Pada tahun 2025 menghasilkan ahli madya keperawatan yang berkarakter dan
berwawasan global, serta unggul dalam penguasaan teknologi keperawatan neurosains
Alif Abimanyu S
P3.73.20.1.17.004
A. Analisa Situasi
Berdasarkan pendataan yang didapat oleh mahasiswa pada warga di wilayah
RT 016/004 Cipayung, Jakarta Timur di dapatkan jumlah warga yang berusia lebih
dari 60 tahun yaitu sebanyak 25 orang. Perubahan tidak hanya terjadi pada fisik dan
psikososial, tetapi juga pada kognitif, karena fungsi kognitif dipengaruhi oleh adanya
perubahan pada struktur dan fungsi organ otak, penurunan fungsi sistem
muskuloskeletal, dan sistem reproduksi. Atropi yang terjadi pada otak akibat penuaan
menyebabkan penurunan hubungan antarsaraf, mengecilnya saraf panca indra
sehingga waktu respon dan waktu bereaksi melambat, defisit memori, gangguan
pendengaran, penglihatan, penciuman, dan perabaan. Menurunnya daya pendengaran
pada telinga dalam, terutama terhadap nada tinggi, suara tidak jelas, sulit mengerti
kata-kata, 50% terjadi pada orang di atas umur 65 tahun (Dinie Ratri, 2018).
Fungsi kognitif juga berkaitan dengan aktivitas fisik, dimana aktivitas fisik
erat kaitannya dengan sistem muskloskeletal. Pada dasarnya, setiap gerakan fisik yang
dilakukan memberikan rangsangan kepada otak, dengan menurunnya aktivitas maka
rangsangan kepada otak juga berkurang. Karena otak memiliki sifat plastisitas dimana
bila terus diberikan rangsangan, fungsinya akan tetap terjaga dan sebaliknya bila
rangsangan tersebut kurang atau tidak ada, proses plastisitas tidak terjadi dan otak
akan mengalami penurunan struktur dan fungsinya.
Namun penurunan fungsi kognitif dan koordinasi motorik dapat di cegah
dengan terapi senam otak yang menggabungkan koordinasi fungsi tubuh, motoric,
keseimbangan, dan kognitif secara bersamaan. Oleh sebab itu terapi senam otak
sangatlah berguna bagi lansia yang sangat beresiko mengalami penurunan. Hal ini
diujicobakan dalam bentuk pelatihan terhadap para adiyuswa di Panti Wreda Wening
Wardoyo Ungaran Semarang (2008), Perkumpulan Adiyuswa Sehat di Kelurahan
Kramas Tembalang Semarang (2012), dan Komunitas Adiyuswa di Palang Merah
Indonesia Kota Semarang (2017). Dan hasilnya meskipun hanya dilaksanakan selama
kurang lebih 2-3 bulan, tampak adanya peningkatan semangat dan keceriaan dari para
adiyuswa.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti materi ini peserta mampu memahami dan mengaplikasikan
terapi senam otak
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 1 x 35 menit klien mampu :
a. Menjelaskan apa itu terapi senam otak
b. Menjelaskan manfaat terapi senam otak
c. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi senam otak
d. Mengpalikasikan terapi senam otak
C. Materi
Konsep dasar senam otak
D. Metode
Metoda yang akan digunakan:
1. Ceramah
Metoda ceramah ini digunakan untuk menjelaskan materi kepada klien.
2. Demonstrasi
cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada
peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari
3. Tanya Jawab
Metoda ini digunakan untuk menanyakan dan menjelaskan kembali materi yang
telah disampaikan
E. Media
Power Point, infocus, speaker, brosur, video
F. Strategi Pembelajaran
G. Evaluasi Belajar
Evaluasi akan dilakukan setelah Pendidikan kesehatan berakhir. Cara evaluasi yang
akan dilaksanakan adalah sbb:
1. Pertanyaan Lisan
2. Re-Demonstrasi
(…………………………………)
Lampiran 1
MATERI PENGAJARAN
2 Hooks Up
Gerakan hooks up yaitu kedua tangan disilangkan di depan dada dan kaki
disilangkan, kanan ke kiri dan sebaliknya secara bergantian, lakukan setiap
bagian selama 1 menit. Untuk lansia yang memiliki keterbatasan kekuatan fisik
dan pemahaman, posisi tangan bisa hanya sekedar dirapatkan dan
digenggamkan.
3 Lazzy Eight
Gerakan lazy eight seperti menggambar angka 8 tidur atau simbol “tak
terhingga” di depan mata, dengan ibu jari ditegakkan dan lengan diluruskan ke
depan. Gerakan dilakukan bergantian tangan kanan terlebih dahulu, setelah itu
tangan kiri masingmasing sebanyak lima putaran. Pada saat tangan membentuk
delapan tidur, maka mata mengikuti gerakan tangan.
4 Putaran Leher
5 Mengaktifkan Tangan
Pada gerakan ini, salah satu tangan diluruskan ke
atas di samping telinga. Tangan kedua melewati
bagian belakang kepala dan diletakkan di bawah
siku tangan pertama. Tangan yang lurus
digerakkan (diputar) ke arah luar, ke dalam, ke
belakang dan ke muka sambil tangan kedua
menahannya dengan tekanan halus. Hembuskan
napas saat otot tegang atau diaktifkan. Gerakan
dilakukan bergantian antara tangan kanan dan
kiri masing-masing tiga putaran.
6 Burung hantu
Gerakan ini merupakan gerakan memijat bahu. Otot bahu dipijat/diurut, bahu
kiri oleh tangan kanan dan kepala menoleh ke kiri, demikian sebaliknya, bahu
kanan oleh tangan kiri dan kepala menoleh ke kanan. Pijatan menyeluruh, mulai
dari pangkal bahu dekat leher hingga ke arah lengan bagian bawah. Pijatan di
bahu ini dilakukan masing-masing selama 1 menit.
7 Luncuran Gravitasi
Pada gerakan ini, kedua tangan meraih punggung telapak kaki, dengan posisi
kaki disilangkan, dan kepala mencium lutut. Untuk lansia gerakan ini
disederhanakan semampunya, seperti hanya berusaha menyentuh lutut dan
menundukkan kepala, dengan kaki tetap disilangkan. Gerakan ini dilakukan
selama 1 menit.
8 Saklar Otak
Saklar Otak adalah suatu gerakan menyentuh bagian dada atas, tepatnya
jaringan lunak di bawah tulang clavicula di kiri dan kanan sternum, lalu
memijat dengan satu tangan, sementara tangan yang lain memegang pusar. Bisa
sambil menundukan kepala dan berdoa ketika memijat dada atas. Dilakukan
selama kurang lebih 2 menit dengan mengganti tangan kanan dan kiri.
9 Tombol Bumi
Gerakan ini dilakukan dengan cara ujung jari (telunjuk) salah satu tangan
menyentuh bawah bibir dan sedikit menekan, lalu ujung jari lainnya ±15 cm di
bawah pusar.
10 Tombol Angkasa
Pada gerakan ini, ujung jari satu tangan menyentuh dan sedikit menekan atas
bibir, dan jari lainnya menekan lembut garis belakang pada tulang ekor.
Dilakukan selama kurang lebih 1 menit.
11 Menguap Berenergi
12 Pasang Telinga
Gerakan ini adalah gerakan memijat secara lembut daun telinga sambil
menariknya ke luar, mulai dan ujung atas, menurun sampai sepanjang
lengkungan dan berakhir di cuping, menggunakan ibu jari dan telunjuk. Ketika
memijat bisa sambil bernyanyi lagu-lagu pendek, atau mendengarkan musik
dan lagu. Gerakan dilakukan selama 1 menit.
DAFTAR PUSTAKA
Anggriyana Tri Widianti, Atikah Proverawati. 2010. Senam Kesehatan. Kuha Medika:
Yogyakarta.
Dennison, Paul E., Gail E. Dennison .2008, Buku Panduan Lengkap Brian Gym Senam Otak,
Grasindo: Jakarta
Desiningrum, Dinie Ratri, dan Yeniar Indriana. 2018. Modul Pelatihan Senam untuk
Adiyuswa. Fastindo: Semarang