga” di depan mata, dengan ibu jari ditegakkan dan lengan diluruskan ke
depan. Gerakan dilakukan bergantian tangan kanan terlebih dahulu, setelah itu
tangan kiri masingmasing sebanyak lima putaran. Pada saat tangan membentuk
delapan tidur, maka mata mengikuti gerakan tangan.

4 Putaran Leher

Gerakan ini berpusat pada gerakan kepala


yang diputar di posisi depan saja, setengah
lingkaran dari kiri ke kanan, dan sebaliknya dari kanan ke kiri, masing-masing
arah sebanyak lima putaran. Tidak disarankan mernutar kepala hingga ke
belakang. Gerakan ini dilakukan secara pelahan dan disesuaikan dengan
kemampuan lansia.

5 Mengaktifkan Tangan
Pada gerakan ini, salah satu tangan diluruskan ke
atas di samping telinga. Tangan kedua melewati
bagian belakang kepala dan diletakkan di bawah
siku tangan pertama. Tangan yang lurus
digerakkan (diputar) ke arah luar, ke dalam, ke
belakang dan ke muka sambil tangan kedua
menahannya dengan tekanan halus. Hembuskan
napas saat otot tegang atau diaktifkan. Gerakan
dilakukan bergantian antara tangan kanan dan
kiri masing-masing tiga putaran.
6 Burung hantu
Gerakan ini merupakan gerakan memijat bahu. Otot bahu dipijat/diurut, bahu
kiri oleh tangan kanan dan kepala menoleh ke kiri, demikian sebaliknya, bahu
kanan oleh tangan kiri dan kepala menoleh ke kanan. Pijatan menyeluruh, mulai
dari pangkal bahu dekat leher hingga ke arah lengan bagian bawah. Pijatan di
bahu ini dilakukan masing-masing selama 1 menit.

7 Luncuran Gravitasi

Pada gerakan ini, kedua tangan meraih punggung telapak kaki, dengan posisi
kaki disilangkan, dan kepala mencium lutut. Untuk lansia gerakan ini
disederhanakan semampunya, seperti hanya berusaha menyentuh lutut dan
menundukkan kepala, dengan kaki tetap disilangkan. Gerakan ini dilakukan

selama 1 menit.
8 Saklar Otak
Saklar Otak adalah suatu gerakan menyentuh bagian dada atas, tepatnya
jaringan lunak di bawah tulang clavicula di kiri dan kanan sternum, lalu

memijat dengan satu tangan, sementara tangan yang lain memegang pusar. Bisa
sambil menundukan kepala dan berdoa ketika memijat dada atas. Dilakukan
selama kurang lebih 2 menit dengan mengganti tangan kanan dan kiri.
9 Tombol Bumi

Gerakan ini dilakukan dengan cara ujung jari (telunjuk) salah satu tangan
menyentuh bawah bibir dan sedikit menekan, lalu ujung jari lainnya ±15 cm di
bawah pusar.

10 Tombol Angkasa

Pada gerakan ini, ujung jari satu tangan menyentuh dan sedikit menekan atas
bibir, dan jari lainnya menekan lembut garis belakang pada tulang ekor.
Dilakukan selama kurang lebih 1 menit.
11 Menguap Berenergi

Gerakan ini adalah perpaduan dari menguap, dan


memijat tulang pipi dan rahang. Dilakukan
sebanyak 5 kali menguap, dan pijatan perlahan.
Bisa selama 1 menit.

12 Pasang Telinga

Gerakan ini adalah gerakan memijat secara lembut daun telinga sambil
menariknya ke luar, mulai dan ujung atas, menurun sampai sepanjang
lengkungan dan berakhir di cuping, menggunakan ibu jari dan telunjuk. Ketika
memijat bisa sambil bernyanyi lagu-lagu pendek, atau mendengarkan musik
dan lagu. Gerakan dilakukan selama 1 menit.
DAFTAR PUSTAKA

Anggriyana Tri Widianti, Atikah Proverawati. 2010. Senam Kesehatan. Kuha Medika:
Yogyakarta.
Dennison, Paul E., Gail E. Dennison .2008, Buku Panduan Lengkap Brian Gym Senam Otak,
Grasindo: Jakarta
Desiningrum, Dinie Ratri, dan Yeniar Indriana. 2018. Modul Pelatihan Senam untuk
Adiyuswa. Fastindo: Semarang

Anda mungkin juga menyukai